Showing posts with label Lundin. Show all posts
Showing posts with label Lundin. Show all posts
0

★ KRI Klewang Terbaru Berbahan Baja

Jakarta - Insiden terbakarnya KRI Klewang membuat TNI Angkatan Laut berpikir ulang memesan kapal dari bahan komposit karbon. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno mengatakan bahwa KRI Klewang yang baru bakal dibuat dari bahan yang lebih kuat.

"Jelas bahannya harus lebih kuat. Jangan komposit kayak KRI Klewang yang kemarin. Bisa terbakar lagi gara-gara korsleting listrik," kata Soeparno, Kamis (11/10).

Soeparno menambahkan , pembuatan KRI Klewang bakal ditanggung asuransi dan ganti rugi atas kebakaran kapal yang diklaim antiradar tersebut.

Jika diganti berbahan baja solid apakah akan membuat kemampuan antiradar kapal hilang? Soeparno menjamin bahwa antiradar bakal menjadi fitur yang harus dipertahankan kendati bahan pembuat kapal sudah berganti. Sebab, teknologi antiradar masih bisa digunakan kendati bahan kapal dari baja.

Seperti diketahui, KRI Klewang milik TNI AL yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, ludes terbakar pada Jumat 28 September lalu. Tidak ada barang yang tersisa dari kapal tersebut. Kapal tersebut terbakar setelah ada korsleting listrik yang menimbulkan api.

Api dengan cepat dan lahap memakan semua bodi kapal hingga tak bersisa. Untungnya, kapal tersebut sudah diasuransikan. PT Lundin juga mengaku siap bertanggungjawab terhadap kapal tersebut.

"KRI Klewang sudah kobong (terbakar, Red). Sudah habis nggak perlu dibicarakan lagi. Yang penting nanti Klewang yang baru lebih kuat," kata Soeparno.

© JPNN
0

Pembuatan KRI Klewang Siap dibantu ITS

 Pembuatan KRI Klewang Sempat Dibahas dengan ITS

Surabaya - Anggota Konsorsium Kapal Perang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Subchan, mengatakan bahwa sebelum PT. Lundin Industry Invest dipercaya membangun KRI Klewang, Departemen Pertahanan pada 2005 silam telah meminta pakar-pakar perkapalan ITS Surabaya mengkaji dan membuat kapal perang anti radar dengan bahan bakar fiber karbon.

"Tapi ndak jelas begitu saja hingga akhirnya ada kabar sudah pesan ke PT Lundin," kata Dr. Subchan, ketika mengikuti diskusi mengenai penyebab terbakarnya KRI Klewang, di Aula Rektorat ITS, Senin siang, 1 Oktober 2012.

Menurut Subchan, bahan fiber karbon memang memiliki keunggulan, yakni bisa memantulkan radar dengan sempurna ketimbang metal atau baja. PT. Lundin memang spesialis dalam membuat kapal berbahan dasar fiber karbon. Tapi, bukan berarti Indonesia tidak bisa membuatnya.

Subchan menjelaskan bahwa Indonesia membuat kapal perang dengan bahan fiber karbon. Adapun yang belum mampu dibuat adalah sistem persenjataan. Hingga saat ini Indonesia hanya mampu membuat satu roket bernama RHAN 122. Itu pun belum berani untuk diaplikasikan di kapal perang yang ada.

Ahli permesinan kapal ITS, Ir. Surjo Widodo Adji, mengatakan fiber karbon memang memiliki banyak keunggulan. Itu sebabnya biaya pembuatan kapal dengan bahan dasar fiber karbon bisa delapan hingga sembilan kali lipat lebih mahal dibandingkan kapal dari baja atau besi. "Memang mahal, tapi kalau dibikin oleh bangsa sendiri saya yakin tidak sampai Rp 114 miliar," ujarnya.

KRI Klewang mengalami kebakaran pada Jumat sore, 28 September 2012, sekitar pukul 15.00 WIB. Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

 ITS siap bantu uji sistem KRI Klewang

Surabaya - Para pakar perkapalan dan kelautan ITS Surabaya menilai terbakarnya KRI Klewang (28/9) akibat kurang didukung dengan uji sistem dan prosedur baku secara laboratoris, karena itu ITS siap membantu kelanjutan program itu.

"Kami memiliki tim konsorsium kapal perang yang bekerja sama dengan Kemhan sejak 2012 dan tim investigasi yang mendapat sertifikasi KNKT," kata pakar transportasi laut ITS Dr RO Saut Gurning ST MSc di Surabaya, Senin.


Dalam diskusi pakar di Rektorat ITS Surabaya itu, ia menjelaskan pihaknya siap membantu untuk melakukan uji sistem kapal dan prosedur baku secara laboratoris serta juga desain kapal ke depan untuk kelanjutan program itu.


"Ke depan, program itu harus dilanjutkan, tapi jangan semata-mata program, melainkan program itu harus berdampak pada dua hal yakni peningkatan kemampuan teknologi bangsa dan penguatan industri perkapalan di sektor hulu," katanya.


Senada dengan itu, anggota Konsorsium Kapal Perang ITS Dr Subchan menegaskan bahwa terbakarnya KRI Klewang hendaknya tidak membuat pemerintah dan TNI menjadi patah arang.


"Yang namanya tahap awal itu selalu ada kecelakaan, karena itu program itu harus terus dilanjutkan, apalagi teknologi yang dimiliki KRI Klewang itu hanya dimiliki 3-4 negara," katanya.


Namun, katanya, terbakarnya KRI Klewang itu harus memberi pelajaran berharga yakni pentingnya "SOP" sejak dari tahap desain, pemilihan material, pengerjaan, hingga uji coba kapal itu.


"Saya yakin prosedur mungkin sudah benar, tapi prosedur yang dilakukan itu kurang didukung uji laboratoris secara memadai, sehingga ada tahapan atau bagian yang tak sesuai standar," katanya.


Hal itu dibenarkan ahli permesinan kapal ITS Ir Surjo Widodo Adji MSc FIMarEST yang juga praktisi galangan kapal. "Kapal non-sipil memang memiliki tingkat kerahasiaan tertentu, tapi saya kira proses pengerjaannya harus sesuai `SOP`," katanya.


Ia mencontohkan bahan komposit karbon pada KRI Klewang yang memiliki keunggulan tidak terdeteksi oleh radar musuh itu memang "flammable" (mudah terbakar), tapi kalau proses pembuatannya sesuai "rules" maka tidak mungkin api akan cepat menjalar hingga ludes dalam waktu kurang dari dua jam.


Pandangan senada diungkapkan Ketua Pusat Studi Kelautan ITS Aries Sulisetyono ST MA Sc PhD. "Belum ada kebakaran kapal secepat itu, karena sebelumnya memang rasanya tidak mungkin badan kapal bisa terbakar begitu cepat," katanya.


Oleh karena itu, katanya, seharusnya dipastikan bahwa pemilihan material sudah sesuai "rules" dan diuji sebelumnya. "Kalau diminta, kami dari ITS siap melakukan uji material dan kelaikan, karena kami memiliki laboratorium untuk itu," katanya.


Tidak hanya itu, peneliti Laboratorium Kehandalan dan Keselamatan Kapal ITS Dr Trika Pitana menilai kebakaran yang terjadi juga menunjukkan tidak adanya koneksi antarkabel dari darat ke galangan dan dari galangan ke kapal.


"Koneksi air dari galangan ke kapal juga tidak cepat, karena itu SOP untuk perencanaan keselamatan dalam pengerjaan kapal itu tidak jalan," katanya, didampingi ahli keselamatan dan kebakaran ITS, Ir Alam Baheramsyah MSc FIMarEST.


0

PT Lundin Siap Produksi Lagi

Banyuwangi — PT Lundin Industry Invest, produsen KRI Klewang, siap memproduksi lagi kapal serupa sebagai pengganti kapal milik TNI Angkatan Laut yang terbakar pada Jumat (28/9/2012) di Selat Bali.

Direktur Utama PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin, didampingi suaminya, John Lundin, mengemukakan, meskipun kapal terbakar habis, tidak akan menghentikan produksi kapal serupa. "Jika dulu butuh lima tahun untuk riset hingga bentuk hampir sempurna, sekarang kemungkinan lebih cepat lagi karena kami tinggal meneruskan dan memperbaiki apa yang kurang," kata Lizza, Sabtu (29/9).

Lizza mengakui, saat pertama kali mendengar kabar itu, keluarga dan krunya sangat terpukul. Beberapa bahkan pingsan dan menangis sepanjang hari. Akan tetapi, pada Sabtu pagi, para kru dan keluarga Lundin menyatakan siap bangkit.
 
John Lundin menambahkan, hal yang terpenting dalam peristiwa itu adalah keselamatan semua kru mereka. "Kapal akan kami buat lagi, tetapi nyawa tak bisa terganti," katanya. Pada peluncuran KRI Klewang, 31 Agustus 2012, kapal ini diklaim sebagai kapal tercanggih yang akan dimiliki TNI AL. Kapal senilai Rp 114 miliar itu merupakan kapal cepat rudal yang tak terdeteksi radar.

 PT Lundin : KRI Klewang Terbakar Bukan Konseleting Listrik

Surabaya - Direktur Utama PT Lundin Industry Invest, pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin membantah kalau KRI Klewang terbakar akibat korsleting arus pendek listrik.

"Tidak benar akibat korsleting listrik," ujar Lizza Sabtu (29/9/2012).

Menurut Lizza kapal tercanggih buatan Indonesia tersebut, sepenuhnya masih dimiliki oleh pihaknya. Pasalnya kapal yang mengambil nama dari senjata khas Madura tersebut, belum diserahkan kepada pihak TNI AL.

Pasca terbakarnya KRI Klewang tersebut, Panglima Armada Timur (Pangartim) TNI AL, Laksamana Agung Pramono mengunjungi sisa-sisa bangkai kapal yang terbaka, sekira pukul 10.00 WIB, di Lanal Banyuwangi.

Usai melakukan kunjungan Pangartim bungkam dan tidak memberikan keterangan apapun terkait terbakarnya KRI Klewang kepada wartawan.

Sebelumnya, KRI Klewang kapal jenis trimaran yang diluncurkan resmi pada 31 Agustus 2012 lalu terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kapal yang dibuat PT Lundin Industry Invest merupakan salah satu alutsista andalan TNI AL. Kapal bernomor lambung 625 itu memiliki panjang keseluruhan 63 meter.(ctr).

 PT Lundin: Kapal Siluman Didesain Anti Terbakar

Banyuwangi - PT Lundin Industry Invest, produsen kapal perang siluman KRI KLewang jenis trimaran, menyebut kapal buatannya sudah didesain anti terbakar. Namun pengerjaan kapal senilai Rp 114 miliar itu belum rampung 100 persen.

Direktur PT Lundin, Lizza Lundin menjelaskan, teknologi KRI Klewang sebenarnya dilengkapi springkel yang dapat keluar otomatis bila terjadi kebakaran. Namun saat terbakar, alat tersebut belum terpasang sepenuhnya di Kapal Cepat Rudal (KCR) yang terbuat dari komposit tersebut.

"Kemarin pekerja masih memasang mesin, elektrik dan lainnya. Karena Kapal belum selesai sepenuhnya," jelas Lizza, saat jumpa pers di kantornya, Sabtu (29/09/2012).

Meski pengerjaannya belum selesai, TNI AL meminta supaya KRI Klewang segera diujicoba, Jumat (28/09/2012) sore kemarin. Sebab itu, PT Lundin mengerahkan sekitar 30 pekerjanya segera memasang sejumlah mesin dan listrik.

Dalam proses pengerjaan itulah akhirnya terjadi kebakaran. Diduga api ditimbulkan karena korsleting saat instalasi listrik dari darat ke kapal. Dari kejadian itu KRI Klewang ludes terbakar sebelum sempat diujicoba. Kejadian ini masih dalam penyelidikan pihak PT Lundin.
 
© Kompas, Okezone, Detik
0

Butuh Rp 114 Miliar Produksi KRI Klewang

KRI Klewang 625 (Foto Formil Kaskuser)
Jakarta – Kapal berlunas tiga, KRI Klewang-625, yang baru saja diluncurkan digadang- gadang bakal menjadi salah satu kapal permukaan andalan TNI Angkatan Laut (AL). Untuk membangun kapal generasi modern tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 114 miliar.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menuturkan, pembuatan satu unit kapal berjenis X3K trimaran class ini menghabiskan dana sekitar Rp 114 miliar. “Dana diambilkan dari anggaran belanja modal devisa tahun anggaran 2009,” paparnya di Jakarta kemarin. Jika dibandingkan dengan kapal dengan jenis kawal cepat rudal (KCR) lainnya produksi dalam negeri seperti KRI Celurit-641, harga ini jelas jauh lebih mahal.

Pembuatan KRI Celurit-641 oleh galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, menghabiskan dana sekitar Rp 75 miliar. Namun, kapal itu hanya memiliki satu lambung. Untung mengatakan, KRI Klewang-625 layak untuk menjadi kebanggaan rakyat Indonesia karena merupakan kapal modern yang diproduksi oleh industri pertahanan di dalam negeri. “KRI Klewang-625 layak dibanggakan sebagai salah satu alutsista (alat utama sistem senjata) andalan,” ungkapnya.

Dia menerangkan, kapal yang digagas oleh TNI AL bekerja sama dengan PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, melalui program riset dan pengembangan sejak 2007 ini diproyeksikan menjadi kekuatan pemukul TNI AL yang andal dan menakutkan dilautan. Pasalnya, kapal ini diklaim memiliki kemampuan menginduksi panas dan antiradar (stealth).

KRI Clurit 641 (Foto Formil Kaskuser)
Momentum peluncuran kapal perang KCR pertama X3K trimaran class ini diharapkan bisa menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kawasan regional. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri agar mendapatkan pengakuan internasional. KRI Klewang-625 berbahan dasar komposit serat karbon yang ringan, tapi 20 kali lebih kuat dari baja.

Keberhasilan pembangunan kapal perang canggih ini merupakan yang pertama oleh putra-putri Indonesia di galangan kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi. Menurut Direktur PT Lundin John Lundin dalam siaran persnya, Dispenal Amerika Serikat pernah membuat kapal sejenis dengan panjang 120 meter, tetapi dari bahan alumunium atau baja. “Komposit serat karbon juga telah digunakan untuk pembuatan pesawat Airbus Boeing-777 dan mobil Formula-1. Ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja,” kata John Lundin.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menyambut baik kelahiran KRI Klewang-625 lantaran kapal produksi dalam negeri ini memiliki kemampuan yang andal. “Saya rasa kita harus memperbanyak alutsista seperti itu,” ujarnya. Susaningtyas menambahkan, dengan kemampuan antiradar yang dimiliki KRI Klewang, ini akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menjaga wilayah laut Indonesia.

“Keperluan ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) kita akan lebih terlindungi dari ancaman bila memiliki kapal antiradar,” ujarnya. Sebelumnya, pengamat militer dari UI Andi Widjajanto menyatakan, kapal jenis ini juga cocok dengan kondisi perairan Indonesia karena memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal lain yang berlambung satu.(fefy dwi haryanto)

0

Peluncuran KRI Klewang 625 Trimaran

 Kapal Perang yang Diklaim Terinovatif Diluncurkan di Banyuwangi

Banyuwangi: Sebuah kapal perang yang diklaim terinovatif di dunia diluncurkan PT Lundin Industry Invest di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/8). Kapal bernama KRI Klewang ini diklaim menggabungkan sejumlah kecanggihan teknologi sehingga memiliki berbagai keunggulan. KRI Klewang akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI Angkatan Laut.

KRI Klewang diproduksi di Banyuwangi. Pemilik PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, mengatakan Banyuwangi dipilih sebagai tempat produksi kapal karena ingin membangun kampung halamannya itu. "Saya orang Banyuwangi. Lokasi ini sangat baik untuk riset pembuatan kapal," kata Lizza.

Bentuk kapal cukup unik. Ini merupakan hasil kolaborasi riset desain dan pengembangan antara PT Lundin dengan arsitek kapal dari Selandia Baru selama dua tahun. Kapal memiliki stabilitas amat baik. Rancangan lambung dibuat dangkal. Kapal didesain untuk bisa berpatroli di pesisir yang panjang.

Bentuk lambung kapal dirancang sedemikian rupa agar kapal dapat melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap memperhatikan kemampuan kru. Kapal dapat beroperasi di laut curam dan pendek yang merupakan karakterisktik garis pantai di kepulauan Indonesia.

Kontruksi kapal menawarkan beberapa keunggulan. Di antaranya KRI Klewang ini lebih ringan, efisien biaya perawatan, kemampuan tidak terdeteksi oleh radar, tingkat akurasi geometris yang tinggi, tidak mengandung unsur magnet, tingkat deteksi panas dan suara yang rendah.

KRI Klewang juga menyediakan ruang akomodasi untuk 29 kru kapal pada tiga lantai dek. Kapal dilengkapi fasilitas dan peralatan untuk penerjunan pasukan khusus. Kapal juga dipersenjatai berbagai tipe sistem rudal. Rudal dilengkapi sensor yang dapat ditempatkan di bagian tertinggi atas dek kapal. Ini memberikan kemampuan penglihatan penembakan yang sangat baik. Kesemua hal itu tidak mengurangi stabilitas kapal.

PT Lundin Industry Invest mengaku belum menemukan kendala dalam produksi kapal. Lizza Lundin mengaku memperoleh kemudahan dari pemerintah dalam produksi kapal. KRI Klewang masih mengalami pengembangan dan akan dioperasikan pada 2013 mendatang.(Wtr1)(MetroTv)

 TNI AL Luncurkan Kapal Siluman Tercanggih se-ASEAN

Jakarta - TNI Angkatan Laut akan tampil lebih disegani di lautan dunia. Korps Baju Putih itu akan diperkuat kapal patroli cepat rudal Trimaran bernama KRI Klewang. Hari ini (31/8) kapal itu akan tampil perdana di depan umum.

“Selama ini proses pembuatannya rahasia, karena ini kapal siluman, anti deteksi radar,” ujar Andi Luqman Contract Manager PT Lundin Banyuwangi pada Jawa Pos (Grup Sumut Pos) kemarin.  Kapal perang trimaran sepanjang 63 meter merupakan kapal perang paling canggih dari semua jenis kapal perang yang dikembangkan di Asia Tenggara.

Bentuk lambung yang radikal memungkinkan kapal ini menembus gelombang dengan stabil. Kapal ini dibangun menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan vacuum infusion process dan resin vinylester. “Metode ini menghasilkan struktur lebih kuat, dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen,” jelas Andi.

Arti Trimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS.

Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik. Selama ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam. Namun tidak dengan desain multihull seperti trimaran. Banyak keunggulan yang ditawarkan dengan konsep multihull itu sendiri.

Diantaranya mampu berlayar di laut dangkal, mempunyai kecepatan lebih kencang daripada kapal sejenis yang memakai satu lambung. Lebih ringan, stabil dan tentunya susah untuk tenggelam.(rdl/jpnn)(Sumut Pos)

 Video Peluncuran KRI Klewang :


 Berikut Foto KRI Klewang 625 :


.
Foto diposkan oleh formil kaskuser
0

FOTO KRI Klewang 625 Trimaran





Ilustrasi Trimaran

Spesifikasi KCR Trimaran :

Panjang : 62.53 m
Berat : 53.1 ton
Kec : 16/30 knots

Didesain sebagai kapal modern tiga lambung berbahan komposit dengan kecepatan tinggi yang ekonomis di laut dan berpeluru kendali C-705. Merupakan kapal trimaran berpeluru kendali pertama TNI.
 TNI AL Luncurkan Kapal Cepat Rudal Trimaran

KALIPURO – Proses pembuatan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran milik TNI AL sudah rampung. Kapal canggih yang diproduksi PT. Lundin Industry Invest, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi itu akan diluncurkan Jumat besok (31/8).

Dalam peluncuran armada baru TNI AL yang diberi nama KRI Klewang itu akan hadir sejumlah perwira tinggi dari mabes TNI AL. Kapal KCR Trimaran merupakan pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI untuk memperkuat armada TNI AL.

President Director PT. Lundin Industry Invest, Mr. John Lundin menjelaskan, KRI Klewang memiliki desain termutakhir yang dibuat berdasar model Trimaran atau kapal berlunas tiga. Bahan dasar yang digunakan adalah composite material dan memiliki panjang 63 meter.

KRI Klewang, jelas Lundin, tergolong salah satu dari kapal terbesar berlunas banyak yang dibuat di kawasan Asia Tenggara. Dengan bentuk lunasnya yang radikal, kapal itu dapat melaju dengan kecepatan maksimum lebih dari 30 knots. “Kapal ini dapat menembus ombak lautan sampai setinggi enam meter,” jelas Lundin.

Salah satu kemampuan KRI Klewang yang diunggulkan dan dibanggakan adalah stealth. Kapal ini didesain khusus agar tidak terdeteksi oleh radar manapun. Sebab, desain KRI Klewang unik dan bahan dasarnya adalah carbon fiber.

Carbon fiber memiliki karakteristik unik, yaitu tidak menginduksi panas dan lebih kuat daripada baja tapi lebih ringan. “KRI Klewang layak menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sebagai salah satu alutsista andalan yang diproduksi industri pertahanan nasional,” tegas Lundin bangga.

Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Letkol Muhammad Nazif menambahkan, KRI Klewang merupakan satu-satunya kapal cepat combatan TNI AL yang menggunakan bahan composite. Tugas utama yang akan diemban kapal itu adalah sebagai kapal cepat rudal yang mampu melaksanakan operasi keamanan laut dan tempur laut. “Tugas tambahannya, patroli keamanan laut, pengamanan sumber daya alam dan objek vital di laut,” katanya.

KRI Klewang bisa melaksanakan patroli keamanan laut dengan kecepatan ekonomis dan operasi terus-menerus di daerah selama 10 hari. Selain itu, KRI Klewang juga mempunyai kecepatan tinggi dan mampu melaksanakan operasi laut gabungan dengan berbagai tipe kapal lain. “Kapal itu juga meiliki peralatan modern dalam rangka klasifikasi target sasaran, observasi, dan identifikasi,” jelasnya.(afi/c1/aif)(Radar Banyuwangi)

Sumber Lundin Fan Page
diposkan Audryliahepburn, Kenyot dan Formil Kaskus
0

Formal Launching of KRI Klewang will be Held on End of August

he trimaran design of fast missile ship (image : North Sea Boats)

The new 63 metre long vessel is a cutting edge trimaran design that it cosidered to be the most advanced naval vessel of its type ever built in South East Asia. It incorporates a radical wave piercing hull form for improved seaworthiness and stability, and has been built from full carbon fibre composite materials, utilising the vacuum infusion process and vinylester resin. This method results in a structure that has increased strength, but also offers the benefits of lower operating, maintenance, and lifecycle costs.

In 2009 PT Lundin signed a contract to build a one of the most advanced “stealth” warship for TNI-AL (Indonesian Navy). This was the result of an intensive Research and Development programme conducted by PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats) and TNI-AL that commenced in 2007. Construction commenced in early 2010, but due to the advanced design and construction methods, the project has been kept largely confidential until now.

Members of the press are invited to attend this significant event. The launching ceremony will be held on Friday 31st August, 2012 at PT Lundin’s shipyard facility in Banuwangi, East Java. The ceremony will be attended by dignitaries and senior officers of TNI-AL during which a briefing and Press Conference and interviews will be conducted.

0

Menhan Meninjau Pembuatan Kapal Cepat Rudal Trimaran di Banyuwangi

Banyuwangi, DMC - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau PT. Lundin Industry Invest, yaitu salah satu perusahaan swasta nasional yang memproduksi kapal patroli cepat yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut Menhan didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kasal Laksamana TNI Soeparno meninjau pembuatan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran pesanan TNI AL.

Kunjungan dilaksanakan usai meninjau latihan Latihan Kesenjataan Terpadu (Latsendu) dan menghadiri acara serah terima Tank Amfibi BMP-3F di Situbondo, Banyuwangi, Sabtu (11/12). Selain Panglima dan Kasal, turut pula Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI dan Mabes AL..

Dalam peninjauannya, Menhan dan rombongan diterima Pimpinan PT. Lundin Industry Invest John Ivar Allan Lundin dan jajaran stafnya. Dengan dipandu oleh John Ivar Allan Lundin, Menhan dan Panglima TNI secara langsung meninjau proses pembuatan KCR Trimaran, Sea Raider, Combat Boat pesanan TNI AL.

Ditanya wartawan usai peninjauan, Menhan mengatakan pengadaan KCR Trimaran ke PT. Lundin Industry Invest ini adalah pengadaan untuk yang pertama kali, untuk itu masih diujicoba kemampunannya. Menurut Menhan, apabila dalam pengujian ini berhasil dengan baik maka selanjutnya kedepan Kemhan berkeinginan untuk mengembangkannya lebih lanjut.

Sementara itu Kasal juga mengatakan, TNI AL membutuhkan beberapa kapal jenis KCR Trimaran ini, namun untuk tahap pertama terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana manfaat, kelebihan dan kekurangannya. “Karena pengadaan kapal Trimaran ini baru kali ini, oleh karena itu perlu kajian lebih lanjut setelah kapal ini dipakai nanti”, ungkapnya.

KCR Trimaran yang mulai dibuat awal 2010 itu memiliki ukuran panjang 63 meter dan lebar 15 meter. KCR Trimaran memiliki kapasitas 31 orang dan satu tim pasukan khusus. Kapal dijadwalkan selesai pada bulan Desember 2010 untuk memperkuat Alutsista TNI AL dalam rangka mendukung pertahanan dan keamanan laut Indonesia.

Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Penambahan kapal ini sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan di dalam negeri, baik milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional.

Sedangkan PT. Lundin Industry Invest pembuat KCR Trimaran merupakan perusahaan yang telah berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 dan telah memproduksi 72 unit kapal untuk militer, SAR dan kapal pesiar. Selain melayani TNI AL, berbagai produksinya diekspor ke Australia, Brunei, Thailand, dan Malasyia.(BDI/PGN)



DMC
0

TNI AL Akan Miliki Kapal Cepat Rudal Akhir Tahun 2011

Kapal Cepat Trimaran X3K (image : Lundin)

Banyuwangi - TNI Angkatan Laut (AL) dipastikan akan segera memiliki Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran. Kapal didanai Anggaran dan Belanja Negara itu masih dalam proses pembuatan di PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi.

KCR Trimaran yang pengerjaannya sudah dimulai awal tahun 2010 itu, akan diuji coba di bulan Desember 2011. Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibuat untuk mendukung pertahanan dan keamanan laut Indonesia.

"Uji coba kapal akan dilakukan Desember 2011," kata Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoedin, saat meninjau pembuatan KCR Trimaran di PT Lundin Industri Invest, Kamis (14/10/2010).

Dia menjelaskan, proyek itu sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan milik pemerintah maupun swasta nasional. Perusahaan dalam negeri dipilih untuk efisiensi anggaran.

KCR Trimaran memiliki spesifikasi, panjang 63 meter dan lebar 15 meter. Selain itu memiliki kapasitas 31 orang serta satu tim pasukan khusus. PT Lundin Industry Invest yang berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 ini, telah berhasil memproduksi 72 unit kapal untuk keperluan militer dan lainnya.

"Selain itu, untuk SAR dan kapal pesiar. Hasil produksi diekspor ke Malaysia,
Brunei, Thailand dan Australia," jelas Direktur PT Lundin Industri Invest, Lizza Lundin, kepada wartawan di sela-sela kunjungan Wamenhan.(fat/fat)


Detik
0

KERJASAMA TNI AL DI BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kapal Cepat Trimaran X3K (image : Lundin)

TNI Angkatan Laut melakukan kerjasama dengan PT Lundin Industry Invest dalam rangka penelitian dan pengembangan rekayasa engineering kapal patroli cepat Trimaran serta kerjasama di bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan pembangunan fasilitas galangan untuk pembangunan kapal patroli.

Kerjasama tersebut tertuang dalam piagam kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Slamet Soebijanto dengan Direktur PT Lundin Industry Invest Ny. Lizza Lundin di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Mako Koarmatim) Ujung, Surabaya, Rabu (29/8).

Penandatanganan piagam kesepakatan bersama antara TNI AL dengan PT Lundin Industry Invest itu disaksikan mantan Kasal Laksamana TNI Purn. M Arifin, para Asisten Kasal dan pejabat teras TNI AL.

Menurut Kasal Laksamana TNI Slamet Soebijanto dalam sambutannya, acara itu pada hakekatnya merupakan momentum penting dalam upaya memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki oleh kedua pihak guna meningkatkan kemampuan, kekuatan dan kesiapan Alutista secara maksimal dengan hasil produksi dalam negeri.

“Hal tersebut mengandung makna strategis dan memiliki nilai prospektif dalam pengembangan teknologi dan pemanfaatan hasil-hasil industri nasional guna mendukung pembangunan kekuatan TNI AL dalam mewujudkan kemandirian bangsa serta mengurangi ketergantungan dari negara-negara luar di masa mendatang,” kata Kasal.

Salah satu pembangunan kapal patroli yang akan dilaksanakan adalah kapal cepat Trimaran jenis X3K. Kapal X3K Trimaran ini memiliki panjang 40 meter, lebar 15 meter dan bobot 150 ton dengan kecepatan antara 30 hingga 40 knots

Usai menandatangani piagam kesepakatan antara TNI AL dengan PT Lundin Industry Invest, Rabu (29/8), Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Slamet Soebijanto yang didampingi mantan Kasal Laksamana TNI Purn. M. Arifin, para Asisten Kasal dan pejabat teras TNI AL meninjau flat yang telah selesai dibangun di kompleks Mako Koarmatim, Ujung Surabaya dan telah diserahkan untuk dimanfaatkan.

Flat yang dibangun lengkap dengan isinya itu diperuntukan sebagai tempat tinggal anggota KRI dari unsur-unsur satuan kapal perang yang ada di jajaran Koarmatim. Dengan penuh seksama Kasal dan mantan Kasal itu tidak hanya meninjau rumah dinas flat tersebut tetapi juga meninjau fasilitas lainnya seperti rumah ibadah Masjid yang tengah dibangun.

TNIAL

TNI AL telah menganggarkan pembelian Kapal Ceoat Rudal Trimaran


Panglima TNI mengatakan bahwa sesuai dengan renstra II tahun 2010-2014, TNI AL telah menganggarkan pembelian Kapal Cepat Rudal Trimaran dengan panjang 60 meter dan Kapal Cepat Rudal sepanjang 40 meter."Keduanya merupakan produk industri swasta nasional," kata Panglima TNI.