Showing posts with label PENS. Show all posts
Showing posts with label PENS. Show all posts
0

Mahasiswa PENS ciptakan kursi roda pintar

Surabaya (ANTARA News) - Dua mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS),  Wahyu Mohammad Ihsan dan Arif Priyanto, menciptakan kursi roda pintar untuk mempermudah penyandang cacat melakukan aktivitas.

"Kursi roda yang kami sebut` Reconfiguration Wheel Chair` itu merupakan hasil riset kami selama setahun untuk tugas akhir," kata Arif yang bertugas merancang mekanik, mengatur kecepatan, dan mobilitas itu di Surabaya, Sabtu.

Didampingi rekannya Wahyu yang membuat mekanik dan kontrol lengan untuk mengatur ketinggiannya, ia menjelaskan` kursi roda yang dikontrol menggunakan remote itu dapat diposisikan ketinggiannya sesuai kebutuhan pengguna.

"Setidaknya, ada tiga tingkatan transformasi, yaitu transformasi minimum, strandar dan maksimal," kata mahasiswa semester akhir jurusan Mekatronika PENS itu.

Menurut Wahyu, pengaturan itu membuat penyandang cacat tidak perlu meminta bantuan orang lain bila ingin mengambil benda, misalnya untuk mengambil benda yang letaknya di atas, seperti buku di rak lemari.

"Kursi roda itu juga dapat membantu menaikkan penggunanya hingga setinggi orang berdiri dan jika benda terjatuh atau posisinya di lantai, maka kursi pun dapat disetel dengan diturunkan menggunakan remote, agar pengguna dapat mengambil benda tersebut," katanya.

Kursi roda itu dioperasionalkan dengan menggunakan aki berdaya 24 volt. Dalam kondisi normal, kursi dapat dipergunakan seperti kursi roda biasa dengan memposisikan di ketinggian standar serta mampu bergerak normal dengan kecepatan 0.3 meter per-detik.

"Kendala yang kami alami selama pembuatan kursi adalah masalah desain kursi dan motor yang digunakan. Desain kursi sempat diubah beberapa kali. Mekaniknya rumit. Selain itu, kami juga harus memastikan keamanan pengguna dengan mengatur keseimbangan kursi jika dipakai," kata Arif.

Tidak hanya itu, mereka pun harus keluar masuk pasar barang bekas untuk mencari motor yang sesuai. Masalah dana pun menjadi tantangan tersendiri, mengingat kursi ini telah menguras kocek mereka hampir Rp10 juta.

"Jadi, cukup dengan duduk di kursi roda dan memegang remote di tangan, maka penyandang cacat dapat lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar tanpa membebani orang di sekitarnya. Mereka pun bisa lebih mandiri," katanya.

Ia mengharapkan, karya yang pertama kali di Indonesia itu dapat dikembangkan risetnya sehingga bentuknya lebih menarik dan sempurna untuk kemudian diproduksi massal.

"Kami akan mematenkan kursi roda pintar itu," katanya.(E011)

Sumber : Antara
0

Mahasiswa PENS ciptakan mesin pendeteksi uang palsu

http://img.antaranews.com/new/2011/05/thumb/20110503121203upal020511-1.jpgSurabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atau PENS Andy Vebby Setiawan menciptakan mesin pendeteksi uang palsu kertas nominal Rp2.000 dan Rp5.000 berdasarkan benang pengaman dan hologram.

"Masing-masing pecahan uang kertas itu memiliki tanda hologram yang berbeda sehingga asli-palsunya dapat dideteksi melalui vending machine," ujarnya di sela-sela `Final Project Competition` (FPC) 2012 di kampus setempat, Rabu.

Mahasiswa tingkat akhir D4 Jurusan Teknik Informatika PENS itu menjelaskan cara kerja mesin itu sederhana, yakni uang kertas cukup dimasukkan ke dalam "vending machine" yang akan mendeteksi asli atau palsu, lalu penutup dibuka untuk diambil uangnya lagi.

"Ke depan, saya akan menyempurnakan dengan sistem mekanik vending machine, sebab pengambilan uangnya sekarang masih secara manual dengan membuka tutup mesin," katanya.

Selain itu, berbagai macam karya mahasiswa lainya juga menarik, seperti game `Shaun the Sheep` dan `Angry Bird` ala mahasiswa PENS, serta berbagai software dan aplikasi berbasis Android.

Tak ketinggalan pula aplikasi robotika dan karya inovatif lainnya, seperti Alat Perekam Suara Paru-paru yang cukup digunakan mirip stetoskop yang ditempelkan dada untuk memberikan informasi paru-paru normal dan tidak.

Ada pula, Alat Bantu Huruf Hijaiyah Braile yang terinspirasi dari perilaku penyandang tuna netra. Caranya, pengguna yang tuna netra cukup menekan huruf-huruf braile yang tersambung dengan sensor suara yang akan membunyikan ejaan dari huruf-huruf Hijaiyah.

"Ada 187 peserta dari berbagai jurusan dalam kompetisi tugas akhir tahun ini, tapi jumlah peserta FPC tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu, karena FPC bersamaan dengan demo tugas akhir dan jadwal revisi TA," kata seorang panitia FPC, Samsul Huda.

Tahun lalu, jumlah peserta memang jauh lebih banyak hingga panitia harus menyiapkan meja pamer di selasar lantai 2 dan lantai 3 Gedung D4, namun tahun ini hanya di gedung pertemuan lantai 1.

Menurut Direktur PENS, Dadet Pramadihanto, acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh civitas akademika itu tidak hanya sebagai unjuk kebolehan mahasiswa, tetapi lebih pada proses transformasi riset antara kakak kelas kepada adik kelasnya.

"Teknologi akan selalu berkembang, jadi alangkah lebih baiknya jika sejak awal riset yang dilakukan oleh kakak kelasnya ini diketahui oleh adik kelasnya, sehingga ke depan diharapkan PENS dapat lebih berkontribusi kepada masyarakat melalui riset aplikatif yang berkesinambungan," katanya.

Pada akhir acara pada sore hari diumumkan empat karya terbaik dari masing-masing jurusan yang memperoleh penghargaan seperti uang penghargaan Rp800.000,- untuk juara pertama; juara kedua sebesar Rp600.000,-; juara ketiga senilai Rp400.000,-; dan juara keempat hanya Rp200.000.

"Kemenangan dan hadiah hanya merupakan sebuah bonus, sebab hal yang terpenting adalah semangat belajar dan kemauan untuk terus maju dan berkembang. Proses itu yang penting, sedangkan hasil adalah bonus itu," katanya. (E011/M008)

Sumber : Antara
0

PENS dan ITS ungguli kontes robot

Surabaya (ANTARA News) - Tim robot dari PENS Surabaya, ITS Surabaya, Universitas Brawijaya (UB) Malang, dan UGM Yogyakarta mengungguli tim lain dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) yang digelar di kampus ITB Bandung pada 30 Juni-1 Juli.

Humas PENS Andry Suryandari kepada ANTARA lewat surat elektronik dari Bandung, Minggu bahwa sebagian besar perfoma dari 94 tim robot yang mengikuti kontes robot di Bandung itu mengalami penurunan, namun tim PENS, ITS, UB, dan UGM terlihat unggul.

"Pada putaran pertama KRI, peserta yang sebagian besar berasal dari Regional IV (Jatim) berhasil mencetak kemenangan sempurna (peng on dai gat), yaitu tim ROLPENS (PENS), RI-NHO (ITS), BHATARA (UB), dan JUMP_ACE (UGM)," katanya.

Namun, katanya, tim ROLPENS dari PENS Surabaya mencatat waktu tercepat yakni 1 menit 4 detik.

Menurut dia, ada lima divisi lomba yang dipertandingkan, di antaranya KRI, Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Beroda, KRCI Berkaki, KRCI RSHL (RoboSoccer Humanoid League), dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).

"Kategori yang menyedot perhatian terbesar dari penonton adalah Kontes Robot Indonesia. Pada kategori ini tim robot wajib menyiapkan tiga buah robot manual dan otomatis yang bertugas mengumpulkan nilai dengan cara mengambil bun dan mengumpulkannya di keranjang," katanya.

KRI tahun ini bertema"Grebeg Berkah Kedamaian dan Kesejahteraan" yang diadopsi dari tema pertandingan internasional "Peng On Dai Gat", karena itu pemenang pada kategori ini akan mewakili Indonesia pada ABU Robocon 2012.

Pada kategori RSHL, Robot PENS "EROS" memukau penonton dengan tendangan "back heel" yang mampu memecahkan rekor skor 4-0 ketika melawan tim Hurofu (ITS). Tim lainnya juga tak kalah hebat dalam menendang bola, meski hanya mencetak skor 1-2.

Sementara itu, 16 tim robot juga beradu gerak dalam KRSI bertema Robot Penari Piring. Dengan aksesoris piring di tangan dan dandanan ala penari robot-robot ini melenggok pada empat buah lapangan yang disiapkan oleh panitia.

"PENS yang diwakili oleh tim ERISA bersaing ketat dengan tim V-yu (ITS) dalam perolehan nilai," katanya. (E011)


ANTARA News
0

PENS anggap ITS rival dalam kontes robot

Surabaya (ANTARA News) - Tim Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menganggap tim ITS merupakan rival berat dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) 2012 Regional IV (Jawa Timur) di Gedung Robotika ITS Surabaya pada 12 Mei 2012.

"Rival berat kita adalah `saudara tua` ITS, tapi di Regional IV ada juga tim yang bagus yakni tim dari Unibraw Malang," kata dosen pembimbing tim robot `Rolpens` PENS Fernando Ardilla kepada ANTARA di sela-sela latihan di kampus setempat, Kamis.

Dosen Jurusan Teknik Komputer PENS itu mengaku tim robot PENS yang sudah berkali-kali menjuarai KRI di tingkat nasional itu menargetkan juara dalam KRI 2012.

"Kami fokus ke KRI tingkat Regional IV, karena tim-tim di Regional IV merupakan barometer di tingkat nasional. Kalau berhasil, kami akan fokus untuk merebut juara nasional yang tahun lalu lepas dari PENS," katanya.

Ditanya hasil yang dicapai dalam persiapan terakhir, ia mengaku tim bimbingannya sudah mampu menyelesaikan permainan secara sempurna, namun kecepatan robot "Rolpens" masih perlu ditingkatkan lagi.

"Pola permainan kali ini memang lebih sulit daripada tahun lalu, tapi alhamdulillah tim kami sudah mampu menyelesaikan permainan secara sempurna, tinggal kecepatannya yang perlu dibenahi lagi," katanya.

Tentang tim nasional yang diperkirakan menjadi rival berat, ia mengatakan tim robot yang menjadi saingan berat di tingkat nasional adalah tim ITS, Poltek Batam, dan UGM Yogyakarta.

"Insya-Allah, kami akan terus berusaha mencapi hasil yang terbaik, sehingga kami dapat `balas dendam` atas kekalahan dalam KRI pada tahun lalu," katanya.

Panitia mencatat Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2012 Regional IV (Jawa Timur) diikuti 57 tim robot dari 24 universitas.

Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS Dr Ir Bambang Sampurno MT menjelaskan hari ini (10/5) sudah ada pendaftaran ulang peserta, lalu dilanjutkan dengan "running test" pada Jumat (11/5).

"Pertandingan akan dimulai pada Sabtu (12/5) sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai," katanya, didampingi Panitia KRI-KRCI 2012 Regional IV Drs M Zainul Asrori MSi.

Pemenang KRI-KRCI Regional IV berhak melaju ke tingkat nasional di Bandung pada 16-17 Juni mendatang dan pemenang tingkat nasional akan meraih tiket ke tingkat kontes robot internasional di Hong Kong, China pada 19 Agustus mendatang.

"Untuk KRI hanya ada satu divisi dan KRCI ada tiga divisi yakni KRCI Beroda Robot Cerdas Pemadam Api, KRCI Berkaki Robot Cerdas Pemadam Api, dan KRCI Battle Robosoccer Humanoid League. ITS sendiri mengikuti keempat divisi itu," paparnya.

Bahkan, ITS juga mengikuti satu kontes lagi yang hanya dipertandingkan di tingkat nasional yakni Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang tahun ini bertema "Robot Penari Tari Piring".

Tim lain adalah universitas dari Surabaya, Malang, Jember, Madiun, dan Madura. "Yang merupakan tim pendatang baru adalah Politeknik Madiun dan Politeknik Banyuwangi, namun tidak semuanya mengikuti semua divisi yang dipertandingkan," ucapnya. (ANTARA)



ANTARA News
0

KERJASAMA KONSORSIUM PENELITIAN KAPAL PERANG NASIONAL TYPE DESTROYER TAHUN 2012 – 2014

altAkademi Angkatan Laut (28/04/12),- Indonesia masih belum mandiri dalam bidang pertahanan dan alat utama sistem senjata (alutsista). Dengan berbekal keinginan yang kuat untuk mewujudkan kedaulatan sistem pertahanan nasional, ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN) menggagas pembuatan kapal perang anti radar. Tak tanggung-tanggung, riset ini didanai pemerintah senilai Rp 1,8 Miliar tiap Tahunnya. ITS tak bekerja sendiri, mengingat riset ini adalah riset nasional, maka ITS dibantu oleh beberapa perguruan tinggi negeri lain. Yaitu Akademi Angkatan Laut (AAL), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011 lalu. Dari workshop itulah ITS mengambil langkah lebih lanjut terkait penelitian kapal perang tersebut. Termasuk pembuatan proposal untuk kemudian diajukan ke pemerintah. ''Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun 2011,'' ungkap Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD, Ketua KPKPN. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari lalu.

Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard and Mission Requirement, auto pilot, steering control, material untuk radar dan Combat Material System (CMS). Dari pembagian tersebut, Mayor Laut (E) Oman Sukirman, M.T dari AAL berperan dalam kegiatan Ship Standard and Mission Requirement serta pengumpulan data primer, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo dari UNS turut serta dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Prof Dr Ir Bondan Tiara Sofyan dari UI.

“Kapal yang banyak sekarang ini sebagian besar merupakan produk-produk lama. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika Indonesia terus menerus bergantung pada negeri lain padahal potensi dalam negeri sangat besar” papar Mayor Oman dalam paparan sesi ke-2 workshop di Nasdec (22/2).

Keunggulan kapal perang ini nantinya yaitu dibuat dengan material anti radar. ''Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,'' jelas Drs Mochamad Zainuri M.Si yang juga ditemui saat konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2). Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak tahun 2005 itu mengungkapkan bahwa material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.

“Kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi besar, tentu sangat mengangkat bendera AAL dimata akademisi di seluruh Indonesia. Apalagi kerjasama besar ini hanya melibatkan perguruan tinggi yang memiliki peneliti-peneliti yang dianggap oleh Kementerian Ristek paling berkompeten” kata Gubernur AAL Laksda TNI Agus Purwoto.

Jenderal berbintang dua ini menegaskan pula bahwa dirinya sangat mendukung bentuk kerjasama ini apalagi bila melibatkan Kadet dan Dosen AAL secara aktif. “Hal tersebut guna lebih meningkatkan kemampuan analisis para Dosen AAL maupun Kadet, serta lebih menimbulkan kemauan untuk mengembangkan Alutsista yang ada khususnya milik TNI AL” tegas orang nomor satu di AAL ini. (bagpen AAL).