Showing posts with label UGM. Show all posts
Showing posts with label UGM. Show all posts
0

JURUSAN KIMIA UGM RAIH AKREDITASI INTERNASIONAL RSC


Jogyakarta | Jurusan Kimia jenjang strata satu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meraih akreditasi internasional dari the Royal Society of Chemistry, London, Inggris.

"Jurusan Kimia merupakan program studi pertama di UGM yang mendapatkan akreditasi internasional," kata Ketua Tim Akreditasi Internasional Jurusan Kimia UGM Roto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, dengan akreditasi itu Jurusan Kimia UGM memiliki kualitas yang setara dengan universitas-universitas ternama dunia yang juga telah terakreditasi sebelumnya, seperti University of Oxford, University of Cambridge, dan Imperial College, London.

"Akreditasi itu berlaku lima tahun sampai dengan Maret 2018. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan akreditasi the Royal Society of Chemistry (RSC) itu di antaranya akan terbentuk jaringan dan kolaborasi internasional," katanya.

Ia mengatakan, jaringan dan kolaborasi internasional itu di antaranya pertukaran mahasiswa dengan institusi luar negeri yang terakreditasi RSC, memberikan kepercayaan kepada alumni dan pengguna alumni di pasar kerja global.

"Selain itu adanya pengakuan dari penilai internasional terhadap kualitas pendidikan Jurusan Kimia UGM. RSC juga akan ikut mempublikasikan perguruan tinggi yang mendapat akreditasi," katanya.

Menurut dia, RSC adalah organisasi internasional terbesar di Eropa yang berbasis di Cambridge, London, yang memiliki komitmen untuk memajukan ilmu kimia. RSC adalah badan akreditasi paling berpengaruh di dunia.

"Jurnal-jurnal kimia yang diterbitkan oleh RSC memiliki `impact factor` tertinggi di dunia," katanya.

Ia mengatakan, RSC telah mengakreditasi program studi S1 dan S2 kimia perguruan tinggi ternama di dunia. Sampai saat ini sudah mengakreditasi lebih dari 200 program studi S1 dan S2 kimia di seluruh dunia.

Akreditasi RSC tersebut berdasarkan 14 kriteria kunci, di antaranya kedalaman dan keluasan silabus kimia yang diajarkan, keahlian praktis mahasiswa dalam memecahkan persoalan masyarakat terkait dengan ilmu kimia.

Selain itu, kualitas tugas akhir mahasiswa dan keahlian mahasiswa untuk melaksanakan tugas profesional terkait dengan ilmu kimia.

"Semua itu harus didukung sistem penjaminan mutu internal yang andal dan hasilnya sangat mendukung visi UGM menjadi universitas riset berstandar internasional," katanya.(B015/H008)


  ● Antara  
0

Mahasiswa UGM Menang Kompetisi Energi Terbarukan

Mahasiswa UGM Menang Kompetisi Energi TerbarukanYogyakarta | Tim Avante, gabungan enam mahasiswa Jurusan Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada memenangi kompetisi pemanfaatan teknologi energi terbarukan yang digelar Perusahaan Minyak asal Prancis, Total.

Dalam kompetisi yang mengadu konsep pemanfaatan teknologi energi terbarukan bagi kawasan terpencil itu, tim UGM meraih juara pertama untuk kategori 'Sky Grant' yang berupa konsep aplikasi energi sel surya di kepulauan Karimun Jawa. "Hadiahnya berupa hibah untuk pembiayaan proyek di Karimun Jawa sebanyak 5000 euro," kata Rifki Dwi Prabowo, koordinator tim itu di kampusnya pada Jumat, 22 Februari 2013.

Menurut Rifki, kompetisi yang penentuan pemenangnya pada pertengahan Februari 2013 lalu itu diikuti tim mahasiswa dari berbagai negara Asia, Afrika dan Eropa. "Dari Asia hanya UGM dan tim mahasiswa India," ujar dia.

Kompetisi ini, kata dia memiliki tiga kategori yakni, aplikasi teknologi energi terbarukan berbasis potensi langit, tanah, laut. Kategori terakhir, pengembangan isu ini di berbagai sektor bisnis, kemanusiaan, seni dan olah raga. Untuk kategori Sky Grant, dua tim dari Asia, UGM dan tim dari India masing-masing sama-sama meraih juara pertama. "Untuk kategori pemanfaatan solar cell ini, juara kedua dari Afrika. Tapi, di kategori lain, semua juara dari Eropa," ujar Rifki.

Konsep pemanfaatan energi matahari bagi komunitas terpencil yang ditawarkan tim Avante sebenarnya merupakan pengalaman mereka saat mengerjakan hal serupa di kawasan Panggang, Gunungkidul. "Intinya memakai teknologi sel surya untuk penggerak mesin penyedot air di kawasan terpencil," ujar mahasiswa angkatan 2009 ini.

Anastsya Putri, anggota tim ini, menjelaskan konsep yang pemanfaatan energi sel surya yang akan di terapkan di Kepulauan Karimu Jawa memakai model pembinaan warga. Kata dia ini berbeda dengan proyek sel surya di Karimu Jawa selama ini, yang tidak memberikan pemahaman pada warga di sekitar lokasi perangkat sel surya, tentang cara memperbaiki perangkat pembangkit listrik jika mengalami kerusakan.

Rencananya, kata Putri, timnya akan mulai bekerja mengaplikasikan konsep tadi di Karimun Jawa pada Juni 2013. Periode ini dipilih karena bersamaan dengan pelaksanaan program KKN sehingga tenaga sosialisasi ke warga bisa lebih banyak.

Skema yang akan dikerjakan timnya, kata Putri, ialah membangun perangkat pembangkit listrik tenaga surya di satu-satunya puskesmas yang dimiliki kawasan Karimun Jawa. Lalu, energinya akan dipakai untuk penggerak pompa air khusus yang memenuhi kebutuhan air puskesmas. "Mesin pompa kami pilih yang summersible agar bisa aktif dengan daya seminimal mungkin yang dihasilkan sel surya," ujar dia.

Panel surya berkekuatan 50 watt peak akan dipasang sebanyak enam unit. Perangkat ini dilengkapi dengan alat maximum power point trakker untuk penguat daya dan memiliki sensor cahaya. "Jadi kalau ada sinar, pompa aktif untuk memenuhi dua tangki air di Puskesmas," kata Putri.

Meski sederhana, kata Putri, proyek ini akan memulai mendorong warga Karimun Jawa menngetahui cara memenuhi kebutuhan suplai energi listrik dari sel surya. Selama ini, warga Karimun lebih banyak bergantung pada suplai listrik tenaga diesel yang bisa menghabiskan 900 liter solar untuk kebutuhan energi seluruh kawasan itu.

Sementara, bantuan panel surya dari pemerintah ke penduduk kepulauan indah ini selalu hanya bertahan satu tahun saja. "Kalau rusak mereka tak tahu cara memperbaikinya, makanya penting membuat mereka paham sistem kerja sel surya," ujar dia.


  ● Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mahasiswa UGM Perdana Tampil di HISAS Jepang

Foto : UGMJAKARTA | Untuk pertama kalinya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengirimkan perwakilan dalam Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS). Pada ajang ke-10 itu, tiga tim dari UGM terpilih untuk mewakili Indonesia bersama beberapa universitas Tanah Air lainnya.

Ketiga tim mahasiswa UGM tersebut diketuai oleh Mukhlish Jamal Musa Holle bersama Firda Rian A dari Fakultas Biologi, Nanda Shabrina dari Jurusan Fisika Fakultas MIPA, dan Antinah Latif dari Jurusan Keperawatan Gigi Fakultas Kedokteran Gigi. Bersama 33 peserta dari tingkat S-1 hingga S-3 itu, mereka berdiskusi di Graduate School of Environmental Science, Hokkaido University, Sapporo.

Menurut Mukhlis, pada kegiatan HISAS sebelumnya tidak ada mahasiswa Indonesia yang menghadiri kegiatan tersebut. Sehingga HISAS 10 merupakan pertama kalinya mahasiswa Indonesia turut berpartisipasi.

“Selain UGM, mahasiswa Indonesia lainnya berasal dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Mulawarman, dan Universitas Islam Sumatera Utara,” ujar Mukhlis, seperti dikutip dari situs UGM, Rabu (20/2/2013).

Dalam acara tersebut keempat mahasiswa UGM tersebut berkesempatan mempresentasikan tiga judul penelitian, yaitu Detection on Alkaloid, Flavonoid and Terpenoid of Leaves and Pseudobulbs of Dendrobium mutabile and Spathoglottis plicata” oleh Mukhlish Jamal Musa Holle dan kawan-kawan, Structure and Magnetic Properties of Cobalt Ferrite (CoFe2O4) Nanoparticles Synthesized by Chemical Co-Precipitation Method” oleh tim Nanda Shabrina, serta “‘Kader Semut’ The Program of Mouth and Dental Regeneration for The Teachers and The Parents to The Difable Children in Yogyakarta” yang dibawakan oleh Antina Latif dan tim.

Mukhlis menjelaskan, kegiatan tersebut dihadiri keynote speaker Prof. Shinichi Arai dari Division of Environmental Science Development, Graduate School of Environmental Science, Hokkaido University. Pada kesempatan tersebut, dia memaparkan terkait keberlanjutan ilmu lingkungan dan kebijakan.

Selain itu hadir pula Prof. Kosuke Heki dari Laboratory of Space Geodesy, Division of Earth and Planetary Dynamics, Department of Natural History Science, Faculty of Science, Hokkaido University. Kosuke berbagi ilmu tentang dinamika gravitasi bumi secara spasial kepada para peserta.

Salah seorang panitia Erma Septianita mengungkapkan, antusiasme peserta HISAS tahun ini jauh lebih baik daripada tahun lalu. "Kali ini banyak mahasiswa Indonesia yang hadir walaupun uaca buruk dan hujan salju yang kerap terjadi di Hokkaido," urai Erna.(mrg)


   Okezone  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri
Ilustrasi
Yogyakarta Fakultas Teknik UGM mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus. Hal itu untuk mengurangi buruknya kualitas lingkungan akibat sampah yang tidak tertangani dengan baik.

"Sampah menimbulkan persoalan lingkungan yang serius di berbagai kota di Indonesia. Fakultas Teknik UGM melalui waste refinery center bekerjasama dengan University of Boras, Swedia sedang melakukan penelitian dan pengelolaan sampah yang mengadopsi sistem yang dilakukan di salah satu pusat pengelolaan limbah di Sobacken, Swedia," papar Dekan FT UGM, Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng, Jumat (25/1/2013) di kampus setempat.

Panut menyebutkan, model pengelolaan sampah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan sistem lain yang sudah banyak dijalankan, yaitu dengan memilah sampah menurut jenisnya dan membuangnya di depo sampah.

"Sistemnya sederhana dan tidak berbeda dengan sistem yang sudah banyak berjalan. Hanya saja, pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran aktif seluruh stakeholder," ujarnya.

Disampaikan Panut, kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah dengan memilah sampah menjadi empat macam, yakni sampah organik, plastik, kaca, dan logam, sampah kertas, serta sampah lain-lain. Sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan di semua titik tempat sampah jurusan dalam keadaan terpilah. Selanjutnya sampah yang sudah terkumpul diangkut menuju tempat sampah besar di setiap jurusan yang kemudian akan dibawa ke depo atau mini sobaken area.

"Sampah organik kami buat kompos, sedangkan sampah plastik, gelas, logam, dan kertas kita bekerjasama dengan pemulung untuk dibawa ke tempat daur ulang. Sementara sampah lainnya diserahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA)," papar Panut.

Dalam pengelolaan sampah, Panut melihat sebagian masyarakat telah menunjukkan kesadaran untuk memilah sampa sesuai jenisnya. Hanya saja, yang menjadi persoalan ketika sampah diangkut menuju TPA menjadi tercampur kembali satu sama lain.

"Perlu dipikirkan agar sampah tidak kembali tercampur saat diangkut ke TPA. Di Jepang terdapat jadwal pasti dalam pengambilan sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Misal sampah organik akan diambil hari Senin, sampah kertas hari Selasa. Sementara sampah lainnya baru akan diambil di hari berikutnya," tuturnya.

Sementara Dr. Kamra Rousta, peneliti University of Boras, Swedia menyampaikan pengalaman masyarakat Swedia dalam pengelolaan sampah. Untuk menghindari tercampurnya kembali sampah organik dengan non-organik, masyarakat di sana melakukannya dengan cara yang cukup sederhana.

"Kami pakai dua kantong plastik untuk menampung sampah rumah tangga. Warna hitam untuk sampah organik dan putih untuk jenis sampah lainnya, sehingga saat ditampung di tempat pembuangan akhir, memudahkan untuk menyatukan masing-masing jenis sampah," urainya. Panut berharap pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus nantinya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah bagi masyarakat.


Kompas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

FTP UGM Jalin Kerjasama Riset dengan Korean University

Yogyakarta | Meneguhkan visi sebagai center of excellence in agroindustry Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menjalin kerjasama dengan College of Life Sciences and Biotechnology (CLSB) Korea University (KU), di operation room FTP UGM.

Realisasi kerjasama tersebut dalam bentuk pertukaran staf, kerjasama penelitian dan rencana pembentukan twin dan double degree program pascasarjana. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dekan FTP UGM Dr Ir Lilik Sutiarso MEng dengan Dekan CLBS KU Prof Ik-Hwan Kim dan direktur Brain Korea21 (BK21) Initiative KU Prof Chan Wha Kim.

Dekan FTP UGM menyambut baik kerjasama itu dengan prinsip saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Menurutnya, kerjasama riset memberikan manfaat cukup besar bagi dosen dan mahasiswa dalam pendidikan dan penelitian. ''Terutama untuk bidang agroindustri kerjasama ini sangat penting,'' katanya.

Kunjungan perdana delegasi Korea University itu ke FTP UGM menurutnya, untuk memperkuat dan merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang selama ini telah dibicarakan, dan kemudian dituangkan dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak.

Salah satu kerjama sama dengan BK21 KU diakuinya sangat prospektif, pasalnya program itu memberikan kesempatan bagi para mahasiswa asing untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Korea University, demikian juga untuk para peneliti atau staf akademik yang akan melaksanakan penelitian kerjasama.

Prof Ik-Hwan mengatakan, kerjasama itu untuk pertamakalinya dilakukan KU dengan FTP. Kendati mengaku pertamakali berkunjung ke Indonesia, menurutnya penandatangan kerjasama yang dilakukannya dianggapnya sangat penting dan menguntungkan. ''UGM itu itu nomor satu di Indonesia. Jadi saya kira kerjasama ini sangat penting,'' katanya.

Korean University membawa lima adelegasi untuk memperluas kerjasama riset. Beberapa model riset kerjasama yang ditawarkan diantaranya teknologi biopolimer, stem cell, biosensor dan biomolekules.


0

UGM Dorong Pusat Studi Bersinergi

Yogyakarta | UGM mendorong kerjasama antarpusat studi di lingkungannya dalam melaksanakan kegiatan riset multidisipliner. Dengan sinergi tersebut nantinya diharapkan semakin banyak memberikan kontribusi dalam membangun ilmu pengetahuan yang memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

''Harapannya pusat studi bisa berkolaborasi dengan sesama pusat studi, juga dengan fakultas dalam sistem pendidikan,'' jelas Rektor UGM Prof Dr Pratikno MSocSc dalam acara pelantikan lima Kepala Pusat Studi UGM di ruang Multimedia kantor pusat UGM.

Kelima Kepala Pusat Studi yang dilantik adalah Dr Bambang Hudayana MA sebagai Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan, Prof Dr Mohtar Mas’oed MA sebagai Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian, Prof dr Hari Kusnanto Josef PhD sebagai Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup, Dr Ir Ambar Kusumandari MES sebagai Kepala Pusat Studi Agroekologi, dan Drs Riza Noer Arfani MA sebagai Kepala Pusat Studi Perdagangan Dunia.

Dia menambahkan, melalui kerjasama tersebut pusat studi diharapkan mampu mengembangkan data base riset dan publikasi ilmiah yang hasilnya dapat digunakan untuk advokasi terhadap kebijakan pemerintah. Bahkan dapat mengembangkan kemandirian di masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat. ''Juga mendelivery produk-produk pusat studi ke industri,'' jelasnya.

Dikatakannya, kedepan berencana untuk mengembangkan pola organisasi berbentuk konsorsium yang mewadai kegiatan riset multidisipliner oleh pusat studi. ''Kita rencanakan bentuk konsorsium agar ada leading unit dalam melakukan riset bersama, namun didalam dikerjakan secara kolektif,'' tambahnya.


0

UGM dorong riset hilirisasi produk teknologi pangan

Jogyakarta | Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendorong pelaksanaan riset mengenai hilirisasi produk-produk teknologi pangan sebagai upaya membangun kemandirian pangan dan energi nasional.

"Riset yang dihasilkan akan diekspose ke masyarakat secara luas. Rencananya pada September 2013 akan diadakan ekspo hasil riset Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM)," kata Dekan FTP UGM Lilik Sutiarso di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pada pembukaan peringatan 50 tahun FTP UGM, langkah itu sebagai upaya meningkatkan kontribusi dalam memperkuat kemandirian pangan dan energi bangsa. Hal itu seiring dengan visi FTP UGM untuk menjadi pusat unggulan bidang agroindustri.

"Usia 50 tahun ini spesial, merupakan tahun emas bagi FTP. Kami arahkan kegiatan tridarma yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian untuk membangun kemandirian pangan dan energi nasional," katanya.

Ketua Panitia Peringatan 50 Tahun FTP UGM Sutardi mengatakan peringatan tersebut mengambil tema "50 Tahun Membangun Agroindustri untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Energi.

"Peringatan usia 50 tahun FTP UGM akan diisi dengan berbagai kegiatan baik yang bersifat akademis, olahraga, seni budaya, pengabdian pada masyarakat maupun infak pangan," katanya.

Menurut dia ada dua kegiatan ilmiah internasional yakni kuliah tamu dan penandatanganan nota kesepahaman antara FTP UGM dengan College of Life Science and Biotechnology, Korea University, 17 Januari 2013.

Kegiatan ilmiah lain adalah seminar internasional "4th International Conference on Lactic Acid Bacteria", 25--26 Januari 2013, kuliah tamu dari University of Hamburg (Maret), International Workshop and Seminar on Mycotoxine (Juni).

Selain itu International Seminar on Agriculture Engineering pada Juli 2013 dan International Seminar on Life Cycle Assesment III (September).

"Puncak peringatan 50 tahun FTP akan diisi penyampaian pidato laporan dekan FTP dan orasi ilmiah pada September 2013," katanya.(ANT)


Antara

0

Dahlan akan realisasikan hasil penelitian UGM

Menteri BUMN Dahlan Iskan berjanji akan merealisasikan sembilan hasil temuan di bidang farmasi yang telah ditemukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Realisasi hasil temuan tersebut akan disalurkan melalui perusahaan farmasi pelat merah.

Kesembilan temuan farmasi itu di antaranya adalah penemuan obat diabetes, penemuan obat anti kolesterol, penemuan obat analgesik, bahan-bahan pengganti tulang, bahan-bahan pengisi tulang dan alat-alat kesehatan.

"Sembilan hasil penelitian langsung diterapkan dalam waktu dekat," ungkap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan usai bertemu dengan civitas akademika UGM, termasuk Rektor UGM Pratiknyo dan beberapa perusahaan farmasi yang ada di bawah BUMN di Indonesia, Jumat (28/12), di Balai Senat UGM, Balaiurung, Sleman, Yogyakarta.

Dahlan mengatakan, salah satu perusahaan yang dapat merealisasikan penemuan-penemuan tersebut adalah Kimia Farma. "Sudah ditetapkan tidak perlu ada MoU, Juli 2013 harus sudah diproduksi. Juga soal mengisi kekroposan tulang. Ternyata UGM juga menemukan bahan untuk menormalkan diabetes. Sudah lama, tapi belum diproduksi. Juli juga diproduksi," jelas Dahlan.

Rektor UGM Pratikno menjelaskan selain melakukan pertemuan dengan Dahlan Iskan, civitas akademika UGM juga bertemu dengan perusahaan farmasi dan kesehatan di bawah BUMN untuk membicarakan realisasi temuan di bidang farmasi tersebut.

Pratikno menjelaskan langkah ini sebagai wujud bahwa UGM tidak hanya sebatas melakukan penelitian saja. Namun, hasil penelitian kita lempar ke masyarakat agar berguna bagi kehidupan masyarakat yang membutuhkan.

"Intinya adalah UGM tidak ingin berhenti hanya lahirkan prototipe di laboratorium. Kita ingin itu bener-bener terdeliver di industri. Makanya selesai sepakat untuk sepakati apa yang diproduksi siapa dan kapan," pungkas Pratikno. (mdk/rin)
0

UGM-Norwegia Kerjasama Riset Demokrasi

Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada dan dua universitas di Norwegia yakni Agder University dan Oslo University menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) terkait kerja sama riset tentang kekuasaan, kesejahteraan dan demokrasi.

MoU tersebut ditandatangani oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno dan Rektor Agder University Torunn Lauvdal dan Dekan Fanny Duckert dari Oslo University di Yogyakarta, Rabu.

Kerja sama antara UGM dengan dua universitas di Norwegia tersebut akan berlangsung selama lima tahun hingga 2017.

"Kerja sama ini dilakukan untuk riset, advokasi, dan peningkatan kapasitas antara kedua negara. Kami juga berharap, kerja sama ini bisa berlangsung lebih lama dan berkesinambungan," kata Pratikno usai menandatanangi surat kesepahaman bersama tersebut, Rabu (28/11/2012).

Melalui kerja sama tersebut akan ada sejumlah kegiatan seperti pertukaran pelajar, dan dosen antar universitas termasuk pengembangan kerja sama yang lebih erat antar fakultas.

Pratikno mengatakan, ketertarikan mahasiswa UGM untuk mempelajari lebih jauh tentang Norwegia juga semakin meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.

Mahasiswa di UGM, lanjut Pratikno, memiliki sebuah komunitas khusus yang mempelajari bahasa, budaya dan politik di Norwegia yang disebut Scanity atau Scandinavia Community.

"Kami juga sangat berharap, kerja sama UGM bisa dikembangkan dengan universitas-universitas lain dari Norwegia sehingga kontribusi untuk masyarakat bisa semakin nyata," kata Pratikno.

Sementara itu, Putera Mahkota Norwegia Hakoon Magnus mengatakan baru pertama kali datang ke Yogyakarta dan menyebut kota tersebut sebagai ibu kota budaya.

"Kerja sama dengan UGM ini juga didasarkan pada alasan bahwa universitas di Yogyakarta ini sangat terkenal dengan pembelajaran tentang budaya, dan lintas agama," katanya yang menyebut kerja sama Norwegia dengan Indonesia sudah terjalin sejak 1992.

Dalam membentuk hubungan yang erat antarnegara di dunia, lanjut dia, diperlukan sebuah martabat. "Kami memiliki workshop untuk pelajar yang membahas martabat dan visi mereka dalam beberapa tahun ke depan," katanya.

Tahun lalu, lanjut dia, sudah ada sekitar 50.000 pelajar yang mengikuti kegiatan tersebut dan berharap akan terus bertambah dalam beberapa tahun ke depan, bahkan menetapkan October sebagai Hari Martabat Dunia.

Martabat, lanjut dia, sangat penting dimiliki oleh sebuah negara karena menjadi jawaban atas sejumlah masalah yang berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Gry Larsen yang memberikan kuliah umum menyatakan, bahwa dialog menjadi bagian tak terpisahkan untuk menyelesaikan konflik di masyarakat.

"Untuk berdialog dengan musuh, hal itu bukan sebuah kelemahan. Tetapi hal itu justru membutuhkan keberanian yang besar," katanya.

Ia mencontohkan beberapa negara yang bisa mengatasi konflik dengan mengedepankan dialog seperti Myanmar, Kolumbia dan Timur Tengah.


Kompas
0

Mahasiswa UGM juarai kontes teknologi informasi internasional

Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang tergabung dalam tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" menjuarai International Information and Communication Technology Innovative Service Contest atau "InnoServe Contest" 2012 di Taipei, Taiwan.

"Kami meraih medali emas untuk teknologi terbaik dalam InnoServe Contest 2012. Kontes itu memasuki penyelenggaraan ke-17 dan menjadi ajang kompetisi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) tahunan yang diselenggarakan di Taiwan untuk mahasiswa," kata Koordinator Tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" UGM Muhamad Risqi Utama Saputra di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kontes itu merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Taiwan dengan Taiwan Academic Association dengan tujuan sebagai wadah bagi pelajar untuk mempresentasikan karya ICT sekaligus mempromosikan kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan pemerintah.

"Kami berharap tim LexiPal akan terus mengharumkan nama UGM dan Indonesia, dan teknologi yang dihasilkan dapat diaplikasikan secara nyata di tengah masyarakat," katanya.

Ia mengatakan LexiPal merupakan aplikasi untuk menjalankan terapi Dyslexia secara efektif dan menyenangkan menggunakan perangkat Microsoft Kinect. Dyslexia merupakan salah satu kondisi ketidakmampuan belajar yang berakibat para penderita mengalami kesulitan dalam membaca.

Dyslexia sulit disembuhkan secara medis, namun efeknya bisa diminimalkan dengan melakukan terapi atau "treatment". Masalahnya adalah terapi dyslexia yang dilakukan pada praktiknya sering monoton, hanya menggunakan kertas atau papan tulis.

"Hal itu membuat anak-anak penyandang dyslexia merasa bosan. Padahal mereka harus melakukannya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tergantung tingkat keparahannya," katanya.

Menurut dia, tidak jarang penyandang dyslexia yang pada akhirnya frustrasi, stres hingga tidak mau sekolah atau bahkan bunuh diri dan melakukan tindak kriminal. Oleh karena itu tim LexiPal menciptakan solusi terapi dyslexia yang menyenangkan melalui gamifikasi menggunakan Microsoft Kinect, namun tetap tidak keluar dari koridor penyelenggaraan terapi dyslexia.

Salah satu contoh fiturnya adalah Spelling/Pronouncing Game, yakni permainan yang didesain untuk meng-"encourage" penyandang dyslexia dalam mengucapkan suatu huruf atau kata yang sulit diucapkan. Penyandang dyslexia akan diminta mengucapkan huruf atau kata yang sesuai dan aplikasi akan menganalisisnya dengan bantuan "speech recognition" pada Kinect.

"Setiap kali penyandang dyslexia berhasil mengucapkan huruf atau kata tersebut dengan benar, seekor kera dalam aplikasi akan memanjat naik menuju buah pisang idamannya dan aplikasi akan memberikan sejumlah angka tertentu sebagai penghargaan atas keberhasilan dalam melakukan terapi tersebut," katanya.

Tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" UGM beranggotakan Vremita Desectia Amretasari dan Vina Sectiana Amretadewi. Tim dibimbing oleh Ridi Ferdiana.(B015*H010/N002)


© Antara
0

★ UGM Tampilkan Produk Militernya Di Indodefence 2012

Jakarta - Mahasiswa pun sepertinya tak mau ketinggalan memamerkan produk militernya di pagelaran Indo Defence 2012, salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) yang membawa pesawat tanpa awak (UAV) dan Roboboat yang didesain khusus untuk keperluan militer.

Dosen Muda Fakultas MIPA , Bahtiar Alldino kepada itoday, Rabu (9/11) mengatakan, UGM sudah kesekian kalinya ikut Indo Defence.

"Ini bukan pertama kalinya UGM mengikuti ajang Indo Defence," ujarnya.

UGM sendiri membawa UAV Gama 1, Roboboat Safinah One yang diambil dari bahasa Arab, yang berarti 'kapal', prototipe roket, rompi anti peluru yang terbuat dari jerami dan electronic nouse (e-nouse) mendeteksi bau-bauan, bahkan bisa mendeteksi bahan peledak.

Dari sekian banyak produk yang dibawa, UGM menjagokan Roboboat yang dapat dikembangkan sebagai alat surveillance dan bisa meminimalisir ongkos operasional.

Bahtiar sendiri mengklaim jika Roboboat buatan UGM sudah dilirik berbagai instansi seperti TNI AL, TNI AD, dan pihak swasta.

Hal tersebut menunjukan pengembangan dari UGM khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) tidak kalah dengan luar negeri. Hanya saja masih terkendala alat, elektronik yang masih impor.

Bahtiar menambahkan, UGM akan melakukan pengembangan lebih jauh untuk Roboboat.

"Untuk pengembangan lebih jauh, UGM akan memperbesar volume kapal untuk memperbesar kapasitas," pungkasnya.

Selain UGM, masih ada beberapa universitas lainnya seperti Unikom, ITB dan lainnya yang ikut serta dalam pameran senjata dua tahunan ini.


© Itoday 
0

Robot Kapal Tanpa Awak UGM Juara II Nasional

Robot Kapal Tanpa Awak UGM Juara II NasionalROBOT kapal tanpa awak karya mahasiswa UGM berhasil meraih juara II dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselnggarakan Universitas Diponegoro (UNDIP) di Pantai Kartini Jepara pada 30 Oktober lalu.

Diikuti lebih dari 40 perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Hasanuddin, UGM, dan Universitas Indonesia. Dalam kontes tersebut mempertandingkan dua kategori yaitu autonomous dan remote controle

Robot yang diberi nama Safinah One ini berhasil menang dalam kategori Autonomous. Dikembangkan dari kolaborasi antara mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi FMIPA yaitu Tito Garry Surya (ELINS), Ardi Wiranata (T. Mesin), Malik Khidir (ELINS), Erwhin Irmawan (ELINS), Iqro Kurniawan(ELINS), Singgih Adhi Susila(T. Mesin), Ardi Wiranata (T. Mesin), M. Irfan Riyadi (T. Mesin), dan Febry Mulia Wardhana (T. Mesin).

Ketua tim robot, Malik Khidir menyebutkan robot Safinah One merupakan robot kapal tanpa awak yang dirancang untuk dapat digunakan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia. Robot ini dapat melaju hingga jangkauan 1 kilometer “ Idenya kami membuat robot yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indoensia terutama wilayah perbatasan menggantikan prajurit yang berpatroli,” ungkapnya Senin (5/11) di Lembah UGM saat melakukan demo uji coba robot dihadapan para wartawan.

Robot Safina One dirakit dari berbagai komponen seperti single board computer (SBC), motor Brushless, elektronic speed control (ESC) dengan daya 2.200 kilovolt, mikrokontroler mbed, serta radiator. Juga lengkapi dengan dua buah kamera untuk melihat kondisi sekitar. “Untuk bahan bakar menggunakan3 buah baterai litium poliner dengan tegangan 12 volt,” jelasnya sembari menambahkan bahwa robot dapat dijalankan dengan dua menu yaitu dengan maupun tanpa remote controle

Menurut penuturan Malik penggunaan SBC sebagai pemroses data dan citra menjadi keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh tim lainnya. Dengan memakai SBC selain bersifat efisien karena tidak memakan tempat juga mengurangi berat beban dan tentunya lebih murah. “Kalau tim yang lain masih menggunakan laptop, jadi memakan tempat,” katanya.

Disebutkan Malik dalam kontes tersebut robot diharuskan melewati dua tahapan tes yakni tes lintasan speed dan maneuver. Dalam lintasan speed robot Safinah One merupakan satu-satunya robot yang berhasil sampai hingga garis finish. “Speed tes dilakukan di laut yaitu di Pantai Kartini. Tantangannya cukup berat, selain cuaca yang tidak bersahabat, ombaknya juga besar dan anginya cukup kencang jadi sangat mempengaruhi kestabilan kapal. Tapi, alhamdulilah robot kita satu-satunya yang bisa mencapai finish dalam waktu 24 detik,” urainya.

Robot buatan mahasiswa UGM tersebut memiliki berat sekitar 11 kilogram. Dengan bobot yang cukup berat tersebut, menurut Malik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan robot kapal.

Ditambahkan Tito Garry , rangka robot Safina One terususn dari fiber yang memanfaatkan fiber sisa dari mobil Semar UGM. Sementara untuk komponen utama seperti SBC, motor dan ESC masih diimpor dari Amerika Serikat. “ Beberapa komponen memang harus didatangkan dari luar negeri karena belum diproduksi di Indonesia,” terangnya sembari menambahkan pembuatan robot menghabiskan biaya riset sebesar Rp. 10 juta.

Kini Tito dan kawan-kawan tengah menjajagi kerjasama dengan TNI AL untuk mengembangkan robot kapal tanpa awak yang dapat digunakan untuk mengawasi wilayah perairan Indonesia. Robot tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen dan diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pantai Indonesia. “Kedepan akan kita tambahkan teropong, radar, dan menggunakan bahan bakar yang harapannya bisa menjangkau hingga 30 kilometer,” ujar Tito.

Robot yang telah dimodifikasi tersebut rencananya akan dilombakan dalam kontes robot internasional yang akan digelar Juli 2013 mendatang di Virginia. (Humas UGM/Ika)


© UGM
0

★ UGM Buat Robot Kapal Tanpa Awak Untuk Patroli Laut

http://www.ugm.ac.id/headlines/safinah1.jpg
Safinah One
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melakukan inovasi membuat robot kapal tanpa awak yang diberi nama Safinah One. Robot kapal tanpa awak itu dirancang untuk tujuan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia.

"Safinah One merupakan robot kapal tanpa awak yang dapat melaju sejauh satu kilometer," kata Ketua Tim Robot Universitas Gadjah Mada (UGM) Malik Khidir di Yogyakarta, Senin (5/11). Demikian dikutip dari antara.

"Ide awalnya adalah kami ingin membuat robot kapal tanpa awak yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indonesia, terutama wilayah perbatasan dan menggantikan prajurit yang berpatroli," tambah Malik.

Dia mengatakan Safinah One dirakit dari berbagai komponen seperti single board computer (SBC), motor Brushless, elektronic speed control (ESC) dengan daya 2.200 kilovolt, mikrokontroler mbed, dan radiator.

Robot dapat dijalankan dengan dua menu yakni dengan maupun tanpa remote control. Bahan bakar yang digunakan adalah tiga baterai lithium poliner dengan tegangan 12 volt.

Menurut dia robot memiliki berat sekitar 11 kilogram itu juga dilengkapi dengan dua kamera untuk melihat kondisi sekitar. Rangka robot disusun dari fiber yang memanfaatkan sisa dari mobil Semar UGM.

"Untuk komponen utama seperti SBC, motor, dan ESC masih diimpor dari Amerika Serikat (AS) karena belum diproduksi di Indonesia. Pembuatan robot menghabiskan biaya riset sebesar Rp 10 juta," katanya.

Dia mengatakan pihaknya saat ini sedang menjajaki kerja sama dengan TNI AL untuk mengembangkan robot kapal tanpa awak yang dapat digunakan untuk mengawasi wilayah perairan Indonesia.

"Robot tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen seperti teropong, radar, dan menggunakan bahan bakar yang diharapkan bisa menjangkau hingga 30 kilometer," katanya.

Menurut dia robot kapal tanpa awak itu meraih juara II dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselenggarakan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Pantai Kartini Jepara, Jawa Tengah, 30 Oktober 2012.

"Kontes tersebut mempertandingkan dua kategori yakni autonomous dan remote controle. Tim UGM berhasil menang dalam kategori autonomous," katanya.

Tim pengembang robot itu merupakan kolaborasi antara mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA yakni Tito Garry Surya, Ardi Wiranata, Malik Khidir, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan, Singgih Adhi Susila, Ardi Wiranata, M Irfan Riyadi, dan Febry Mulia Wardhana.(mdk/ian)

0

★ Kapal Cepat Tak Berawak UGM

Kapal robot UGM dilirik TNI AL 

Yogyakarta - Robot kapal buatan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilirik oleh TNI Angkatan Laut Indonesia. Robot kapal ini menjadi juara 2 Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional 2012 (KKCTBN) atau Roboboat untuk kategori autonomous.

"Kita sudah mengirimkan proposal terkait kapal robot ini dan akan segera bertemu dengan TNI AL," terang jurus bicara tim robot kapal Safinah One UGM, Malik Khidir di Lembah UGM pada ujicoba robot kapal, Senin (5/11).

UGM sendiri baru pertama kali ini membuat robot kapal. Namun robot seberat 11 kilogram ini berhasil meraih juara 2 di ajang nasional tersebut. Tim Safinah One UGM sendiri beranggotakan mahasiswa Teknik Mesin dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA UGM.

Ada 10 mahasiswa yang tergabung dalam tim ini. Mereka adalah Tito Garry Suryo, Ardi Wiranata, Malik Khidir, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan, Singgih Adhi Susila, M Irfan Riyadi, Febry Mulia Wardhana, Afriani Soraya Sari, dan Nikite Sulistyana.

"Kendala kita adalah, UGM tidak memiliki jurusan atau prodi perkapalan, jadi kita benar-benar otodidak melalui internet," terang Malik.

Meski otodidak kata Malik, namun melalui riset selama dua bulan tim ini mampu menunjukkan prestasi nasional. Bahkan pada 2013 mendatang mereka bersiap mengikuti ajang yang sama tingkat internasional di Virginia pada Juli mendatang.

Diakui Malik, selain otodidak, kapal robot buatan tim UGM ini dibuat dari bahan-bahan bekas sehingga tidak menelan biaya banyak dalam pembuatannya. Pihaknya hanya menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta untuk pembuatan kapal robot tersebut. "Ada beberapa bahan yang harus impor dan itu yang mahal," tegasnya.



Safinah One UGM juarai kontes robot Kapal tak berawak


Robot kapal tanpa awak karya mahasiswa Universitas Gadjah mada (UGM) berhasil meraih juara II kategori Autonomous dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselenggarakan Universitas Diponegoro (Undip) di Pantai Kartini, Jepara, 30 Oktober lalu. Robot kapal yang diberi nama Safinah One tersebut sengaja dirancang untuk dapat digunakan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia.

Adalah mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik yakni Malik Khidir, Tito Garry Surya, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan dan mahasiswa Jurusan Elektronika dan Instrumentasi FMIPA yakni Ardi Wiranata, Singgih Adhi Susila, Ardi Wiranata, M Irfan Riyadi, dan Febry Mulia Wardhana yang merancang robot kapal berwarna kuning ini.


"Idenya, kami ingin membuat robot yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indoensia, terutama wilayah perbatasan dengan maksud mampu menggantikan prajurit yang berpatroli. Kendala utama kami ialah UGM tidak memiliki jurusan atau prodi perkapalan, jadi kami benar-benar otodidak melalui internet," ujar Ketua Tim Robot Malik Khidir, di Lembah UGM, Senin (5/11/2012).


Diakui Malik, selain otodidak, kapal robot pertama buatan tim UGM tersebut dibuat dari bahan-bahan bekas, sehingga dalam proses pembuatannya tidak memerlukan biaya banyak. Tim Malik hanya menghabiskan dana sekira Rp10 juta untuk pembuatan kapal robot tersebut.


"Ada beberapa bahan yang harus kami impor dan itu yang mahal. sebut saja elektronik speed control dan single board computer, itulah biaya terbesar yang kami keluarkan, sisanya kami memanfaatkan bahan yang bisa ditemukan. Berat total robot kapal kami mencapai 11kg," imbuhnya.


Dan sebagai kapal pengintai, robot kapal tersebut didesain memiliki dua kamera waterproof dengan jarak pandang 1 km. Hasil monitor kamera lalu dikirim ke single board computer yang dipasang di badan kapal. Setelah itu, hasil monitor diteruskan ke komputer induk yang ada di dermaga melalui sistem telemetri. Robot kapal ini sendiri digerakkan dengan tenaga tiga baterai Litium Polimer berkekuatan 12 volt.


"Baterai ini mampu menggerakkan robot kapal kami dengan kecepatan 30 km/jam. Robot pun dapat dijalankan dengan dua menu yaitu dengan maupun tanpa remote control," tuturnya.


Ditambahkan Tito Garry, rangka robot Safinah One tersusun dari fiber yang memanfaatkan fiber sisa dari mobil Semar UGM. Kemenangan robot kapal ini pun berbuah manis. Tito mengungkap, saat ini mereka tengah menjajagi kerjasama dengan TNI AL. Rencananya, robot kapal tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen dan diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pantai Indonesia.


"Ke depan akan kami tambahkan teropong, radar dan menggunakan bahan bakar bensin atau solar. Harapan kami, dengan memiliki kekuatan ekstra, robot kapal ini bisa dioperasikan dengan jangkau tempuh hingga 30 km," ujarnya.


Selanjutnya, robot kapal yang telah dimodifikasi tersebut juga akan diikutkan dalam kontes robot internasional yang akan digelar Juli 2013 mendatang di Virginia, Amerika Serikat (AS).


0

Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid

 Menristek tinjau workshop pembangkit listrik tenaga hibrid

http://img.antaranews.com/new/2012/10/ori/20121005PLTneaga_Hibrid_Pandansimo_Yogya.jpgBantul - Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, Jumat siang meninjau Workshop Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di Desa Trimurti, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Ditemani sejumlah pejabat Kementerian Ristek (Kemenristek) dan pejabat pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat, Menteri melihat-lihat aktivitas para teknisi yang ada di workshop pembuatan kincir angin dan panel surya bantuan Kementrian sejak dua tahun lalu.

"Saya kaget juga, ternyata di sini berkembang sekali, karena kalau misalnya ada kerusakan dalam kincir angin bisa diperbaiki sendiri, seperti dinamo maupun baling-baling itu kan bisa dibuat di sini," kata Menteri disela kunjungannya.

Menteri berharap, setelah mendapat kunjungan dapat semakin berkembang, sehingga bisa menjadi bengkel bagi keberadaan kincir angin yang terdapat di Pantai Pandansimo Baru atau sebelah selatan sekitar satu kilometer dari workshop ini.

"Ini juga akan menjadi bahan saya agar dapat dikembangkan ditempat lain, dan saya maunya beda-beda seperti kalau disini bisa berguna untuk nelayan karena menghasilkan es untuk pengawetan ikan, jadi itu terserah anda nantinya," kata Menristek.

Menurut menteri, Kemenristek menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan energi hibrid yang berbasis pada potensi panas matahari dan kekuatan angin.

Sebagai pilot project beberapa lokasi di Kabupaten Bantul juga dijadikan tempat pengembangan energi baru dan terbarukan ini, antara lain di Pantai Pandansimo, dengan seluas 37 hektar.

Saat ini pembangkit listrik energi hibrid atau kincir angin sudah terpasang di Pantai Pandansimo yakni di blok timur enam unit berkapasitas 1 KW, dua unit berkapasitas 2 KW, dua unit berkapasitas 2,5 KW, satu unit berkapasitas 5 KW, dua unit berkapasitas 10 KW sedangkan di blok barat ada 21 unit dengan kapasitas 1 KW.

Dalam kesempatan itu Menteri juga mengunjungi lokasi kincir angin di Pantai Pandansimo dan menyempatkan berdialog dengan perwakilan masyarakat, petani dan nelayan yang merasa terbantu dengan keberadaan kincir itu.(ANTARA)

 Menristek apresiasi energi hibrid di Bantul

http://img.antaranews.com/new/2012/10/ori/20121006Tinjau-Workshop-Tenaga-Hibrid-051012-SK-1.jpgBantul - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, memberikan apresiasi atas keberhasilan masyarakat Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) melalui kincir angin. 

"Ide awalnya hanya sederhana, yakni dengan niat ingin menolong nelayan agar bisa mengawetkan ikan melalui tenaga hibrid, namun saat ini telah dampaknya berkembang macam-macam," katanya usai berkunjung ke Workshop PLTH di Desa Trimurti, Bantul, Jumat.

Kementerian Riset dan Teknologi menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak tiga tahun lalu guna mengembangkan energi hibrid yang berbasis pada potensi panas matahari dan kekuatan angin dengan memilih Pantai Pandansimo, Bantul, sebagai tempat pengembangan energi baru dan terbarukan ini.

Menurut dia, setelah berkembang selama tiga tahun setidaknya sampai saat ini bisa untuk mengangkat air untuk membantu pertanian di lahan pasir, bahkan menjadi tempat pariwisata dan memunculkan kesempatan kerja seperti jualan aneka kuliner.

"Saya tidak menyangka menjadi begini luasnya, yang mendukung keberhasilan ini karena kemauan masyarakat yang tinggi sekali, karena di awal kita serahkan dan selanjutnya terserah masyarakat, jika masyarakat kurang menerima, maka programnya cepat bubar," katanya.

Ia berharap, suatu program bersama juga dapat dikerjakan secara bersama-sama baik itu oleh masyarakat maupun pemerintah daerah, sehinggaa nantinya bisa berkembang dan menjadi contoh atau model bagi pengembangan di daerah lain.

"Seperti di Aceh itu, sebelumnya masyarakat jual biji kopi, supaya bisa meningkat pendapatan, maka kita kasih alat-alat, lalu kita latih terus, dan sampai saat ini tidak menjual biji kopi lagi melainkan jual serbuk. Harapan saya disini Bupati terus meneruskan," katanya.

Saat ini kincir angin sudah terpasang pesisir Pantai Pandansimo Bantul yakni di sebelah blok timur ada enam unit berkapasitas 1 KW, dua unit berkapasitas 2 KW, dua unit berkapasitas 2,5 KW, satu unit berkapasitas 5 KW, dua unit berkapasitas 10 KW, sedangkan di blok barat ada 21 unit dengan kapasitas 1 KW.

Selain itu, di Bantul juga terdapat Workshop PLTH yang memproduksi kincir angin dan panel surya sebagai bengkel, jika kincir angin yang terpasang di pantai selatan Bantul mengalami kerusakan baik baling-baling, kumparan maupun tiang penyangganya.(*)

@ Antara
0

UGM, Lokasi Pertama ASEAN Studies Center

Yogyakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berencana membuat ASEAN Studies Center di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai awal mengenalkan ASEAN secara lebih mendalam kepada masyarakat domestik dan dunia. Makin dikenalnya ASEAN oleh masyarakat negara ASEAN dan dunia akan membuat asosiasi negara kawasan Asia Tenggara itu mampu menjadi kawasan yang berpengaruh di dunia.

"UGM sendiri dipilih sebagai tempat kami membuat ASEAN Studies Center karena memiliki banyak sumber daya manusia bagus dan pakar yang memahami ASEAN dengan baik secara utuh. Karena itu, kami berharap dari para pakar inilah banyak sumbangsih pemikiran untuk ASEAN yang bisa disampaikan," papar Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemenlu I Gusti Agung Wesaka Puja, kemarin.

Kepada wartawan di Ruang Seminar Fisipol UGM, Puja mengatakan, keterlibatan UGM dalam ASEAN Studies Center juga diharapkan mampu meningkatkan peran Indonesia dalam ASEAN. Melalui pemahaman masyarakat ASEAN yang lebih baik dan utuh, Indonesia tidak akan ragu menghadapi ASEAN Community 2015.

Rektor UGM Pratikno menuturkan, pendirian ASEAN Studies Center merupakan momentum sangat penting. Sementara MoU juga menjadi persiapan bagi Indonesia menghadapi tahun 2015. Terkait komitmen ini, UGM menyediakan pembelajaran bahasa negara lain di kawasan ASEAN bagi mahasiswanya. Pihaknya ingin membuat hubungan di kawasan ASEAN ini tidak hanya hubungan antarpemerintah, tapi juga dari orang ke orang.

Sementara itu, Duta Besar Kanada untuk Indonesia HE Mac-Kenzie Clugston mengatakan, sebagai sebuah kawasan, ASEAN harus bergerak dari tataran atas ke tataran bawah. Sebab, masyarakat harus dilibatkan dalam tiap kerjasama luar negeri. (ratih keswara/koran si) (//rfa)

0

Dosen UGM Kembangkan Pupuk Penyerap Karbon

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/pupuk_100802160439.jpgYogyakarta - Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Agus Kuncaka membuat dan mengembangkan pupuk berbahan biochar, atau arang yang mampu menyerap karbon di udara.

"Jadi, pupuk dengan nama Slow Release Organic Paramagnetic (SROP) itu tidak hanya mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah tetapi juga dapat menyerap karbon," kata Agus Kuncaka di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, pupuk tersebut cocok jika dipakai di daerah perkebunan kelapa sawit. Sejumlah negara di kawasan Eropa dan Amerika menuding industri kelapa sawit Indonesia banyak menyumbang emisi karbon dari lahan gambut dan pemupukan urea di kawasan perkebunan tersebut.

"Mereka melakukan aksi boikot impor terhadap produk industri kelapa sawit Indonesia yang dianggap sebagai pengotor dunia. Emisi karbon yang dilepas dari lahan gambut dan pemupukan urea di perkebunan Kalimantan diperhitungkan dapat mengotori atmosfer setara dengan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) di Amerika selama dua tahun," katanya.

Ia mengatakan penggunaan pupuk SROP dalam pertanian maupun perkebunan dapat sebagai pengendali lingkungan karena pupuk itu mampu membuat neraca karbon negatif. Dengan kata lain pupuk SROP berfungsi sebagai pembersih udara sehingga peredaran emisi karbondioksida dari industri perkebunan dan pertanian dapat berkurang.

Pupuk SROP, kata dia, secara molekular mampu mendukung terbentuknya sistem kesetimbangan kimia dari nitrogen udara ke arah pembentukan amonium dan ion nitrat secara mikrobiologi yang sekaligus dapat menghambat pelepasan amonia (NH3) dan nitrogen oksida (N20).

Pupuk itu juga dapat mendukung terbentuknya sistem reaksi radikal air yang dapat mempercepat pembentukan lignin sehingga pertumbuhan tanaman dapat dipacu. Pupuk itu juga berfungsi sebagai sistem pelepas lambat ion amonium dan nitrat ke tanaman.

"Secara molekular pupuk itu juga mampu menangkap asam humat dan menahan air dengan maksimal," kata Agus yang juga Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Pengembangan Sumber Daya Fakultas MIPA UGM.

Menurut dia proses pembuatan pupuk SROP tergolong sederhana. Awalnya dilakukan karbonisasi massa atau pengarangan dari limbah pertanian maupun perkebunan. Setelah diarangkan kemudian diaktifkan dengan larutan elektrolit.

"Selanjutnya diberi penambahan protein dari limbah peternakan maupun pertanian yang siap untuk digunakan sebagai pupuk. Pupuk SROP tersusun dari nitrogen, fosfor, potassium oksida, karbon organic, air, dan material paramagnetik," katanya.

0

Dosen UGM kembangkan sepeda berbahan alumunium bekas

Yogyakarta - Dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Suyitno mengembangkan sepeda yang dibuat dari alumunium bekas yang didaur ulang.

"Sejumlah komponen sepeda seperti rangka, pedal, stang, dan stem, merupakan hasil daur ulang alumunium bekas," kata Suyitno, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, sepeda bernama 'Castbike' itu rangkanya dibuat melalui proses pengecoran, sedangkan rangka sepeda pada umumnya dibuat dengan pipa yang disambung melalui proses pengelasan.

"Pembuatan rangka sepeda dari pipa memerlukan bahan baku, dan teknologi pengelasan yang relatif kompleks untuk produksi secara massal," katanya.

Ia mengatakan hal itu mendorong dirinya mencari alternatif proses produksi rangka sepeda dengan menggunakan teknologi pengecoran sederhana. Dengan teknologi cor sederhana ini, kata dia, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pipa dan pengelasan yang tergolong kompleks.

"Proses produksinya lebih sederhana dengan pengecoran. Selain itu, teknologi tersebut juga memberikan peluang kepada industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia untuk memproduksi rangka sepeda tanpa tergantung pada penggunaan pipa dan pengelasan yang rumit," katanya.

Menurut dia, rangka sepeda 'Castbike' tersusun atas tiga komponen yakni rangka depan, rangka samping kanan, dan rangka samping kiri. Ketiga komponen tersebut disusun dan disambung dengan menggunakan baut.

"Komponen rangka depan pada lubang dudukan sadel, lubang dudukan stang, dan lubang poros pedal dicetak pejal serta dilubangi dengan mesin bubut. Perakitannya dikerjakan sendiri," katanya.

Ia mengatakan saat ini dirinya mengembangkan tiga model sepeda 'Castbike', yakni jenis urban untuk laki-laki, urban untuk perempuan, dan model sepeda gunung. Dalam sehari bisa memproduksi lima unit sepeda 'Castbike'.

"Saat ini produksi sudah berjalan dan paten sudah diajukan. Kami berharap dalam waktu dekat sepeda 'Castbike' itu bisa dirilis," katanya.

Karya Suyitno itu terpilih sebagai salah satu dari 104 karya inovasi Indonesia paling prospektif pada 2012 versi Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek).(B015/M008)
(Antara)