0

Agar Router WiFi Tak Ditembus Peretas

TEMPO Interaktif, Jakarta - Serangan peretas komputer sedang marak akhir-akhir ini. Jaringan WiFi sebetulnya salah satu pintu masuk serangan yang paling gampang karena jaringan ini biasanya lebih rapuh. Bila Anda memasang jaringan WiFi di rumah, ada baiknya meningkatkan keamanannya. Tip berikut ini akan bermanfaat:


1. Posisi antena yang strategis
Jangan menempatkan antena router di lokasi yang membuat sinyal akan bocor ke luar rumah atau kamar. Oleh sebab itu, hindari lokasi di dekat jendela. Tempatkan router di tengah bangunan.


2. Pakai WEP
WEP adalah Wireless encryption protocol. Ini adalah teknik untuk mengenkripsi lalu lintas komunikasi di jaringan nirkabel. Jangan pernah melewatkannya saat menginstalasi sebuah jaringan nirkabel di rumah.


3. Ubah SSID dan jangan siarkan
SSID itu adalah Service Set Identifier. Ia adalah semacam identifikasi yang dilakukan oleh sebuah router untuk memastikan siapa yang berhak memulai koneksi di dalam jaringannya. Pilih nama SSID yang paling unik, seperti memilih nama e-mail atau password. Bila memungkinkan, jangan menyiarkan nama itu sehingga saat orang lain menangkap sinyal WiFi kita, mereka takkan tahu itu koneksi milik siapa.

4. Nonaktifkan DHCP
Dengan cara ini, peretas mesti men-decode parameter TCP/IP, subnet mask, dan alamat IP, untuk meretas jaringan nirkabel ini. Ini tak mudah.

5. Nonaktifkan atau modifikasi setting SNMP:
Ubah pengelolaan privat dan publik pada SNMP. Anda juga bisa menonaktifkannya.

6. Utilisasi daftar akses:
Untuk keamanan tambahan, dan bila router anda mendukung, bikinlah daftar mesin yang boleh mengakses jaringan Anda. Router yang mendukung fitur ini pun biasanya sudah mendukung trivial file transfer protocol (TFTP). [DEDDY SINAGA | FREECOMPUTERTIPS]


TEMPOInteraktif
0

Tim Pens Juarai Kompetisi Muatan Roket

Bantul (ANTARA News) - Tim asal Politeknik Elektronika Negeri Surabaya menjuarai Kompetisi Muatan Roket Indonesia 2011 tingkat mahasiswa seIndonesia yang digelar pada 25-27 Juni 2011 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Tim menjadi juara karena unggul dalam uji analisa data yakni dalam mempresentasikan data dari rekaman video yang ditampilkan dalam uji muatan roket," kata Ketua Panitia Komurindo 2011 Agfianto Eko Putro di Bantul, Senin.

Menurut dia, tim dengan nama "EEPISKy G-02" itu unggul dari sebanyak 23 tim lainnya yang sebelumnya telah sama-sama melakukan uji terbang muatan pada Minggu, 26 Juni lalu di pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul.

Ia mengatakan, sementara juara kedua diraih tim dari Politeknik Negeri Bandung dengan nama "eagleOne" kemudian juara ketiga diraih tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan nama "Starpens-01".

"Para juara selain mendapat tropi juga mendapatkan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp10 juta untuk juara pertama dan sebesar Rp8 juta untuk juara kedua sedangkan juara ketiga mendapat sebesar Rp6 juta," katanya.

Menurut dia, para pemenang komurindo ini berhasil melewati tiga tahapan yakni tahap pertama uji fungsional dan integrasi muatan pada 25 Juni, kemudian tahap kedua uji terbang muatan pada 26 Juni dan tahap ketiga presentasi data 27 Juni.

"Peserta komurindo 2011 ini awalnya diikuti sebanyak 40 tim, namun setelah melewati tahap uji fungsional dan integrasi muatan, sebanyak 23 tim yang lolos dan melakukan tahap uji terbang muatan," katanya.

Ia mengatakan kompetisi yang mengambil tema "Attitude Monitoring and Surveillance" ini untuk mendapatkan juara hasil rancang bangun muatan roket (payload) yang mampu kembali atau menuju sasaran yang telah ditentukan (homming) setelah terlepas dan terpisah dari roket peluncur seri RUM70-100-LPN.

Komurindo 2011, kata dia diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Akademi Angkatan Udara (AAU) Pemkab Bantul.(ANTARA/S026)


ANTARAnews
0

Era Robotik Indonesia di Depan Mata

Infrastruktur tak boleh menjadi batu sandungan bagi perkembangan dunia robotik Indonesia.

Infrastruktur memang salah satu kelemahan. Tetapi itu tidak boleh menjadi batu sandungan besar bagi perkembangan dunia robotik Indonesia. (gadgetlite.com)

VIVAnews
- Anda pernah menonton film Surrogates yang dibintangi oleh aktor kawakan Bruce Willis? Film yang bercerita tentang robot-robot pengganti manusia ini nampaknya akan segera menjadi kenyataan.

Bagaimana tidak, kehidupan manusia saat ini dihadapkan dengan perkembangan teknologi canggih yang tidak dapat dihindari. Anda mungkin bisa melihat realita yang berkembang saat ini banyak robot-robot menyerupai manusia atau disebut dengan humanoid telah dikembangkan.

Ada yang bisa menari, ada yang bisa bermain biola. Di Jepang saja sudah ada humanoid yang menyerupai perempuan cantik dan sempurna untuk diperjualbelikan. Tidak hanya itu, robot-robot pun digunakan di pabrik-pabrik, medan pertempuran, dan juga di meja operasi.

Mungkin dulu harus menjadi programer handal untuk dapat mengendalikan sebuah robot. Tapi dengan sistem cloud computing yang akan dikembangkan oleh Microsoft, Institute of Technology Purwadhika Nusantara, dan World Robotic Explorer nampaknya semua orang dapat memiliki robot pintar dan dapat mengendalikannya.

Seperti diketahui, cloud computing adalah database yang dapat diakses dengan menggunakan internet. Semua data akan tersimpan di server, semua orang dapat mengakses data tersebut melalui teknologi yang dimilikinya seperti smartphone, netbook atau notebook. Karena itu, data yang ada tidak terbatas dibandingkan data yang ada pada sebuah gadget.

Dulu jamannya komputer-komputer besar berukuran seperti lemari. Orang harus terhubung dengan terminal atau server untuk mengakses data. Lalu, berkembang komputer individu atau notebook untuk dapat menyimpan data pribadi.

Sesuai perkembangan, para ahli pun menganggap hal tersebut tidak cukup. Setelah berkembangya teknologi internet, berkembang pula teknologi cloud computing yang tidak terbatas.

Dengan teknologi ini, ketiga badan yang bergerak dibidang pengembangan IT di atas mencoba mengembangkan robot-robot pintar dengan tingkat intelegensia yang tinggi.

Dengan sistem ini, tidak perlu jadi seorang programer, semua orang bahkan yang tidak memiliki keahlian dibidang IT sekali pun dapat mengendalikan robot dengan menggunakan gadget yang sering digunakannya melalui jaringan internet dan tanpa sistem komputerisasi canggih karena otak robot semua tersimpan di dalam 'awan' atau internet.

"Robot pun dapat berkomunikasi dengan robot di belahan dunia lain, serta dapat berkomunikasi dengan manusia tanpa mengenal jarak," ujar Purwo Hartono, pendiri Institute of Technology Purwadhika Nusantara, saat ditemui wartawan di WRE, Thamrin City, 27 Juni 2011.

Jadi, orang dapat mengendalikan robot-robot mereka dari jarak jauh sekalipun dengan hanya mengandalkan internet.

Namun, apakah mungkin pengembangan robotik di Indonesia akan berjalan
mulus mengingat infrastruktur di negara ini masih kacau balau?

Menurut Risman Adnan, Development & Platform Director Microsoft Indonesia, infrastruktur memang salah satu kelemahan tetapi ia tidak ingin hal tersebut menjadi batu sandungan besar bagi berkembangnya dunia robotik Indonesia. "Halangan terbesar itu sebenarnya terletak pada bandwidth karena di Indonesia masih mahal," kata Risman.

Namun demikian, hal ini tentu tidak menyurutkan langkah ketiga lembaga tersebut. Bahkan menurut Jully Tjindrawan, pendiri World Robotic Explorer, mereka telah mengembangkan robot yang dapat dikendalikan melalui OS apple seperti iPad, iPhone, ataupun Mac. "Kita sudah mengembangkan pengendalian dari iPad dan iPhone, saat ini sedang dikembangkan pengendalian robot dari OS android dan microsoft," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, World Robotic Explorer pun memperlihatkan kecanggihan robot yang dikendalikan dengan iPad. Dan memang, terlihat sangat canggih dan mudah.

Jadi, bersiaplah untuk memasuki era robotik. (eh)


VIVAnews
0

Pendidikan TI Indonesia di Persimpangan Jalan

Jakarta - Pendidikan teknologi informasi (TI) di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Akademisi TI I Made Wiryawan menyebutkan, pendidikan TI di Indonesia berada di persimpangan jalan. Mengapa?

Disebutkannya, pendidikan TI di Indonesia lebih condong ke pengajaran yang berorientasi pada skill penggunaan TI, bukan ke pemahaman teknologi yang mendasari sebuah produk TI.

"Ini lebih condong ke jangka pendek, karena orang lebih suka melihat yang instant. Skill penggunaan TI langsung terlihat hasil kerjanya," kata dosen Universitas Gunadarma Jakarta ini, ketika dihubungi detikINET, Senin (27/6/2011).

Pria berkacamata ini melanjutkan, di pendidikan TI di luar negeri justru sebaliknya. Dimana para mahasiswa lebih diarahkan pada pemahaman lebih mendalam kepada sebuah teknologi dan berorientasi jangka panjang. Ini menurutnya akan menyulitkan mahasiswa tersebut ketika belajar ke luar negeri.

Lantas, apakah ini adalah sebuah masalah? Made menjawab, ini hanyalah lebih ke soal pilihan. Apakah universitas bidang TI itu memilih untuk lebih condong mengajarkan mahasiswanya untuk jangka pendek atau jangka panjang.( rns / ash )


detikInet
0

Blankon, OS Asli Indonesia Dipakai Mancanegara

Tampilan OS Blankon (foto: dok okezone)

JAKARTA - Ada sesuatu yang menarik pada perhelatan Computer Festival 2011 yang diadakan oleh Universitas Indonesia di FX Lifestyle X'nter, Jakarta. Tanpa disadari, ternyata beberapa komunitas open source di Indonesia telah bekerja sama dengan pengembang Linux yang tergabung dalam Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI), untuk membuat OS yang berbasis penggunaan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah Blankon.

Komunitas melakukan usaha keras menciptakan BlankOn sebagai OS yang bersahabat untuk Anda. Setelah BlankOn terinstal, semua kebutuhan dasar berkomputer sudah tersedia sehingga komputer anda sudah siap untuk digunakan. "Ini diciptakan memang sebagai sahabat bagi pengguna dan semua aplikasi multimedia sudah secara otomatis terinstal setelah kita men-download OS blankon ini," Ujar Arif Syamsudin salah satu tim Blankon Linux, ketika berbincang oleh okezone, Jumat petang.

Blankon Linux merupakan salah satu distro Linux yang berisikan software yang dapat digunakan untuk keperluan dekstop, laptop atau netbook dan workstation yang didistribusikan secara free dan bebas untuk digandakan oleh siapa pun, karena lisensinya memang bebas.

Utian Ayuba yang merupakan humas dari Tim Blankon Linux mengatakan, "Sistem operasi (OS) ini memang dibuat oleh seluruh IT dari Indonesia dan memang ditujukan untuk digunakan oleh orang Indonesia sendiri dimanapun dia berada secara gratis hanya tinggal men-download saja. Bahkan, Orang Indonesia di luar negeri pun sudah memakai OS Blankon ini."

Beberapa alasan keberhasilan BlankOn Linux adalah :

1. Merupakan distribusi Linux yang aktif dikembangkan secara terbuka oleh komunitas dan merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia.
2. Menerapkan konsep Indonesia (Bahasa, Tema Seni dan Budaya, Aksara Nusantara dan Aplikasi Khas)
3. BlankOn memiliki repositori dengan jumlah aplikasi yang besar.
4. Memiliki fokus membuat segalanya siap pakai (wifi, dukungan multimedia).
5. Panduan, bantuan dan dukungan penggunaan BlankOn mudah diperoleh.

Jika Anda pecinta open source atau sudah bosan dengan memakai OS yang sudah ada, maka OS Blankon bisa menjadi alternatif bagi anda karena pengaplikasianya lebih simple dan tidak mengeluarkan biaya untuk instalasinya.


Okezone
0

Bandung Produksi AC Lokal Pertama di Tanah Air

AC LOKAL - Dirut PT Frigia Air Conditioning Husonny Ghany Aziz (kiri) memberikan penjelasan kepada General Manager Denso Indonesia Hayasi Takehiko (tengah) saat meninjau mesin pendingin di Kantor PT Frigia Air Conditioning di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Senin (22/6). Dalam waktu dekat PT Frigia akan memproduksi 5000 unit AC lokal untuk kebutuhan kendraan minibus.

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Terus berkembangnya sektor jasa transportasi, ternyata berimbas pada produk air conditioning (AC). Ini memicu pembuatan AC lokal.

"Saya kira, pasar AC pada tahun ini dan masa mendatang berprospek cerah," tandas Husony Ghani Aziz, Presiden Direktur PT Frigia, yang merupakan industri AC yang bekerja sama dengan produsen AC raksasa Jepang, Denso, pada sela-sela kunjungan pejabat PT Denso Indonesia, Hayashi Takihiko, di tempat kerjanya, Jalan Soekarnohatta Bandung, Rabu (22/6).

Sony, sapaan akrabnya, meneruskan, melihat kondisi itu, pihaknya memutuskan untuk memproduksi AC. Menurutnya, meski bersifat perakitan, itu merupakan produk AC pertama di tanah air. "Produk ini mengandung 90 persen konten lokal," lanjutnya.

Dikatakan, rencananya, dalam beberapa pekan mendatang, pihaknya melakukan serangkaian uji coba. Tujuannya, jelas Sony, untuk mengetahui kualitas produksinya tersebut. "Lokasi uji coba di Malang," katanya.

Sony mengutarakan, apabila hasil uji coba memuaskan, AC produk dalam negeri pertama itu, proyeksinya untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Sejauh ini, lanjut Sony, kebutuhan AC, khususnya, bagi kendaraan-kendaraan travel, termasuk big bus, dalam negeri mencapai ribuan unit per tahun.

"Sebagai contoh, saat ini, salah satu travel ternama tanah air yang bermarkas di Bandung, memiliki armada sebanyak 3 ribu unit. Tentunya, jika perusahaan itu berkembang, kebutuhannya bertambah. Angka itu belum termasuk perusahaan sejenis lainnya," papar Sony.


Tribunnews
0

500 Gamer Online Bertarung Pecahkan Rekor MURI

Game di mainkan.com

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -
Sebanyak 500 peserta game online dari seluruh Indonesia bertarung untuk memecahkan rekor ketahanan bermain di Mal Paris Van Java (PVJ) Jalan Sukajadi, Bandung mulai Sabtu (25/6/2011) dan final digelar pada Sabtu (2/7/2011) nanti.

Menurut Manager Bisnis PT Cyberworld Network Indonesia, Mengky Mangare dari 500 peserta itu kebanyakan berdomisili di Bandung.

Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI), Adri, mengatakan pemecahan rekor MURI lomba ketahanan main game itu untuk ke lima kalinya digelar di Indonesia.
Pertama digelar tahun 2007 di Bandung dengan rekor 100 jam. Masih tahun yang sama di
Yogyakarta dengan rekor terlama selama 111 jam.

"Terakhir di Medan pada 2008 selama 122 jam dan di Bandung selama 125 jam. Sekarang kembali di Bandung dengan target rekor 150 jam," kata Adri saat pembukaan "Pemecahan Rekor MURI Lomba Ketahanan Main Game 150 Jam Nonstop di PVJ, Sabtu (25/6).

Untuk pemecahan rekor MURI tersebut, pihak penyelenggara harus menyiapkan tim medis, dan peserta harus berusia lebih dari 17 tahun.

Sementara Motivator Andrie Wongso menilai even ini tidak hanya sekadar lomba untuk para penggemar permainan modern, tapi dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, yakni untuk melatih ketahanan peserta dalam menghadapi rintangan, dan kesulitan dalam kehidupannya.

"Seperti dalam permainan game yang terdiri dari beberapa tingkatan permainan," ujar Andrie.

Salah seorang peserta acara tersebut, Donny (20) mengaku meski baru pertama kali ikut lomba, ia mengaku tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti pemecahan rekor MURI tersebut. Kecuali bekal asupan makanan yang agak ditingkatkan.

"Kalau persiapan sih nggak ada yang khusus, hanya vitamin lebih disiapkan untuk menambah asupan gizi makanan guna menambah daya tahan," katanya.

Peserta yang masih duduk di bangku kuliaj itu pun mengaku hobi bermain game sejak 3 tahun lalu. Dia selalu asyik dengan hobinya di saat waktu senggang dan saat libur kuliah


Tribunnews
0

Seru, Kompetisi Roket

Seorang peserta sedang melihat roket yang meluncur. (FOTO ANTARA)

Bantul (ANTARA News) - Masyarakat di sekitar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, sangat antusias menyaksikan kompetisi muatan roket Indonesia tingkat mahasiswa yang digelar di pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul.

Masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan seperti anak-anak hingga dewasa itu ingin menyaksikan langsung luncuran roket dari seluruh peserta Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2011.

"Saya sangat tertarik melihat roket yang diluncurkan, apalagi atraksi ini jarang sekali diperlihatkan, sehingga saya ingin melihat secara langsung," kata salah seorang warga Ngasem, Timbulharjo, Sewon Ruli Febriyanto di Bantul, Minggu.

Dia sengaja datang ke Pantai Pandansimo setelah mendengar kabar akan ada peluncuran roket dari 40 tim mahasiswa seluruh universitas maupun perguruan tinggi se-Indonesia.

"Informasi tentang peluncuran roket jarang ada, saya hanya mengetahui dari tayangan di televisi, sehingga saya penasaran ingin melihat langsung roket diluncurkan," katanya.

Sementara itu, Panitia Penyelenggara Komurindo 2011, Agfianto Putro, mengatakan, kompetisi yang diadakan mulai 25-27 Juni 2011 ini merupakan yang keempat kali yang dimulai sejak 2008.

Ia mengatakan Komurindo kali ini bertemakan Attitude Monitoring and Surveilance, kompetisi ini bertujuan mencari bibit unggul yang berminat menggeluti teknologi kedirgantaraan khususnya roket.

"Teknologi kedirgantaraan khususnya roket memiliki nilai strategis, baik dalam keadaan damai maupun untuk keperluan pertahanan, dan negara manapun yang secara mandiri menguasai teknologi roket akan disegani bangsa-bangsa di dunia," katanya.

Lebih lanjut, kata dia kompetisi ini dibagi dalam tiga tahap, tahap pertama yakni uji fungsional dan integrasi muatan yang dilangsungkan pada Sabtu, 25 Juni lalu.

"Sedangkan untuk hari ini uji terbang muatan, dan presentasi data hasil ujian terbang dihadapan para juri akan diselenggarakan pada Senin, 27 Juni mendatang," katanya.

Ia mengatakan, Komurindo digelar atas kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Uniiversitas Gadjah Mada, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Akademi Angkatan Udara dan Pemkab Bantul.

Sedangkan dewan juri dalam kompetisi ini yaitu Rika Andiarti dari LAPAN, Indrawanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Wahidin Wahab dari Universitas Indonesia (UI) dan Heru Santosa dari UGM(ANT)


ANTARAnews