Showing posts with label Game. Show all posts
Showing posts with label Game. Show all posts
0

Graviton, merevolusi game tetris


Graviton, merevolusi game tetris

Perkembangan pesat game saat ini, salah satunya dipelopori oleh kemajuan teknologi smartphone dan tablet. Game yang ada di pasaran seakan membeludak dan terkadang kita sebagai konsumen sulit untuk menentukan game mana yang akan kita pilih.

Saat ini sudah cukup banyak game yang memiliki instruksi rumit dan aturan yang tidak masuk akal. Namun, ada satu game baru sebagai revolusi game klasik terkenal, Tetris, yang dinamakan Graviton.

Disadur dari Mactrast (19/3), konsep Graviton hampir mirip dengan Tetris. Obyek dari permainannya pun tetap sama. Mengatur potongan dan mencoba untuk menghilangkan sebanyak mungkin dari tumpukan-tumpukan yang ada. Jika Anda kurang cermat dalam menghilangkan deret atau tumpukan tersebut, Anda akan kalah karena kehabisan ruang.

Potongan-potongan permainan disebut Graviton. Ada 3 Graviton tertentu yang merupakan komponen kunci dari permainan, yaitu (+), (-), dan (/). Setelah blok (+) Graviton berada di tempat, mereka akan menarik potongan lain yang berada di dalam garis lapangan, hal ini dapat membantu, atau membuat permainan lebih sulit. Ketika blok Graviton (-) berada di tempat, maka ia akan mendorong potongan lainnya. Untuk potongan-potongan (/) Graviton tidak terpengaruh oleh (+) dan (-).

Tidak seperti Tetris, potongan permainan tidak bisa diputar, yang membuat permainan lebih menantang.

Keunggulan:
1. Adiktif dan menghibur
2. Misi dan rintangan yang serba baru
3. Tersedia gratis

Kekurangan:
Harus membeli untuk mendapatkan tingkat lebih


source: www.merdeka.com

0

Studio Game Indonesia Siap Serbu China

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/13/1651498p.jpg?1355212516968Jakarta Sebuah studio game asal Indonesia, TouchTen, telah menjalin rekanan dengan perusahaan China, Yodo1, untuk berusaha menembus pasar game di negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu.

Dalam keterangan resminya, CEO TouchTen, Anton Soeharyo, berharap game seperti Infinite Sky dan Sky Beauty bisa mencapai sukses yang lebih besar di China.

Yodo1 saat ini diklaim memiliki pengguna aktif melebihi 5 juta orang. Perusahaan ini memang spesialis melokalkan banyak game dari luar China.

Yodo1 saat ini baru menggandeng 9 rekanan untuk menghadirkan game dari luar China. Kebanyakan rekanan itu adalah perusahaan game dari barat. Dari Indonesia, mereka baru mengambil game TouchTen.

Anton berharap masuknya TouchTen ke pasar China juga akan membantu mempromosikan Indonesia sebagai sumber bakat-bakat baru dalam pengembangan dan perancangan game.

Salah satu game yang akan dihadirkan oleh Yodo1 adalah Infinite Sky, sebuah game pertempuran pesawat terbang yang tersedia untuk iOS dan Android.


Kompas
0

Orang Indonesia di Balik Game Assassin's Creed

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/09/2126429p.jpg(oik yusuf/ kompas.com) Richard Bharata (kiri) Level Artis Ubisoft Studios

Indonesia  Seri video game Asassin Creed dari Ubisoft yang kini telah mencapai judul ke lima (Assassin's Creed III) dikenal sebagai permainan yang menyajikan gameplay terbuka di tengah tempat-tempat historis yang tervisualisasi dengan indah.

Dalam seri game ini pemain menjelajahi lokasi-lokasi bersejarah seperti kota Istanbul pada zaman Ottoman, Roma dalam masa renaissance, serta Amerika Serikat sewaktu dilanda perang saudara. Semuanya ditampilkan dengan detil lingkungan dan arsitektur yang akurat sesuai era masing-masing.

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerja keras yang tidak sedikit, mulai dari riset sejarah, kunjungan ke lokasi yang sesungguhnya, hingga proses pengembangan lingkungan dalam game. Nah, di sinilah Richard Wych Bharata Setiawan, seorang kelahiran Indonesia, memainkan peranannya.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/09/2130504.jpg?1355063434546
ubisoft

Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini menjabat sebagai Level Artist di studio besar Ubisoft di Montreal, Kanada.

Sebagai perancang lingkungan game, Richard terlibat dalam pembuatan sejumlah game dalam seri Assassin's Creed, termasuk Brotherhood dan Revelations yang merupakan ekspansi dari judul Assassin's Creed II. Dia juga turut menangani proses desain dalam seri game populer lain bikinan Ubisoft, yaitu Prince of Persia.

Dari Lokal ke Mancanegara

Richard tidak serta-merta melompat ke Kanada begitu lulus kuliah. Pria yang akan segera menikah dalam waktu dekat ini mengawali karirnya sebagai desainer grafis di Forhet, pada 2005. Kurang lebih setahun kemudian, dia bergabung dengan Matahari studios -- sebuah pengembang game lokal -- sebagai Special Effects Artist.

"Kebetulan, saya lalu dapat informasi bahwa Ubisoft akan membuka studio di Asia Tenggara," ujar Pria yang mengaku belajar mendesain obyek-obyek dalam game secara otodidak ini.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/09/2138484.jpg?1355063931406
geekbox.net Salah satu setting lokasi di game Assassins Creed III

Jadilah Richard mengajukan lamaran sebagai special effects artist. Tetapi posisi yang diinginkannya itu ternyata tidak tersedia. Richard lantas nyemplung sebagai level artist dan modeller di Ubisoft Singapura pada tahun 2008 silam. Dia adalah salah satu dari dua orang Indonesia yang tergabung dalam tim awal studio Ubisoft Singapura yang berjumlah 25 orang.

"Ketika itu ada kejadian lucu di mana saya diminta mengisi form pekerjaan. Saya diberikan laptop, tetapi keyboard-nya menggunakan bahasa Perancis. Lama sekali saya mengisinya karena harus mencari huruf yang tepat satu per satu, ha ha ha," ujar Richard sambil tergelak ketika mengenang pengalamannya tersebut. Maklum, Ubisoft adalah perusahaan asal Perancis, rupanya mereka lupa membawa peralatan yang cocok untuk kawasan Asia Tenggara.

Tiga tahun bekerja di Singapura, Richard lantas pindah ke Studio utama Ubisoft di Montreal, Kanada, di mana dia bermukim hingga kini.

Pengalaman Richard menggunakan keyboard berbahasa Perancis berlanjut dalam bentuk yang berbeda di Montreal, karena Perancis adalah bahasa utama di kota itu. Richard pun makin getol belajar Bahasa Perancis. "Sekarang sudah tidak kaku lagi berbahasa Perancis meskipun masih harus banyak belajar," ujarnya.

Pekerjaan Kolosal

Melihat tampilan dunia dalam seri Game Assassin's Creed yang luas dan begitu mendetail, dapat dibayangkan bahwa pembuatnya pastilah bekerja keras untuk merealisasikan lingkungan game dari gambaran konsep yang ditetapkan sebelumnya.

Di studio Ubisoft, sebagian besar tanggung jawab ini berada di pundak Art Director yang memberikan arahan seputar rancangan game pada sejumlah sub-bagian, termasuk Character Design dan Level Designer yang menjadi atasan Richard.

"Kalau diumpamakan, Level Designer membuat 'mangkuk' lingkungan dunia game berikut 'level box' yang mewakili obyek-obyek dalam dunia game. Level Artist seperti saya kemudian mewujudkan dunia itu sesuai arahan," jelas Richard mengenai bidang pekerjaannya.

Dari situ, Richard bersama tim Level Artist memikirkan kira-kira arsitektur seperti apa yang sesuai dengan setting game, lalu bekerja membuat obyek-obyek dan lingkungan dalam game berdasarkan referensi yang didapat berikut limitasi interaksi dalam game yang ditetapkan oleh programmer.

Kadang proses ini bisa membuat pusing tujuh keliling. Richard memberi contoh salah satu level dalam game Assassin's Creed: Brotherhood yang menampilkan reruntuhan Colosseum di Roma, Italia, lengkap dengan ruang-ruang bawah tanahnya.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/09/2141563.jpg?1355064097656
gamesradar.com Colosseum dalam game Assassins Creed: Brotherhood

"Kami harus membuat Colosseum sesuai dengan keadaannya di abad ke-15, tahun 1400-an, sementara gambar-gambar referensi yang tersedia hanya dari tahun 2000-an," ungkap Richard. Kendati demikian, nyatanya di tengah keterbatasan itu, tim pengembang Ubisoft tetap berhasil memvisualisasikan desain Colosseum yang megah.

Ketika itu, Richard antara lain bertanggung jawab membuat setting dungeon atau ruang tahanan bawah tanah di Colosseum yang juga dipakai sebagai arena kejar-kejaran menggunakan kuda di dalam game. "Proses pembuatannya lama sekali, tapi ketika dimainkan dalam game, lima menit saja level-nya sudah lewat, ha ha ha,"

Dalam proses pembuatan game, Ubisoft menerapkan sistem 'milestone' atau target pencapaian dalam kurun waktu tertentu. Jika sudah dekat waktu deadline, Richard kerap lembur demi merampungkan pekerjaan.

Tantangan dalam melakukan proses desain lingkungan game itu pun selalu mengalami ekskalasi dari judul ke judul. Menurut Richard, ini karena Ubisoft selalu meminta rancangan yang lebih detail untuk game berikutnya. "Pengerjaan dari Assassin's Creed II ke Brotherhood lalu setelah itu ke Revelations, misalnya, selalu harus disertai dengan peningkatan kualitas sehingga kami harus bekerja lebih giat lagi."

Saat semuanya sudah selesai, dunia game kemudian digabungkan dengan bagian-bagian lainnya seperti karakter game hasil rancangan character artist dan fashion designer yang juga dibuat berdasaran referensi faktual.

Hasil karya Richard bisa dilihat di serangkaian judul game dalam seri populer ini, mulai Assassin's Creed II, Assassin's Creed: Brotherhood, Assassin's Creed: Revelations, hingga yang terbaru Assassin's Creed III yang tersedia untuk platform PC dan konsol game seperti Xbox 360 dan PlayStation 3.

Gerilya

Richard mengaku menikmati bekerja di studio terbesar Ubisoft di Montreal. "Suasananya cair, kekeluargaan. Semua karyawan, misalnya, makan siang bersama tanpa memandang posisi atau jabatan."

Meski begitu, pria yang mengaku suka main game untuk melihat-lihat desain lingkungannya dan mencari inspirasi ini masih meyempatkan diri pulang ke tahah air dengan memanfaatkan waktu senggang antar pembuatan judul game.

"Kebetulan, sekarang lagi in-between, jadi bisa pulang ke rumah," ujar Richard ketika ditemui KompasTekno di sela-sela gelaran Indocomtech 2012 di Jakarta, November lalu. Saat itu, seri game terbaru yang turut ditangani Richard, Assassin's Creed III, memang telah rampung dan baru dirilis ke pasaran.

Soal industri game di Indonesia, Richard mengatakan bahwa sebenarnya terdapat banyak talenta berbakat di Tanah Air. Hanya saja, menurut Richard, di samping belum adanya investor besar yang berani mendanai pembuatan game seperti Assassin's Creed, ada hal lain yang sedikit mengganjal kemajuan dunia game nusantara dalam mengembangkan game berskala besar.

"Banyak yang bagus, tapi kebanyakan dari mereka bergerak seperti pejuang gerilya zaman kemerdekaan, yaitu terpisah-pisah antar daerah. Seandainya saja bisa disatukan, tentu bisa kuat sekali," ujar Richard.

Bagaimana dengan para rekan seprofesi yang memutuskan untuk mengadu nasib di negeri orang, seperti Richard sendiri? Menurut dia, hal tersebut berkaitan dengan besarnya penghargaan atas karya mereka yang bisa diperoleh di luar negeri.

"Namanya juga memenuhi kebutuhan hidup. Di Indonesia banyak talenta pembuat game berkualitas internasional, tapi penghasilannya kurang. Seandainya keadaan itu berubah, pasti semua yang bekerja di luar negeri akan pulang kampung dengan senang hati," tandasnya.


●  Kompas
0

Dua "game developer" Bandung ikuti pameran internasional

Ilustrasi
Bandung - Dua "game developer" atau perusahan pembuat games online asal Bandung, Nightspade dan Agate Studio, diundang untuk mengikuti ajang "Game Connection 2012" di Paris Prancis, 28-30 November 2012.

"Kami diundang mewakili Indonesia untuk berpartisipasi pada ajang Game Connection di Paris, rencananya berangkat 26 November nanti," kata CEO Nightspade Multi Kreasi, Dody Dharma di Bandung, Kamis.

Menurut Dody, dalam kegiatan itu akan bertemu dengan para game developer ternama dari berbagai belahan dunia yang selama ini memasok game online di dunia maya.

Ia menyebutkan, dalam ajang itu akan dilakukan sharing pengamanan dan pameran produk game terbaru dari masing-masing produsen game online itu. Selain itu untuk memperkuat jejaring bisnis sejenis dengan rekanan di berbagai negara di dunia.

"Ini ajang besar yang akan diikuti game developer dari seluruh dunia, ini kesempatan emas dan bisa ada kesempatan sharing dengan mereka," kata Dody.

Dalam ajang itu, Nightspade akan memamerkan produk terbarunya antara lain" Give A Dam" serta beberapa game yang telah lama beredar yakni "Don Grafitty", "Taby Litle Mouse" dan lainnya. Produk yang dipamerkan selama ini sudah bisa di download di smartphone, android dan program Windows.

Sementara itu Agate Studio Bandung juga akan mengirimkan dua orang perwakilannya ke ajang Game Connection di Paris itu.

"Alhamdulillah kita diundang ke sana untuk turut berpartisipasi pada ajang itu, dua crew kami akan berangkat," kata Public Relations Officer Agate Studio Bima Ratio dalam surat elektroniknya.

Menurut Bima, keberangkatan kedua game developer Indonesia asal Bandung itu didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Agate mengutus dua crewnya yakni Andrew Pratomo Budianto dan Vincentinus Hening W Ismawan ke ajang internasional itu.(S033)



0

Telkomsel Bikin Game James Bond di Seluler

http://statik.tempo.co/data/2012/10/29/id_147769/147769_275.jpgYogyakarta - Para pecinta games atau permainan petualangan di handphone kini bisa berimajinasi menjadi James Bond, agen rahasia. Operator seluler Telkomsel menghadirkan game Flash Bond City hanya dengan mengaktifkan Opera Mini di perangkat ponselnya. Games ini berhadiah laptop, komputer tablet, handphone, dan pulsa.

"Beragam aktivitas dalam Flash Bond City bisa memberikan hiburan dan pengalaman dalam penggunaan layanan mobile broadband Telkomsel," kata Rukmono Cahyadi, Head of Sales & Customer Care Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, 4 November 2012.

Namun, permainan James Bond ini hanya bisa dinikmati pelanggan Telkomsel di enam kota: Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Peluncurkan permainan ini bertepatan dengan pemutaran film James Bond terbaru yang berjudul Sky Fall di gedung biaoskop di berbagai kota mulai 3 November 2012.

Cara menjadi agen James Bond, pelanggan cukup mengaktifkan Opera Mini di perangkat ponsel. Setelah berhasil mengaktifkan Opera Mini, peserta yang mendaftar bisa langsung bermain di www.flashbondcity.com. Para pemain ditantang memecahkan rahasia dan menemukan spot yang ditentukan.

"Pemain game ini juga harus berfoto dengan Mr Bond, agen Bond yang berada di titik tertentu di masing-masing kota selama bulan November 2012," kata dia.

Menurut Gatot Priyo Utomo, Kepala Grapari Telkomsel Yogyakarta, setiap hari akan ada petunjuk, yang bisa menjadi panduan dari satsiun radio di enam kota itu soal keberadaan Mr Bond. Bagi yang paling cepat memecahkan rahasia dan mengunggah foto akan berkesempatan memenangkan hadiah utama yaitu 14 unit Sony Vaio, 14 unit Tablet Sony, 7 unit Playstation Vita dan hadiah mingguan berupa ponsel Sony dan Play Station Portable (PSP) serta hadiah harian pulsa Rp 100.000 dan modem Mobe Wireless ZX701 dari Intertec seharga Rp 100.000. 

"Lewat permainan ini kami ingin pelanggan merasakan kehandalan pelayanan paket data yang ada, khususnya segmen anak-anak muda," kata Gatot.

Sri A Yusmeniwati, Head of Corporate Communications Telkomsel Jawa Bali Divison, mengatakan peserta harus bisa membuktikan benar-benar bertemu dengan Mr Bond dengan cara mengunggah hasil foto ke microsite www.flashbondcity.com atau dikirim melalui jejaring sosial twitter dengan mention ke @telkomsel dan hastag sesuai kota lokasi pelanggan berada.

© Tempo
0

Industri Game Tanah Air Butuh Dukungan Pemerintah

detail beritaJakarta - Ditengah tumbuh dan berkembangnya para developer aplikasi atau pengembang game lokal, pemerintah diharapkan memperhatikan potensi tersebut. 

Hal ini penting, tidak hanya mengubah stigma negatif terkait sifat konsumerisme, tetapi juga mendukung pertumbuhan serta produktivitas di kalangan penggiat teknologi Tanah Air.

Wendy Chandra, Chief Executive Officer dari Megindo Tunggal Sejahtera di sela-sela acara konferensi pers Indonesia Game Show 2012 di Jakarta (9/10/2012) mengatakan, dengan berkembangnya industri game oleh para developer lokal, maka ini bisa saja mendatangkan banyak pemasukan.

Ia mengungkapkan, video game tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga bisa menjadi sebuah kekuatan penting yang mendukung kemajuan ekonomi sebuah Negara.

"Penduduk banyak, potensi pasar besar. Internet kini murah, konten berkembang. Kita dilirik oleh perusahaan luar," jelas.

Oleh karena itu, banyak dari pihak asing yang datang ke Indonesia karena melihat potensi menguntungkan tersebut. Lebih lanjut ia mengatak, bahkan, ada developer yang berasal dari Indonesia yang bikin aplikasi dan sukses di Jepang.

"Aplikasi mereka cukup berhasil dan tersedia di iTunes store. Para developer ini juga bisa mengharumkam nama Indonesia," terangnya. Ia mengatakan, misalnya saja studio game asal Bandung, Agate yang ikut serta dalam event Tokyo Game Show di Jepang, mereka bisa menjadikan industri game berkembang.

"Kita ingin, butuh dukungan dari negara, karena mereka membawa nama harum untuk Indonesia," harapnya.

Sejauh ini ia menilai dukungan dari pemerintah masih sangat kurang. "Kalau di Singapura, developer dapat dukungan dana 50 persen. Dukungan pemerintah (di sini) belum ada," tegasnya.

Ia juga berharap, kelak pemerintah melalui Menkominfo atau Kementerian Pariwisata, bisa lebih mendukung lagi industri game di Tanah Air. Bahkan, bila perlu, lanjutnya, perlu diadakan semacam Pelatihan Nasional (PelatNas) yang mendukung kompetensi, baik developer maupun gamer yang bersaing, tidak hanya untuk lingkup nasional, tetapi juga internasional.

Seperti yang dihadirkan melalui ajang IGS 2012, di mana terdapat kompetisi e-sport yang melibatkan para gamer dari Tanah Air, yang mengikuti turnamen game bergengsi.


Untuk game yang dipertandingkan adalah CS Online dan CrossFire (untuk WCG 2012), FIFA 2013, Tekken Tag Team 2, Point Blank, dan DotA (untuk ESWC 2012), DotA 2 dan Counter Strike Global Offensive (untuk TGX 2012).(amr)

0

Indonesia Kirimkan Gamer AVA Bertarung di IeSF Korsel

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/28092012092207.jpgIeSF (International e-Sport Federation).(Wikipedia)

Pertandingan game dalam naungan e-Sport Federation ini untuk pertama kalinya diikuti oleh Indonesia. 

Indonesia akan mengirim pemain atau gamer AVA (Alliance of Valiant Arms) untuk bertanding di IeSF (International e-Sport Federation) di Korea Selatan yang digelar pada 2 hingga 6 Oktober 2012.

Seperti diungkap Hubungan Masyarakat Asiasoft Indonesia, Artini Asputri dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, hari ini, Jumat (28/9), para gamer setelah mengikuti Road to AVA International Championship 2012 yang digelar Asiasoft di tujuh kota. 

Mereka diharapkan akan dapat bertanding dengan baik sehingga membawa nama Indonesia pada pertandingan AVA, IeSF di Korea Selatan, ujarnya.

IeSF merupakan pertandingan e-sport internasional yang diikuti oleh 10 negara diantaranya Indonesia, Amerika, Korea, Jepang, China, Taiwan, Thailand, Filipina, Jerman, dan Belanda.

Pada acara ini, Indonesia untuk pertama kalinya ikut serta IeSF. Juara Road to AVA International Championship 2012 Indonesia adalah Frankenstein NorN yang akan mewakili di championship AVA internasional.

Frankenstein NorN merupakan tim solid yang beranggotakan lima orang masing-masing adalah Alby, Andrew, Angga, Rere dan Nganga yang merupakan gamer AVA yang sudah sering menjadi juara di turnament AVA.

Tim Frankenstein Norn bertekad membuktikan bahwa gamer Indonesia bisa berprestasi dan diakui di tingkat internasional, ucapnya.

Ia mengatakan, Asiasoft sebagai publisher game AVA di Indonesia berkomitmen untuk memajukan perkembangan dunia e-sport di Indonesia dan mendukung penuh pro gamer Indonesia.

Partisipasi Asiasoft dalam IeSF ini merupakan salah satu bukti komitmennya dan memperkenalkan para pro gamer Indonesia di dunia Internasional, katanya.

Asiasoft merasa optimis bahwa Frankenstein NorN dapat mengharumkan nama Bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Dengan berlaganya Frankenstein NorN bisa menjadi inspirasi bagi para gamer lain untuk terus berprestasi baik di tingkat nasional dan internasional.

Asiasoft akan terus mendukung pro gamer Indonesia. A.V.A Online ini merupakan sebuah game bergenre MMOFPS Online yang dikembangkan oleh Redduck Studio, anak perusahaan Neowiz Games dari Korea Selatan.

A.V.A Online ini diakui sebagai salah satu Free-To-Play FPS Online terbaik saat ini dan telah memenangkan Korean Game Award ketika pertama kali dirilis di Korea Selatan.
0

Indonesia Diserang Virus Zombie di "Resident Evil 6"

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/11/2047297p.JPGPromosi untuk Resident Evil 6, game baru bertema action melawan serangan virus mematikan yang membuat orang menjadi zombie memang tidak tanggung-tanggung.

Setelah dengan rutin memperlihatkan beragam trailer dan gambar dalam permainan, kini Capcom selaku perusahaan pembuatnya melancarkan kampanye berisi skenario epidemik virus tersebut di dunia nyata.

Kampanye pertama berasal dari website yang beralamat di nohopeleft.com. Melalui website tersebut diberitakan mengenai penyebaran epidemik C-Virus, senjata biologi yang dibuat untuk mengubah manusia menjadi zombie pemakan daging.

Bahkan website ini juga memberikan kesempatan bagi pembacanya untuk melayangkan salam perpisahan ke keluarganya melalui bentuk video dan file audio.

Lebih dari itu, website tersebut juga memberikan informasi mengenai penyebaran virus secara real time di peta dunia, Indonesia termasuk negara yang terjangkit virus. Korban di benua Amerika dan Eropa telah mencapai ribuan, sementara Indonesia masih ada di bawah 500 orang.

Lucunya, penyebaran tersebut berasal dari metode Twitter. Semakin banyak orang yang men-tweet melalui alamat c-virus.nohopeleft.com, semakin besar pula penyebaran di daerah tempat orang tersebut tinggal!

Media promosi lain yang menarik adalah disebarkannya paket kampanye pemilihan presiden pada 2012 di Amerika. Namun, kampanye presiden tersebut bukan untuk Obama atau Romney melainkan untuk Adam Benford – presiden Amerika di dalam game Resident Evil 6.

Paket tersebut berisi pin serta beragam alat kampanye layaknya pemilihan presiden asli. Termasuk juga sebuah surat berisi serangan virus di seluruh dunia dan janji presiden Adam untuk mengatasi krisis tersebut.

0

Buatan Indonesia, Infinite Sky Tembus Top 10 iPhone App

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/13/1651498p.jpgGame buatan Touch Ten, pengembang game asal Indonesia, berhasil menembus 10 besar aplikasi paling banyak diunduh di Apple App Store. Game itu berjudul Infinite Sky.

Seperti disampaikan oleh Anton Soeharyo, CEO Touchten, game tersebut telah menembus 500 ribu unduhan di App Store. Walhasil Infinite Sky pun bertengger di 10 besar beberapa negara.

Paling signifikan tentunya adalah kemampuannya tercatat di posisi 9, Top 10 Apps (semua kategori) di Amerika Serikat. Di Inggris, game itu tercatat di posisi 5.

Infinite Sky adalah game yang menampilkan aksi pesawat tempur seru dengan grafis 3D. Game ini tersedia secara gratis (untuk waktu tertentu) di Apple App Store dan gratis (untuk seterusnya) di Google Play.

Salah satu fitur game ini adalah in-app purchase untuk membuka fitur atau kemampuan tertentu. Salah satunya, untuk menghadirkan pilot handal bernama Gatotkaca.

Seperti namanya, Infinite Sky (terj.: langit tanpa batas) game ini menampilkan aksi terbang tanpa henti. Selama pesawat belum hancur, pemain bisa terus menerbangkannya.

Sumber : Kompas

0

Ramai-Ramai Bikin Aplikasi Game di Tepi Pantai Ancol

Narenda Wicaksono - Peserta Coding on The Beach di pantai Ancol, Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengembang aplikasi (developer) ramai-ramai menyusun kode bahasa pemrograman di area pantai Bende, Ancol, Jakarta Utara, pada 16 dan 17 Juni 2012. Mereka hendak membuat game untuk platform Nokia dengan karakter Ancol Taman Impian.

Acara bertajuk "Coding on the Beach" ini, diselenggarakan oleh Ancol Taman Impian, Nokia Developer Indonesia, dan perusahaan pembuat game Agate Studio.

Presiden Direktur Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi, menjelaskan, game yang dibuat harus bernuansa Ancol, termasuk fasilitas, wahana, atau hiburan lainnya. "Selain mendukung industri kreatif, kami ingin agar masyarakat lebih mengenal Ancol melalui aplikasi game," ujar Budi.

Acara ini diikuti sekitar 150 developer terpilih dari berbagai daerah. Mereka dipersilakan membuat game yang berjalan di ponsel bersistem operasi S40, S60, Symbian dan Windows Phone. Kebanyakan developer mengaku, ingin membuat game untuk S40.

Developer Manager Nokia South East Asia Narenda Wicaksono, mengatakan, pihaknya mendatangkan developer terbaik yang sudah pernah menerbitkan game di toko aplikasi online Nokia Store.

Dari kompetisi ini, lanjut Narenda, bakal diambil 10 game terbaik. Tiga di antaranya merupakan game dengan prototipe terbaik. "Mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan kembali dan merevisi game agar benar-benar matang," ujar Narenda.

Rencananya, game hasil kompetisi Coding on the Beach akan dirilis pada musim liburan tahun ini.



0

"Dreadout", "Game" Hantu Buatan Anak Bandung

capture game
BANDUNG, KOMPAS — "Dreadout" adalah sebuah game bergenre survival horror yang tengah dikembangkan oleh studio Digital Happiness yang beralamat di daerah Cigadung, Kota Bandung.

Bila nanti rampung, pemain bakal merasakan pengalaman bermain game horor dengan setting yang sangat Indonesia.

Permainan ini menempatkan pemain sebagai Linda, siswi SMA anggota klub fotografi yang bepergian bersama teman-teman satu klub untuk mendatangi sebuah kota yang sudah lama ditinggalkan.

Di sana, keanehan pun terjadi, seperti satu per satu temannya menghilang tanpa jejak, menyisakan Linda seorang diri. Linda ternyata memiliki kemampuan paranormal untuk melihat penampakan makhluk halus melalui media kamera yang dipegangnya.

"Plotnya memang terdengar klise, tapi kami menyiapkan beberapa twist pada ceritanya," ujar Pendiri Digital Happiness, Rachmad Imron, saat ditemui di Bandung, Jumat (8/6/2012).

Secara sepintas, permainan ini memang menggabungkan beberapa elemen dari game survival horror yang sudah ada di pasaran, seperti "Silent Hill" dengan setting kota yang ditinggalkan maupun "Fatal Frame" dengan penggunaan kamera sebagai alat untuk melihat hantu.

Dari grafis memang tidak bisa dibandingkan dua judul sebelumnya yang digarap oleh studio besar seperti Konami maupun Tecmo, "Dreadout" menggunakan engine grafis Unity 3D, dan masih terlihat berkotak-kotak.

Namun, konten yang cukup menjanjikan adalah isi game-nya. Tokoh protagonis digambarkan dengan pelajar SMA menggunakan baju putih abu-abu dan berlarian di gedung tua bergaya Belanda yang masih bisa ditemukan di beberapa tempat di Indonesia, cukup membuat suasana mencekam saat dimainkan.

Yang lebih khusus lagi adalah hantu-hantu yang ditampilkan sepanjang permainan. Terdapat pocong yang baru terlihat bila kita membidik dengan kamera.

Menurut Imron, contoh game yang sedang diperagakan adalah menunjukkan gameplay-nya sehingga hantu-hantu tersebut belum bisa diapa-apakan.

"Kami sudah menyiapkan beberapa jenis hantu dari Indonesia untuk ditampilkan dalam permainan ini," kata Imron.

Digital Happiness adalah satu dari 18 perusahaan rintisan atau startup yang menjadi peserta inkubasi Telkom di Bandung Digital Valley. Di sana, mereka bakal mendapatkan pendampingan teknis maupun manajerial selama enam bulan agar produknya lebih siap dijual.

Imron mengatakan, "Dreadout" direncanakan rampung enam bulan ke depan. Selain versi PC, pihaknya juga menyiapkan versi mobile dengan gameplay yang berbeda. (eld)


0

Simulator Militer Ditawarkan untuk Game

KOMPAS/Didit Putra - Pemain tengah menjajal game yang dibuat Komunitas 3D Animasi.

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah game militer hasil pengembangan Komunitas 3D Animasi dengan sudut pandang orang ketiga dipamerkan di Bandung Digital Valley, Jumat (8/6).

Template
tersebut sebelumnya adalah simulator tempur yang sempat digunakan oleh pusat pendidikan militer di Kota Bandung.

"Tentunya seluruh bagian mengenai taktik maupun isi simulasi harus dicopot karena tergolong rahasia," kata pendiri Komunitas 3D Animasi, Harry Riyadi.

Itulah produk dari Komunitas 3D Animasi, salah satu perusahaan rintisan yang menjadi peserta inkubasi di Bandung Digital Valley selama enam bulan.

Game tersebut berisi seorang tentara yang menyelinap di sebuah rumah kontrakan besar. Sewaktu dijajal, game tersebut terasa belum utuh karena belum jelas plot cerita maupun gameplay-nya. Pembuatnya sendiri memang belum menyiapkan latar belakang cerita di balik game tersebut.

Komunitas 3D Animasi mengerjakan simulator militer yang hingga kini belum ada judulnya selama tiga bulan. Dia mengatakan bahwa simulasi tersebut melatih strategi pertempuran maupun simulasi operasi militer.

Setting lokasinya adalah sebuah tempat kontrakan berisi kamar-kamar yang beberapa di antaranya dipakai bersembunyi oleh teroris bersenjata. Dia menyebut tentang penggunaan helikopter yang juga tidak bisa ditampilkan saat itu karena tergolong rahasia sehingga harus dicopot.

"Kami berencana memoles template ini menjadi sebuah game yang benar-benar baru," kata Harry.

Menggunakan engine Unity 3D, suasana yang khas Indonesia segera terasa dengan jajaran kamar kontrakan yang padat, gantungan baju di depan kamar, hingga poster Iwan Fals di atas dipan bambu.

Namun, kualitas grafisnya memang tertinggal bila dibandingkan dengan game serupa semacam Point Blank. Menurut Harry, pihaknya mengharapkan enam bulan mengikuti inkubasi bisa menjadikan game ini menjadi produk yang siap diterima pasar. (eld)


KOMPAS.com
0

Hari Ini Industri Game Berkumpul di Serpong


Game Developers Gathering 2012 di Tangerang ini terbuka untuk publik dan gratis.

Ilustrasi
VIVAnews - Universitas Multimedia Nasional (UMN), Serpong, Tangerang, Banten menjadi tuan rumah penyelenggaraan Game Developers Gathering (GDG) 2012 pada Sabtu 26 Mei 2012. Gelaran tahunan ini menjadi wadah berkumpulnya pemuka industri game.

Pengembang game profesional, investor, dan pemerhati game berkumpul untuk saling membagi ilmu, pengalaman, pendapat, dan peluang usaha. Menurut pernyataan tertulisnya, GDG bertujuan untuk mengembangkan industri kreatif, khususnya industri game di Indonesia.

Acara yang digelar dengan kerjasama UMN bersama pengembang game terkemuka di Indonesia, Toge Productions ini terbuka untuk publik dan gratis. Para pakar game turut berbicara dalam seminar yang disebutkan mulai pada pukul 09.30 WIB.

Ajang perkumpulan industri game ini menghadirkan pembicara Noritaka Kobayashi (VP GREE Singapore), Toshihiko Suyama (Direktur Pengembangan Pemasaran DeNA), Hironao Kunimitsu (CEO Gumi) pada sesi pertama acara.

Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama Ronald Widjaja (Penghasil Game Faunia Rancher), Anton Soehary (CEO Touchten), dan Wilson Tjandra (Penata Artistik Mintsphere). Usai makan siang, Toshi Namba (Wakil Presiden Eksekutif CyberAgent America, Inc Amoeba Pico), Eric Chen (Pemimpin Mochi Media), dan Gregorius Martinus (Pemimpin Artistik BoomZap) akan melanjutkan seminar.

Diskusi yang berlangsung di Function Hall UMN Serpong ini berlangsung hingga pukul 17.30 WIB. Pembicara pada sore hari ini terdiri dari Yusup (Dosen Teknologi UMN), Abianingrum (Manager Pemasaran Mobile Game Altermyth), dan Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio).

Acara ini ditutup dengan Perayaan Penghargaan Tantangan Game, door prize, dan foto bersama. Para pelajar dan pekerja game profesional mendapat kesempatan yang sama untuk memamerkan hasil karyanya di sini. GDG berharap dapat membuka jejaring industri game dalam gelaran rutinnya ini. (umi)


VIVAnews
0

15 'Developer' Game Siap "Manggung" di Malioboro

Mobile Games Developer War 3

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 15 tim pengembang aplikasi akan mempresentasikan game hasil karyanya di depan pengunjung Malioboro Mall, Yogyakarta, pada Minggu (20 Mei 2012).

Mereka adalah para finalis kompetisi pembuatan game untuk platform Nokia S40 bertajuk Mobile Games Developer War 3 yang kini telah mencapai tahap akhir.

Para finalis ini akan memperkenalkan game mereka tak hanya kepada pengunjung mall di Yogyakarta, tetapi juga wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke pusat perbelanjaan tersebut.

Selain itu, peserta juga diharuskan mempresentasikan game-nya di depan para juri.

Kompetisi untuk para pengembang aplikasi game ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (Himakom UGM) dan Nokia Developer.

Limabelas tim yang akan melaju ke babak final, merupakan saringan dari 93 tim pengembang aplikasi (developer) yang mengikuti kompetisi ini.

Berikut daftar 15 tim yang lolos ke final:


No
Nama Tim
Game
1
SingoMalang
Surti dan Tejo
2
Ayam Saus Kecap
Kingdom Chronicles
3
Boyo Team
Math Book
4
Dyon Force
30 Days Romusha
5
HCT
Battle in the Ravine
6
ORI
Krupuk
7
Ridiculously Photogenic Boys
Terminal Semrawut
8
Own Games
Railway Rush
9
Chocoarts
Jago Kabo
10
TKF201
Fly to the Dream
11
Org.Com
Jonk!
12
Elventales
Chase Burger
13
Blue Beard
Like a Jones
14
Chochobi returns
Kabayan Goes Goes
15
Tinker Games
Pig Rider

Setelah presentasi para finalis dinilai oleh juri, nantinya akan dipilih 3 tim yang berhak masuk ke babak selanjutnya yakni "Live Coding War". Pada babak ini juri menantang 3 besar finalis untuk menyusun kode-kode pemrograman secara langsung di depan publik selama 1 jam.

Setelah ini barulah dipilih juara 1, juara 2, dan juara 3, yang masing-masing mendapat Rp 30 juta, Rp 20 juta, dan 10 juta.

Ada pula pemenang kategori game konten lokal terbaik yang dipilih oleh pengunjung mall. Pengunjung mall Malioboro akan diberi kesempatan untuk memilih game konten lokal favoritnya saat babak final diselenggarakan.

Selain itu, ada juga kategori best download, dimana pemenangnya merupakan game yang paling banyak di-download di Nokia Store selama rangkaian lomba ini berlangsung.


KOMPAS.com
0

Game Indonesia Dibajak Orang Asing

Screenshot Infectonator 2
BANDUNG, KOMPAS - Studio pengembang game, Toge Productions, tengah meradang karena game flash mereka, Infectonator 2, ternyata dibajak menjadi sebuah aplikasi di platform Android. Salah satu nama yang diduga sebagai pengunggah permainan itu berasal dari Turki.

Diutarakan oleh Manajer Operasional Toge Production, Jonathan Manuel Gunawan, mereka mendapati game tersebut tersedia untuk diunduh di Google Play Store.

Setelah merilis pernyataan resmi di laman resmi mereka, melaporkan kepada Google maupun Armorgames selaku portal game yang meng-hosting game itu, permainan Infectonator 2 tidak lama kemudian menghilang dari Google Play Store.

Namun, berdasarkan hasil mesin pencarian, game Infectonator versi Android itu ternyata masih beredar di internet. Sang pengunggah bernama Hasan Akyurek, menyebarkannya di berbagai laman web.

Selain di blog pribadi, game itu juga bisa ditemukan di pusat pengunduhan game android seperti androidzoom.com.

"Rupanya sang pengunggah juga pernah melakukan hal serupa untuk game flash lainnya. Diduga juga merupakan porting tidak resmi dari game flash," kata Jonathan, Jumat (11/5).

Menurut komparasi yang mereka lakukan sendiri, permainan Infectonator 2 versi Android memiliki beberapa kelemahan secara visual maupun permainan. Selain tidak stabil, beberapa aspek visual juga terlihat cacat seperti gambar tidak utuh.

Infectonator 2 adalah permainan flash yang menempatkan pemain sebagai pihak yang menyebarkan virus pengubah orang biasa menjadi mayat hidup. Tahapan permainan dimulai dengan menginfeksi satu demi satu kota di dunia.

Permainan ini menjadi salah satu judul unggulan Armorgames sejak dirilis.

Bisa jadi, pembajakan ini adalah bentuk lain dari pujian dari orang lain atas kualitas game besutan developer Indonesia. Meskipun, secara etika, pembajakan itu tetap tidak pantas dilakukan.


KOMPAS.com
0

Game Unit 13 Ramaikan PS Vita di Indonesia

Aditya Panji/Kompas.com - Mark Rogers, Senior Produser Unit 13, di peluncuran PlayStation Vita di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Sony secara resmi merilis konsol game portabel terbarunya, PlayStation Vita (PS Vita) pada Selasa (8/5/2012) di Jakarta. Dari sekian banyak permainan, Unit 13 menjadi salah satu andalannya karena bisa dinavigasikan menggunakan dua analog di PS Vita.

Unit 13 yang dikembangkan Zipper Interactive, merupakan game tembak-menembak di mana pemain harus menuntaskan segala misi dengan cara militer.

Dalam permainan ini, ada 6 tokoh tentara yang masing-masing punya kemampuan khusus. Di setiap misi, pemain bisa memilih tentara mana yang akan digunakan dan sekiranya punya kemampuan khusus untuk menyelesaikan misi.

Setiap misi yang selesai, maka akan hadir berbagai hal baru mulai dari senjata hingga talent baru.

Gerakan para tentara dalam operasi menuntaskan misi cukup variatif, sehingga memberi sensasi bermain yang berbeda.

Mark Rogers, Senior Produser Unit 13 yang datang ke Jakarta untuk mempromosikan game-nya, mengatakan, Unit 13 bisa dimainkan sendiri ataupun dengan teman secara online.
"Jika mau main dengan teman, bisa menggunakan modus online cooperative, dengan bantuan network pass. Pemain yang satu dengan pemain lainnya akan bekerjasama menyelesaikan misi. Jadi Anda tidak harus main sendirian," ujar Rogers.

Ia berkisah, game ini menawarkan empat metode bermain dalam menyelesaikan misi, yakni deadline, covert, direct action, dan elite.

Jika memilih deadline, pemain harus menyelesaikan misi dengan batas waktu yang telah ditentukan. Kemudian ada covert, di sini pemain harus menyusun strategi bersembunyi agar musuh tidak mengetahui keberadaan tentara, misalnya berjalan perlahan dengan posisi setengah jongkok. Jika ada musuh yang melihat, berarti misinya gagal.

Covert berbeda dengan direct action. Tentara bisa melakukan apa saja mulai dari aksi mindik-mindik sampai aksi brutal yang membunuh semua musuh untuk menyelesaikan misi.
Terakhir, ada mode elite. Ini adalah sebuah metode bermain yang sulit karena tentara tidak bisa memulihkan kesehatan atau nyawanya, sehingga pemain harus berhati-hati agar tidak tertembak oleh musuh.


KOMPAS.com
0

Robot UGM menang karena lebih stabil

Jakarta (ANTARA News) - Tim robot dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yang membawa tujuh robot ke ajang Robogames 2012 di San Mateo, California, Amerika Serikat, telah berhasil meraih medali pada tiga kategori.

Menurut anggota delegasi, Ridwan Widoyoko, tim UGM berhasil memperoleh medali dari kategori "Fire Fighting", "Stand Balancing", dan "Walker Challenge".

Satu medali emas diraih robot Iron Fire, yakni robot yang memadamkan lilin pada kategori `Fire Fighting`. Medali emas berikutnya diperoleh robot Isorobot, yakni robot kesetimbangan dua roda pada kategori "Stand Balancing".

Sementara satu medali perak dipersembahkan oleh robot I-Kinematic berkaki untuk kategori "Walker Challenge".

Ridwan mengatakan, keberhasilan yang diraih tim robot UGM disebabkan robot-robot UGM bersifat lebih stabil dan handal jika dibanding robot dari negara lainnya. Dalam beberapa kali uji coba dan dipertandingkan jarang menemui "error".

"Meskipun sering dimainkan, tingkat `error`-nya kecil, sedangkan robot lainnya sering mengalami 'error'. Selain itu, robot kami juga unggul dalam kecepatan mencapai tujuan," katanya.

Ia mengatakan, robot-robot yang dipertandingkan dalam Robogames 2012 tersebut seluruhnya dibuat dari bahan atau komponen dalam negeri. Hampir keseluruhan bagian dirakit sendiri, kecuali pada bagian sensor.

"Dana yang dikeluarkan untuk pembuatan robot bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp40 juta. Sebenarnya tidak keluar banyak dana untuk membuat robot-robot ini, karena sebagian robot kami buat dari komponen yang sudah ada, kami daur ulang untuk dipakai kembali," katanya.

Menurut dia, selain UGM, tim robotika Unikom Bandung, juga berhasil memperoleh medali emas. Unikom berhasil mendapatkan tiga medali emas dalam kompetisi Robogames 2012.

"Robogames 2012 yang berlangsung 20-22 April 2012 diikuti sebanyak 238 tim, 682 robot, dan 1.039 `engineers` dari Argentina, Denmark, India, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat," katanya.(ANTARA)



ANTARA News
0

UGM meraih emas di Robogames Amerika

Yogyakarta (ANTARA News) - Tim robot Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil meraih dua medali emas dan satu medali perak dalam ajang Robogames 2012 di San Mateo, California, Amerika Serikat.

"Sungguh membanggakan tim robot Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih penghargaan dalam kompetisi robot dunia," kata Direktur Kemahasiswaan UGM Haryanto, di Yogyakarta, Kamis.

Tim robot UGM yang terdiri atas Luis Rizki Ramelan, Noer Aziz Ismail, dan Ridwan Widoyoko membawa tujuh robot untuk dipertandingkan dalam ajang Robogames 2012 yang diikuti 16 negara.

Haryanto mengatakan, UGM mendukung upaya pengembangan robot yang dilakukan mahasiswa.

Sejak 2005, UGMa telah menyinergikan sejumlah fakultas, yakni Fakultas Teknik, MIPA, dan Sekolah Vokasi menjadi sebuah tim untuk pengembangan robot UGM.

"Sebagai bentuk dukungan tersebut, UGM berencana memberikan ruang khusus bagi pengembangan robot. UGM tidak lama lagi akan meresmikan ruang untuk kegiatan robot di lantai tiga gedung bekas perpustakaan," katanya.(B015*H010)



ANTARA News
0

Game Terbaik Diganjar Rp 30 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menyelenggarakan Mobile Game Developer War 2, kali ini Nokia akan menggelar Mobile Game Developer War 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pendaftaran "perang" antarpara pembuat game ini sudah dibuka sejak 19 Maret lalu, dan ditutup pada 5 Mei mendatang.

Bagi para pengembang aplikasi (developer) di seluruh Indonesia yang merasa tertantang untuk membuat game yang berjalan di platform Nokia S40, bisa mendaftar secara gratis dengan mengunjungi tautan ini.

Peserta bisa berasal dari kalangan umum, baik perorangan maupun kelompok (2 orang). Syarat dan ketentuannya bisa dibaca di sini.

Nokia tidak menentukan tema game macam apa yang harus dibuat. Para developer bebas merancang game apapun, namun ada baiknya menyesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Seperti tradisi kompetisi ini, pemenang akan ditentukan bukan oleh sekumpulan juri, tetapi dari perolehan jumlah download aplikasi game yang dilombakan. Untuk tahun ini selain ditentukan jumlah download, aplikasi game peserta akan dinilai langsung oleh seluruh pengunjung yang menghadiri acara pamungkas Mobile Game Developer War 3.

Juara pertamanya akan mendapatkan Rp 30 juta, juara II Rp 20 juta dan juara III Rp 10 juta.

Khusus juara pertama, ada pilihan untuk bekerja sebagai karyawan di Gameloft Indonesia.

Mobile Game Developer War 3 kali ini, merupakan bagian acara dari Jogja Information Technology Session 2012 (JOINTS 2012) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (Himakom UGM) bekerjasama dengan Nokia Developer.

Pengumuman finalisnya akan diumumkan pada 13 Mei. Rencananya, akan diambil 15 finalis. Sedangkan babak final dan pengumuman pemenangnya akan diselenggarakan pada 20 Mei di Malioboro Mall, Yogyakarta.


KOMPAS.com
0

Games Mobile di Indonesia Melesat

TEMPO.CO , Jakarta- Apa jadinya kalau game developer buka-bukaan sepanjang hari? Hasilnya mencengangkan. Rupanya, industri game di Indonesia sudah maju pesat. Ini terungkap dalam pertemuan komunitas game, Gedebuk (http://gedebuk.org) yang menggelar acara Gedebuk Coy! di Hotel Cihampelas 2, Bandung pada 30 Maret 2012.

Gedebuk Coy! menghadirkan berbagai praktisi industri game berpengalaman di Indonesia. Mereka berbagi cerita dan kiat-kiat pembuatan game dengan game developer dan kalangan media.

Dihadiri oleh 33 studio game dari berbagai kota di Indonesia, termasuk Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Malang serta belasan media, acara ini dibuka oleh inisiator Gedebuk, Aditia Dwiperdana. Dia menjelaskan, Gedebuk akan jadi komunitas yang kondusif untuk mereka yang ingin belajar tentang pembuatan game, studio game pemula, maupun mereka yang sangat menyukai game.

Sejumlah founder dan CEO studio game kemudian mempresentasikan isu-isu yang sedang hangat di industri game Indonesia. Teddy Pandu, Chief Financial Officer Nightspade, membeberkan pengalamannya memperoleh investasi dari East Ventures. "Investor lebih tertarik pada founder yang komitmen menjalankan bisnis, bukan yang sekadar mendirikan bisnis untuk kemudian exit," tegasnya.

Kris Antoni, CEO Toge Productions--produsen game Flash yang terkenal di dunia internasional seperti Necronator dan Infectonator--berbagi kisah sukses. Dia juga berpesan agar game developer berhati-hati saat mengangkat isu sensitif dalam konten game.

Ada pula Guntur Sarwohadi, dari SoybeanSoft, yang menyarankan agar developer mengembangkan game untuk target yang terfokus (niche), bukan satu game untuk semua orang.

Sementara itu Dien Wong dari Altermyth, Wilson Tjandra dari Mintsphere, dan Wimindra Lee dari Agate Studio membagikan analisis mereka tentang tren di masa depan untuk industri game.

Dien Wong mengutarakan konsol akan terus menurun, sementara mobile game akan terus meningkat. Juga bahwa publisher luar mulai melirik pasar Indonesia, bukan hanya sebagai pasar, tapi juga sebagai sumber daya berpotensi besar. "Kita tidak perlu takut dengan hadirnya mereka. Masuk ya masuk saja. Biarlah dengan uang mereka kita bangunkan pasar untuk mereka. Sepuluh tahun lagi, kita bisa berdiri di atas kaki kita sendiri," yakinnya.

Wilson Tj menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh mobile game developer. Sementara Wimindra Lee dari Agate Studio menguak rencana Agate untuk mengembangkan mobile social platform khusus game, Gempon, yang direncanakan perilisannya pada Juni 2012.

Unsur Lokal dalam Game, Pentingkah?

Dua sesi paling menarik di Gedebuk Coy! adalah sesi diskusi. Yang pertama, bertopik "Unsur Lokal dalam Sebuah Game, Pentingkah?", menghadirkan Ivan Chen dari Anantarupa Studio, Eko Nugroho dari Kummara, dan Ricky Nuriadi dari Amulet Studio. Dimoderatori oleh Frida Dwi dari Agate Jogja, diskusi itu menyimpulkan bahwa unsur lokal berguna bagi pengembangan game karena merupakan identitas bangsa, menambah keunikan game itu sendiri, dan mengandung faktor "coolness" (=keren) untuk memikat para gamer.

"Style yang benar-benar 'Indonesia' susah dicari, jadi lebih baik menggunakan pop culture ditambah value lokal supaya lebih mudah diterima masyarakat global," kata Ivan Chen.

Ricky Nuriadi pun mendukung. "Kita masih dalam perjalanan membentuk apa yang nantinya bisa disebut orang sebagai sesuatu yang 'Indonesia banget'."

Eko Nugroho menegaskan, "Mau bikin sesuatu yang positif lewat unsur lokal, boleh. Mau bikin sesuatu yang positif lewat unsur lain, boleh juga. Yang penting positifnya itulah yang diutamakan dan jadi keunikan game itu."[BS]