0

Kerjasama Produksi Rudal Indonesia-Tiongkok Perkuat TNI AL

Pengamat intelijen Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) mengatakan kemitraan Indonesia dan Tiongkok dalam memproduksi peluru kendali, alias rudal, dinilai cukup strategis karena memperkuat kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dalam melindungi wilayah perbatasan Indonesia.

Menurut Wawan, di samping modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut, kerjasama produksi rudal tersebut oleh pihak pemerintah Indonesia dilakukan dengan menekankan mekanisme alih teknologi antar pakar kedua negara.


“Itu sangat konkrit, tampak ada kemajuan-kemajuan. Berbagai kepentingan terkait persenjataan, baik di darat, laut, udara dan Kepolisian didorong untuk 60 persen dipenuhi dari dalam negeri, tentu saja dengan persetujuan rakyat melalui DPR RI,” ujar Wawan di Jakarta pada Jumat (22/6).


Wawan menambahkan kemitraan Indonesia dan Tiongkok secara menyeluruh memiliki nilai strategis dalam mewujudkan stabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Asia dan Pasifik.


“Di antara negara-negara tetangga, perlu ada suatu transparansi bahwa semua hubungan ini, yang terkait dengan kerjasama pesenjataan (alutsista), yang menyangkut alih teknologi maupun penggunaan sejata itu sendiri, tidak terkait dengan masalah-masalah ekspansi tetapi terkait dengan masalah ketahanan nasional Indonesia,” katanya.


Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kerjasama produksi rudal Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu butir kesepakatan kemitraan yang lebih menyeluruh dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.


”Ini penting, agar Indonesia bisa menjaga hubungan dengan banyak negara, dan Tiongkok merupakan mitra strategis di kawasan ini. Kementrian Pertahanan saat ini tengah menyusun mekanisme kemitraan kedua negara terkait kerja sama produksi rudal tersebut,” ujarnya.


Kementerian Luar Negeri  melalui Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing baru-baru ini menyatakan, kerjasama Indonesia dengan Tiongkok berlandaskan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) jenis C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.


Dari kerjasama tersebut, diharapkan di masa depan Indonesia juga lebih mampu mengembangkan jenis rudal canggih untuk keperluan militer. Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.


Indonesia menetapkan anggaran sebesar 72 triliun rupiah untuk kebutuhan pertahanannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012.(
VoA)
0

Memanfaatkan Potensi Sichuan untuk Indonesia

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman berkunjung ke Dongfang Electric Corporation (DEC) di Deyang City pekan lalu.

Mengelola Indonesia tidak semuanya harus dimulai dari Jakarta,tapi perlu diserahkan ke daerah. Pemerintah pusat cukup menyiapkan kebijakan perekonomian lalu roda ekonomi digerakkan dari daerah berdasarkan potensi masing-masing.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman kemarin. Irman berkunjung ke China untuk menghadiri undangan sebagai keynote speaker dalam acara The 7th Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Small & Medium Enterprises Technology Conference and Fair (SMETC) di Hotel Intercontinental, Chengdu, China, selama empat hari mulai Rabu (20/6). Dia didampingi empat anggota DPD yakni Hasbi Anshory, Sofwat Hadi, Abdul Aziz, dan Emanuel Babu Eha.

Selama di Chengdu, Irman bersama rombongan melakukan kunjungan ke sejumlah tempat sekaligus menemui pimpinan pemerintah lokal dan beberapa perusahaan besar di Sichuan. Dari beberapa penjajakan kerja sama untuk daerah yang ada di Indonesia dan China, akan ditindaklanjuti lagi dengan melakukan pertemuan dengan beberapa kepala daerah di Tanah Air. ”Belajar dari Provinsi Sichuan, benar-benar terlihat maju. Daerah ini adalah provinsi terbesar kelima di China, tetapi sulit rasanya mendapatkan tandingannya di Indonesia,” katanya.

Menurut dia, desentralisasi ekonomi di Indonesia belum bergerak sehingga daerah sulit berkembang. Yang lebih menonjol hanyalah desentralisasi politik, tetapi belum diikuti desentralisasi ekonomi sehingga tidak ada provinsi yang menonjol seperti Sichuan. Karena itu, potensi yang dimiliki Sichuan harus dimanfaatkan terutama untuk daerah yang sudah siap. ”Misalnya dengan Medan, Bandung, Palembang, Makassar, Surabaya, dan lainnya. Saya melihat banyak potensi yang bisa dikerjasamakan dengan kota-kota yang ada di Sichuan, selain Chengdu yang sudah menjalin kerja sama sister-city dengan Medan,” ungkapnya.

Beberapa pimpinan pemerintah kota tersebut siap menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan kota-kota yang ada di Indonesia. Kini tinggal menunggu kesiapan masing-masing pemerintah daerah di Indonesia, apa yang akan dikembangkan dan bentuk kerja samanya nanti seperti apa. ”Jadi saya melihat banyak sekali potensi di provinsi ini untuk dikerjasamakan. Kita tentu berharap pemerintah pusat bisa mendorong kerja sama antar daerah ini bisa terwujud dan sebaliknya pemerintah daerah juga harus lebih proaktif,” kata Irman.

Pemerintah Kota Deyang sendiri akan mendorong Dongfang Electric Corporation (DEC) untuk berinvestasi di sektor pembangkit listrik tenaga air di Indonesia. Wali Kota Deyang Chen Xinyou mengatakan kesiapannya untuk menanamkan investasi ke Indonesia menyusul tawaran yang disampaikan Irman seusai mengunjungi Dongfang Turbine Co Ltd di kota tersebut.●

Laporan Wartawan SINDO
AZHAR AZIS
Chengdu, China
0

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ala Bambang Sudarmanta

PERNYATAAN bahwa sampah yang selama ini menjadi permasalahan rumit dan meresahkan warga perkotaan karena bau dan kotor, ternyata tidak selamanya benar.

Di Surabaya, justru sampah berhasil menciptakan pembangkit listrik bertenaga sampah. Hasil pengolahan listrik dari sampah tersebut rencananya akan dipergunakan untuk penerangan di lingkungan kampus ITS.

Bambang Sudarmanta, dosen teknik mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Surabaya) itu adalah sang pencetus ide. Guna mewujudkan itu, sehari-hari waktunya dihabiskan  dalam rumah kompos kampus ITS Surabaya.

Ide membuat energi listrik dari sampah ini, bermula dari banyaknya sampah yang menumpuk di sekitar kampus ITS, seperti bekas makanan para mahasiswa, serta sampah organik dedaunan di area kampus ITS.

Melihat kondisi itu, dosen bergelar doktor itu, tercetus ide untuk membuat pembangkit listrik bertenaga sampah, agar lingkungan di kampus ITS tetap bersih, bebas dari sampah.

 Proses pengerjaan

Bambang menjelaskan lebih jauh bagaimana proses pengerjaannya. Menurutnya, proses pengolahan sampah untuk menjadi energi listrik sendiri melalui program pengolahan sampah di ITS akan dilakukan dengan tiga cara, yakni pembakaran, gasifikasi dan fermentasi.

Pada proses pembakaran, hingga mencapai 600 bar, sampah yang telah dipilah akan dikelompokan dalam beberapa kategori. Lalu,  panas dari pembakaran tersebut di alirkan ke turbin untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik. Kategori sampah anorganik yang tidak bernilai ekonomis akan dibakar dalam insenerator dan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan metode gasifikasi. Metode ini berbeda dengan metode sebelumnya karena tidak dilakukan pembakaran. Dalam metode ini, sampah yang berupa biomassa akan diubah menjadi synthetic gas yang kemudian akan dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel atau mesin bensin.

Selain dua cara tersebut, Bambang dan timnya juga telah mengembangkan metode lain yakni metode fermentasi. Diakui olehnya, metode ini belum pernah diterapkan pada sampah.

Untuk 4 sampai 6 jam beroperasinya, alat pembangkit listrik tenaga sampah ini, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 2 kilo watt dan listrik tersebut dapat langsung di gunakan dan juga bisa di simpan dalam baterai atau accu untuk penerangan malam hari.

"Banyak sampah yang menumpuk, kami bakar kemudian panasnya di alirkan untuk menggerakkan generator, " kata Bambang Sudarmanta, pembuat pembangkit listrik dari sampah.

Rencana ke depan, listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga sampah ITS ini, akan digunakan untuk sumber eergi penerbangan lampu dikawasan kampus ITS.

****
Alat pembangkit listrik tenaga sampah, karya Bambang ini, telah menelan biaya hingga sekira Rp200 juta dan diharapkan menjadi contoh bagi beberapa daerah yang masih krisis listrik.

Ia menyakini bahwa cara ini juga bisa menjadi alternatif. Ia menyebutkan, beberapa waktu yang lalu cara ini telah berhasil mengubah kotoran sapi menjadi bahan bahar untuk mesin bensin dan diesel.

Untuk mensukseskan program ini, Bambang juga dibantu oleh Ikatan Alumni (IKA) ITS dalam pengadaan alat. “Tidak semua alat bisa dibeli oleh ITS. Syukurnya, alumni juga mau ikut membantu,” tutup Bambang, seperti dikutip situs resmi ITS.(amr)


Okezone
0

Nama Anak Ratu Badak : Andatu

Ratu (12) seekor induk badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin jantan yang baru berusia beberapa hari di penangkaran semi alami Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO , Way Kambas- Bayi badak buah perkawinan antara Ratu dan Andalas kini sudah memiliki nama. Andatu, begitu pengelola Suaka Rhino Sumatera (SRS) Way Kambas memberi nama bayi badak yang tampak sehat itu. “Kondisinya mulai stabil. Sejak kemarin Ratu tidak mau jauh dari anaknya yang masih belajar berjalan dengan baik,” kata Dedi Chandra, ketua Tim Dokter yang membantu proses kelahiran Ratu, Senin 25 Juni 2012.

Andatu merupakan kombinasi nama antara Andalas, badak jantan Sumatera kelahiran Cincinnati, Amerika dan Ratu, badak betina asli hutan Way Kambas, Lampung. Andatu sudah mulai menyusu dengan lancar. Dia terus bermanja-manja di dekat kepala ibunya yang terlihat masih lemah. “Kami belum berani mendekat. Hanya memantau dari jarak lima meter dari kandang,” katanya.

Kedua badak itu kini masih ditaruh di kandang satu (paddock) berukuran 30 kali 30 meter untuk mengisolasi dari tiga badak lainnya. Tidak hanya itu, petugas pun tidak sembarangan mengijinkan orang untuk mendekat. Bahkan petugas di Taman Nasional Way Kambas juga tidak bisa masuk ke areal penangkaran.

Penjagaan super ketat itu untuk mencegah penularan penyakit dan virus masuk ke areal penangkaran. Sejumlah jurnalis yang hendak meliput harus mendapat pemeriksaan dari petugas delapan kilometer sebelum masuk areal penangkaran. “Ini peristiwa langka sehingga harus hati-hati,” kata Manajer Fasilitas SRS Sumardi.

Andatu lahir pada hari Sabtu pukul 00.45 WIB, 22 Juni 2012 lalu dengan sehat. Saat ini tim dokter masih terus mengawasi dan merawat induk dan anak badak secara intensif. Keduanya diawasi secara langsung dan melalui layar monitor di kantor pengamatan SRS yang berjarak seratus meter dari kandang Ratu dan Andatu.

Menurut Sumardi, untuk melihat induk dan anak badak secara langsung, tidak boleh dilakukan beramai-ramai. Kedua badak Sumatera itu tidak boleh kaget oleh suara dan gerakan makhluk asing. Pengelola penangkaran juga memasang pagar kawat yang dialiri listrik untuk mencegah binatang liar dari hutan masuk ke kawasan itu. “Induk dan bayi harus steril dari penyakit yang dibawa oleh binatang lain seperti virus kutu babi,” katanya. [NUROCHMAN ARRAZIE]


TEMPO.CO

 Berikut Foto yang dirilis oleh Kementerian Kehutanan

0

Irak Undang Indonesia Bangun Industri Energi di Irak

Irak
Jurnas.com | DEPUTI Perdana Menteri (PM) bidang Energi Republik Irak Hussain Ibrahim Saleh Al-Shahristani hari ini, Senin (25/6) menemui Wakil Presiden (Wapres) Boediono, di kantor Wapres, Jakarta. Menurut Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, inti pembicaran dalam pertemuan tersebut, Deputi Irak mengundang perusahaan Indonesia untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan yang sedang berlangsung secara besar-besaran di Irak.

"Mereka mengatakan, peluang-peluang itu dalam bidang energi sangat besar, karena Irak saat ini berusaha meningkatkan kapasitas produksi minyaknya. Selain itu, mereka sedang membangun kompleks petroleum dan juga produksi pupuk yang berbasis gas, hasil produksi mereka. Ini juga salah satu produksi yang mereka tawarkan," kata Yopie di kantor Wapres, Jakarta, Senin (25/6).

Selain proyek energi, lanjut Yopie, Irak saat ini juga banyak membangun infrastruktur, misalnya jalan raya, pelabuhan, bandara, dsb. "Hal ini sangat banyak membutuhkan partisipasi perusahaan dari luar negeri," ucapnya.

Menurut Yopie, Deputi Perdana Menteri Irak mengatakan bahwa sudah banyak perusahaan-perusahaan dari Cina, Korea, Eropa maupun Amerika yang secara aktif ikut dalam berbagai proses tender yang berlangsung di sana.

"Setiap minggu, menurut beliau, ada proses tender untuk berbagai proyek terbuka dan memang di sana prosesnya cukup kompetitif. Deputi PM Irak tadi menegaskan, Indonesia cukup tangguh, perusahaan kita cukup baik, cukup mampu bersaing dengan perusahaan dari berbagai negara tadi," ujar dia.
0

Pindad Siap Produksi Ribuan Mobil Listrik

MERDEKA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan PT Pindad akan memproduksi motor penggerak untuk mobil listrik. "Tahun depan produksi mesinnya ribuan," kata Dahlan, usai membuka Konferensi Rotary Club di Hotel Grand Royal Panghegar beberapa waktu lalu.

Mantan Dirut PLN itu mengatakan jika pemerintah memilih PT Pindad karena industri senjata dalam negeri ini memikiki kemampuan untuk memproduksi motor penggerak mobil listrik.

Dahlan menjelaskan, Indonesia memiliki empat jenis mobil listrik yang bisa diproduksi dalam negeri. Nah, satu jenis mobil listrik ini yang dikerjasamakan dengan Pindad."Kitakan punya empat jenis mobil listrik, tiga lagi biarlah swasta," katanya.

Lanjut dia pihaknya akan mendatangkan ahli motor dari Jepang ke proyek pembuatan motor di Pindad tersebut."Ahli dari Jepang itu akan membikin motor di Pindad juga," terangnya.

Rencananya dalam satu bulan setengah Pindad akan bisa membuat mobil listrik sejenis sedan Jazz. Dan dua minggu lagi akan memproduksi mobil sejenis Avanza. Rencananya, pemerintah akan menggandeng dua BUMN untuk memproduksi motor, yakni Pindad dan PT Inka.(tie)
 
 
Jpnn
0

4 Universitas Berkolaborasi Teliti Hutan Jambi

Foto udara sebuah kawasan penebangan di kawasan hutan penyangga dekat Taman Nasional Bukit Tigapuluh di sekitar perbatasan provinsi Riau dan Jambi.
Taman Nasional Bukit Tigapuluh (sumber: Antara)
IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, serta George August University Gottingen. 

Tiga universitas dari Indonesia dan satu dari Jerman berkolaborasi melakukan penelitian hutan di Provinsi Jambi.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Anas Miftah Fauzi di Bogor, hari ini, menjelaskan empat wakil dari universitas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).

Empat universitas itu adalah IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, serta satu dari Jerman yakni George August University Gottingen. 

Dijelaskan Anas, kerja sama penelitian itu akan diimplementasikan di salah satu dataran rendah hutan hujan tropis Provinsi Jambi di Pulau Sumatera. 

Proyek "collaborative research center" (CRC) itu, kata dia, akan menganalisa dan membandingkan berbagai macam isu termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, air, dan gas rumah kaca. 

Di samping itu, juga akan dilakukan berbagai kajian pada aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik terkait transformasi hutan hujan.    

Sementara itu, terkait kerja sama dengan Universitas Gottingen, Anas Miftah Fauzi menjelaskan bahwa IPB dengan Gottingen sudah lama melakukan kerja sama, yaitu sejak 1990. 

Menurut dia, banyak hal yang sudah dikerjasamakan termasuk pertukaran pelajar. Tidak sedikit staf pendidik IPB  merupakan alumni Universitas Gottingen, begitu juga sebaliknya. 

"Jadi, tidak mengherankan jika dalam kurun waktu yang lama itu kepercayaan itu pun terbentuk," katanya. 

Menurut Deputi Bidang Ilmu dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Prof Benyamin Lakitan, kerja sama riset ini merupakan cara untuk mempercepat kemajuan penelitian di Indonesia.

Apalagi, kata dia, diketahui bersama bahwa publikasi penelitian Indonesia masih tergolong sangat rendah. 

Selain itu, kata dia, langkah IPB dalam melakukan kerja sama dengan melibatkan universitas tempat wilayah penelitian sudah sangat baik.

"Hal ini dapat membantu publikasi riset universitas di daerah," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan selalu mengingatkan beberapa hal, terutama terkait izin penelitian pihak asing di Indonesia. 

Hal ini dilakukan bukan dalam rangka memperpanjang prosedur, melainkan untuk melindungi kekayaan alam Indonesia agar tidak dirampas.

Anas Miftah Fauzi menambahkan, penandatanganan MoU empat universitas tersebut dilaksanakan bersamaan dengan seminar bertema Ecological and Socioeconomic Function of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems (Sumatera Indonesia) pada pekan lalu.

Acara seminar yang dibuka oleh Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto itu dihadiri rektor, para peneliti dan mahasiswa dari empat universitas.


0

Pertamina Beli Saham Perusahaan Minyak Venezuela

Ekspansi Pertamina

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina segera menjadi pemegang 32% saham perusahaan migas nasional Venezuela, Petrodelta SA.

Pertamina membeli seluruh saham Petrodelta yang dimiliki perusahaan migas Amerika Serikat, Harvest Natural Resources Inc. Kabarnya, nilai akuisisi ini mencapai US$ 725 juta atau hampir Rp 7 triliun (US$ 1=Rp 9.500).

Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, menyatakan sudah meneken perjanjian pembelian saham dengan Harvest Natural.

"Dengan akuisisi tersebut, Pertamina berharap bekerjasama lebih erat dengan Petróleos de Venezuela SA (PDVSA)," ujar Karen, Jumat (22/6).

PDVSA adalah perusahaan migas nasional Venezuela mitra Harvest dalam joint venture Petrodelta. PDVSA mengelola Petrodelta lewat anak usahanya, Corporación Venezolana del Petróleo SA (CVP), yang memiliki 60% saham Petrodelta. Satu mitra lainnya adalah Vinccler O&G Tech, perusahaan lokal Venezuela yang mengantongi 8% saham sisanya.

Akuisisi Pertamina akan efektif setelah kedua pihak memenuhi prasyarat. Yaitu, Pertamina dan Harvest mendapat persetujuan dari pemegang sahamnya dan juga dari pemerintah Venezuela.

Menurut Vice President Communication Pertamina, Mochamad Harun, nilai akuisisi ini bisa diketahui usai penutupan transaksi. "Paling lambat Januari 2013," ujarnya.

Menurut Bloomberg dan Reuters, Pertamina akan membayar US$ 725 juta secara tunai. Tapi, seorang sumber KONTAN menyebutkan, nilai akuisisi itu antara US$ 108 juta-US$ 115 juta.

Petrodelta adalah operator dan pemegang hak konsesi sejumlah blok migas dari pemerintah Venezuela hingga tahun 2027. Blok migas itu terdiri dari lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno dan Temblador. Total wilayahnya mencapai 1.000 km2.