IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, serta George August University Gottingen.
Tiga universitas dari Indonesia dan satu dari Jerman berkolaborasi melakukan penelitian hutan di Provinsi Jambi.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Anas Miftah Fauzi di Bogor, hari ini, menjelaskan empat wakil dari universitas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Empat universitas itu adalah IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, serta satu dari Jerman yakni George August University Gottingen.
Dijelaskan Anas, kerja sama penelitian itu akan diimplementasikan di salah satu dataran rendah hutan hujan tropis Provinsi Jambi di Pulau Sumatera.
Proyek "collaborative research center" (CRC) itu, kata dia, akan menganalisa dan membandingkan berbagai macam isu termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, air, dan gas rumah kaca.
Di samping itu, juga akan dilakukan berbagai kajian pada aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik terkait transformasi hutan hujan.
Sementara itu, terkait kerja sama dengan Universitas Gottingen, Anas Miftah Fauzi menjelaskan bahwa IPB dengan Gottingen sudah lama melakukan kerja sama, yaitu sejak 1990.
Menurut dia, banyak hal yang sudah dikerjasamakan termasuk pertukaran pelajar. Tidak sedikit staf pendidik IPB merupakan alumni Universitas Gottingen, begitu juga sebaliknya.
"Jadi, tidak mengherankan jika dalam kurun waktu yang lama itu kepercayaan itu pun terbentuk," katanya.
Menurut Deputi Bidang Ilmu dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Prof Benyamin Lakitan, kerja sama riset ini merupakan cara untuk mempercepat kemajuan penelitian di Indonesia.
Apalagi, kata dia, diketahui bersama bahwa publikasi penelitian Indonesia masih tergolong sangat rendah.
Selain itu, kata dia, langkah IPB dalam melakukan kerja sama dengan melibatkan universitas tempat wilayah penelitian sudah sangat baik.
"Hal ini dapat membantu publikasi riset universitas di daerah," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan selalu mengingatkan beberapa hal, terutama terkait izin penelitian pihak asing di Indonesia.
Hal ini dilakukan bukan dalam rangka memperpanjang prosedur, melainkan untuk melindungi kekayaan alam Indonesia agar tidak dirampas.
Anas Miftah Fauzi menambahkan, penandatanganan MoU empat universitas tersebut dilaksanakan bersamaan dengan seminar bertema Ecological and Socioeconomic Function of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems (Sumatera Indonesia) pada pekan lalu.
Acara seminar yang dibuka oleh Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto itu dihadiri rektor, para peneliti dan mahasiswa dari empat universitas.
Tiga universitas dari Indonesia dan satu dari Jerman berkolaborasi melakukan penelitian hutan di Provinsi Jambi.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Anas Miftah Fauzi di Bogor, hari ini, menjelaskan empat wakil dari universitas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Empat universitas itu adalah IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, serta satu dari Jerman yakni George August University Gottingen.
Dijelaskan Anas, kerja sama penelitian itu akan diimplementasikan di salah satu dataran rendah hutan hujan tropis Provinsi Jambi di Pulau Sumatera.
Proyek "collaborative research center" (CRC) itu, kata dia, akan menganalisa dan membandingkan berbagai macam isu termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, air, dan gas rumah kaca.
Di samping itu, juga akan dilakukan berbagai kajian pada aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik terkait transformasi hutan hujan.
Sementara itu, terkait kerja sama dengan Universitas Gottingen, Anas Miftah Fauzi menjelaskan bahwa IPB dengan Gottingen sudah lama melakukan kerja sama, yaitu sejak 1990.
Menurut dia, banyak hal yang sudah dikerjasamakan termasuk pertukaran pelajar. Tidak sedikit staf pendidik IPB merupakan alumni Universitas Gottingen, begitu juga sebaliknya.
"Jadi, tidak mengherankan jika dalam kurun waktu yang lama itu kepercayaan itu pun terbentuk," katanya.
Menurut Deputi Bidang Ilmu dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Prof Benyamin Lakitan, kerja sama riset ini merupakan cara untuk mempercepat kemajuan penelitian di Indonesia.
Apalagi, kata dia, diketahui bersama bahwa publikasi penelitian Indonesia masih tergolong sangat rendah.
Selain itu, kata dia, langkah IPB dalam melakukan kerja sama dengan melibatkan universitas tempat wilayah penelitian sudah sangat baik.
"Hal ini dapat membantu publikasi riset universitas di daerah," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan selalu mengingatkan beberapa hal, terutama terkait izin penelitian pihak asing di Indonesia.
Hal ini dilakukan bukan dalam rangka memperpanjang prosedur, melainkan untuk melindungi kekayaan alam Indonesia agar tidak dirampas.
Anas Miftah Fauzi menambahkan, penandatanganan MoU empat universitas tersebut dilaksanakan bersamaan dengan seminar bertema Ecological and Socioeconomic Function of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems (Sumatera Indonesia) pada pekan lalu.
Acara seminar yang dibuka oleh Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto itu dihadiri rektor, para peneliti dan mahasiswa dari empat universitas.
0 comments:
Post a Comment