Monday, 25 June 2012

Nama Anak Ratu Badak : Andatu

Ratu (12) seekor induk badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin jantan yang baru berusia beberapa hari di penangkaran semi alami Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO , Way Kambas- Bayi badak buah perkawinan antara Ratu dan Andalas kini sudah memiliki nama. Andatu, begitu pengelola Suaka Rhino Sumatera (SRS) Way Kambas memberi nama bayi badak yang tampak sehat itu. “Kondisinya mulai stabil. Sejak kemarin Ratu tidak mau jauh dari anaknya yang masih belajar berjalan dengan baik,” kata Dedi Chandra, ketua Tim Dokter yang membantu proses kelahiran Ratu, Senin 25 Juni 2012.

Andatu merupakan kombinasi nama antara Andalas, badak jantan Sumatera kelahiran Cincinnati, Amerika dan Ratu, badak betina asli hutan Way Kambas, Lampung. Andatu sudah mulai menyusu dengan lancar. Dia terus bermanja-manja di dekat kepala ibunya yang terlihat masih lemah. “Kami belum berani mendekat. Hanya memantau dari jarak lima meter dari kandang,” katanya.

Kedua badak itu kini masih ditaruh di kandang satu (paddock) berukuran 30 kali 30 meter untuk mengisolasi dari tiga badak lainnya. Tidak hanya itu, petugas pun tidak sembarangan mengijinkan orang untuk mendekat. Bahkan petugas di Taman Nasional Way Kambas juga tidak bisa masuk ke areal penangkaran.

Penjagaan super ketat itu untuk mencegah penularan penyakit dan virus masuk ke areal penangkaran. Sejumlah jurnalis yang hendak meliput harus mendapat pemeriksaan dari petugas delapan kilometer sebelum masuk areal penangkaran. “Ini peristiwa langka sehingga harus hati-hati,” kata Manajer Fasilitas SRS Sumardi.

Andatu lahir pada hari Sabtu pukul 00.45 WIB, 22 Juni 2012 lalu dengan sehat. Saat ini tim dokter masih terus mengawasi dan merawat induk dan anak badak secara intensif. Keduanya diawasi secara langsung dan melalui layar monitor di kantor pengamatan SRS yang berjarak seratus meter dari kandang Ratu dan Andatu.

Menurut Sumardi, untuk melihat induk dan anak badak secara langsung, tidak boleh dilakukan beramai-ramai. Kedua badak Sumatera itu tidak boleh kaget oleh suara dan gerakan makhluk asing. Pengelola penangkaran juga memasang pagar kawat yang dialiri listrik untuk mencegah binatang liar dari hutan masuk ke kawasan itu. “Induk dan bayi harus steril dari penyakit yang dibawa oleh binatang lain seperti virus kutu babi,” katanya. [NUROCHMAN ARRAZIE]


TEMPO.CO

 Berikut Foto yang dirilis oleh Kementerian Kehutanan

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...