0

Presiden: Indonesia Siap Jadi 10 Ekonomi Terbesar Dunia

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, Indonesia menyiapkan diri untuk bisa menjadi bagian dari 10 ekonomi terbesar di dunia, khususnya dalam hal produk domestik bruto dan daya beli masyarakat. "IMF telah meramalkan hal itu, perekonomian Indonesia akan semakin besar tahun ini dan tahun-tahun mendatang," kata Presiden Yudhoyono saat membuka Forum Bisnis ASEAN - Amerika Latin di Jakarta, Senin (9/7).

Menurut dia, perekonomian Indonesia mewakili 40 persen perekonomian ASEAN. Sedangkan pada tingkat global, Indonesia saat ini masuk dalam 15 ekonomi terbesar dalam hal produk domestik bruto dan daya beli masyarakat.

Fundamental ekonomi Indonesia juga sangat kuat. Hal itu terbukti saat Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan sebesar 4,5 persen ketika terjadi krisis pada 2008.

Hal itu membuat sejumlah lembaga pemeringkat internasional meningkatkan status Indonesia pada level Investment Grade. "Peluang investasi dalam bidang infrastruktur dan pengembangan industri juga semakin meningkat melalui implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia," katanya.

Presiden Yudhoyono mengundang pelaku bisnis dari berbagai negara, termasuk Amerika Latin, untuk menanamkan modal di Indonesia. Investasi di antara negara-negara ASEAN dan Amerika Latin saat ini masih rendah dan masih bisa ditingkatkan."Penanaman modal asing antara ke dua kawasan ini masih rendah apabila dibandingkan dengan aliran investasi ke kawasan lain," katanya.

Dikatakan Presiden, potensi kemajuan ke dua kawasan sangat besar dan masing-masing kawasan memiliki keunggulan dalam bidang ekonomi.

Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia (UNECLAC) memperkirakan kawasan tersebut akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 4,1 persen. "Ini adalah sebuah capaian yang bagus, mengingat pertumbuhan global yang cenderung menurun," kata Yudhoyono.

Hal itu diperkuat dengan Produk Domestik Bruto Amerika Latin secara kolektif mencapai US$6,87 triliun.

Sumber : Jurnas
0

Limbah udang berpotensi hambat penyakit tanaman sawit

Jakarta - Limbah udang dan ranjungan berpotensi sebagai pengontrol terhadap patogen Ganoderma sp., penyebab penyakit pada tanaman sawit.

Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) yang bekerja sama dengan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, limbah udang dan ranjungan dapat menghasilkan kitooligosakarida yang sangat berpotensi untuk dikembangkan bagi industri perkebunan sawit.

Berbagai limbah industri perikanan merupakan sumber mikroba penghasil enzim pendegradasi kitin (kitonase). Limbah ini berasal dari limbah udang, ranjungan, produk tradisional terasi, dan biota spons laut.

Enzim kitonase dapat ditemukan pada beberapa organisme termasuk pada tanaman, kapang atau jamur (fungi), dan bakteri. Di dalam tanaman enzim kitonase dapat digunakan sebagai alat pertahanan terhadap jamur kapang penyebab penyakit tanaman seperti patogen Ganoderma sp. pada tanaman sawit.

Berdasarkan data produksi limbah udang dalam kurun waktu 2006-2008 tercatat potensi limbah udang berupa kulit dan kepala udang Indonesia sebesar 67.731 - 68.233 ton. Karena pada umumnya komoditas udang yang akan diekspor dalam bentuk tanpa kepala dan kulit.

Sedangkan data produksi limbah ranjungan antara tahun 2006-2007 tercatat potensi limbah sebesar 20.015 - 22.815 ton.

Dari limbah kedua komoditas tersebut potensi kitin yang dapat diekstrak cukup besar yaitu sekitar 21.936 - 22.762 ton, apabila mengacu pada cangkang atau kulit ranjungan terdapat kitin sebesar 20 - 30 persen.(E012)

Sumber : Antara
0

Menteri LH diminta bekukan izin impor limbah

Semarang - Federasi LSM Indonesia mendesak Menteri Lingkungan Hidup (LH) Balthasar Kambuaya membekukan izin ekspor limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) yang melanggar aturan.

Tidak hanya menyalahi ketentuan izin importasi, tetapi perusahaan ekspor limbah B-3 nakal juga melanggar Undang-Undang Lingkungan (UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, red.) dan Konvensi Basel tentang Pengawasan Perpindahan Lintas Batas Limbah Berbahaya dan Pembuangannya, kata Ketua Umum Federasi LSM Indonesia (Felsmi) H M Jusuf Rizal dari Surabaya kepada ANTARA di Semarang, Senin.

Jusuf Rizal mengemukakan hal itu terkait dengan investigasi impor limbah B-3 oleh berbagai perusahaan sebanyak 1.153 kontainer yang tersebar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (898 kontainer), sementara sisanya tersebar di Belawan (Medan), Tanjung Perak (Surabaya), dan Tanjung Emas (Semarang), serta perusahaan ekspor limbah B-3, PT Natbour Resources Surabaya.

Jusuf Rizal didampingi Ketua Felsmi Doddy P. Hidayat, mengatakan kasus importasi dan eksportasi limbah B-3 harus menjadi perhatian serius Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Masuknya limbah B-3 ribuan kontainer itu, menurut dia, menunjukkan adanya mafia limbah B-3, termasuk terjadinya ekspor limbah B-3 yang tanpa disertai dokumen resmi pemerintah.

"Baik importir maupun eksportir yang melanggar harus ditindak tegas," ujarnya usai melakukan investigasi impor limbah di PT Natbour Resources Surabaya.

Menteri LH harus segera memproses hukum masuknya ribuan kontainer limbah B-3 serta perusahaan eksportir limbah B-3, PT Natbour Resources Indonesia, termasuk Surabaya, yang telah dilaporkan ke Mabes Polri oleh Felsmi karena memalsu surat izin ekspor limbah B-3 KLH.

Ia mengatakan, pelanggaran yang dilakukan PT Natbour juga terjadi di Surabaya dan Banten. Namun, proses hukumnya dihentikan oleh kepolisian (SP3).

"Untuk itu, Felsmi melakukan investigasi karena diduga ada permainan dengan oknum penegak hukum sehingga di-SP3-kan. Jika terbukti, Felsmi akan laporkan ke Menteri LH dan Propam Polri," kata Jusuf Rizal yang juga menjabat sebagai Presiden Lumbung Informasi Rakyat (Lira).

Namun, menurut dia, Kementerian Lingkungan Hidup sudah memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan pengimpor itu.(D007)

Sumber : Antara
0

Siswa SMK 29 Jakarta buat miniatur pesawat

Ilustrasi
Jakarta - Setelah memancing perhatian pengunjung Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2012 dengan pesawat Jabiru J430 hasil rakitannya, siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 29 Penerbangan Jakarta kembali membuat miniatur pesawat dengan bahan kertas berwarna-warni, Sabtu (7/7).

Dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu, menyebutkan, sebanyak 70 siswa sekolah tersebut ramai-ramai membuat miniatur pesawat dengan bahan kertas berwarna-warni, lalu memajangnya di stand SMK 29 di arena PRJ. Tak kurang dari 2.500 miniatur pesawat mereka nampak dipajang pada bentangan kain backdrop.

Menurut Ketua Komite Sekolah Bambang Syukur, kegiatan pembuatan miniatur pesawat dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar tetap fokus dengan tujuan pendidikan dan kebutuhan mereka. Selain mengeleminir tawuran, kegiatan itu diharapkan juga mampu memelihara atmosfir teknologi penerbangan dalam setiap individu siswa sesuai dengan bidangnya. "Intinya, kegiatan ini memotivasi siswa untuk cinta dunia penerbangan," kata Bambang.

Bambang menjelaskan, pencapaian siswa SMK 29 itu sendiri memang layak diapresiasi. Tidak sekadar merakit, mereka juga sukses menerbangkan pesawat hasil rakitannya. Uji coba Jabiru J430 dilaksanakan di lapangan terbang Pondok Cabe pada 12 April 2012.

"Pada tes pertama mencapai 4.000 kaki, sementara pada tes kedua berhasil mencapai 8.000 kaki, dengan kecepatan 120 mph," kata Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK 29 Jakarta, Ahmad Budiman.

Sukses ini kemudian dikukuhkan Pemprov DKI Jakarta dengan meresmikan pesawat rakitan siswa SMK 29 itu sebagai ikon kebanggaan Jakarta di halaman Monumen  Nasional, pada Mei 2012. "Kami berharap, pesawat ini nantinya dapat diproduksi massal, bukan cuma untuk pameran," kata Budiman.

Kendati bahan-bahan produksi Jabiru berasal dari Australia, namun seluruh proses perakitannya murni dikerjakan oleh siswa. "Seluruh perakitan kami semua yang mengerjakan, gabungan dari siswa kelas 10, 11 dan 12 yang totalnya berjumlah 300 orang," kata  Budi Rahmat Setiawan, siswa kelas 11.

Mengutip Ahmad Budiman, kegiatan perakitan Jabiru oleh siswa SMK 29 Jakarta sebenarnya telah dirintis sejak tahun 2008, jauh sebelum "heboh" perakitan mobil Esemka di Solo. Perakitannya sendiri dilakukan sejak tahun lalu, setelah mendapatkan dukungan dari Kemendiknas (kini Kemendikbud – red) dan Pemprov DKI Jakarta. Jabiru berbobot 200 kilogram, dengan panjang sayap 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter, dan tinggi 2,4 meter.

Dirancang dengan kapasitas empat kursi untuk pilot, co-pilot, dan dua penumpang, Jabiru diyakini mampu terbang sampai ke Singapura dan Malaysia. "Dengan kekuatan 3.300 cc berbahan bakar Pertamax, pesawat ini bisa digeber sampai ketinggian maksimal 14.000 kaki dengan kecepatan 130 knot. Tapi kalau untuk terbang lebih nyaman, cukup di bawah 10.000 kaki," jelas Ahmad Budiman.

Budiman mengakui, bahan yang digunakan masih mengandalkan material impor, karena hampir 95 persen berbahan komposit kimia. "Tapi untuk bahan-bahan pendukung lain, semuanya lokal," ujarnya. Budiman menambahkan, selama perakitan, para siswa didampingi para instruktur dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), dan Federasi Aerosport Indonesia. (*)

Sumber : Antara
0

Kedelai penting bagi penderita diabetes

Jakarta - Dokter endokrinologi, Suharko Soebardi, menganjurkan penderita diabetes melitus mengkonsumsi serat 25 gram per hari, sedangkan diantarara serat yang penting adalah serat kedelai.

"Efek serat di saluran cerna antara lain adalah memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga penderita diabetes tidak cepat merasa lapar," kata dia akhir pekan ini.

Selain bisa memperlambat waktu pengosongan lambung, serat juga sangat penting dalam meningkatkan waktu transit demi memperlambat pergerakan di usus halus, serta menurunkan absorbsi zat gizi.

"Serat itu adalah alat transportasi untuk mendistribusikan asupan karbohidrat setiap harinya sehingga tidak terjadi penumpukan karbohidrat di satu tempat," ujar Suharko.

Suharko mengungkapkan, serat kedelai adalah salah satu komponen penting bagi penderita diabetes melitus.

"Semua serat itu bagus dan baik, tapi karena kedelai mengandung isoflavon dan ini sangat bagus untuk menghindari risiko terserang penyakit degeneratif," kata dia.(M048)

Sumber : Antara
0

IPB "runner up" kompetisi teknologi pangan internasional

Bogor - Mahasiswa yang mewakili Institut Pertanian Bogor (IPB) mengukir prestasi dunia dengan menjadi "runner up" kompetisi antarbangsa mengenai teknologi pangan di Amerika Serikat.

Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, menjelaskan IPB diwakili oleh tim mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi (ITP) Fakultas Teknologi Pangan, yang terdiri atas empat orang.

Keempat wakil dari IPB itu, yang diberi nama "Tim Mangnut" (Mango-nuts) yang terdiri atas mahasiswa semester 6, yaitu Berlian Purnama Sari sebagai ketua, dengan anggota Akhmad Fahmi Hikmatiyar, Brian Naranathan, dan Erydhatirti Diah Pramesti.

Para mahasiswa IPB itu berlaga pada kompetisi bertajuk "Developing Solution for Developing Countries" (DSDC), yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists (IFT) pada tanggal 28 Juni 2012 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Ia menjelaskan, tim IPB berhasil terpilih sebagai salah satu finalis yang diundang oleh IFT ke Las Vegas bersama-sama dengan dua tim lainnya dari Universiti Putra Malaysia (Vit-A-Go) dan Universitas Brawijaya (Stift Oorrid Mango) untuk mengikuti babak final di hadapan tim juri.

"Pemilihan finalis berdasarkan tahap seleksi pra-proposal yang sangat ketat yang diajukan oleh tim mahasiswa dari seluruh dunia, baik mahasiswa sarjana maupun pascasarjana," katanya.

Para finalis, katanya, harus memaparkan penelitiannya di depan tim juri yang terdiri atas enam orang dari wakil akademisi dan praktisi industri pangan di Amerika Serikat.

Mereka adalah Sajid Alavi (Kansas State University), Joseph M Awika (Texas A&M University), Betty Bugusu (Purdue University), Luiz Fernadez (Vice President Global Aplication, Tate & Lyle), dan Thomas Nack (Senior Scientist General Mills).

 Kudapan berbasis mangga

Tim IPB yang diketuai oleh Berlian Purnama Sari memilih tema tentang "Mangnut (Mango-nuts): Local Based Healthy Snackbar for Children of Kenya", yaitu konsep produk kudapan berbasis buah mangga lokal untuk target konsumen anak-anak kurang gizi di Kenya.

Mangnut dibuat dari buah mangga varietas Kent yang difermentasi terlebih dahulu kemudian diformulasikan dengan kacang tanah, kacang kedelai, "butter" dan gula.

Kemudian dibentuk seperti snackbar atau produk snak berbentuk batang, dengan konsep "one portion sizing" dengan menggunakan kemasan aluminium foil.

Produk Mangnut mengandung makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronurien (vitamin A, vitamin C, zat besi).

Dalam sesi paparan dan diskusi, produk Mangnut yang dikembangkan oleh tim ITP-IPB sangat memukau dan dipuji oleh tim juri sebagai "innovative and novel product" yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kenya, karena kandungan gizi Mangnut yang baik untuk dapat membantu dalam mengatasi masalah kekurangan gizi di negara itu.

Di samping itu Mangnut juga dapat diproduksi dengan biaya dan investasi yang murah, sehingga layak untuk diproduksi oleh industri kecil sesuai dengan kondisi perekonomian di Kenya.

Sementara itu, dosen IPB Dr Feri Kusnandar yang ikut mendampingi tim ke Las Vegas menjelaskan bahwa tim Mangnut ITP-IPB berhasil menjadi juara kedua setelah dinilai tim juara.

Untuk juara pertama adalah tim UPM yang beranggotakan dua orang mahasiswa program doktor, dan empat orang mahasiswa program master.

Sedangkan juara ketiga adalah tim Universitas Brawijaya yang beranggotakan tiga orang mahasiswa S1.

"Kita berharap kemenangan tim IPB ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Indonesia lainnya untuk mampu menunjukkan prestasi terbaik yang diakui di tingkat internasional sehingga dapat turut mengharumkan nama bangsa Indonesia," katanya.(A035)

Sumber : Antara
0

Indonesia Tak Pernah Kekurangan Penemu Muda

Jakarta - Di usia belia, beberapa pelajar asal Indonesia sudah mampu bicara di dunia internasional dengan karya-karya temuan mereka. Sejak puluhan tahun lalu, Indonesia memang tak pernah kekurangan penemu muda.

Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono mengatakan, LIPI sejak 40 tahun lalu sudah menggelar kompetisi bagi pelajar-pelajar berprestasi di Indonesia. Khusus untuk bidang inovasi, ada ratusan karya yang berhasil juara di luar negeri hingga kemudian akhirnya dilirik perusahaan besar.

"Kita mengharapkan banyak lagi dari anak-anak muda kita yang berinovasi. Tiap tahun kita mengadakan lomba setiap bulan September," kata Bogie saat berbincang dengan detikcom, Minggu (8/7/2012).

"Setiap tahun ada 600 peserta. Karya mereka harus applicable dan tentu saja original," sambungnya.

LIPI siap membantu proses pendanaan hingga penyempurnaan karya tersebut sebelum dilombakan di ajang internasional. Ke depannya, inovasi para pelajar itu bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak.

"Tiap tahun kita harapkan ada terus generasi seperti itu, pesan yang lebih penting lagi bagi anak-anak itu adalah pergi ke Bangkok dan jadi juara itu bukan tujuan kita tapi prosesnya kita untuk mendidik mereka agar selalu melakukan inovasi di mana pun mereka berada, baik di tempat kerja atau atau pendidikan mereka nanti," jelasnya.

Dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Bangkok, Thailand beberapa waktu lalu, ada enam pelajar Indonesia yang meraih penghargaan bidang inovasi.

Dua karya yang berhasil meraih medali emas adalah Linus Nara Pradhana dari SMP Petra Surabaya dengan inovasi Water Coated Helmet serta Hermawan Maulana dan Zihrama Afdi dari SMA Negeri 3 Semarang dengan inovasi Carbonfil Application for Carbon Oxygen Separation in Smoking Room.

Untuk perunggu, karya Edges Shoes milik Muhammad Luqman dan Fishal Fuad Rahman dari SMAN 2 Yogyakarta yang menjadi pemenangnya. Karya pelajar kelas enam SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Nadya Almass Lutfiahardha Arief juga mendapatkan medali perunggu dengan judul penemuan Braille Glass.

Karya siswa Indonesia juga meraih penghargaan Special Awards. Siswa yang meraihnya adalah Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dengan inovasi Mini Multi Commander serta Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori dan Risang Yogardi dari SMK Negeri 1 Tengaran dengan inovasi Jaritmatika Game.

Sumber : Detik