0

Ilmuwan IPB Rekayasa Genetik Ikan Betok


Sir Francis Day
Ikan betok.

KOMPAS.com - Ikan betok (Anabas testudineus) yang hidup di air tawar mulai langka. Pemangsa serangga yang juga menjadi musuh alami wereng ini makin susah ditemukan dalam ukuran besar. Untuk itu, peneliti di Institut Pertanian Bogor merekayasa ikan ini secara transgenik agar lebih cepat berkembang biak.

"Ikan betok liar di Kalimantan, misalnya, semula bisa didapat sampai berbobot 250 gram. Kini yang ada berbobot 70-100 gram per ekor dengan harga Rp 40.000- Rp 70.000 per kilogram," kata pengajar dan peneliti Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Alimuddin, Rabu (3/8/2011) di Bogor.

Dengan rekayasa genetik, ditargetkan nantinya bisa didapatkan ikan betok berbobot 250 gram per ekor pada umur setahun. Saat ini, penelitian baru tahap memasukkan hormon pertumbuhan ikan yang lebih besar ke sperma ikan betok.

Menurut ahli biologi Hari Sutrisno dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ikan betok sebenarnya musuh alami hama wereng batang coklat yang kini merebak tak terkendali. Ikan betok bisa meloncat untuk memangsa serangga-serangga yang ada di dedaunan tanaman padi.

Ikan betok dikenal sebagai ikan bethik di Jawa. Dalam bahasa Melayu dikenal sebagai ikan puyu. Di wilayah perairan rawa Kalimantan Selatan, ikan betok dikenal sebagai ikan pepuyu dalam bahasa Banjar. Ikan betok memiliki kemampuan merambat di tanah basah dalam waktu yang relatif singkat sehingga disebut pula sebagai climbing gouramy atau climbing perch.(Nawa Tunggal)


KOMPAS
0

5 Mahasiswa UMY Kembangkan Listrik Surya


solarcell home system kreasi mahasiswa UMY

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Prihatin dengan kerapnya pemadaman listrik dari PLN yang berdampak buruk terhadap produktivitas pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), 5 mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan Solarcell Home System (SHS) sebagai sumber energi sekunder.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Ilham Lutfil Anam, Adi wahyudianto, Afief Amrullah, M. Sholeh Masnawan, dan Fikri Ali. Nawawi. Menurut, Ilham Lutfil Anam, pelaku UMKM kerap mengeluhkan penurunan produktivitas akibat pemadaman bergilir. Selain itu, beban puncak di malam hari membuat para pelaku UMKM tidak dapat bekerja saat malam hari.

"Oleh karena itu diperlukan energi alternatif bagi para UMKM. Sehingga mereka dapat tetap bekerja ketika listrik sedang mengalami gangguan atau dalam proses perbaikan." kata Ilham, Jumat (5/8/2011).

"Kami membuat Solarcell Home System atau Sistem Listrik Surya Skala Kecil. Alat ini kami kolaborasikan dengan kinerja listrik dari PLN. Dengan kolaborasi ini, jika terjadi pemadaman listrik, pelaku UMKM tetap dapat bekerja," paparnya.

Cara kerja alat itu, dimulai dengan pemasangan panel surya. Sinar matahari akan ditangkap oleh panel surya. Kemudian energi sinar tersebut melalui Solar Charge regulator (SCR) tersimpan di batere. Saat listrik PLN mati, secara otomatis Automatic Transfer Switch (ATS) akan menyala.

"Sehingga listrik yang berasal dari batere kemudian melalui SCR akan mengalir ke inverter yang berfungsi mengubah tegangan DC menjadi AC, kemudian dialirkan untuk menggantikan energi listrik PLN," katanya.

"Perpindahan tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Seperti halnya ketika menggunakan generator set (genset) yang masih memerlukan waktu untuk menyalakan listrik," kata Ilham lagi.

Berbagai keuntungan diperoleh dengan penggunaan sistem ini. Antara lain, potensi radiasi matahari di Indonesia yang tinggi dan merata memudahkan pemanfaatan metode ini. Selain itu, SHS juga tidak membutuhkan bahan bakar, serta ramah lingkungan karena bebas polusi udara dan suara.

Perawatan alat ini pun tergolong mudah dan sederhana. Sebab, dalam proses kerjanya tidak ada komponen yang bergerak. Karya ini telah diujicobakan di salah satu UMKM konveksi di Jawa Tengah.


KOMPAS.com
0

Musim Mudik, Bakrie Telecom Maksimalkan BTS

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan akan telepon, SMS, dan akses data meningkat. Terutama pada musim mudik lebaran, lonjakan kebutuhan pelanggan membuat provider telekomunikasi harus menyediakan antisipasi agar kebutuhan pelanggan terpenuhi.

Beberapa operator menambah lokasi Base Transceiver Station (BTS). Namun, Bakrie Telecom selaku penyedia layanan Esia hanya akan memaksimalkan BTS yang ada. Hal ini karena Bakrie Telecom masih yakin infrstrukturnya sanggup melayani lonjakan trafik dengan kapasitas yang dimiliki.

Hal ini disampaikan Erik Meijer, Deputy Presiden Director Bakrie Telecom di Jakarta, Kamis (4/8/2011) lalu saat memperkenalkan layanan promo ramadhan dan lebaran Esia. "Kami tidak akan menambah jumlah BTS, namun akan menambah jumlah investasi untuk memperluas pelanggan. BTS yang dimiliki Esia saat ini sudah cukup untuk melayani kebutuhan pelanggan. Buffer jaringan cakupan BTS normal kami adalah 20 hingga 30 persen dari jumlah pelanggan, dan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, buffer jaringan cakupan BTS akan kami tambah jadi 50 persen dari total jumlah pelanggan, di sepanjang tujuan mudaik," ungkap Erik di Plaza Epicentrum, Jakarta.

Erik menambahkan, jumlah pelanggan Esia hingga saat ini adalah sebanyak 13, 9 juta pelanggan. Total investasi yang telah dikeluarkan Esia hingga kuartal pertama 2011 adalah 200 juta dollar AS untuk membangun BTS dan membangun layanan Broadband. "Selain BTS, kami memiliki Network Management Center untuk reaksi cepat terhadap masalah jaringan, dan Key Performance Indicator yang dapat dipantau tiap jam," tambah Erik.

Hal inilah yang membuat Esia merasa belum perlu menambah BTS namun hanya menambah kanal yang dihidupkan setiap kali kebutuhan meningkat. "BTS itu bentuknya menara, didalamnya banyak alat-alat lain seperti channel, radio, dan cell. Kalau hari biasa kami hanya menyalakan 2 cell, maka untuk hari Idul Fitri kami akan menyalakan 3 cell," jelasnya.

Seperti diketahui, cell adalah satu cakupan pancaran yang dimiliki BTS. Setiap satu menara BTS memiliki 2 hingga 3 cell. Tahun lalu, lonjakan trafik SMS, Telepon, dan akses data Esia meningkat 40 persen di hari raya Idul Fitri. "Kami hanya menyiapkan jaringan dengan menghidupkan cell yang biasanya tidak terpakai dalam kondisi normal, dan memberikan layanan telepon putus kami ganti apabila terjadi drop call," tutup Erik.


KOMPAS
0

Virus Lokal Bisa Dilawan Dengan Cepat

Tiap ancaman yang muncul dikirim ke KSN dan akan dilaporkan ke user lain yang terhubung.

Setiap ancaman yang muncul dikirim ke KSN dan semua akan dilaporkan ke user lainnya yang terhubung dengan KSN. (VIVAnews)

VIVAnews
- Virus lokal sering dianggap lebih mematikan dibandingkan dengan virus luar. Ini memunculkan kekhawatiran para pengguna intenet. Namun, Kaspersky Internet Security (KIS) 2012 dan Kaspersky Anti Virus (KAV) 2012 dengan teknologi Cloud, diklaim bisa melawan virus lokal dengan cepat.

“Kaspersky Security Network sangat cepat dan proaktif terhadap virus,” kata Rio Yotto, Manager IT PT Nusantara Utama Technology, distributor utama Kaspersky, usai peluncuran produk Kaspersky di Hotel Meredien, Jakarta, 4 Agustus 2011. “Menggunakan cloud, KIS dan KAV didesain untuk mengecek software yang bersih dari malware,” ucapnya.

Lalu, seberapa jauh kemampuan KIS 2012 dan KAV 2012 untuk mematikan virus?

Menurut Rio, KIS 2012 dan KAV 2012 menjamin software ini akan mampu mengembalikan aplikasi yang terkena seperti semula. “Yang terkena virus, kami proyeksi, kami bisa kembalikan,” ujarnya.

Soal virus lokal, Rio mengklaim, KIS 2012 maupun KAV 2012 mampu untuk melumpuhkan semua virus. “Kaspersky sudah mendeteksi 1,7 Juta virus. Sample virus lokal bawa kepada kami, dengan sangat cepat kami handle,” tambahnya.

Saat ini Kaspersky sudah mengadopsi gi cloud yang mendistribusikan ancaman ataupun virus ke pusat KSN (Kaspersky Security Network) di seluruh dunia. Setiap ancaman yang muncul dikirim ke KSN dan semua akan dilaporkan ke user lainnya yang terhubung dengan KSN.

Adapun untuk harga, Rio menyebutkan, pengguna tidak perlu khawatir. “Harga antivirus ini akan tetap. New product, tapi old price,” ucapnya. (eh)



VIVAnews
0

Bahan Semen dari Lumpur Lapindo

TEMPO Interaktif, Surabaya - Lumpur hitam kecokelatan itu telah mengubah wajah Porong. Kawasan permukiman padat dan persawahan di Sidoarjo itu berubah menjadi sebuah kolam besar seluas 680 hektare berisi belasan juta meter kubik lumpur.

Bagi kebanyakan orang, lumpur yang menyembur dari kawasan eksplorasi PT Lapindo Brantas itu adalah sumber petaka. Namun pakar fisika zat mampat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Prof Dr Darminto, Msc, menemukan lumpur hitam itu mengandung silika (SiO2) dalam kadar yang sangat tinggi. Zat tersebut berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai campuran bahan pembuat semen.

“Zat silika yang terkandung bisa mencapai 60-70 persen,” kata Darminto kepada Tempo di ruang kerjanya di Jurusan Fisika ITS Gedung F lantai 2, akhir Juli lalu.

Darminto, yang baru saja dikukuhkan menjadi guru besar pada 13 Juli 2011, menjelaskan, dengan kandungan silika sebesar itu, lumpur Lapindo setidaknya bisa dijadikan bahan alternatif pengganti pasir silika yang biasa digunakan sebagai bahan campuran semen.

Semen komersial apa pun mereknya, kata guru besar ketujuh di Jurusan Fisika ITS ini, tersusun dari tiga material utama, yaitu batu kapur dan lempung yang dicampur dengan pasir silika, yang biasanya diambil dari pasir putih, dan diolah dengan zat aditif lainnya.

Dengan temuan ini, pasir silika yang sekarang mulai sulit diperoleh bisa diganti dengan lumpur Lapindo. Apalagi kandungan silika, atau silikon dioksida, dalam lumpur kehitaman itu hampir sama dengan apa yang terkandung pada pasir silika.

Semen komersial umumnya dibuat dengan menggunakan campuran pasir silika. Campuran batu kapur, pasir, aluminium, dan silika diproses menjadi klinker (butiran semen kasar), lantas dipanaskan hingga 1.200 derajat Celsius hingga menjadi semen halus dengan kandungan senyawa semen (larnit) 61 persen.

Bila pasir silika diganti dengan lumpur Lapindo, semen yang dihasilkan mengandung senyawa semen (larnit) 59 persen. “Hampir sama, selisih 2 persen saya kira sangat kecil,” katanya.

Jika proses pemanasan dilakukan pada temperatur 1.400 derajat Celsius, batas maksimal pemanasan semen, kandungan larnit semen akan sama, baik yang menggunakan pasir silika maupun lumpur. "Nyaris tidak ada perbedaan antara yang menggunakan pasir silika dan yang menggunakan lumpur Lapindo," kata Darminto.

Meski demikian, untuk menjadikan lumpur Lapindo sebagai bahan campuran semen dengan skala produksi besar, diperlukan proses penelitian lebih lanjut. "Penelitian ini masih skala lab. Kalau untuk produksi, harus dilakukan penelitian lebih lanjut," ia menambahkan. "Tidak bisa sekadar dikalikan secara sederhana untuk mencari komposisi yang tepat."

Lumpur Lapindo mengandung zat garam yang cukup tinggi sehingga harus diperhitungkan apakah zat garam ini dapat merusak mesin pembuat semen bila kelak lumpur akan dimanfaatkan untuk pembuatan semen skala besar.

Selain sebagai campuran bahan pembuat semen Portland, lumpur Lapindo sebenarnya dapat langsung dipakai untuk mengurangi penggunaan semen dalam konstruksi bangunan. Darminto mencontohkan, paving block yang dibuat dengan menggunakan campuran lumpur Lapindo ternyata memiliki kekuatan dua kali lipat daripada paving block biasa.

Proses pembuatan paving block ini dilakukan ketika ITS bekerja sama dengan Balai Teknik Permukiman Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Dengan mengganti 60 persen kebutuhan semen, ternyata paving block yang dihasilkan lebih kuat ketimbang yang tanpa menggunakan campuran lumpur. Misalnya, pembuatan satu buah paving block memerlukan satu kilogram semen. Sedangkan dengan menggunakan lumpur, semen bisa dikurangi dengan komposisi 600 miligram lumpur dan 300 miligram semen.[FATKHURROHMAN TAUFIQ]


TEMPOInteraktif
0

Waspadai Patahan Aktif Cirata


KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Waduk Cirata di Desa Cijati, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

KOMPAS.com - Medio Desember 2010, Bah Ateng (70) dan para tetangga dikejutkan dengan retakan tanah yang memotong jalan di bawah bendungan Pusat Listrik Tenaga Air Cirata, Jawa Barat. "Kejadiannya sekitar pukul 22.00. Parit di bawah tebing putus," kata tukang tambal ban yang membangun kios di jalan Desa Cadasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Retakan sepanjang 5-15 cm itu terjadi di beberapa tempat sehingga ruas jalan bergelombang karena sebagian badan jalan anjlok. Menurut Asdani Soehaemi, peneliti pada Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, kegempaan mikro di daerah ini umumnya dangkal (kurang dari 10 kilometer). Ini berhubungan erat dengan pengaktifan kembali patahan bermekanisme gerak patahan naik, geser, dan turun.

Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata dan Saguling di hulu, serta PLTA Jatiluhur di hilir yang sama-sama menampung aliran Sungai Citarum terletak pada lajur patahan aktif.

Hasil penelitian Puslitbang Geologi, kondisi ini berpeluang menimbulkan gempa bumi berkekuatan 7 Ms (Magnitude surface, identik dengan skala Richter/SR) dalam selang waktu 80 tahun. "Pemantauan kegempaan secara periodik perlu dilakukan," kata Asdani, akhir Juni.

Berdasarkan sejarah gempa, di lajur Padalarang (antara Saguling dan Cirata) pernah terjadi gempa tahun 1910. Tanggal 27 September dan 9 Oktober 1985, terjadi lagi gempa di kawasan ini dan terasa di Bandung berukuran 2-3 MMI. Pada 15 April 2005, terjadi lagi gempa di Gunung Halu, selatan Saguling, berkekuatan 4,3 SR dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa ini merusak rumah penduduk.

Tanggal 9 April 2007, terjadi gempa yang berpusat di tepi pantai Subang, sekitar 70 km utara Jatiluhur. Walau berkekuatan 7 SR, karena pusat gempa terletak 286 kilometer di bawah laut, getarannya hanya mengagetkan Jakarta.

Kegempaan di daerah aliran Sungai Citarum perlu diwaspadai, mengingat di wilayah ini ada obyek vital Waduk Saguling (kapasitas 700-1.400 megawatt/MW), Waduk Cirata (1.008 MW), dan Jatiluhur (187 MW). Ketiga PLTA itu memasok listrik untuk jaringan interkoneksi Pulau Jawa-Bali.(Dedi Muhtadi)


KOMPAS
0

Pertama di Indonesia, Aplikasi Perkuliahan Berbasis Android

Sony Ericsson dan Universitas Bunda Mulia menjalin kerja sama solusi aplikasi perkuliahan berbasis Android di Jakarta, Kamis (4/8/2011). YUNANTO WIJI UTOMO

JAKARTA, KOMPAS.com - Sony Ericsson bersama Universitas Bunda Mulia meluncurkan aplikasi info perkuliahan berbasis Android pertama di Indonesia, Kamis (4/8/2011) di Jakarta. Aplikasi bernama M Campus itu memberi kemudahan dalam relasi antara mahasiswa, orang tua, dan dosen.

Dengan M Campus, mahasiswa bisa mengakses jadwal kuliah, nilai mata kualiah dan IPK, jadwal dosen, mata kuliah yang ditawarkan, informasi pembayaran dan lainnya. Dalam pengembangan lebih lanjut, orang tua bisa mengecek informasi akademis anak.

"Program aplikasi M Campus ini ialah salah satu upaya dalam memberikan dukungan di dunia pendidikan dan komunikasi. Seiring meluasnya pasar platform Android, kami punya posisi baik untuk memberi pengalaman beda bagi konsumen," kata Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson.

Sementara, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Universitas Bunda Mulia, Danny Johannes mengatakan, "Kami yakin dengan teknologi informasi terkini, kami dapat membimbing mahasiswa profesional dalam upaya menyiapkan tenaga lulusan dengan kompetensi unggul."

Aplikasi M Campus di-bundling dengan ponsel Sony Ericsson Xperia X8. Produk bundling ini akan diberikan pada 200 mahasiswa baru Universitas Bunda Mulia yang masuk tahun 2011 sebagai semacam uji coba. Jumlah itu adalah 10 persen dari total mahasiswa baru yang mencapai 2000-an orang tahun ini.

"Kita akan coba dulu pada 10 persen mahasiswa baru itu. Kalau nanti kita lihat berhasil, kita harapkan yang 10 persen itu bisa berpromosi ke yang lain," kata Samudro Seto, Operator Relation & Marketing Partnership Manager Sony Ericsson Indonesia dalam konferensi pers.

Bundling dengan Xperia X8 sendiri dipilih karena dua alasan. Pertama karena permintaan Xperia X8 yang kini masih tinggi walaupun produk sudah dikeluarkan sejak tahun 2010. Kedua karena harga Xperia yang hanya Rp 1,4 jutaan sehingga cocok bagi kantong mahasiswa namun tetap memberi fungsi optimal dengan layar touch screen.

Untuk menjaga keamanan data, sistem telah dirancang. Data yang diakses adalah mirror dari data yang dimiliki office Bunda Mulia. Dengan demikian, seandainya data jebol, data asli di office masih ada dan bisa digunakan sebagai back up. Dari M Campus, nantinya bisa dilakukan pengembangan lain seputar mobile dan internet.

Hanny Sanjaya dari Sony Ericsson mengatakan, "Potensinya nanti bisa untuk e-advertising. Perusahaan bisa beriklan di aplikasi ini. Mahasiswa bisa belajar tentang e-learning dan e-commerce."

Hanny mengatakan, M Campus juga bisa jadi media mengenalkan Android yang memungkinkan mahasiwa membuat dan menjual aplikasi. Tindak lanjutnya, Hanny mengatakan, "Kita ada rencana bikin UKM gadget dan games. Bunda Mulia siap menuju e-commerce ke depan."

Untuk saat ini, beberapa keterbatasam masih dimiliki M Campus. Aplikasi hanya bisa dipakai dengan Xperia X8 yang telah dibundling. Aplikasi juga baru bisa dinikmati 200 orang dan tak bisa dibagi ke yang lain, bahkan dengan yang punya device Xperia X8 lama. Orang tua yang ingin mengakses juga mesti memakai ID dan password anak. Namun, ke depannya, beragam pengembangan juga bisa dilakukan.

"Kita juga membuka peluang untuk mengembangkan ke device lain. Ke depan, bisa juga dikembangkan untuk kampus lain," kata Seto. Menurutnya, untuk mengimplementasikan aplikasi ini di kampus, yang paling dibutuhkan adalah kesiapan data.


KOMPAS

0

Esia Bayar Rp500 Juta per Bulan ke Pelanggan

Operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober.

Untuk memastikan kualitas jaringan, operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober mendatang dengan jaminan penggantian setiap kali terjadi putus hubungan. (bakrietelecom.com)

VIVAnews
- Sejak April lalu Bakrie Telecom menjamin kompensasi bagi pelanggan bila terjadi putus hubungan telepon di jaringan Esia. Setelah 3 bulan berlangsung, operator tersebut telah melakukan penggantian pada pelanggan senilai Rp1,7 miliar.

“Kalau dari segi putus telponnya, kami mengalami sekitar 1,6 persen drop call dari total panggilan di jaringan kami,” kata Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk di Jakarta, 4 Agustus 2011. “Namun, tiap terjadi putus hubungan yang diakibatkan oleh jaringan kami, maka akan ada pengembalian dana bagi pelanggan," ucapnya.

Selama 3 bulan program berlangsung, kata Erik, jumlah uang yang diganti mencapai sekitar setengah miliar rupiah per bulan. “Jadi, total ada sekitar Rp1,7 miliar yang sudah kita kembalikan pada pelanggan,” kata Erik. “Penggantian ini kami berikan dalam bentuk talktime atau pulsa,” lanjut dia.

Untuk memastikan kualitas jaringan, operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober mendatang dengan jaminan penggantian setiap kali terjadi putus hubungan telpon, bahkan pada masa puncak trafik telpon dan SMS seperti Ramadan dan Idul Fitri.

“Untuk meningkatkan kualitas jaringan, kami juga melakukan investasi sekitar USD 200 juta,” kata Erik. “Di Jakarta tidak perlu banyak menambah kapasitas. Penambahan justru dilakukan di kota-kota tujuan mudik,” ucapnya.

Erik menyebutkan, pihaknya lebih fokus untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas jaringan daripada memberikan janji-janji melalui promo yang belum tentu berguna bagi pelanggan. “Kualitas jaringan berguna untuk memberikan kepuasan pada pelanggan setia kami,” kata Erik. (ren)



VIVAnews