Showing posts with label Cyber. Show all posts
Showing posts with label Cyber. Show all posts
0

Situs Prostitusi

  Mahasiswa IPB Diduga Kelola Situs Prostitusi 

Mahasiswa IPB Diduga Kelola Situs Prostitusi  
Ilustrasi pelacuran / prostitusi. REUTERS/Edgar Su
Bogor | Kepolisian Daerah Jawa Barat menangkap HFIH, terduga pengelola prostitusi online www.bogorcantik.blogspot.com. Dibekuk di Hotel Papaho, Kota Bogor, pria 24 tahun ini disebut-sebut sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Juru bicara Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan, HFIH tak ditangkap sendiri. Kala peringkusan, ia tengah bersama tiga remaja perempuan.

"Mereka ditangkap Jumat, pukul 18.00," kata Martinus melalui pesan pendek, Jumat, 8 Februari 2013. "Modusnya menyediakan dan memperdagangkan wanita."

Martinus menjelaskan, tiga remaja yang ditangkap bersama HFIH adalah M, 17 tahun; M (16); dan D (18). Keempatnya dicokok dalam kamar nomor 5 di penginapan yang terletak di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, itu.

"Dari hasil pemeriksaan awal, HFIH telah memperdagangkan selama enam bulan," kata Martinus. "Tarifnya berkisar Rp 1,5 juta."

Dalam penggerebekan, polisi menyita barang bukti: komputer jinjing, empat telepon genggam; dan sebuah sepeda motor matic Vario T 3660 UM. Atas tuduhan itu, HFIH dijerat Pasal 30 dan 35 Undang-Undang Antipornografi, Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta Undang-Undang Perlindungan Anak. "Ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara," ujar Martinus. 

 Polisi Jebak Mahasiswa IPB Pengelola Situs Prostitusi 

Polisi Jebak Mahasiswa IPB Pengelola Situs Prostitusi
Ilustrasi prostitusi online. asiaone.com
Kepolisian Daerah Jawa Barat telah menangkap HFIH, pengelola situs prostitusi online www.bogorcantik.blogspot.com, Jumat, 8 Februari 2013. Sebelum melakukan peringkusan, polisi terlebih dulu menjebak HFIH dan kaki tangannya, tiga remaja putri: M, 17 tahun; M (16); serta D (18).

"Pelaku ditangkap dengan cara dijebak supaya mereka datang ke suatu tempat, kamar Hotel Papaho," kata Kepala Polda Jawa Barat Tubagus Anis Angkawijaya, Sabtu, 9 Februari 2013. "Setelah mereka berkumpul, barulah kami gerebek."

Polisi menangkap HFIH dan ketiga remaja perempuan itu kala mereka berada dalam kamar nomor 5, Hotel Papaho, Kota Bogor. Namun, menurut Tubagus, ketiga perempuan itu hanya korban perdagangan yang dilakukan HFIH. Dan rencananya, polisi bakal memberikan pembinaan kepada ketiganya. "Yang sudah jelas kami tindak itu si pelaku mahasiswa, pengelola situs," ujar dia.

Soal kabar bahwa HFIH adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Tubagus pun membenarkannya. Bahkan, menurut penyidik, HFIH jago bermain Internet. "Ya, dia mahasiswa sebuah perguruan tinggi terbaik dan terkenal di Bogor," jawab Tubagus kala ditanya soal status pendidikan HFIH di IPB.

Kini, HFIH dan tiga remaja perempuan itu tengah meringkuk di ruang tahanan Polda Jawa Barat. Dan dari hasil pemeriksaan awal, HFIH diduga menyediakan serta memperdagangkan perempuan secara online sejak enam bulan lalu dengan tarif berkisar Rp 1,5 juta.

Pada saat penggerebekan, polisi menyita barang bukti: komputer jinjing, empat telepon genggam, dan sebuah sepeda motor matic Vario T-3660-UM. Pelaku dijerat Pasal 30 dan 35 Undang-Undang Antipornografi, Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta Undang-Undang Perlindungan anak, dengan ancaman penjara 12 tahun.

 Seks Online, IPB Belum Pastikan HFI Mahasiswanya 

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Yoni Koesmaryono belum dapat memastikan dugaan keterlibatan mahasiswanya, Hemud Farhan Ibnu Hasan (HFIH), dalam bisnis seks secara online. Alasannya, IPB belum mendapat konfirmasi dari Kepolisian Daerah Jawa Barat.

"Sejauh ini belum bisa dipastikan karena belum ada konfirmasi dari pihak Polda Jabar tentang sejatinya identitas yang bersangkutan (HFIH)," kata Yoni melalui pesan singkat kepada Tempo, Sabtu malam, 9 Februari 2013.

Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat yang menangkap Hemud Farhan Ibnu Hasan, 24 tahun di Hotel Papaho, Bogor, bersama tiga gadis ABG yang masih berstatus pelajar SMA. Tersangka diduga mahasiswa Fakultas Agrobisnis IPB.

Yoni mengatakan, pihaknya juga belum mendapat kejelasan peranan Hemud dalam bisnis seks secara online karena diduga menjadi pengelola blog www.bogorcantik.blogspot.com sekaligus germo dari jaringan ini.

"Kita kedepankan azas praduga tidak bersalah dan kemungkinan juga ketidaksesuaian orang atau nama. Saya masih menunggu konfirmasi dari Polda Jabar tersebut," ujar Yoni.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, pengakuan sementara Hemud Farhan Ibnu Hasan yang ditangkap di kamar nomor 5 Hotel Papaho,mendapatkan jatah 500 ribu dari tarif Rp 1,5 juta untuk setiap ABG. "Sementara gadisnya hanya mendapatkan Rp 1 juta."

Saat ditangkap, Hemud bersama tiga gadis ABG yang masih bersatsus pelajar SMA, yakni Me (17), Ma (16), dan Dv (18). Ketiga ABG ini diduga menjadi gadis penggilan dan kini masih diamankan di Polda Jabar.

Kepala Polres Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Polisi Bahtiar Ujang Purnama mengungkapkan, jajaranya akan melakukan menyelidikan dan pendalaman kasus esek-esek secara online tersebut. Polisi menduga kasus serupa masih ada dan terdapat di wilayah hukumnya. "Kita akan bentuk tim kusus untuk menyelidiki dan mengembangkan kasus serupa seperti ini," ujar Bahtiar.

  • Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Email para Jenderal Indonesia Bocor ke Tangan Hacker.

Jakarta Para hacker Anonymous Indonesia, meretas situs pemerintah dan menuntut pembebasan pembobol situs presiden. Pengamat IT menyebut, para peretas telah membobol data militer dan siap mempublikasikannya.

Wildan Yani S. Hari (22th), seorang anak lulusan STM jurusan Teknik Sipil di Jember, Jawa Timur mendadak beken. Wildan yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga warung internet ditangkap Jumat (25/01) lalu, karena iseng membobol situs www.presidensby.info.

Kalangan hacker marah karena Wildan terancam penjara lebih dari enam tahun. Padahal dia tidak merusak server atau mencuri data. Senin malam (29/01) mereka meretas sejumlah situs pemerintah dan menggantinya dengan foto Guy Fawkes, tokoh fiksi dalam film “V for Vendetta” yang dipakai sebagai simbol kelompok hacker terkenal dunia: Anonymous.

"Pemerintah Indonesia: anda tidak bisa memenjara ide. Tak ada pasukan yang bisa menghentikan kami” itulah pernyataan kelompok Anonymous Indonesia melalui Twitter: anon_indonesia sambil menuntut pembebasan Wildan.

“Saya cemas karena mendengar bahwa Anonymous Indonesia sudah membobol data militer dan percakapan e-mail para Jenderal,” kata Enda Nasution, seorang pengamat IT, kepada Deutsche Welle.

Enda Nasution:

e-mail para Jenderal sudah bocor ke tangan hacker.

Deutsche Welle:

Apakah betul mereka sudah membobol data pertahanan?

Enda Nasution:

Saya khawatir karena mereka (para hacker-red) tidak sekedar menyerang situs pemerintah. Tapi juga telah membobol informasi dan data sensitif milik pemerintah. Saya dengar mereka sudah berhasil menerobos situs militer dan pertahanan. Ini cukup berbahaya, karena saya dengar ada beberapa data militer yang sudah bocor ke tangan mereka.

Deutsche Welle:

Data militer seperti apa yang diobobol?

Enda Nasution:

Yang saya dengar adalah e-mail pribadi para pejabat militer. Saat ini (saat wawancara berlangsung-red) isi surat elektronik itu sedang mereka baca. Selain itu ada indikasi bahwa database dan informasi militer sudah ada beberapa yang bocor, termasuk juga isi e-mail para Jenderal.

Deutsche Welle:

Siapa sebetulnya Anonymous Indonesia?

Enda Nasution:
Saya melihat ini sebagai gerakan sporadis para hacker. Tidak ada satu komando pusat, meski bisa jadi memang ada satu orang melalui akun Twitter: anon_indonesia yang menjadi juru bicara gerakan ini. Saya melihat gerakan ini hanya bertujuan untuk menuntut pembebasan Wildan (hacker situs presiden-red). Kalau tidak dipenuhi, mereka mengancam akan ada informasi militer yang dilepas ke publik.

Deutsche Welle:


Apakah mereka ini terkait dengan gerakan hacker global Anonymous?

Enda Nasution:

Seingat saya ini pertama kalinya ada yang mengatasnamakan Anonymous di Indonesia. Kita tidak bisa betul-betul tahu apakah memang ada hubungan antara mereka dengan gerakan global, karena semua orang bisa menggunakan nama Anonymous.

Deutsche Welle:

Apakah cukup banyak hacker di indonesia?

Enda Nasution:

Kebanyakan adalah level pemula atau dikenal sebagai script kiddie (disingkat skiddie-red). Mereka ini menggunakan program yang sudah ada untuk menyerang sistem komputer orang lain, jaringan komputer atau meretas situs. Ada sejumlah forum internet tempat pada skiddie Indonesia saling berbagi informasi.

Mereka memanfaatkan kelemahan sistem. Meski ada pula sejumlah hacker Indonesia yang levelnya sudah mendunia. Biasanya jenis terakhir ini sudah disewa oleh perusahaan sebagai konsultan sistem keamanan (komputer dan internet-red), keahlian mereka antara lain dipakai untuk menguji sistem perbankan dan telekomunikasi, agar tidak bisa dibobol.

Deutsche Welle:

Apakah hacker Indonesia cukup dikenal dunia?

Enda Nasution:

Orang Indonesia itu kreatif dan jagoan dalam mencari celah. Hal lain, mereka tidak merasa bersalah ketika melakukan itu. Ada beberapa hacker terkenal yang kini menjadi konsultan IT. Awalnya mereka mulai dengan hacking sana sini. Kalau sudah punya nama, biasanya ada perusahaan yang minta mereka memeriksa kelemahan sistem. Di tingkat dunia, ada beberapa hacker Indonesia yang sudah terkenal di dunia, misalnya Jim Geovedi, seorang hacker yang bisa mengubah arah dan menggeser satelit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mengapa Anonymous Hacker Serang Situs Pemerintah

 Penangkapan Wildan jadi pemicu. Anonymous pun menyerbu.   

Jakarta Sekitar Selasa malam, 29 Januari 2013, sejumlah website atau situs resmi milik pemerintah kedatangan tamu tak diundang.

Tak tanggung-tanggung, tamu itu meninggalkan jejak di tujuh situs sekaligus, yaitu situs Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Badan Pusat Statistik (BPS), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent, Kementrian Hukum dan HAM, Kementerian Sosial, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Tamu itu adalah hacker atau peretas yang menamakan diri Anonymous, atau secara harfiah berarti tidak diketahui namanya. Akun yang diduga milik kelompok peretas internasional yang populer ini berhasil mengubah tampilan situs, atau populer dengan istilah defacing. Di dalam situs yang dikunjungi, peretas meninggalkan jejak berupa pesan: No Army Can Stop An Idea.

Hingga pagi dini hari, Rabu 30 Januari 2013, pesan itu masih terpampang di sub-domain dalam tujuh situs resmi milik pemerintah. Namun, tadi pagi, pengelola situs sudah berhasil membersihkannya, dan mengembalikan tampilan seperti semula.

 Wildan 

Aksi defacing terhadap tujuh situs resmi milik pemerintah tentu saja bukan tanpa alasan. Diduga ini adalah aksi solidaritas para peretas internasional terhadap penangkapan Wildan, tersangka peretas situs Presiden SBY, pada Jumat pekan lalu.

Seperti disiarkan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri menangkap Wildan Yani S Hari, pemuda berusia 22 tahun yang bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi di Jember, Jawa Timur, yakni CV Surya Tama.

CV ini mempunyai usaha di bidang warung telekomunikasi, penjualan sparepart komputer dan software. Wildan bekerja sebagai admin. Menariknya, Wildan bukan siapa-siapa, dan bukan anggota komunitas peretas tertentu. Dia hanya alumni STM Pembangunan Sipil yang belajar komputer secara otodidak.

Sebelum meretas situs SBY, Wildan juga meretas beberapa situs lain, seperti www.jatireja.network, yang merupakan Internet Service Provider (ISP). Kemudian, situs www.presidensby.info yang menggunakan ISP dari Jatireja tersebut. Situs polresgunungkidul.info juga diretasnya. Tak berhenti di sana, masih ada sekitar 5.320 yang menjadi korban peretasan Wildan.

Namun, aksi Wildan tidak bertujuan. Menurut hasil investigasi Polri, dia melakukan aksinya itu murni karena iseng belaka. Belum ada bukti tersangka melakukan pencurian data, merusak, atau semacamnya.

Namun, meski hanya karena mengubah tampilan, polisi akan menjerat yang bersangkutan dengan UU Telekomunikasi pasal 22 huruf B UU 36/1999, dan UU ITE pasal 30 ayat 1, ayat 2 dan atau ayat 3, jo pasal 32 ayat 1 UU no 11/2008 tentang ITE, dengan ancaman pidana maksimum delapan tahun dan/atau denda paling banyak Rp800 juta.

Saat ini, menurut keterangan Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Arif Sulistyo, penyidik telah menyita sejumlah barang bukti terkait kejahatan Wildan tersebut. Selain itu, lima orang saksi dari pengelola situs juga sudah diperiksa. "Barang bukti dari Jember berupa 2 CPU telah disita. Saat ini tersangka masih menjalani proses di Bareskrim," terangnya.

Inilah yang kemudian menuai reaksi para peretas internasional yang tergabung dalam Anonymous. Hingga akhirnya mereka menyerang sejumlah situs milik pemerintah.

 Jutaan Kali 
Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring mengaku tak terkejut dengan kabar diretasnya situs Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan situs pemerintah lainnya. Menurut Tifatul, serangan ke situs pemerintah memang sudah kerap terjadi.

"Serangan ini bukan serangan pertama atau kelima. Tahun 2012 saja, kami mendata 36,6 juta kali serangan kepada situs pemerintah. Artinya, ada 125 ribu serangan per hari," kata Tifatul di Gedung DPR, Rabu 30 Januari 2013.

Sementara, untuk mengamankan situs negara ini, Tifatul mengatakan, pemerintah sudah memiliki pengamanan khusus yang bekerja selama 24 jam sehari.

Meski begitu, tak semua peretas situs pemerintah yang tertangkap diproses hukum. Namun, mereka lebih banyak diarahkan ke hal yang lebih positif. "Beberapa diarahkan ke hal-hal yang positif, dan cukup berhasil," ujar dia. Namun, kata Tifatul, jika hacker tersebut dianggap berbahaya, tentu saja akan diproses hukum.

"Hal-hal begini, siapapun yang melanggar perlu diproses. Tapi bagaimana prosesnya nanti kita lihat," ujar dia.

 Beasiswa 


Menanggapi kasus ini, Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera ikut angkat bicara. Bukannya mendukung proses hukum, dia justru menyarankan agar pemerintah memberikan beasiswa pada Wildan Yani S Hari, peretas situs Presiden SBY.

Menurut Mardani, Wildan adalah sosok muda yang berbakat dan layak diberi bimbingan. Karena tak ada bimbingan itulah, menurut Mardani, Wildan melakukan serangan yang merugikan.

"Hacker muda Wildan memiliki kompetensi. Karena tidak terbina, malah bukan menjaga keamanan. Saya menyarankan dia dibina dan diberi beasiswa" ujar Mardani saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Menkominfo, di DPR, hari ini.

Namun, Menkominfo Tifatul Sembiring tak menyetujui usulan Mardani tersebut. Menurutnya, perbuatan Wildan yang meretas situs presiden pantas diproses secara hukum. "Ini proses di kepolisian, lagi diproses kok diberikan beasiswa," ujar Tifatul ketus saat ditemui usai rapat.

 Siapakah Anonymous? 



Nama ini tentu tidak asing di telinga. Kelompok ini kerap muncul tatkala terjadi kejadian-kejadian yang dianggap menyimpang, tak hanya di dalam negeri tetapi juga secara internasional. Dan, kasus Wildan ini bukanlah kali pertama aksi Anonymous membuat berita besar. Mari kita amati sejumlah sepak terjangnya.

Sebelum kasus Wildan, nama Anonymous cukup mencuat di dunia ketika diketahui bekerja di balik Wikileaks.org, situs whistle-blower nirlaba yang digagas Julian Assange. Situs ini pun menjadi buah bibir kala membongkar ribuan kabel diplomatik Departemen Luar Negeri AS dan dibocorkan ke publik. Tak pelak, kejadian ini pun membuat tokoh hingga petinggi negara di dunia kalang kabut.

Baru-baru ini, Anonymous juga melakukan aksi balas dendam atas kematian seorang peretas sekaligus aktivis Internet terkenal di Amerika Serikat, Aaron Swartz. Kelompok hacker Anonymous menyerang situs Komisi Vonis Amerika Serikat dan mengancam akan menyebarkan data-data pemerintah.

Anonymous mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas vonis yang menurut mereka salah. Swartz divonis 35 tahun penjara dan denda US$1 juta karena membobol jaringan kampus terkemuka di Massachusetts, yaitu Massachusetts Institute of Technology.

Swartz lalu mengunduh jutaan artikel jurnal akademis yang rencananya akan disebarkan secara gratis. Namun karena vonis itu dia frustasi. Dia lalu ditemukan gantung diri di apartemennya pada awal Januari tahun ini. (eh)


© VIVA.co.id

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

ITB Bangun Cyber Security Center

fotoJakarta | Institut Teknologi Bandung mendirikan Cyber Security Center untuk  menangkal kejahatan di dunia maya seperti pencurian data, penyebaran informasi palsu, serta pembobolan bank. Pusat keamanan itu sekaligus tempat riset dan pendidikan pasca sarjana. "Indonesia masih rentan serangan kejahatan lewat teknologi dunia maya," kata  Kepala Cyber Security Center, Yusep Rusmansyah kepada Tempo, Rabu, 30 Januari 2013.

Salah satu bukti terbaru,  peretasan situs Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh tamatan siswa sekolah kejuruan di Jember, Jawa Timur. "Itu masih yang sekedar iseng, upaya pencurian data di bank itu terjadi setiap hari," ucap  dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.

Menurut  Yusep, kerentanan bisa dilihat dari belum adanya lembaga Computer Emergency Response Team yang kuat. Di luar negeri dan negara jiran, tim penangkal itu diawaki ratusan hingga ribuan pegawai kompeten.

Data lain yang dikhawatirkan dicuri peretas misalnya KTP elektronik, hingga perang cyber yang berwujud nyata seperti pada konflik Estonia dan Rusia beberapa waktu lalu. "Listrik dan bank bisa dimatikan selama 3 hari oleh teknologi cyber," katanya.

Cyber Security Center dibangun oleh ITB bekerja sama dengan  Korean International Cooperation Agency. Pemerintah Korea memberi dana hibah bangunan dan isinya, serta pelatihan tenaga ahli senilai Rp 55 miliar.

Berlokasi di kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, gedung itu ditargetkan selesai pada Desember 2013. Kegiatan di pusat keamanan itu meliputi riset, tempat pendidikan magister keamanan informasi, serta S-3 yang sudah dimulai Januari ini.

Program magister yang baru akan dibuka terbagi menjadi kelas reguler bagi sarjana, dan eksekutif buat penegak hukum seperti penyidik kepolisian, jaksa, hakim, pegawai KPK, termasuk pengacara, dan anggota Badan Intelejen Negara.

Selain itu akan dibuka pula kelas kursus harian hingga mingguan bagi kalangan umum. "ITB akan menyediakan banyak sumber daya manusia untuk keamanan cyber Indonesia sampai menghasilkan algoritma enkripsi yang hebat hasil buatan sendiri supaya tidak mudah di-crack," kata Yusep.


Tempo.Co
0

Hacker Anonymous Berang, Retas Situs Pemerintah Indonesia

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/legiun-peretas-anonymous-dengan-topeng-guy-fawkes-ilustrasi-_120409005752-656.jpgJakarta Kelompok hacker Anonymous dilaporkan meretas sejumlah situs pemerintah Republik Indonesia, Selasa hingga Rabu dini hari tadi.

Serangan itu diduga dilakukan sebagai aksi solidaritas terkait penangkapan Wildan, hacker asal Jember, Jawa Timur beberapa hari lalu. Wildan ditangkap karena diduga meretas situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Government of Indonesia, you cannot arrest an idea NO ARMY CAN STOP US #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon," demikian tulis Anonymous melalui akun Twitternya, Selasa (30/1).

Yang jika diterjemahkan kira kira berarti: "Pemerintah Indonesia, Anda tidak bisa membelenggu sebuah pemikiran. Tidak ada pasukan yang bisa hentikan kami #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon."

Berdasarkan informasi yang wara-wiri di jejaring Twitter, sejumlah situs yang sempat dilumpuhkan Anonymous di antaranya milik Kemenkumham, Kemenparekraf dan Indonesia.go.id. Situs-situs tersebut saat ditelusuri Rabu (30/1) pagi terlihat sudah normal kembali.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Tim Cyber Crime Mabes Polri telah menangkap pemuda berinisial WYA (20) atau Wildan Yani Ashari, warga Kabupaten Jember Jawa Timur beberapa hari lalu. Saat ini ia sudah diamankan di Mabes Polri Jakarta, demikian seperti dilansir Antara, Senin (30/1).

Wildan ditangkap setelah diduga meretas situs www.presidensby.info pada 9 Januari 2013. Situs tersebut merupakan situs resmi penyampai informasi dan berita tentang kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

http://static.republika.co.id/uploads/images/inline/Hacker.jpg

Ket: Gambar ini digunakan kelompok hacker Anonymous sebagai peringatan untuk Pemerintah Indonesia.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Peretas Situs Presiden SBY, Ditangkap

peretasJakarta Peretas atau hacker yang membobol situs Presiden SBY beberapa waktu lalu akhirnya ditangkap Tim Cyber Crime Mabes Polri, Jumat 25 Januari 2013. Pelaku merupakan lulusan STM Bangunan Jember, ditangkap di sebuah warung internet di Jl Letjen Suprapto Jember, Jawa Timur.

Brigjen Arief Sulistyo, Direksus Bareskrim Polri mengatakan pelaku Wildan Yani Ashari, 22, telah membobol 5300 situs. Salah satunya situs resmi Presiden SBY dan Polres Gunung Kidul.

“Pelaku lulusan STM Bangunan di Jember dan kini sudah diamankan di Bareskrim Polri,” Brigjen Arief Sulistyo, Selasa (29/1) di Mabes Polri.

Motif meretas situs, kata dia hanya iseng belaka. Namun pelaku saat ini masih diperiksa oleh penyidik.

“Setelah ada laporan, kami lacak pelakunya ternyata ada di daerah Jember. Pelaku ditangkap saat online di sebuah warnet,” bebernya.

Pelaku akan dijerat Pasal 30 jo 32 UU ITE maupun pasal 22 UU no 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi.(adin/sir)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Tersangka Peretas Komputer Bos Bumi Plc

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/bumi_resources_100719191711.jpgLondon | Kisah saga Bumi Plc masih berlanjut. Akhir pekan lalu sebuah investigasi yang dilakukan oleh detektif swasta menunjukkan komputer milik Bos Bumi Plc, Samin Tan, telah diretas. Sang peretas ini diduga sengaja diminta untuk membobol dokumen penting milik Tan yang memicu kisruh di tubuh perusahaan tambang tersebut.

Sebuah penyelidikan menunjukkan bahwa peretas mengambil informasi dari komputer Tan. Kemudian seorang pembisik dikirim ke Bumi untuk melaporkan hal tersebut agar Bumi jatuh ke jurang kekacauan.

Oktober tahun lalu, Bumi meluncurkan penyelidikan terhadap apa yang dilaporkan oleh pembisik tersebut. Diduga terjadi ketidakjujuran dalam laporan keuangan anak usaha Bumi Plc, Bumi Resources.

Tan menuduh pendiri Bumi Plc Nathaniel Rothschild telah membaca surat elektronik miliknya sementara pemilik lain Bumi Plc, yakni Keluarga Bakrie menduga telepon dan e-mail Tan telah diretas.

Rothschild membantah dirinya mengakses surat elektronik Tan. Ia mengaku sama sekali tidak mengetahui apapun tentang laporan dari pembisik tersebut.

Lantas siapa tersangka peretas komputer milik Tan? Seperti dilansir laman The Guardian, Sabtu (12/1) investigasi yang pertama kali diterbitkan oleh Times pada Jumat (11/1) mengatakan peretas yang membobol e-mail milik Tan mengaku sebagai seorang peneliti yang bekerja di salah satu situs pencari terkenal, Wikipedia.

Diduga peretas itu bernama Steve. Namun, Steve berdalih Wikipedia ingin mempublikasikan sebuah artikel tentang kisruh Bumi dan meminta waktu untuk wawancara dengan Tan.

"Perlu dicatat ini sangat mencurigakan karena bukan standard Wikipedia yang menghubungi individu untuk sebuah artikel," tulis laporan tersebut. E-mail yang berisi tautan artikel tentang Tan disinyalir telah menginfeksi komputer Tan dengan perangkat lunak berbahaya. Laporan pembisik kemudian muncul, yang berisi informasi tentang laporan keuangan.


0

Roy Suryo Menpora, Situs Resmi Presiden SBY Dihack!

http://m.itoday.co.id/timthumb.php?src=http://www.itoday.co.id/http://www.itoday.co.id/images/stories/itoday-images/Roy_Suryo.jpg&h=auto&w=140&a=tlJakarta | Nama politisi Partai Demokrat, Roy Suryo, dalam dua hari belakangan, mendadak jadi bahan perbincangan. Pakar telematika itu sibuk menjawab pertanyaan wartawan soal pengangkatan Roy sebagai Menpora dan penyerangan situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, presidensby.info.

Pada Rabu (09/01) pagi, situs resmi SBY diserang peretas. Hacker yang menamakan diri Jemberhacker Team itu menggantikan tampilan situs presidensby.info. Tampilan muka situs berubah menjadi layar hitam dan tertulis jemberhacker.web.id : "! Hacked by MJL 007 ! This is a PayBack From Jember Hacker Team."

Terkait itu, Roy Suryo menegaskan bahwa situs Kementerian dan Lembaga kerap dihack seperti situs resmi SBY. Menurut Roy, aksi hacker itu, tidak pernah menyerang secara langsung kepada server atau menyerang pada situs asli.

Keterangan Roy itu dibenarkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkoinfo) Tifatul Sembiring. Tifatul memastikan bahwa bukan server situs resmi SBY yang dihack. "Yang di-hack adalah Domain Name System (DNS) yang dipakai oleh situs presiden. Yaitu soft player yang ada di Texas. Jadi ada namanya, jemberhacker dia mengalihkan IP address ke jemberhacker," ungkap Tifatul kepada wartawan.


itoday

0

Dua kali situs Presiden SBY diretas

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/01/10/136728/250x125/dua-kali-situs-presiden-sby-diretas.jpgJakarta Situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) beralamat http://www.presidensby.info berubah tampilan. Situs yang biasanya memuat kegiatan presiden ini, hanya menampilkan layar hitam dan tidak bisa membuka konten-konten di dalamnya. Situs SBY sedang diserang peretas.

Para peretas tidak menyampaikan pesan secara khusus, setelah berhasil meretas situs milik Presiden SBY tersebut. Hanya ada gambar dengan ikon labu mirip gambar pocong, dan bertuliskan jemberhacker.web.id dan layar hitam, serta tulisan "! Hacked by MJL 007 ! This is a PayBack From Jember Hacker Team."

Tidak lupa, para peretas mencantumkan alamat surat elektronik mereka, yakni Jemberhackerterorrist@gmail.com pada bagian bawah situs tersebut. Identitas para peretas juga dicantumkan, antara lain Unwanted, Wayc0de, RSHx0r, Akinari, After01, Admin07, Anarchy666, ChengCheng, Star.anggam, d3ViLfac3, dillahdejavu, SiuM4n, T0L3, dan Endy Hacker Id.

Meski presidensby.info mengalami penyerangan, situs resmi istana kepresidenan yang beralamat di http://www.presidenri.go.id tetap aman dari serangan hacker. Sementara, belum ada situs-situs pemerintah lainnya yang mengalami nasib serupa.

Istana langsung bertindak cepat usai mengetahui situs resmi milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang beralamat di http://www.presidensby.info di serang peretas. Salah satunya melakukan koordinasi dengan Bareskrim Polri.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan Kemenkominfo dan Reskrim Polri, sekiranya ada hal atau tindakan yang perlu diambil," ungkap Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Rabu (9/1).

Peretas situs resmi Presiden SBY mengaku aksinya meretas situs tersebut karena Presiden SBY dinilai gagal memimpin Indonesia. Sudah dua periode memimpin, SBY dianggap tidak mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

"Ketidakberhasilan SBY dalam memimpin negeri tercinta ini, membuat kita (JHT) melakukan pembalasan terhadap SBY," kata perwakilan JHT kepada merdeka.com, kemarin.

Tidak hanya itu, peretas juga menilai kepemimpinan SBY merupakan masa subur pertumbuhan koruptor di Tanah Air. Bisa dipastikan, dari tingkat pusat sampai daerah, korupsi menjadi budaya yang cepat berkembang, ibarat jamur tumbuh di musim hujan.

"Korupsi semakin merajalela, rakyat miskin di mana-mana! Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin," terangnya.

Kasus situs resmi Presiden SBY yang diretas bukan terjadi pertama kali ini saja. Pada tahun 2007 lalu, situs presidensby.info juga pernah di-hack.

Tampilan muka situs presidensby.info kala itu diubah isinya oleh peretas dengan beberapa tuntutan. Isinya, meminta agar Presiden SBY menurunkan harga bandwith agar internet bisa diakses secara murah oleh masyarakat. Mereka juga menuntut agar SBY mendukung Indonesia Goes to Open Sources (IGOS).

Berikut sebagian tuntutan yang terpampang dalam situs presidensby.info:

"Berantas KKN, pornografi dan pornoaksi di negeri kita tercinta ini. Saya kira Anda telah menyaksikan bagaimana azab yang telah menimpa bangsa ini. Tsunami, Gempa Bumi, Banjir, dan Kecelakaan baik di udara, laut maupun darat yang telah merenggut anak dari ibunya, yang telah memisahkan adik dari kakaknya. Kurang apalagi? Tanah Longsor? Lumpur Sidoarjo? Mungkin sebentar lagi bencana yang akan lebih besar lagi. Tidakkah kita malu terhadap Tuhan? Sudah diperingatkan berulang kali tetap saja membangkang dan tidak ingat kepada-Nya. Agar permintaan kami ini diperhatikan dan dilaksanakan. Karena pemimpin yang baik pasti mendengarkan suara rakyatnya. Terima kasih. Hormat Kami, Qwerty Meski situs www.presidensby."
(mdk/ian)


0

Tak mau korupsi merajalela, Hacker Jember retas situs SBY

Jember Hacker Terorist (JHT), peretas situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beralamat http://www.presidensby.info, mengaku aksinya meretas situs tersebut karena Presiden SBY dinilai gagal memimpin Indonesia. Sudah dua periode memimpin, SBY dianggap tidak mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

"Ketidakberhasilan SBY dalam memimpin negeri tercinta ini, membuat kita (JHT) melakukan pembalasan terhadap SBY," kata perwakilan JHT kepada merdeka.com, Rabu (9/1).

Tidak hanya itu, peretas juga menilai kepemimpinan SBY merupakan masa subur pertumbuhan koruptor di Tanah Air. Bisa dipastikan, dari tingkat pusat sampai daerah, korupsi menjadi budaya yang cepat berkembang, ibarat jamur tumbuh di musim hujan.

Korupsi menjadikan masyarakat kecil sebagai korban, dan hanya menguntungkan segelinir orang. Menurutnya, pemerintahan SBY tidak dapat berbuat banyak memberantas korupsi."Korupsi semakin merajalela, rakyat miskin di mana-mana! Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin," terangnya.

JHT sebagai bagian dari entitas di masyarakat, berusaha melawan segala bentuk kekuasaan yang tidak memihak rakyat. Di akhir perbincangan, JHT akan terus memperjuangkan apa yang selama ini diyakininya sebagai sebuah kebenaran."Kami tidak diam!" tegasnya. (mdk/cob)

Merdeka
0

Polisi Diminta Serius Tangani Kejahatan Cyber

"Polri dan pihak berwenang harus lebih bisa mengantisipasi perkembangan kejahatan kerah putih yang lebih  canggih."  

Jakarta Polisi didesak segera mengantisipasi makin maraknya kejahatan berbasis teknologi internet.

Anggota  Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat, mengatakan pihaknya sudah menerima beberapa laporan dari perusahaan yang dirugikan oleh bentuk kejahatan cyber.


"Polri dan pihak berwenang harus lebih bisa mengantisipasi perkembangan kejahatan kerah putih yang lebih  canggih," kata Martin, dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, hari ini.


Salah satunya adalah kasus pembajakan akun email perusahaan Bakrie Group yang sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.


Berdasarkan keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menegaskan pihaknya terus menyelidiki perkara  itu.


"Kami melengkapi saksi dalam tindak pidana kejahatan tersebut," kata Boy.


Laporan polisi mengenai pembajakan email Bakrie Group itu terdaftar di Bareskrim Polri pada 11 Oktober 2012. Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana pencurian dan/atau perusakan dan/atau dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik.


Boy mengklaim pihaknya sudah memiliki alat yang canggih dan penyidik yang ahli di bidang cyber.


Terkait  itu, beredar informasi di kalangan wartawan di Parlemen, bahwa seorang  ahli teknologi informasi berkebangsaan Rusia yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan modus yang dilakukan oleh pihak asing di Indonesia untuk mengawasi, menyadap, dan membajak data perusahaan-perusahaan di Indonesia.


Orang tersebut disebutkan mendapatkan bayaran USD 20 ribu per pekan untuk menangani proyek Archie,  sebutan untuk Indonesia.


Salah satu contoh akun elektronik yang diduga  pernah dibajak pihak dimaksud adalah yang berkaitan dengan desakan agar Samin Tan mundur dari Bumi Plc.


Bumi Plc adalah perusahaan yang kepemilikannya dimiliki sejumlah pihak dari Grup Bakrie, Samin Tan, Nat  Rotschild, hingga publik. Belakangan kongsi tersebut terganggu karena perpecahan internal.
0

Di Indonesia, serangan DDoS dianggap wajar

Jakarta � Sebagian besar pengguna jaringan Internet di Indonesia masih menganggap serangan "distributed denial of service" (DDoS) sebagai hal wajar dan bukan sebagai ancaman.

"Perusahaan atau pemilik situs tidak sadar ketika lalu lintas Internet mereka penuh atau melonjak drastis tiba-tiba server mati. Lalu dinyalakan ulang dan itu terus terulang," kata Konsultan Teknis Fortinet Indonesia, Daniel Aroman Hadi, selepas jumpa pers peluncuran FortiDDoS di Jakarta, Kamis.

DDoS merupakan salah satu serangan siber yang berupa permintaan akses terhadap sebuah situs dalam volume besar dan durasi konstan. Serangan itu menyebabkan kualitas koneksi pengguna Internet situs tertentu akan menurun atau putus karena jalur Internet atau server aplikasi terlalu padat.

Daniel mengatakan, jumlah serangan DDoS di Indonesia termasuk dalam empat terbesar di dunia dengan persentase 8,6 persen dari total serangan siber.

"Jenis serangan DDoS sendiri ada tiga lapis, pertama menyerang bandwith, kedua menyerang server, dan ketiga menyerang aplikasi atau program perambahan," kata Daniel.

Pendeteksian manual terhadap serangan DDoS, menurut Daniel, dapat diketahui jika lalu-lintas data meningkat hingga 70 persen dan berlangsung di luar waktu-waktu normal, bahkan 24 jam.

"DDoS tidak hanya berupa pihak luar yang menyerang situs, tapi juga komputer kita yang menyerang situs lain karena telah terinfeksi trojan, worm, atau malware," katanya.

Dalam acara hari ini, Fortinet meluncurkan jajaran produk perlindungan serangan DDoS yaitu FortiDDoS-100A, FortiDDoS-200A, dan FortiDDoS-300A.(I026)


 Antara
0

Saatnya Pemerintah Membentuk Divisi Perang Cyber

Saatnya Pemerintah Membentuk Divisi Perang SaiberJakarta - Saatnya pemerintah membentuk divisi perang cyber karena serangan dunia maya sifatnya terselubung tapi berdampak besar.

Hal itu dikemukakan Ketua Asosiasi Peguruan Tinggi Informatika dan Komputer Prof Richardus Eko Indrajit di Jakarta, Rabu.

"Ini fakta, serangan siber dan media sosial berhasil menggoyang negara-negara Timur Tengah. Sekarang perang bukan pakai senjata api tapi serangan cyber," katanya ketika ketika menjadi pembicara di diskusi panel "Microsoft Goverment Solution Day : Menyongsong Indonesia 2025".

Eko mencontohkan, satu orang berbicara kepada dua orang, dua orang berbicara ke lima orang dan seterusnya. "Semua terjadi dalam satu waktu dan mudah sekali menyebar. Akhirnya, pemerintah tidak akan bisa mencegah, jika tidak ada filternya."

Menurut Eko ada beberapa modus peretas asing jika ingin mengacaukan negara lain.

Pertama, mereka membobol laman-laman pemerintah atau bank dan mencuri data-data penting.

Kedua, mereka membuat laman baru atau meretas laman yang sudah ada dan memasukkan data serta informasi yang salah. Hal itu akan menimbulkan fitnah dan para pembaca akan mudah terprovokasi.

Ketiga, peretas dapat melumpuhkan objek-objek vital negara seperti Bandara, kilang-kilang minyak, pelabuhan, stasiun dan sarana transportasi lainnya.

"Karena itu, tugas divisi kejahatan dunia maya yaitu menyaring laman-laman yang bermuatan fitnah dan berbahaya," katanya.

Lebih lanjut Eko mengemukakan pemerintah juga harus meningkatkan keamanan negara secara bertahap seperti pembangunan infrastruktur baru, pembelian peralatan dan paling terpenting peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) negara itu sendiri.

"Tidak ada negara lain yang bisa melindungi negara kita, selain kita sendiri," katanya.


0

Membangun Kekuatan Pertahanan Cyber

Jakarta - Semakin meningkatnya teknologi cyber saat ini, telah diiringi juga dengan meningkatnya kerawanan terjadinya cybercrime dan juga cyber attack atau cyberwar baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam rangka mencapai harapan mampu mengatasi dan menanggulangi semua serangan cyber yang masuk ke wilayah negara Indonesia, Kemhan dan TNI telah memiliki inisiatif untuk membangun kekuatan pertahanan cyber dalam ranah militer yang terus dikembangkan hingga saat ini.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam keynote speechnya pada acara Seminar Nasional Keamanan Infrastruktur Internet tentang “Trend Ancaman Infrastruktur Internet 2012”, Selasa (27/11) di Bandung, Jawa Barat. Dalam keynote speech tersebut, Wamenhan mengambil tema “Ancaman dunia cyber terhadap pertahanan negara dan kedaulatan negara”.

Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, respon dan inisiatif yang telah dilakukan dari sisi pertahanan negara telah menuju kepada kemajuan yang signifikan. Hal itu dimulai dengan adanya inisiatif awal untuk melaksanakan suatu kajian yang bersifat strategis dimana sebelumnya diawali oleh kegiatan Focused Group Discussion dalam konteks National Cyber Security di Universitas Pertahanan pada tahun 2011.

Sebelumnya pada tahun 2010, Kemhan juga telah memulai program penanggulangan terhadap cyber attack dan setelah melaksanakan SDR 2011 dan 2012, Kemhan membentuk suatu Tim Kerja Pusat Operasi Dunia Maya (Cyber Defence Operation Centre).

Diejelaskan Wamenhan, Tim ini telah bekerja dan mulai menyusun rencana untuk pembentukan Cyber Operation Center (COC) -Kemhan. Inisiatif ini memiliki dua tujuan utama, yaitu keamanan dan perlindungan internal (Kemhan) maupun keamanan dan perlindungan eksternal (Nasional).

Untuk internal yaitu sebagai tempat yang difungsikan dalam proses perencanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta pengawasan terhadap cyber untuk meningkatkan sistem pertahanan cyber di lingkungan Kemhan. Sedangkan untuk nasional bertujuan untuk membangun sistem pertahanan semesta yang emlibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman cyber.

Lebih lanjut menurut Wamenhan, saat ini upaya penerapan keamanan cyber di Indonesia sudah mulai menuju kepada langkah – langkah yang terkoordinasi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa inisiatif dalam rangka membentuk sebuah lembaga organisasi yang menangani serangan cyber. Beberapa inisiatif dari instansi/lembaga pemerintah, instansi pendidikan, badan usaha bahkan private company yaitu melakukan upaya dalam mengantisipasi serangan cyber.

Ditegaskan Wamenhan, ancaman cyber termasuk dalam ancaman asimetris yang penanganannya membutuhkan pendekatan komprehensif. Karena sifatnya yang multidimensional, membuat cyber security tidak dan bukan merupakan urusan satu kementerian saja, tetapi juga menjadi urusan berbagai kementerian lainnya. “Oleh karena itu, diperlukan sebuah kebijakan cyber security atau cyber defence yang dalam implementasinya membutuhkan badan koordinasi”, tambah Wamenhan.

Seminar tahunan ini diselenggarakan oleh Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastruktur (ID-SIRTII) bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) serta didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Seminar ini berlangsung selama sehari dan dibuka oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Seminar diikuti kurang lebih 200 peserta yang berasal dari perwakilan instansi pemerintah, ISP dan kalangan praktisi Teknologi Informasi.


  DMC
0

Lemsaneg gandeng ITB antisipasi cyber crime

Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) menggandeng Insititut Teknologi Bandung (ITB) guna menjamin keamanan informasi milik negara. Hal itu tertuang dalam penandatanganan MoU yang dilakukan di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Rabu (7/11).

Lembaga non kementrian ini menggandeng kampus teknik pertama di Indonesia sebagai langkah nyata melalui pembentukan kemitraan strategis dengan institusi pendidikan nasional. Kerja sama dilakukan untuk lima tahun kedepan.

"Disadari atau tidak ITB adalah kampus terbaik saat ini, dan memiliki jebolan-jebolan yang sungguh luar biasa," kata Kepala Lemsaneg Djoko Setiadi dalam jumpa pers di Gedung Rektorat ITB, Rabu (7/11).

ITB juga kata dia merupakan salah satu pusat keunggulan teknologi terbaik di Indonesia khususnya dalam bidang penelitian dan rekayasa tekonologi di bidang cyber security.

Diharapkannya, dengan adanya kerja sama antara lembaga Sandi Negara dan ITB dapat meningkatkan kapabilitias dan kompetensi sumber daya manusia persandian nasional. Ini untuk mewujudkan kemandirian dan menjamin keamanan informasi nasional.

"Saya sangat berharap ITB bisa bersinergi bisa mengatasi kejahatan. Di dunia cyber ini ada, dan sewaktu-waktu bisa mengancam. Kami siap mencari solusi," ujarnya.

Setelah adanya penandatangan ini menurut Djoko, pembangunan kapabilitas cyber security khususnya pengembangan kapasitas SDM melalui pendidikan pasca sarjana di bidang keamanan informasi.

Kerja sama teknis lain yang segera dilakukan adalah IT Security Assesment melalui pembentukan tim yang akan melakukan penilaian terhadap keamanan aset informasi strategis negara yang sering jadi ancaman.

Selain itu, sebagai upaya memperkuat keamanan nasional akan dilakukan kerja sama dalam hal pembuatan algoritma kriptografi nasional yang salah satunya akan digunakan sebagai Public Key Infrastruktur dalam infrastruktur National Goverment Root Certificate Authority (CA).

Sementara itu, Rektor ITB Akhmaloka menyambut baik upaya Lemsaneg yang ingin bekerja sama dengan ITB. Menurutnya kerja sama dan komunikasi sejauh ini memang sudah terjalin. Tapi dengan adanya kesepahaman ini bahwa, cyber securty harus ditangani secara bersama.

"Kami udah lama (kerja sama), tapi ini resminya. Peran kami adalah untuk mengembangkan keilmuan di matematika," ungkapnya.(mdk/bal)



0

FTI UII Bentuk Cyber Guard

http://img.beritasatu.com/images/medium/31082012101348.jpg
Ilustrasi pengguna komputer
"Cyberarmy" adalah sekelompok orang berkemampuan baik di bidang keamanan sistem dan jaringan komputer.

Laboratorium Forensika Digital Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta membentuk unit "UII Cyber Guard" sebagai salah satu kontribusi dalam memberikan solusi bagi ketersediaan tenaga "cyberarmy" di Indonesia.

"Melalui unit itu kami akan melakukan pembinaan berkelanjutan kepada kelompok mahasiswa yang memiliki minat dan keterampilan pada bidang keamanan sistem dan jaringan komputer," kata peneliti pada Laboratorium Forensika Digital Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yudi Prayudi di Yogyakarta, kemarin.

Menurut dia, keberadaan unit "UII Cyber Guard" juga diharapkan sebagai sebuah bentuk lain penanaman komitmen bela negara bagi generasi muda. Yakni, melalui pembinaan yang terarah agar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki tidak disalahgunakan untuk hal yang sifatnya negatif, tapi dapat diarahkan untuk kepentingan yang luas bagi bangsa dan negara Indonesia.

"Hal itu penting karena saat ini sejumlah negara sedang berusaha untuk memperbaiki konsep pertahanan dan ketahanan mereka agar sesuai dengan kebutuhan di era komputer. Salah satunya adalah terkait dengan isu pembentukan 'cyberarmy'," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, "cyberarmy" adalah sekelompok orang yang memiliki kemampuan yang baik dalam bidang keamanan sistem dan jaringan komputer. Kemampuan itu diperlukan untuk kepentingan pertahanan dari serangan "cyber", "counter attack" jika diperlukan, dan pengamanan barang bukti digital.

Dia mengatakan berdasarkan laporan yang dibuat UNICRI, sejumlah negara terlihat mulai secara aktif membangun strategi dalam penyiapan "cyberarmy", seperti China, India, Rusia, Iran, dan Pakistan. Negara-negara tersebut memiliki program nyata untuk rekrutmen dan pembinaaan bagi kelompok "cyberamy" mereka.

"Program pembinaan yang dijalankan meliputi penguatan doktrin 'cyberwar', pelatihan, simulasi, kolaborasi antarinstansi, pembentukan unit khusus, dan pembangunan basis data yang relevan," kata Yudi.

Oleh karena itu, "UII Cyber Guard" akan melakukan pembinaan secara bertahap kepada kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam bidang keamanan sistem dan jaringan komputer untuk diberdayakan sebagai bagian dari "cyberarmy". Keamanan komputer dan "hacking" adalah bidang yang sangat menarik minat anak-anak muda.

"Hampir setiap perguruan tinggi komputer dan informatika terbentuk komunitas-komunitas mahasiswa yang menekuni bidang itu, baik secara otodidak mandiri maupun secara terstruktur lewat lokakarya dan pelatihan. Keberadaan mereka merupakan salah satu potensi positif bagi penyediaan tenaga terampil bidang keamanan komputer untuk menjadi bagian dari skema sistem pertahanan negara," katanya.


0

Indonesian Cyber Army (ICA) Selection 2012

Indonesian Cyber Army (ICA) Selection 2012 atau lebih dikenal dengan istilah 'Cyber Security Competition' telah memunculkan para jawaranya. Berikut para tentara cyber Indonesia.

Acara yang berlangsung di Medan tersebut diikuti 20 tim yang berasal dari berbagai kota, mulai dari Banda Aceh, Medan, Bengkulu, Palembang, Lampung, Jakarta, Depok, Yogyakarta hingga Denpasar.

Ada dua kategori yang dipertandingkan, Capture The Flag dan Digital Forensic. Untuk kategori Capture The Flag, juaranya adalah Cyber Army asal Palembang, posisi kedua dan ketiga ditempati Neophyte Depok dan Red Eagle Semarang.

Sementara untuk kategori Digital Forensic, juara pertama disabet TCP Ninja Bali, serta IT Centrum Forensic Yogyakarta dan Shutdown Depok harus puas sebagai runner up dan ketiga.

Menurut salah satu tim juri dari Malaysia, Dr. Desmond Davendra, anak-anak ini sangat berbakat dan antusias mengikuti kejuaraan, mereka sudah seperti profesional, terutama di kategori Digital Forensics.

Para peserta dinilai sudah dekat dengan kemampuan Forensics Investigator Profesional, tinggal mengasah beberapa waktu dan menambah jam terbang yang akan menjadikan mereka profesional di bidang cyber security dan cyber forensics.

Menurut Agus Setiawan selaku ketua panitia, para alumni Indonesia Cyber Army Competition telah mendapat pengakuan nasional dan diharapkan kompetisi ini akan lebih besar lagi di tahun 2013. Jika bisa menjangkau sebagian besar akademi di APTIKOM.

"Event ini sudah mendapat pengakuan beberapa organisasi pemerintah, akademisi dan swasta sepeti Direktorat Keamanan Informasi, Kemkominfo, APTIKOM, DETIKNAS, MULTIMATICS, C-S-I, FORESEC dan Academic CSIRT, kami berharap Kementerian terkait, lembaga dan organisasi keamanan internet akan tertarik untuk kelangsungan kegiatan seperti ini dan memetik hasilnya," imbuh IGN Mantra dari Academic CSIRT.

Indonesian Cyber Army (ICA) (foto detik)

Cyber Security merupakan aktvitas yang besar dan luas, banyak aspek yang terkait didalamnya seperti hacking, forensics, incident handling, NetAdmin, disaster recovery, secure programming dan lainnya.

"Ada segitiga kebutuhan yang tidak terpisahkan seperti pemerintah, swasta dan akademisi saling bahu membahu untuk mengamankan internet dan keamanan negara RI, anak-anak muda perlu dilibatkan sehingga mereka mengerti bagaimana sebaiknya kegiatan mereka menjadi lebih positif dan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi bangsa," pungkas Mantra, dalam keterangannya kepada DetikInet.