Showing posts with label BTel. Show all posts
Showing posts with label BTel. Show all posts
0

Bakrie Telecom Hadirkan Kartu Perdana EVDO

Selama ini kartu Esia hanya menawarkan layanan data dengan kecepatan 153,6Kbps.

Selama ini kartu Esia hanya menawarkan layanan data dengan kecepatan 153,6Kbps. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

VIVAnews - Memasuki tahun 2012, PT Bakrie Telecom Tbk, lewat produknya, Esia, menghadirkan kartu perdana baru. Produk kartu perdana tersebut diklaim menawarkan keuntungan, terutama dalam layanan data.

Selama ini, kartu Esia hanya menawarkan telepon dan SMS serta layanan data, namun terbatas pada kecepatan 153,6Kbps. Dengan mengeluarkan kartu SP Esia AHA EVDO, kartu Esia kini mampu digunakan untuk layanan data hingga kecepatan 3,1Mbps.

"Pelanggan Esia kini bisa koneksi lebih cepat, makin praktis dan kualitas layanan juga semakin baik," kata Erik Meijer, Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom di Jakarta, Rabu 8 Februari 2012.

Selain untuk layanan data, kartu perdana ini juga dilengkapi dengan tarif murah dalam program tarif telepon yakni "1.000 Sejam". Dalam program ini, hanya dengan Rp1.000, pelanggan Esia dapat menelepon berkali-kali dalam satu jam ke sesama pelanggan Esia dan AHA di seluruh Indonesia.

"Kami menyadari kebutuhan telekomunikasi masyarakat terus meningkat. Hadirnya produk ini merupakan bukti dan jawaban kami agar pelanggan nyaman serta kebutuhannya selalu terpenuhi," tambah Erik.

Kartu perdana ini sudah mencakup bonus talktime Rp5.000 per bulan selama 10 bulan. Bonus ini dapat digunakan untuk telepon gratis ke sesama Esia maupun operator lain dan untuk akses internet. Selain itu, terdapat gratis akses data 100MB setelah isi ulang Rp25 ribu.

Esia menyediakan dua paket data EVDO mingguan dengan kuota 200MB seharga Rp20 ribu dan bulanan dengan kuota 500MB, dengan harga Rp40 ribu.

Untuk program telepon "1.000 Sejam" ini, pelanggan tidak harus melakukan telepon selama sejam seperti paket sebelumnya. Dan jika pelanggan belum mencapai satu jam telepon, sisa waktu masih dapat digunakan.

Erik menyebutkan, kehadiran kartu perdana ini merupakan kombinasi antara tarif murah dengan kecepatan akses broadband wireless yang mendukung kebutuhan data pelanggan. (art)


VIVAnews
0

Axis Gaet Huawei Bangun 5.000 BTS di Indonesia

BTS (Base Transceiver Station) Indosat. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta - Operator seluler GSM, Axis, tahun ini mulai melakukan ekspansi besar-besaran dengan memperluas dan meningkatkan jaringan mobile broadband. Untuk rencana tersebut, Axis menggandeng Huawei sebagai mitra penyedia jaringan telekomunikasi.

Chief Executive Officer Axis Erik Ass menyatakan perluasan jaringan itu dengan membangun 5.000 Base Transceiver Station (BTS). Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.000 BTS sudah mencakup layanan 3G dan dilengkapi dengan HSPA. Dengan fasilitas ini, Axis diharapkan dapat menghadirkan layanan data dan mobile broadband, termasuk layanan suara dengan kualitas yang lebih baik. “Investasi Axis ini akan memberikan layanan ke pelanggan menjadi jauh lebih baik,” kata Erik saat penandatanganan kerja sama Axis dan Huawei di Jakarta hari ini, Kamis, 8 Agustus 2011.

Nilai kontrak kerja sama Axis dan Huawei dalam perluasan jaringan ini melibatkan angka yang tidak kecil, yaitu US$ 500 juta. Perluasan jaringan ini dilakukan dalam tempo tiga tahun. "Ekspansi ini mencakup covering, capacity, dan network,” kata Erik.

Langkah ekspansi yang cukup ambisius ini juga sudah didukung pendanaan yang baru saja diperoleh Axis. Erik mengatakan Axis telah mendapat kucuran dana sebesar US$ 1,6 miliar, yang US$ 1,2 miliar di antaranya diperoleh dari pinjaman perbankan internasional.

Menurut Chief Technology Officer Axis Michael McPhail, dengan perluasan jaringan ini, ditargetkan cakupan area akan bertambah dua kali lipat, layanan MBB meningkat lima kali lipat, layanan suara empat kali lipat, dan layanan data akan meningkat menjadi 20 kali lipat. “Kami juga menargetkan penambahan 40 juta pelanggan dari 15 juta saat ini,” katanya.

Saat proyek ekspansi ini rampung pada 2014 nanti, jaringan Axis akan dilengkapi dengan teknologi jaringan seluler terkini dari Huawei. Axis akan menggunakan teknologi HSPA di lebih dari 45 persen BTS, menawarkan layanan mobile broadband dengan kecepatan hingga 42 Mbps pada wilayah-wilayah utama. "Saat ini Axis membutuhkan spektrum 3G blok kedua untuk dapat memaksimalkan kecepatan layanan bagi pelanggan Axis," ujar McPhail.

CEO PT Huawei Tech Investment Li Wenzhi menyatakan dengan pembangunan 5.000 BTS ini akan semakin mengoptimalkan kebutuhan mobile broadband bagi pelanggan Axis. Sebagai mitra strategis, Li Wenzhi mengatakan Huawei berkomitmen meningkatkan layanan terhadap konsumen di Indonesia. “Huawei sudah menjadi mitra teknologi bagi operator di 100 negara,” ujarnya.[IQBAL MUHTAROM]


TEMPOInteraktif
0

Musim Mudik, Bakrie Telecom Maksimalkan BTS

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan akan telepon, SMS, dan akses data meningkat. Terutama pada musim mudik lebaran, lonjakan kebutuhan pelanggan membuat provider telekomunikasi harus menyediakan antisipasi agar kebutuhan pelanggan terpenuhi.

Beberapa operator menambah lokasi Base Transceiver Station (BTS). Namun, Bakrie Telecom selaku penyedia layanan Esia hanya akan memaksimalkan BTS yang ada. Hal ini karena Bakrie Telecom masih yakin infrstrukturnya sanggup melayani lonjakan trafik dengan kapasitas yang dimiliki.

Hal ini disampaikan Erik Meijer, Deputy Presiden Director Bakrie Telecom di Jakarta, Kamis (4/8/2011) lalu saat memperkenalkan layanan promo ramadhan dan lebaran Esia. "Kami tidak akan menambah jumlah BTS, namun akan menambah jumlah investasi untuk memperluas pelanggan. BTS yang dimiliki Esia saat ini sudah cukup untuk melayani kebutuhan pelanggan. Buffer jaringan cakupan BTS normal kami adalah 20 hingga 30 persen dari jumlah pelanggan, dan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, buffer jaringan cakupan BTS akan kami tambah jadi 50 persen dari total jumlah pelanggan, di sepanjang tujuan mudaik," ungkap Erik di Plaza Epicentrum, Jakarta.

Erik menambahkan, jumlah pelanggan Esia hingga saat ini adalah sebanyak 13, 9 juta pelanggan. Total investasi yang telah dikeluarkan Esia hingga kuartal pertama 2011 adalah 200 juta dollar AS untuk membangun BTS dan membangun layanan Broadband. "Selain BTS, kami memiliki Network Management Center untuk reaksi cepat terhadap masalah jaringan, dan Key Performance Indicator yang dapat dipantau tiap jam," tambah Erik.

Hal inilah yang membuat Esia merasa belum perlu menambah BTS namun hanya menambah kanal yang dihidupkan setiap kali kebutuhan meningkat. "BTS itu bentuknya menara, didalamnya banyak alat-alat lain seperti channel, radio, dan cell. Kalau hari biasa kami hanya menyalakan 2 cell, maka untuk hari Idul Fitri kami akan menyalakan 3 cell," jelasnya.

Seperti diketahui, cell adalah satu cakupan pancaran yang dimiliki BTS. Setiap satu menara BTS memiliki 2 hingga 3 cell. Tahun lalu, lonjakan trafik SMS, Telepon, dan akses data Esia meningkat 40 persen di hari raya Idul Fitri. "Kami hanya menyiapkan jaringan dengan menghidupkan cell yang biasanya tidak terpakai dalam kondisi normal, dan memberikan layanan telepon putus kami ganti apabila terjadi drop call," tutup Erik.


KOMPAS
0

Esia Bayar Rp500 Juta per Bulan ke Pelanggan

Operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober.

Untuk memastikan kualitas jaringan, operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober mendatang dengan jaminan penggantian setiap kali terjadi putus hubungan. (bakrietelecom.com)

VIVAnews
- Sejak April lalu Bakrie Telecom menjamin kompensasi bagi pelanggan bila terjadi putus hubungan telepon di jaringan Esia. Setelah 3 bulan berlangsung, operator tersebut telah melakukan penggantian pada pelanggan senilai Rp1,7 miliar.

“Kalau dari segi putus telponnya, kami mengalami sekitar 1,6 persen drop call dari total panggilan di jaringan kami,” kata Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk di Jakarta, 4 Agustus 2011. “Namun, tiap terjadi putus hubungan yang diakibatkan oleh jaringan kami, maka akan ada pengembalian dana bagi pelanggan," ucapnya.

Selama 3 bulan program berlangsung, kata Erik, jumlah uang yang diganti mencapai sekitar setengah miliar rupiah per bulan. “Jadi, total ada sekitar Rp1,7 miliar yang sudah kita kembalikan pada pelanggan,” kata Erik. “Penggantian ini kami berikan dalam bentuk talktime atau pulsa,” lanjut dia.

Untuk memastikan kualitas jaringan, operator itu juga memperpanjang program Esia 'Telpon Putus Kami Ganti' hingga Oktober mendatang dengan jaminan penggantian setiap kali terjadi putus hubungan telpon, bahkan pada masa puncak trafik telpon dan SMS seperti Ramadan dan Idul Fitri.

“Untuk meningkatkan kualitas jaringan, kami juga melakukan investasi sekitar USD 200 juta,” kata Erik. “Di Jakarta tidak perlu banyak menambah kapasitas. Penambahan justru dilakukan di kota-kota tujuan mudik,” ucapnya.

Erik menyebutkan, pihaknya lebih fokus untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas jaringan daripada memberikan janji-janji melalui promo yang belum tentu berguna bagi pelanggan. “Kualitas jaringan berguna untuk memberikan kepuasan pada pelanggan setia kami,” kata Erik. (ren)



VIVAnews
0

2011, Bakrie Telecom Gelar Layanan 4G

Bakrie Telecom sedang dalam proses akuisisi terhadap perusahaan pemegang lisensi 4G.

Bakrie Telecom sedang dalam proses akuisisi terhadap perusahaan pemegang lisensi 4G. Nantinya, perusahaan itu akan berada dalam Bakrie Telecom group. (wired.com)

VIVAnews
- PT Bakrie Telecom Tbk segera meluncurkan layanan data berbasis generasi keempat (4G) akhir tahun 2011. Penggelaran layanan dilakukan setelah proses akuisisi terhadap perusahaan pemegang lisensi broadband 4G selesai pada kuartal ketiga.

"Kita sudah dapat izin prinsip sekitar tiga bulan lalu, sekarang dalam tahap proses persiapan uji layak operasi,” kata Anindya Bakrie, Presiden Direktur Bakrie Telecom di Jakarta, 28 Juli 2011. “Kita berharap tahun ini bisa meluncurkan layanan mobile 4G," ucapnya.

Selama ini, Anindya mengklaim, Bakrie Telecom cukup berhasil menjual layanan dengan harga terjangkau. Akan tetapi, layanan yang diberikan akan lebih luas lagi jika bisa menggunakan mobile lisence ini.

"Kita melihat bahwa pasar dari fixed wireless revenue-nya mencapai Rp8-9 triliun per tahun. Adapun untuk mobile, sampai Rp85 triliun. Kita melihat potensi yang sangat besar," kata Anindya.

Anindya menyebutkan, tahun 2011 dan 2012 juga merupakan tahun investasi bagi Bakrie Telecom. "Kita mau menyiapakan perkembangan yang besar di bidang data. Namun detail untuk 4G nanti akan kita sampaikan," ucapnya.

Bakrie Telecom, tutur Anindya, melihat potensi perkembangan data yang dapat meningkatkan pendapatan signifikan bagi perusahaan. Untuk itu, pihaknya juga membutuhkan frekuensi-frekuensi di beberapa lini. "Kita pelajari frekuensi yang ada saat ini maupun kedepannya. Frekuensi itu kan ladang," kata Anindya.

Akuisisi perusahaan pemegang lisensi 4G ini, kata Anindya, masuk kedalam capex atau setiap tahun yang sekitar 200 juta dolar AS. “Itu termasuk biaya akusisi dan lainnya. Nantinya ia akan berada dibawah Bakrie Telecom group serta akan dikembangkan dengan dana itu,” ucap Anindya.

"Intinya kita lihat bukan jumlah akuisisi, yang penting lahannya sebagai awalan, tapi buat kami itulah yang penting," kata Anindya. (eh)



VIVAnews
0

Bakrie Connectivity Luncurkan AHA-MyTv

Para penikmat gadget dapat menggunakan koneksi internet tanpa buffering hingga 3.1 Mbps.

Presdir Bakrie telecom Erick Meijer Saat launching AHA-MyTv (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

VIVAnews
- PT Bakrie Telecom Tbk, melalui anak usahanya, PT Bakrie Connectivity, meluncurkan produk terbaru AHA-MyTv. Produk ini memungkinkan pengguna menyaksikan televisi lewat internet.

"Kapan saja dan di mana saja," kata Presiden Direktur PT Bakrie Connectivity, Erik Meijer, dalam peluncuran AHA-MyTv di Grand Indonesia, Jakarta, selasa, 12, Juli, 2011.

Dia menjelaskan, melalui inovasi terbaru ini, para penikmat gadget dapat menggunakan koneksi internet tanpa buffering hingga kecepatan 3.1 Mbps sambil menyaksikan tayangan streaming puluhan chanel televisi, video, dan ratusan film Indonesia maupun internasional.

Selain itu, pelanggan juga dapat menikmati fitur musik, layanan Youtube yang telah terintegrasi, bahkan pelatihan video belajar Alquran secara cepat dan lancar. AHA-MyTv didukung oleh layanan akses internet super cepat dari AHA.

AHA-MyTv juga mengunggulkan berbagai fitur, sehingga para pelanggan bisa merekam, menghentikan, dan memutar ulang tayangan televisi favorit. "Yang terakhr adalah affordable, di mana Bakrie Connectivity memberikan layanan terbaik dan terjangkau bagi masyarakat," ujar Erik.

Peluncuran ini merupakan salah satu dari visi Bakrie Telecom, Media, and Technology (BakrieTMT2015), yaitu sinergi antara lini bisnis telekomunikasi (PT Bakrie Telecom), media (VIVA Group), dan teknologi (Bakrie Connectivity) hingga 2015.

Kehadiran AHA-MyTv juga disambut baik Presiden Direktur PT Visi Media Asia (VIVA) Erick Thohir. Menurut dia, AHA-MyTv memfasilitasi penayangan program-program ANTV dan tvOne ke masyarakat yang lebih luas. "AHA-MyTv menjadikan wujud konvergensi konten seiring dengan perkembangan industri media di Indonesia," katanya.

Laporan: Luqman Ramadi


VIVAnews
0

BTel Janjikan Ganti Rugi Setiap Telepon Putus

Besar dana penggantian setiap terjadi call drop adalah Rp 100.

Peluncuran program ganti rugi call drop Esia (BTel)

VIVAnews -
Bakrie Telecom (BTel) bertekad meningkatkan kualitas jaringannya, tahun ini.

“Kami tegaskan komitmen pada kualitas jaringan agar tidak terjadi keraguan atau alasan orang untuk berpaling dari layanan Esia,” kata Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom bidang Network & Operations, lewat pernyataan pers resmi BTel, Rabu 20 April 2011.

Untuk membuktikan komitmennya, BTel berjanji akan memberi kompensasi kepada pelanggan Esia yang mengalami putus hubungan telepon di jaringan Esia. “Setiap terjadi putus hubungan atau call drop yang diakibatkan oleh jaringan kami, maka akan ada pengembalian dana bagi pelanggan,” Danny menjanjikan.

Call drop yang dimaksud adalah terputusnya panggilan keluar dari pelanggan Esia ke sesama pelanggan Esia atau ke pelanggan operator lainnya, setelah adanya pembicaraan telepon lebih dari 60 detik. Ganti rugi dari call drop ini akan berupa penggantian talktime.

Besar dana penggantian setiap terjadi call drop adalah Rp 100 untuk pembicaraan ke sesama pelanggan Esia, pelanggan telepon rumah (PSTN) dan FWA (Fixed Wireless Access) lainnya.

Sedangkan putusnya panggilan saat melakukan pembicaraan ke pelanggan operator telepon bergerak (mobile number) akan diganti Rp 500. Namun, program jaminan kualitas layanan ini tidak berlaku untuk sambungan langsung internasional (SLI) dan telepon short code.

Program ini akan dilaksanakan selama 3 bulan. Jaminan ini, menurut Danny, merupakan terobosan yang belum pernah dilakukan oleh operator lain sekaligus merupakan komitmen dan tanggung jawab BTel terhadap kenyamanan dan kepuasan pelanggan.

Peningkatan kualitas jaringan dilakukan dengan memperluas wilayah jangkauan, meningkatkan sistem kapasitas BTS, core network termasuk SMS Centre. Untuk Jabodetabek serta Bandung, dimana pelanggan Esia mendominasi, peningkatan kapasitas dilakukan secara gradual mengikuti laju pertumbuhan pelanggan. "Sementara di luar kedua kota tersebut, kapasitas kami masih mampu menampung lonjakan trafik,” ujar Danny.

Diharapkan hal ini akan mengurangi jumlah gagal panggil, meningkatkan keberhasilan melakukan panggilan dan sms (congestion) serta mempertahankan kestabilan dan kualitas sinyal. Saat ini, tingkat call drop layanan Esia rata-rata hanya 0,7 persen, jauh dibawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah, yaitu 5 persen.


VIVAnews

0

AHA Hadirkan BlackBerry Curve CDMA

Jakarta - Bosan dengan layanan BlackBerry milik operator GSM? Pindah saja ke CDMA. Bakrie Connectivity bekerjasama dengan RIM, membawa layanan BlackBerry Internet Service (BIS) melalui layanan AHA mereka, dengan produk perdana BB Curve 8530 CDMA.

Soal kecepatan data, layanan CDMA AHA boleh diadu dengan operator GSM. "Kita menawarkan 77 kali koneksi internet yang lebih cepat dari GPRS. Kalau di BlackBerry lain lambat Insya Allah tidak dengan BlackBerry AHA," ujar Erik Meijer, Dirut PT Bakrie Connectivity, di sela peluncuran BlackBerry Curve 8530 di Cilandak Townsquare, Sabtu (16/4/2011).

Ketika ditanya alasan mengapa AHA merilis Blackberry, Erik pun menyebut bahwa pasar BlackBerry di Indonesia masih sangat besar.

Pada kesempatan kali ini, AHA meluncurkan BlackBerry Curve 8530 yang merupakan saudara kandung BlackBerry Gemini. Bedanya Curve 8530 berjalan di jaringan CDMA 800/1900. Dari sisi bentuk dan penampakan tampak tak ada bedanya dengan Gemini, kecuali prosesor berkecepatan 528 Mhz.

Dalam kesempatan tersebut, Erik pun sempat mendemokan kecepatan untuk melakukan video streaming dengan Youtube. Hasilnya pun tidak terlihat adanya buffering, karena AHA mengklaim kecepatannya mencapai 3,1 Mbps.

Curve 8530 dibanderol dengan harga promosi Rp 1,9 Juta belum termasuk Ppn bagi 500 pembeli pertama. Menurut kios penjualan di Cilandak Townsquare, harga normal produk tersebut adalah Rp 3,8 dengan layanan BIS 6 bulan gratis.( fw / wsh )


detikInet
0

Menkominfo: Izin Seluler Bakrie Telecom Tak Ganggu Frekuensi

Jakarta - Meski frekuensi terbatas, Menkominfo Tifatul Sembiring menjamin tak ada frekuensi yang terganggu terkait diberikannya izin seluler ke Bakrie Telecom. Alokasi frekuensi yang bakal ditinggalkan oleh broadcast analog dialihkan untuk operator yang mau mengajukan izin seluler.

"Frekuensi jelas akan kita tata. Kalau kita berikan izin tentu ada frekuensinya dan akan kita jual," ungkapnya saat ditemui detikINET usai penandatanganan MoU antara ITB dengan Huawei di Gedung Ahmad Bakrie, kampus ITB, Jalan Ganesha 10, Senin (11/4/2011).

Alokasi frekuensi tersebut didapatkan dari sisa frekuensi yang disisakan akibat migrasi broadcast analog ke digital. Di tahun 2011 ini pemerintah menargetkan proses migrasi televisi analog ke digital bisa rampung.

"Digital dividen, ada sisa frekuensi. Dan itu gold spektrum. Frekuensi yang bisa nembus gedung. Pasti kita jual lebih mahal lah," katanya.

Penjualan ini karena Tifatul melihat sektor telekomunikasi memberikan kontribusi yang besar. "Karena track record kita menggambarkan dunia telekomunikasi lebih menguntungkan ketimbang broadcasting," tukasnya.

Di sisi lain walau sudah mendapat restu Menkominfo, tidak serta merta Bakrie Telecom bisa secepatnya menggelar layanan selulernya. Pasalnya izin yang diberikan baru izin prinsip, belum izin operasional.

"Ini izin prinsip loh yah. Belum izin operasional," kata Tifatul.

Menurut Tifatul, izin prinsip ini memungkinkan Bakrie Telecom menggunakan nomor secara nasional, tidak dibatasi dengan kode daerah. Sedangkan untuk izin operasional harus didapat oleh Bakrie Telecom agar bisa secepatnya menggelar layanan selulernya.

"Ke depan trennya akan seluler. Jadi nanti kita tidak akan menggunakan kode daerah. Ini trennya yah. Tapi ya tergantung dari kalangan industri maunya seperti apa," ucapnya.

Namun Tifatul membuka pintu bagi operator yang akan mengajukan permohonan untuk izin lisensi seluler. Karena pemerintah akan menghapus lisensi fixed wireless access (FWA) untuk layanan telekomunikasi bergerak dengan mobilitas terbatas di satu kode area dalam waktu dekat. Operator FWA pun diperbolehkan untuk mengajukan lisensi seluler.

Dari empat operator yang memiliki lisensi FWA, hanya Bakrie Telecom yang belum memiliki izin seluler. Pemilik lisensi FWA plus seluler tersebut adalah Telkom Flexi, Indosat StarOne, dan Hepi milik Smartfren Telecom (dulu Mobile-8 Telecom).( afz / fyk )


detikInet
0

Menkominfo Kabulkan Lisensi Seluler Bakrie Telecom

Bandung - Penantian panjang Bakrie Telecom untuk mendapatkan lisensi seluler berujung sudah. Pengajuan izin tersebut dipastikan bakal dikabulkan Menkominfo Tifatul Sembiring.

"Saya minta pendapat terakhir kepada BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia), ternyata setelah pumungutan pendapat, 5 orang anggota BRTI setuju dan 2 tidak. Iya, saya akan tanda tangani proposalnya (izin lisensi selular - red)," ungkap Tifatul ditemui detikINET di Gedung Ahmad Bakrie, Kampus ITB, Senin (11/4/2011).

Tifatul mengaku sebenarnya dirinya sudah mendapatkan pengajuan izin lisensi seluler dari Bakrie Telecom sejak setahun lalu. Namun dirinya tidak kunjung mengabulkan dikarenakan dalam memberikan izin tersebut dirinya harus mengetahui landasan hukumnya.

"Jadi saya sudah mendapatkan hal itu sudah lama. Memang secara peraturan, kalau lewat dari 60 hari sudah harus keluar jawabannya. Iya atau tidak. Apalagi ini sudah setahun. Namun itu harus ada landasan hukumnya. Pendapat dari BRTI dan bagian hukum Dirjen Postel mengatakan ini tidak masalah. Ya sudah, saya akan tanda tangani itu," paparnya.

Sebelumnya, pemerintah akan menghapus Lisensi fixed wireless access (FWA) untuk layanan telekomunikasi bergerak dengan mobilitas terbatas di satu kode area. Operator FWA pun diperbolehkan untuk mengajukan lisensi seluler. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator FWA pun resmi mengajukan lisensi seluler.

Pengajuan ini sempat terkatung-katung menanti teken dari Tifatul selaku Menkominfo. Padahal BRTI sudah merestui Bakrie Telecom untuk mengantongi izin seluler.

Disinggung kapan tepatnya realisasi pemberian izin tersebut, Tifatul menjawab dalam waktu dekat pengajuan dari Bakrie Telecom akan segera ditandatangi.

"Dalam waktu dekat," pungkasnya, tanpa merinci kapannya.( afz / ash )


detikInet
0

Bakrie Siapkan Rp 100 Miliar Dana Inkubator Teknologi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok usaha Bakrie mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar tahun ini untuk mendorong tumbuhnya pengusaha baru di bidang teknologi. Dana inkubator bisnis tersebut merupakan bagian dari investasi Rp 5 triliun yang disiapkan Bakrie untuk mewujudkan visi visi Bakrie Telecom, Media and Technology (BakrieTMT2015) yang akan mensinergikan lini bisnis telekomunikasi (BTEL), media (VIVA Group) dan teknologi (BConn dan BNET).

"Konsumen telematika di Indonesia merupakan salah satu yang paling tumbuh dan paling dinamis di dunia. Buktinya Indonesia selalu menjadi salah satu pasar terbesar untuk hampir setiap perusahaan teknologi dan internet terkemuka dunia. Ini perlu dimanfaatkan supaya konsumen telematika Indonesia bisa mulai beralih menjadi technopreneur seperti layaknya Google, Facebook dan sebagainya dalam tiga sampai lima tahun ke depan," kata Anindya Novyan Bakrie, Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Program inkubasi untuk pengusaha baru telematika diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam menunjang visi BakrieTMT2015. Khususnya dalam menambah jumlah ragam dan kualitas konten, sambil memberdayakan potensi industri telematika nasional. Menurutnya dengan investasi yang cukup besar pada tahun 2009 dan 2010, 40 persen pendapatan BTEL ke depannya akan didominasi oleh data. Transisi dari suara ke data sangat sesuai dengan tren konsumen di Indonesia yang semakin menggunakan telepon genggam tidak hanya untuk berkomunikasi tapi juga untuk bekerja, belajar, mencari hiburan bahkan untuk berbelanja.

"Untuk itulah Grup kami mengalokasikan dana inkubasi Rp 100 miliar yang mulai diluncurkan tahun ini agar semakin banyak aplikasi buatan technopreneur lokal yang bisa dipasarkan melalui jaringan BTEL," tegas Anin.


KOMPAS

0

Rp5 Triliun, Investasi Konvergensi Btel 2.0

Dana ini akan digelontorkan secara berkala sampai tahun 2015 nanti.

Anindya Bakrie, Presiden Direktur Bakrie Telecom (Anhari Lubis)

VIVAnews
- PT Bakrie Telecom (BTel) berencana mengkonvergensikan sejumlah usaha Bakrie di bidang teknologi dan media. Seluruh unit bisnis tersebut akan berjalan di atas satu platform pada tahun 2015 mendatang.

Demikian dikatakan Anindya Bakrie, Presiden Direktur PT Bakrie Telecom di sela acara Bakrie Telecom Media & Technology Vision 2015, di Blitz Megaplex, Jakarta, Kamis 31 Maret 2011.

"Kami menyiapkan dana kurang lebih Rp5 triliun untuk investasi lima tahun ke depan. Jumlah ini kurang lebih sama dengan jumlah yang kami gelontorkan untuk teknologi, telekoimunikasi, dan multimedia selama lima tahun terakhir. Sumber investasi berasal dari kelompok usaha Bakrie," kata Anindya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, perseroan juga akan mengalokasikan dana segar sebesar Rp100 miliar yang bisa digunakan untuk memberdayakan technopreneur lokal.

"Kami menyebutnya dengan istilah incubation fund. Dengan ini, kami harap akan banyak UMKM-UMKM baru yang muncul beberapa tahun ke depan," ujar Anindya.

"Inisiatif ini berangkat dari perhatian kami pada UKM-UKM yang terkendala dana, padahal mereka memiliki banyak ide gila. Kami selalu terbuka pada orang-orang yang memiliki ide gila. Untuk itulah kami bersedia memfasilitasi kebutuhan mereka dengan incubation fund," tandasnya.

Btel 2.0 juga akan mengkonversi TV analog yang jumlahnya 80 juta di Indonesia menjadi TV komputer. Sehingga, masyarakat nantinya tidak perlu lagi membeli komputer dan TV secara terpisah. Semuanya sudah berjalan di satu perangkat TV komputer.

"Mimpi kami, 80 persen total populasi indonesia memakai Internet broadband yang murah dengan layanan konten yang bisa dijangkau masyarakat luas, setidaknya mulai tahun 2015," pungkas Anindya.

Secara menyeluruh, Btel memprediksi pendapatan perusahaan di tahun 2015 mencapai dua kali lipat pendapatan perusahaan di tahun 2010. Nantinya, komposisi layanan akan dikuasai oleh data (Internet), sekitar 70 persen, sementara layanan suara atau telepon hanya 30 persen.


VIVAnews

0

BTel Satukan Media dan Teknologi

"Btel 2.0 menjadi solusi konvergensi telekomunikasi, media, dan teknologi."

Tahun 2015, seluruh perusahaan media dan teknologi Bakrie akan bersatu dan berjalan di atas satu platform. (Adri Prastowo)

VIVAnews
- Bakrie Telecom (BTel) dan sejumlah usaha Bakrie di bidang teknologi dan media berencana untuk konvergensi. Di tahun 2015, seluruh unit bisnis tersebut akan berjalan di atas satu platform.

"Lima tahun sudah kami melalang buana di industri telekomunikasi selular dan layanan data. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengkonvergensi Bakrie Telecom dengan unit bisnis media dan teknologi," kata Anindya Bakrie, Presiden Direktur PT Bakrie Telecom di sela acara Bakrie Telecom Media & Technology Vision 2015, di Blitz Megaplex, Jakarta, Kamis 31 Maret 2011.

"Btel 2.0 menjadi solusi konvergensi yang akan menggabungkan telekomunikasi, media, dan teknologi di tahun 2015," tandasnya.

Nantinya, dari sisi teknologi, Btel 2.0 akan memiliki serangkaian perangkat canggih, meliputi tablet, smartphone, modem Wi-Fi, USB dongle, dan sejenisnya untuk disuguhkan pada konsumen.

"Tentu saja, itu semua akan tercapai dengan infrastruktur yang memadai. Kami sedang mempersiapkannya untuk menyambut era Btel 2.0 di tahun 2015. Kami telah membentuk unit bisnis Bakrie Network, yang akan menggelar jaringan fiber optic, broadband, sampai cloud computing," jelas Anin.

Sementara sektor konten akan diisi oleh Viva Media Group. Kelompok perusahaan ini mempunyai dua saluran TV, yaitu TvOne dan ANTV, serta satu portal berita, VIVAnews.com.

"Kami akan mengantarkan konten-konten berkualitas tinggi dengan melibatkan partisipasi publik. Untuk itu, dalam waktu dekat VIVA Media Group akan menempuh aksi korporasi IPO (initial public offering) atau proses penawaran saham kepada publik," ucap Anindya.


VIVAnews

0

AHA Ditarget Ikuti Jejak Esia

Diharapkan, 80% populasi indonesia bisa menikmati broadband murah pada tahun 2015.

Dengan Bakrie Connectivity, diharapkan 80 persen populasi Indonesia memakai internet broadband yang lebih murah dengan layanan konten yang terjangkau pada tahun 2015. (VIVAnews/Muhammad Chandrataruna)
BERITA TERKA

VIVAnews
- Industri telekomunikasi terus berkembang. Berawal dari menyediakan layanan komunikasi suara, kini layanan yang dibutuhkan oleh pelanggan adalah layanan data. Alasan inilah yang membuat Bakrie Telecom mendirikan Bakrie Connectivity pada Juni 2009.

“Kami ingin menyediakan layanan internet tercepat dan termurah,” kata kata Anindya N Bakrie, Direktur Utama Bakrie Telecom di sela acara Bakrie Telecom Media & Technology Vision 2015, di Blitz Megaplex, Jakarta, Kamis 31 Maret 2011.

Anindya menyebutkan, bersama AHA, produk milik Bakrie Connectivity, pihaknya ingin mengulang sukses Esia. “Dulu, sejak Esia masuk ke industri, 60 persen masyarakat indonesia pakai ponsel. Sebelumnya, pengguna ponsel hanya 30 persen,” ucap Anin.

Dengan Bakrie Connectivity, kami berharap 80 persen populasi Indonesia memakai internet broadband yang lebih murah dengan layanan konten yang terjangkau pada tahun 2015. Kurun waktu tersebut sama dengan Esia, yakni kurang lebih 5 tahun dari peluncurannya. Sebagai informasi, AHA sudah menjangkau 19 kota di Indonesia dan memiliki 150 ribu pelanggan.

“Produk andalan kami untuk menyediakan layanan adalah AHA link. Dengan produk ini, pelanggan dapat mengakses internet dari 5 perangkat yang memiliki fitur WiFi secara bersamaan. Karena AHA link bisa membagi akses broadband internet dengan menjadi hotspot,” kata Anin.

Selain itu, ada juga AHA Office in a Box. “Singkatnya, kantor tidak perlu lagi berbelanja perangkat server dan backbone, karena itu semua disediakan oleh AHA,” kata Anin. “Pelanggan cukup memakai jasa AHA office in a box, buah hasil kerja sama Bakrie Connectivity dengan Google,” ucapnya.

Seperti VIVAnews kabarkan sebelumnya, selain bertindak sebagai modem, produk ini juga dapat menjadi pusat hotspot Wi-Fi atau router. Jika perangkat pengguna tidak mendukung Wi-Fi, AHA Office in a Box memungkinkan akses data melalui kabel LAN.

“Saat ini kami sedang berada di tahap akhir mengakuisisi perusahaan yang bergerak di pelayanan data 4G. Prosesnya kira kira sudah 69 persen, namun belum bisa kami umumkan,” kata Anindya. “Nantinya, teknologi ini akan kami gunakan di seluruh platform dan produk kami,” ucapnya.


VIVAnews