Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono yang dihubungi INILAH.COM mengakui beberapa gunung sedang dalam pengawasan ketat pemerintah.
“Ada banyak gunung berapi yang berada dalam pengawasan. Gunung Bromo merupakan salah satunya karena masih berstatus Awas,” kata Surono singkat.
Menurut Wakil Ketua Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim DR Armi Susandi MT, penyebab utama aktifnya Gunung Merapi dan Gunung Bromo adalah aktivitas lempengan di kawasan Mentawai, yang juga menyebabkan gempa dan tsunami. Aktivitas gunung api di suatu tempat juga mempengaruhi kawasan lainnya.
“Ini tentu saja ada hubungannya karena di dalam bumi ada yang disebut mantel yang terdiri dari magma. Lapisan tersebut tersambung dengan lainnya. Jika ada satu gunung yang mengeluarkan magma maka proses dinamika magma akan mempengaruhi gunung api di tempat lain. Aktivitas magma saling berhubungan.”
Lempengan di kawasan Mentawai terus bergerak karena pergolakan magma. Lempengan itu kemudian membuat patahan dan pergeseran di kawasan gunung api. Akibatnya, magma di bawah gunung api itu, menurut Armi yang juga menjabat dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, turut menggaktifkan kawasan yang berbeda.
“Ini saling terkait antara gempa bumi, tsunami dan gunung berapi.” Menurutnya, setiap tindakan di dalam perut bumi saling berkaitan dan memberi dampak ke wilayah yang dilewati. Lempengan Mentawai misalnya melalui wilayah yang luas di Indonesia, sepanjang Sumatera hingga pulau Jawa.
“Ini adalah efek lanjutan dari dinamika lempengan di Mentawai. Selanjutnya, ada penumpukan magma yang berpindah ke arah Bromo. Karena cukup kuat desakan magmanya. maka ini akan keluar. Di sisi lain, jika beban di atas permukaan tanah cukup berat, akan mampu menahan magma,” kata Armi lagi.
Armi juga menyebutkan bahwa lempengan yang berada di atas permukaan magma akan menyebabkan pergerakan terus menerus. Begitu pula dengan kemampuan lapisan tanah menahan aktivitas magma.
“Peristiwa Mentawai kemarin tidak hanya Bromo yang perlu diwaspadai. Sekitar 20 gunung api di Indonesia turut dipengaruhi lempengan itu,” kata Armi tegas. Meskipun begitu, ia mengakui tidak ada skema yang mampu memperkirakan urutan gunung berapi mana saja yang akan meletus.
“Tidak bisa karena kita tidak tahu kondisi di kerak bumi yang menyimpan magma seperti apa. Teknologi belum mampu mengukur aktivitas magma di perut bumi.”
Awal November lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM menyebutkan 20 gunung berapi yang mengalami peningkatan aktivitas yaitu Gunung Sinabung (Karo, Sumut), Gunung Talang (Solok, Sumbar), Gunung Kaba (Bengkulu), Gunung Kerinci (Jambi), Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Papandayan (Garut, Jabar), Gunung Slamet (Jateng),Gunung Bromo (Jatim).
Ada pula Gunung Semeru (Lumajang, Jatim), Gunung Batur (Bali), Gunung Rinjani (Lombok, NTB), Gunung Sangeang Api (Bima, NTB), Gunung Rokatenda (Flores, NTT), Gunung Egon (Sikka, NTT) dan Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut).
Demikian juga Gunung Lokon (Tomohon, Sulut), Gunung Gamalama (Ternate, Maluku Utara), Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara), Gunung Karangetang (Sulut) serta Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara). [mdr]
• Inilah
0 comments:
Post a Comment