Tuesday, 23 November 2010

Turki Tawarkan Produksi Tank

JAKARTA (SINDO) – Pemerintah Turki menawarkan kerja sama produksi kendaraan tempur jenis tank kepada Indonesia. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio di Jakarta, kemarin.

Midhio mengatakan, tawaran Turki tersebut dalam bentuk transfer teknologi.Tawaran itu masih dalam proses pembahasan di Kemhan. ”Turki sudah datang menawarkan kerja sama produksi tank dengan transfer teknologi,” paparnya. Namun, Midhio tidak menyebutkan jenis tank yang ditawarkan tersebut. Kerja sama industri pertahanan dengan Turki, lanjut Midhio, selama ini berlangsung dengan baik. Kedua negara,ujarnya,juga sudah menyepakati transfer teknologi berupa modifikasi pesawat CN 235 dari pesawat biasa menjadi pesawat patroli maritim dengan kelengkapan sarana elektronik mutakhir.

”Kerja sama militer Indonesia dengan Turki memang cukup menguntungkan dan terus akan ditingkatkan karena negara ini penguasaan teknologi militernya sangat maju,”katanya. Indonesia belakangan ini memang sedang aktif melakukan pembicaraan-pembicaraan strategis dengan sejumlah negara, terutama menyangkut pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) sekaligus pembangunan industri pertahanan. Pekan lalu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan, Indonesia dan Cina juga sedang menjajaki produksi rudal bersama. Cina memang berencana memproduksi rudal antikapal C-705 untuk pertahanan udara dan laut.

Peluru kendali tersebut merupakan pengembangan dari rudal C- 802 yang telah digunakan kapalkapal perang milik TNI Angkatan Laut. ”Misalnya,pengadaan misil C 802 dan C 705. Kalau mau perbanyak, kenapa tidak dibangun di Indonesia saja?”kata Purnomo. Pengamat militer dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Evan A Lesmana mengatakan, kerja sama pertahanan memang harus dibarengi dengan tindak lanjut yang konkret. Misalnya, sampai sejauh mana kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk pelatihan militer atau transfer teknologi dalam pengadaan alutsista? ”Persoalan kerja sama pertahanan kan bukan dari segi kuantitas berapa banyak kerja sama yang ditandatangani.Tapi, follow up-nya untuk membantu kapabilitas angkatan bersenjata,” tegasnya.

Lebih lanjut, Evan mengungkapkan, dalam konteks pengadaan alutsista memang diperhadapkan pada persoalan yang tidak mudah. Pemerintah dan TNI perlu memikirkan agar persenjataan yang akan diadakan ataupun rencana transfer teknologi benar-benar terencana dan dapat terintegrasi dengan baik. Merujuk data yang dikeluarkan Kemhan tahun 2004,ujar Evan, sampai saat ini Indonesia masih memakai alutsista dari 17 negara sebanyak 173 jenis. ”Pembelian maupun transfer teknologinya harus terencana. Jangan sampai ada persenjataan yang sebenarnya tidak dibutuhkan,” ujarnya. (pasti liberti)


SINDO

INDONESIA – TURKI SETUJUI KERJASAMA PEMBUATAN TANK

Jakarta, 23/11/2010 (Kominfo-Newsroom) Indonesia telah menyetujui tawaran kerja sama Turki dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan, diantaranya adalah produksi tank. Namun, masih ada sejumlah hal yang mesti dibicarakan dan disepakati lebih lanjut.

“Kerja samanya sudah, tapi aplikasinya masih dibicarakan seperti apa. Misalnya, kalau dalam bentuk jangka panjang, apakah melakukan produksi bersama atau nantinya akan ada alih teknologi,” kata Brigadir Jendral I Wayan Midhio, Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Selasa (23/11).

“Kita berharap bisa melakukan produksi bersama dan ada transfer teknologi,” katanya.

Kesepakatan dengan Turki, kata Wayan, telah ditandatangani ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Turki pada Juni lalu. Namun, ia belum mau memberitahukan jenis tank yang ditawarkan Turki kepada Indonesia.

Selain itu, Wayan mengatakan, kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam hal produksi pesawat tempur Korean Fighter Experimental (KFX) saat ini sudah menyepakati mengenai pembiayaan dan hak cipta penjualan. Prototipe dari pesawat KFX, kata dia, pun sudah jadi.

“80 persen biaya dari mereka, 20 persen biaya kita. Namun, beberapa negara lain sudah menawarkan diri untuk terlibat membiayai produksi ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, KFX merupakan pesawat tempur rancangan Korea Selatan yang memiliki kemampuan tempur melebih pesawat tempur F-16.

Kerja sama lainnya dengan Korea, kata Wayan, seperti produksi 22 panser Kanon Tarantula, juga telah menyepakati sebanyak 11 unit diproduksi oleh Doosan DST di Korea Selatan dan 11 unit lainnya diproduksi PT Pindad di Indonesia.

Sementara itu, Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, mengatakan, saat ini Indonesia mencoba mencari kemitraan yang ideal. Maka dari itu, kata dia, Indonesia membuka semua peluang kerja sama dengan pelbagai negara.

Namun, dia menegaskan, di antara hubungan kerja sama yang terjalin saat ini semestinya pemerintah sudah bisa memutuskan hendak mengembangkan kerja sama dengan negara mana pada masa mendatang.

Menurutnya, pilihan Indonesia hanya dua, bergabung dengan China sebagai kekuatan besar di Asia Timur atau mengimbangi kekuatan China dengan bergabung bersama negara-negara di Asean atau Amerika Serikat,” katanya. (Yr/rm)



bipnewsroom

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...