Temuan itu berupa alat deteksi dini penyakit Katarak. Sedangkan orang yang menemukan adalah Dr Eng Retno Supriyanti ST MT, yang kini menjadi staf pengajar di Program Studi Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. ''Saat ini, Bu Retno masih berada di Jepang untuk melakukan riset yang lain. Tapi saya mendapat informasi ini dari email Bu Retno yang dikirim ke saya,'' kata Humas Keluarga Alumni Unsoed, Alief Einstein, Jumat (11/11).
Einstein juga menyebutkan, dalam surat elektroniknya tersebut, Retno dengan mendiskusikan tawaran dari konglomerat Indonesia tersebut, dengan anggota tim penemu lain yang seluruhnya berasal dari Nara Institute of Science and Technology, Jepang. ''Sampai saat ini, Bu Retno memang belum melakukan negoisasi secara langsung dengan konglomerat tersebut, tapi tawaran itu sudah ada,'' katanya.
Menurutnya, meski temuan itu disebutkan sebagai temuan tim dari Nara Institute of Science and Technology (NIST), namun temuan itu sejatinya memang hasil rekayasa teknologi yang dilakukan Retno. Hal ini karena desertasi program doktoral di NIST yang dibuat Retno, menyangkut pembuatan alat deteksi dini katarak, dengan judul desertasi Cataract Screening Techniques under Limited Health Facilities.
0 comments:
Post a Comment