Saturday, 18 February 2012

ITS Kebanjiran Order Bikin Kapal

SURABAYA--MICOM: ITS yang dikenal sebagai universitas teknologi dengan keahlian teknologi perkapalan, energi, dan kelautan kini "panen" pesanan kapal dari berbagai kalangan, di antaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan bahkan sejumlah kalangan asing.  

"PGN memesan kapal untuk mendukung 'Floating Storage and Regasification Unit (FSRU)' PGN dan ITS terlibat mulai tahap perancangan hingga mengawasi pembangunan kapal-kapal pendukung FSRU itu," kata Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Prof. Eko Budi Djatmiko, di Surabaya, Minggu (19/2).  

Pesanan itu sendiri merupakan salah satu bagian dari serangkaian kerja sama yang tertuang dalam "Memorandum of Understanding" (MoU) PGN-ITS yang meliputi bidang jasa konsultasi, pendidikan, penelitian dan pengembangan rancang bangun dan rekayasa.  

"Jadi, PGN akan melibatkan ITS dalam mendukung distribusi dan transportasi gas domestik. Itu penting bagi ITS guna mendukung strategi ITS untuk meraih 'international recognition' di bidang kelautan dan perkapalan," katanya.  

Saat ini, kata dia, PGN sendiri telah mengoperasikan FSRU di Sumatera Utara, Labuhan Maringgai, dan Belawan, namun pemerintah juga menuntut PGN untuk mengembangkan fasilitas LNG dan memperbanyak unit FSRU.  

Oleh karena itu, PGN memesan kapal kepada ITS karena FSRU itu memerlukan kapal-kapal pendukung dalam operasionalnya, seperti "tug boat", "crew boat", dan "mooring boat".  

"PGN yang diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan, Jobi Trinanda Hasjim, telah menandatangani kerja sama PGN-ITS itu pada 17 Februari lalu. Kerja sama untuk kurun waktu 36 bulan itu akan menjadi langkah awal yang baik untuk PGN dan ITS," katanya.  

Tidak hanya itu, Pembantu Rektor IV ITS Surabaya Prof.Dr. Darminto, M.Sc. menyatakan Kemenristek juga memesan desain kapal patroli rudal kepada ITS.  

"Ada 16 konsorsium yang terlibat dalam proyek kapal patroli rudal itu dan ITS diminta untuk membantu dalam desain atau perancangan, tapi ITS juga diminta untuk mengawasi sampai kapal itu benar-benar terwujud," katanya.  

Ia menilai kepercayaan pemerintah itu menunjukkan adanya pengakuan atas kemampuan bangsa sendiri dalam merancang dan memproduksi kapal sesuai kebutuhan.  

"Itu bagus karena Indonesia merupakan kawasan bahari dengan 2/3 merupakan kawasan laut. Orientasi ke laut itu penting, terutama kapal-kapal sederhana untuk mewujudkan 'connecting' antarpulau," katanya.  

Apalagi, tenaga ahli lokal cukup tersedia di ITS, termasuk tenaga ahli yang berstandar RINA, bukannya justru membayar tenaga ahli asing dengan biaya mahal.(Ant/X-12) 


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...