"Teknologi mobile, layanan Cloud, dan media sosial akan mendatangkan perubahan. Tren-tren itu akan mengubah cara bisnis masyarakat," kata Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad Sofwan memberi ilustrasi.
Perubahan itu, kata Sofwan, antara lain terjadi di ranah bisnis. Ia mengambil ilustrasi delivery order Pizza melalui telepon. "Nantinya delivery pizza bukan saja lewat ponsel, tapi juga Internet," kata Sofwan.
Riset itu sendiri melibatkan Global CTO Community Fujitsu, yang terdiri dari para Chief Technology Officer (CTO) dan timnya dalam organisasi Fujitsu di seluruh kawasan dunia. Hasil riset menemukan satu kecenderungan yang menarik. Perspektif yang lebih luas berhasil dihimpun.
Temuan ini, lebih luas dibandingkan apa yang pernah diprediksikan Moore’s Law yang menyatakan bahwa prosesor akan semakin canggih dua kali lipat dari sebelumnya setiap dua tahun. Prosesor hanya satu elemen pendorong perubahan.
Tahun 2012, dalam pandangan Fujitsu, akan terjadi banyak perubahan yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan yang ada di ranah teknologi informasi. Kekuatan dimaksud antara lain teknologi mobile, layanan Cloud, media sosial untuk berbisnis dan ledakan data.
Perubahan yang diakibatkan diprediksi akan berlangsung secara disruptif dan membongkar aturan yang berlaku saat ini. Tren ini akan mengubah bagaimana cara bisnis, kota-kota bahkan masyarakat, beroperasi. Ketika semua tren ini berjalan, dunia akan terlihat sama sekali berbeda. Setidaknya, ada 12 trend yang akan mengemuka tahun ini.
Real-time insight akan menjadi salah satu tren. Ini terjadi karena suatu pandangan bahwa manusia hidup dalam dua dunia sekaligus, yakni dunia fisik dan dunia digital. Dunia fisik adalah tempat di mana kita hidup yang terdiri atas jaringan-jaringan komputer dan peranti mobile.
Dunia fisik ini didukung oleh dunia digital yang memiliki kekayaan informasi dan kekuatan analisis. Kini kedua dunia itu semakin menyatu dan tersinkronisasi sehingga mampu menghantarkan wawasan-wawasan baru berbasis data dengan kecepatan tinggi.
Implikasinya bagi kita adalah:
• Kemunculan sistem-sistem yang mampu “merasakan dan bereaksi” dan tidak hanya bisa melakukan transaksi.
• Kita akan menjadi lebih proaktif ketimbang reaktif –misalnya di bidang kesehatan yang akan lebih fokus menjaga kesehatan daripada mengobati penyakit.
• Kecepatan sangat penting, dan semuanya akan semakin cepat.
Bsnis Tanpa Batas
Selanjutnya, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, memungkinkan timbulnya konsep bisnis tanpa batas. Fenomena ini, antara lain dipicu oleh kehadiran cloud computing.
Layanan Cloud memungkinkan pengguna umum untuk membangun, melakukan konfigurasi dan mengoperasikan sendiri teknologi. Untuk pertama kalinya, pelaku bisnis bisa menggunakan layanan teknologi secara langsung tanpa perlu menunggu waktu lama dan mengeluarkan investasi di muka yang besar.
Hasilnya, pelaku bisnis bisa lebih mudah dan cepat berinteraksi dengan konsumennya. Akhirnya, batasan-batasan yang menghambat bisnis tradisional akan menghilang, batas-batas tradisional seperti pasar, lokasi, organisasi, bahasa atau teknologi akan lenyap.
Implikasinya bagi kita adalah :
• Pergerakan organisasi akan dimulai dari Cloud dan akan berbasiskan Cloud.
• Perusahaan teknologi akan menjadi penyedia utilitas.
• Kosakata bisnis akan menggantikan kosakata teknologi, dan bisnis akan selalu menjadi aktivitas yang lingkupnya global.
Komputasi Human Centric
Komputasi yang berpusat pada manusia (human-centric) dan paham konteks akan menghantarkan layanan dan konten secara langsung, walaupun tanpa diminta. Kemampuan ini menjadi jembatan untuk masuk ke dunia digital dan memanfaatkan semua kelebihan dari dunia digital ke dunia fisik.
Melalui kemampuan menambahkan konteks, sistem akan menjadi lebih cerdas untuk membantu manusia berinteraksi dengan lingkungan, teman-teman dan komunitasnya. Konteks akan memperkaya pengalaman manusia menjalani kehidupan sehari-hari.
Implikasinya bagi kita adalah:
• Skema loyalitas konsumen akan berbalik ikut memberikan manfaat bagi bisnis.
• Privasi bukan lagi pertimbangan utama–manusia harus memilih keluar (opt-out) sendiri dari layanan otomatis untuk menjaga informasi pribadinya.
• Peranti akan lebih mengenal pemiliknya secara lebih dalam daripada pemilik mengenal perantinya.
Informsi Lebih Penting Daripada Teknologi
Kecenderungan lain yang akan mengemuka adalah informasi lebih utama daripada teknologi. Ketika kita membicarakan “Revolusi Informasi” di dunia TI, selama ini kita lebih memperhatikan “T” dari Teknologi daripada “I” atau Informasi. Padahal informasi ini ada di mana-mana.
Setiap pergerakan kita menghasilkan data dan selanjutnya meninggalkan apa yang disebut “jejak digital” ke mana pun kita pergi. Jejak digital ini semakin nyata seiring dengan semakin maraknya teknologi sensor dan benda-benda yang terhubung ke Internet. Hasilnya, kita bisa bisa lebih dalam mengeksploitasi informasi.
Implikasinya bagi kita adalah:
• Informasi, bukan teknologi yang mendorong kita.
• Kompetitor akan memahami pelanggan kita atau jauh lebih paham dibandingkan kita.
• Kita akan hidup di tengah “perlombaan senjata informasi.”
Internet telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Bila kemudian muncul pertanyaan, berapa peranti di dunia ini yang terhubung dengan internet.
Terkoneksinya aneka peranti ke internet merupakan perspektif ke lima versi Fujitsu yang akan menjadi tren dan mengubah teknologi informasi sepanjang 2012. Mengutip berbagai studi, Fujitsu memperkirakan bahwa tahun ini ada sekitar 4 miliar peranti yang terhubung dengan internet. Jumlah perangkat yang terkoneksi dengan internet akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Diperkirakan jumlah ini akan melonjak menjadi 15 miliar pada 2015 dan 20 miliar pada 2020 seiring dengan turunnya biaya prosesor dan pemancar nirkabel. Kemampuan koneksi bukan lagi monopoli komputer, tetapi semua mesin seperti vending machine, meteran parkir bahkan tempat sampah- akan mampu memancarkan informasi tentang status lingkungan di sekitarnya baik secara pasif, responsif bahkan secara otonom.
Hasilnya adalah dunia yang penuh dengan benda cerdas. Implikasi bagi kita atas fenomena itu adalah:
• Mayoritas benda yang terkoneksi ini tidak memiliki pengguna manusia sehingga tidak memiliki antar muka pengguna manusia.
• Adalah mesin, bukan manusia yang akan lebih banyak memproduksi data di Internet.
• Hidup kita akan tergantung dari aliran informasi dari benda-benda dan mesin-mesin ini.
Bussines to Consumer (B2C)
Koneksi internet yang semakin meluas dan masif banyak dimanfatkan berbagai kalangan, termasuk diantara para pebisnis. Tidak mengherankan jika dalam lima tahun terakhir ini tumbuh pesat toko online.
Seiring dengan menjamurkan toko online konsep B2C atau bussines to consumer makin marak pula. Secara sederhana B2C adalah suatu usaha atau bisnis yang menjual produk atau layanan secara langsung kepada end user.
Toko online dan B2C, merupakan gelombang baru dalam berbisnis antara lain karena mampu menyediakan mekanisme yang sederhana untuk berjualan produk dan layanan. Untuk pertama kalinya, organisasi bisa bertukar layanan dengan sesamanya. Model transaksi akan mendorong nilai dan efisiensi secara lebih besar.
Implikasinya bagi kehidupan kita:
• Adalah pasar yang mendefinisikan layanan dan kualitas layanan tersebut.
• Pilihan aplikasi akan berubah secara berkala.
• Hubungan bisnis yang dinamis akan menjadi norma (tidak lagi aliansi statis).
Tak Lagi Terikat Teknologi Tertentu
Sebagian besar perubahan yang terjadi hari ini telah mendorong organisasi menembus batas-batas tradisionalnya. Misalnya dalam hal media sosial, Cloud (dan layanan Cloud personal) serta peranti mobile di mana data tidak lagi terikat pada satu teknologi tertentu.
Komputasi semakin menjadi sebuah hubungan antara manusia dan informasi dan bukan lagi teknologi sebagai pengelola informasi. Implikasinya pada kehidupan kita:
• Data-data pribadi akan memiliki nilai uang dan menjadi mata uang yang mapan.
• Keamanan akan berfokus pada manusian dan informasi, bukan kepemilikan dan pengendalian.
• Organisasi akan lebih sering melihat ke luar daripada ke dalam.
One Size Fits All.
Ada pandangan bahwa pilihan ibarat pedang bermata dua –di satu sisi ada nilai dari tersedianya pilihan, di sisi lain ada biaya yang timbul. Di masa lalu, organisasi mengelola biaya ini dengan membatasi pilihan dengan solusi-solusi satu untuk semua ukuran –“one size fits all.”
Namun inovasi membawa transformasi ke pasar, dan dengan perubahan yang semakin cepat, pendekatan ini mulai ditinggalkan. Organisasi harus bisa menghadirkan banyak pilihan. Ke depan, organisasi akan menghilangkan batasan-batasan teknologi seperti fat client dan aplikasi yang terpisah dalam banyak silo.
Implikasinya bagi kita:
• Standarisasi menciptakan lingkungan yang dinamis, tidak statis.
• Manusia akan menggunakan teknologinya sendiri di tempat kerjanya.
• “Information supply chain” akan menggantikan Reference Architecture.
Seiring dengan meluasnya layanan internet, jejaring sosial dan media sosial , menjadi semakin populer. Dari fenomena itulah, riset yang dilakukan Fjitsu menemukan sebuah perspektif baru tentang pemanfatkan media sosial untuk kepentingan yang lebih luas laggi.
Banyak organisasi yang kemudian memanfaatkan layanan ini dan terus mencari cara untuk mengeksploitasi saluran baru ini sebelum kompetitor mendahuluinya. Tantangan disini adalah ketika memasuki media sosial, organisasi dihadapkan kepada tata nilai yang sama sekali berbeda dari nilai tradisional. Misalnya di dalam bisnis, kita ingin semua hal berlangsung rutin dan bisa diprediksikan. Namun sosial media adalah kebalikannya.
Sosial media dikendalikan oleh keinginan dan kepentingan masing-masing orang di dalamnya. Implikasinya bagi kita:
• Media sosial akan menjadi sarana utama untuk berkolaborasi.
• Batas-batas antara pelanggan dan pemasok akan semakin kabur.
• Peranti, aplikasi dan layanan akan bisa mendukung media sosial dan akan membuat kita online secara terus menerus.
Komunitas yang Makin Berpengaruh
Pada sisi lain, Web tidak hanya menyediakan akses informasi. Web mampu menghubungkan jutaan, bahkan miliaran orang. Crowdsourcing –alihdaya kepada kerumunan- memungkinkan kita menyerap pool sumber daya manusia dan menggerakkan mereka sebagai angkatan kerja dengan berdasarkan penugasan namun tanpa biaya tetap.
Seiring dengan perkembangan Web, nilai kontribusi dari grup dan komunitas tersebut semakin tinggi. Seperti halnya peranti lunak open source, kontribusi ini digerakkan kesamaan kepentingan dan minat.
Crowdsourcing memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia. Pendekatan ini tidak akan menggantikan pola rekrutmen pada umumnya, namun menawarkan alternatif. Implikasinya bagi kita:
• Crowdsourcing akan menyediakan berbagai manfaat sumber daya manusia (dengan skala yang bisa diperbesar atau diperkecil) seperti halnya Cloud computing meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi dari sumber daya teknologi.
• Crowd (kerumunan) akan menjadi sumber daya manusia utama.
• Model bisnis berbasis kerumunan akan muncul.
Organisasi Berubah Bentuk
Perubahan yang sifatnya disruptif yang terjadi di industri teknologi (misalnya melalui Cloud computing, big data, mobile dan media sosial) berpotensi mengubah cara bisnis beroperasi. Akses kepada teknologi tidak lagi membutuhkan investasi besar dalam hal kompetensi, modal atau waktu.
Di dalam organisasi sendiri, fungsi-fungsi bisnis mengharuskan pemanfaatan teknologi karena tanggung jawabnya semakin besar. Implikasinya bagi kita:
• Organisasi akan bertindak sebagai konsumen dan penyedia dalam ekosistem digital.
• CAPEX dan depresiasi akan hilang dari neraca keuangan.
• Bisnis dan individu harus mengelola rantai pasok informasi dan mendapatkan nilai dari aktivitas tersebut.
Kita sudah memasuki era pascaPC yang mengubah sama sekali komputasi di tingkat pengguna akhir. Didorong lonjakan pertumbuhan jaringan mobile dan nirkabel, bentuk dan ukurannya semakin bervariasi. Peranti mobile sudah dipakai untuk banyak hal, namun jenis yang digunakan berbeda-beda, bukan satu peranti yang mampu melakukan segalanya.
Personal Cloud akan menyatukan keragaman peranti tersebut –satu-satunya fasilitas online yang menyimpan data dan konteks seseorang, yang bisa diakses dari peranti apapun yang mereka gunakan. Implikasinya bagi kita:
• Kata “mobile” akan kehilangan maknanya (dalam konteks teknologi) karena sudah dianggap sebagai kelaziman.
• PC dan aplikasi berbasis PC akan menjadi kuno.
• Manusia akan menggunakan banyak komputer dalam kehidupan sehari-harinya.
• REPUBLIKA.CO.ID
0 comments:
Post a Comment