KABUPATEN Bangka Barat dan Bangka Selatan, di Propinsi Bangka Belitung, sementara ini, layak jadi lokasi pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Berdasarkan hasil studi prakelayakan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), kedua kabupaten tersebut tidak terletak di daerah rawan bencana alam.
"Hasil studi prakelayakan Batan pada 2009 hingga 2011 di Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan, menyimpulkan aspek geografi, geologi, geoteknik, gunung api dan gempa cukup baik jika dibandingkan wilayah di Pulau Jawa dan Sumatera," ujar Kabid Energi Dinas Pertambangan dan Energi, Pemerintah Propinsi Bangka Belitung, M.Taufik, Senin.
Ia menjelaskan, studi prakelayakan akan dilanjutkan studi kelayakan pada 2012 hingga 2013, sehingga data-data yang diperoleh lebih valid dan terinci untuk kelayakan pembangunan PLTN tersebut. "Hasil studi kelayakan nanti, apakah layak atau tidak untuk pembangunan PLTN itu tergantung keputusan pemerintah pusat," ujarnya.
Namun, ia mengakui, kegiatan studi kelayakan ini ditolak masyarakat karena mereka menilai kegiatan sekarang sudah tahap pembangunan PLTN. "Masyarakat menolak kegiatan studi kelayakan ini karena salah mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang tidak berkompeten dan tidak mengetahui prosedur dalam pembangunan PLTN," ujarnya.
Menurut dia, pembangunan PLTN di suatu wilayah membutuhkan waktu cukup lama, misalnya studi kelayakan, tapak dan lainnya yang membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun. "Saat ini, sedang dilakukan beberapa pemboran pembangunan tapak di Kabupaten Bangka Barat sebanyak delapan pemboran dan Bangka Selatan tiga pemboran dan pelepasan balon untuk mendapatkan data-data meteologi dan lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, pada kegiatan studi ini akan didata 17 aspek seperti topografi, geografi, geologi, geofisika, geoteknik, kegempaan, kegunungapian, visionografi, hidrologi, meteologi, lepas pantai, budaya masyarakat dan lainnya yang mengunakan peralatan yang mahal dan canggih. Antara
Sumber : Jurnas
Bangka Barat, Bangka Selatan Aman untuk Bangun PLTN
Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan di Provinsi Bangka Belitung dianggap layak untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) karena tidak terletak di daerah rawan bencana alam.
"Hasil studi prakelayakan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 2009 hingga 2011 di Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan, menyimpulkan aspek geografi, geologi, geoteknik, gunung api dan gempa cukup baik jika dibandingkan wilayah di Pulau Jawa dan Sumatra," ujar Ketua Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Bangka Belitung M Taufik di Pangkalpinang, Senin (16/7).
Ia menjelaskan, studi prakelayakan akan dilanjutkan studi kelayakan pada 2012 hingga 2013 sehingga data yang diperoleh lebih valid dan terinci untuk kelayakan pembangunan PLTN. "Hasil studi kelayakan nanti, apakah layak atau tidak untuk pembangunan PLTN itu tergantung keputusan pemerintah pusat," ujarnya.
Menurut Taufik, penolakan yang dilontarkan sejumlah warga karena masyarakat mengira sekarang sudah tahap pembangunan PLTN. "Masyarakat menolak kegiatan studi kelayakan ini karena salah mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang tidak berkompeten dan tidak mengetahui prosedur dalam pembangunan PLTN," ujarnya.
Menurut dia, pembangunan PLTN di suatu wilayah membutuhkan waktu cukup lama, misalnya studi kelayakan, tapak dan lainnya yang membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun. "Saat ini, sedang dilakukan beberapa pemboran pembangunan tapak di Kabupaten Bangka Barat sebanyak delapan pemboran dan Bangka Selatan tiga pemboran dan pelepasan balon untuk mendapatkan data-data meteorologi dan lainnya," ujarnya. (Ant/OL-04)
Sumber : Media Indonesia
Pembangunan Bangka Selatan terkendala ketersediaan listrik
Upaya Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung (Babel) dalam melakukan pembangunan menghadapi kendala terbatasnya ketersediaan listrik.
"Saat ini, ketersediaan arus listrik untuk kebutuhan masyarakat belum memadai, bahkan ada dua kecamatan sama sekali belum tersentuh listrik PLN," ujar Sekda Kabupaten Bangka Selatan, Ahmad Damiri di Toboali, Senin.
Ia menjelaskan, dua kecamatan dari tujuh kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan yang belum dialiri listrik PLN yaitu Pulau Besar dan Lepar Pongok, serta puluhan desa terpencil lainnya di Kecamatan Toboali, Tukak Sadai, Simpang Rimba, Payung dan Air Gegas.
"Keterbatasan ketersediaan listrik ini tentu menghambat pembangunan daerah di sektor parawisata, pertanian, perikanan, pendidikan, industri, infrastruktur dan investasi," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, Pemkab Bangka Selatan telah menyalurkan ratusan genset.
"Kami telah menyalurkan ratusan genset ke desa-desa terpencil yang belum dialiri listrik, karena listrik ini merupakan kebutuhan utama masyarakat untuk meningkatkan perekonomian, pendidikan dan lainnya," ujarnya.
Menurut dia, bantuan genset ini kurang efisien karena untuk mengerakan mesin genset, masyarakat membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, bensin dan biaya perawatan yang cukup besar.
"Kami berusaha seoptimal mungkin, agar kebutuhan listrik untuk masyarakat terpenuhi dengan terus melobi kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi agar pihak PLN segera membuka sambungan arus listrik baru ke desa-desa terpencil tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini, pertumbuhan pembangunan dan perekonomian di Kabupaten Bangka Selatan masih rendah jika dibandingkan daerah kabupaten lainnya seperti Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.
"Ketersediaan listrik di daerah kabupaten lainnya sudah cukup memadai, sementara Bangka Selatan masih kurang sekali, bahkan untuk ketersediaan listrik di Kantor Bupati Bangka Selatan masih dibantu diesel dan genset," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, kami mengharapkan PLN segera membuka sambungan listrik baru, agar masyarakat bisa merasakan pelayanan listrik milik negara tersebut.
"Apabila ketersediaan listrik sudah mencukupi, tentu investor tidak ragu lagi untuk menanamkan modalnya di Bangka Selatan yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk dikelola dan dikembangkan," ujarnya.
Sumber : Antara
0 comments:
Post a Comment