Yogyakarta (ANTARA News) - Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta mengembangkan perancangan obat berbasis komputer untuk meningkatkan efisiensi.
"Dengan mengembangkan perangkat lunak tersebut terdapat penghematan 2-3 langkah dibandingkan dengan perancangan konvensional," kata dosen Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Zainuddin Zukhri di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, saat ini Program Magister Teknik Informatika bekerja sama dengan Program Studi Farmasi dan Kimia UII sedang berupaya menciptakan alat bantu perancangan obat tersebut.
"Perancangan obat di dunia saat ini telah terbantu dengan metode `in silico`. Dengan metode tersebut bagaimana reaksi obat yang akan dikembangkan dapat disimulasikan terlebih dulu dalam pemodelan komputer sehingga waktu dan biaya bisa ditekan sehemat mungkin," katanya.
Ia mengatakan saat ini pemanfaatan teknologi sudah menggunakan perangkat lunak seperti Spartan 10 sebagai alat bantu kimia komputasi.
Namun, kata dia, proses kalkulasi yang lama dan "resource hardware" yang besar menjadi kendala untuk proses pembelajaran pada mahasiswa.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya untuk mengembangkan perangkat lunak serupa tetapi memiliki beberapa kelebihan seperti komputasi yang lebih cepat, antarmuka yang mudah digunakan, dan visualisasi yang interaktif.
"Perangkat lunak yang akan dirancang itu diharapkan dapat mengetahui efek samping obat sebelum masuk ke tubuh manusia meskipun masih menggunakan pengujian terhadap tikus percobaan tetapi jumlahnya bisa diminimalkan," kata Zainuddin.
Ketua Program Studi Farmasi UII Muhammad Hatta Prabowo mengatakan hasil riset itu dapat membantu industri farmasi di Indonesia yang mampu membuat obat tetapi mengandalkan bahan baku impor.
"Sekitar 90 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor dari China dan India padahal permintaan obat terus meningkat setiap tahun. Dengan bantuan teknologi, perancangan obat sudah bisa dilakukan tanpa harus mengimpor bahan terlebih dulu," kata Hatta.
(B015*H010/N002)
Sumber : Antara
0 comments:
Post a Comment