Tuesday, 18 September 2012

Bisnis Menggiurkan di Indonesia pada 2030

Ekonomi Indonesia bakal masuk 10 besar pada 2030.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2011/11/28/133884_pertanian-di-jepang_209_157.JPGPertanian menjadi salah satu sektor primadona pada 2030 mendatang

Mckinsey Global Institute (MGI) meramalkan Indonesia bakal menempati posisi ketujuh dunia sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar pada 2030. Kala itu, Indonesia diyakini bakal menawarkan peluang bisnis bagi sektor swasta dengan nilai mencapai US$1,8 triliun.

Untuk saat ini, skala ekonomi Indonesia masih menempati posisi 16 terbesar di dunia.

Dalam laporan bertajuk The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential yang diperoleh VIVAnews, Kamis, 19 September 2012, peluang bisnis Indonesia saat ini hanya bernilai US$0,5 triliun.

"Jika pemerintah dan sektor swasta berinisiatif melaksanakan revolusi produktivitas lintas sektor serta bisa memenuhi tantangan kemampuan sumber daya manusia, Indonesia bisa menciptakan peluang substansial," ungkap laporan tersebut.

McKinsey melaporkan, empat sektor yang bakal menjadi primadona pada 2030 adalah jasa konsumen, pertanian dan perikanan, sumber daya alam, dan sektor pendidikan.

Berikut kondisi keempat sektor primadona tersebut dalam 18 tahun mendatang:

1. Jasa Konsumen

Dengan tambahan jumlah konsumen sebanyak 90 juta orang, anggaran belanja di kawasan masyarakat kota dapat meningkat 7,7 persen per tahun. Dengan demikian, peluang bisnis yang bisa tercipta pada 2030 akan mencapai US$1,1 triliun.

Indonesia bahkan bisa meningkatkan peluang bisnisnya menjadi US$1,5 triliun jika pemerintah mampu meraih pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 7 persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi itu bisa menciptakan 125 juta konsumen baru.

Di antara sejumlah sektor jasa yang bakal menikmati untung pada 2030, jasa pelayanan keuangan bakal memiliki peluang bisnis lebih cerah.

2. Pertanian dan Perikanan

Penghasilan mulai dari hulu hingga hilir pada dua sektor bisnis ini diprediksi mencapai US$450 miliar atau naik 6 persen pada 2030. Kenaikan produksi pertanian diyakini bisa menstimulasi pertumbuhan dari pasokan dan proses di sektor hilir.

Jika saja sektor hulu hingga hilir pada sektor pertanian dan perikanan bisa tumbuh beriringan, McKinsey meyakini keuntungan yang bisa diperoleh mencapai US$130 miliar per tahun pada 2030.

Sejumlah daerah di Jawa diyakini bakal memperoleh untung besar dari beralihnya lahan pertanian ke bisnis bernilai tambah tinggi. Secara total, provinsi ini mampu meningkatkan produksi tanaman pangan sekitar US$50 miliar. Pulau Jawa juga bisa menghasilkan peluang bisnis lebih dari 30 persen dari sisi produksi.

3. Sumber Daya Alam

Pada 2030, pasar energi Indonesia bisa mencapai US$270 miliar, yang merupakan perpaduan dari penemuan sumber energi baru dan efisiensi dari penggunaan energi.

Sumber energi baru seperti geothermal dan biofuel diprediksi bisa menambah pangsa pasar sebesar 10 persen per tahun atau menjadi US$63 miliar.

Namun, Indonesia tampaknya masih sangat bergantung pada sumber energi lama seperti minyak mentah, gas, dan batu bara yang memiliki peluang bisnis sebesar US$150 miliar. Sementara itu, upaya efisiensi energi bernilai US$60 miliar dalam bentuk cadangan dan nilai sosial.

4. Pendidikan Swasta

Indonesia bisa menjadi pangsa pasar pendidikan swasta seiring kenaikan permintaan terhadap sumber daya terdidik. Analisis McKinsey, biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tenaga terdidik mencapai US$70 miliar per tahun.

McKinsey memperkirakan permintaan pendidikan swasta di Indonesia bakal tumbuh, di mana pangsa pasarnya meningkat 4 kali lipat dari US$10 miliar menjadi US$40 miliar pada 2030.(art)

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...