Jakarta - Terus digempur ponsel branded, rupanya tak membuat ponsel lokal tersisih. Paling tidak untuk pasar featured phone, merek lokal masih berjaya. Ia bahkan mampu mengimbagi brand terkenal seperti Nokia dan Samsung.
Suatu riset yang dilakukan International Data Corporation (IDC) mencatat bahwa, pada semester pertama tahun 2012, dari lima besar ponsel di Indonesia, tercatat dua merek lokal yakni Cross dan Mito.
Dari sisi penjualan, Nokia berada diperingkat pertama, disusul Cross, Samsung, Mito dan Blackberry. Dibandingkan tahun lalu, Blackberry mengalami penurunan peringkat. Penurunan, berdasarkan survei IDC disebabkan oleh terjadinya penurunan pengiriman produk ke Indonesia. Semester pertama tahun 2012 terjadi penurunan hingga 6 persen produk Blackberry ke Indonesia.
Faktor lain yang menjadi pemicu penurunan produk Blackberry adalah makin populernya ponsel dengan sistem operasi Android. Paling tidak ada sepuluh merek--termasuk sejumlah merek lokal, yang mengusung sistem operasi Android di Indonesia. Pangsa pasar Androidpun meningkat menjadi 52 persen.
IDC mencatat, pengiriman ponsel menengah kebawah pada kuartal kedua tahun 2012 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara pengiriman smartphone, dari kuartal per kuartal turun 6 persen, meskipun dari tahun per tahun pengiriman smartphone tumbuh 13 persen.
Analis Pasar Perangkat Klien IDC Indonesia, Darwin Lie mengatakan, pengiriman perangkat ponsel secara keseluruhan di Indonesia tumbuh 10 persen kuartal per kuartal, dan tumbuh 25 persen dari tahun per tahun.
Featured phone, kata Darwin, mencatat pertumbuhan yang tinggi pada saat smartphone mengalami penurunan hingga 6 persen. Diperkirakan pertumbuhan featured phone mencapai 13 persen. Tahun ini diperkirakan masuk 7 juta smartphone baru ke Indonesia.
Namun, angka itu jauh dibawah featured phone. IDC memprediksi feature phone yang masuk ke Indonesia tahun 2012 mencapai 45 juta unit, menyusul terjadinya peningkatan kebutuhan di pinggiran dan pedesaan.
Dua merek lokal, Cross dan Mito diperkirakan akan menjadi pemain utama di sektor featured phone. Ia akan bertempur sengit dengan brand global seperti Nokia dan Samsung yang juga bermain di segmen sama.
Publik Makin Percaya pada Merek Lokal?
Jakarta - Keberhasilan Cross mengungguli pemain besar seperti Samsung dan Blackberry menurut Direktur Marketing Cross Mobile, Janto Djojo tidak lepas dari komitmen untuk membuat produk berkualitas dan melihat kebutuhan konsumen secara riil.
"Kami senantiasa mengedepankan kebutuhan konsumen dan sangat menjaga kualitas sehingga mereka trust terhadap Cross," ungkap Janto Djojo. Keberhasilan itu disebutnya juga menggambarkan makin tingginya kepercayaan masyarakat kepada merek lokal.
Selain kualitas produk dan strategi marketing, Janto menyatakan layanan service centre, dan layanan purna jual menjadi perhatiannya. "Service centre kami sangat mudah didapat dimana-mana dan purna jual produk kami juga cukup bagus. Kami memang serius di bisnis ini, bukan pebisnis ponsel musiman," tegas Janto.
Janto menegaskan, selain memiliki komitmen besar terhadap penetrasi pasar feature phone (menengah bawah), Cross melakukan terobosan dengan merilis smartphone Android dengan harga rasional. Salah satu andalannya adalah Cross A7.
Ponsel ini merupakan smartphone Android kelima yang dirilis. A7 menjadi andalan Cross untuk jajaran produk smartphone di tahun 2012 ini .Ponsel pintar tersebut dijual dengan harga kisaran Rp.1.400.000,-"Inilah salah satu kelebihan kami, " ungkap Janto.
Kontribusi A7 kata Janto cukup besar juga terhadap revenue secara keselurahan Cross mobile. "Walaupun secara keseluruahn revenue paling besar datang dari feature phone, Tapi kami yakin setahap demi setahap smartphone Android kami akan merajai pasar tanah tanah air. Kami serius menggarap pasar Android. " ungkapnya.
Janto menambahkan keseriusan Cross menggarap smartphone Android tidak lepas dari keberhasilannya menggarap pasar feature phone. Hingga akhirnya Cross menjadi salah
salah satu brand yang diperhitungkan. " Kami siap bersaing dengan brand global sekalipun," tandas Janto.
Pakar: Fanatisme Pada Merek Global Mulai Melemah
Jakarta - Keberhasilan merek lokal dalam menghadapi persaingan yang semakit ketat di pasar smartphone maupun featured phone menggambarkan makin kaburnya batas antara merek lokal dan merek global
Pengamat pemasaran, Yuswohady menyatakan bahwa persaingan pasar ponsel kian ketat. Ini menyebabkan batas antara brand global atau brand lokal makin lemah. ''Masyarakat juga semakin cerdas dalam menentukan pilihan,'' kata Yuswo mengomentari hasil riset IDC.
Kedua, konsumen sudah tidak lagi fanatik terhadap sebuah brand. Bagi pengguna yang terpenting produk tersebut memiliki kualitas bagus, fungsionalitas mumpuni.
Menurut Yoswohady, yang juga Managing Partner Inventure, kondisi pasar sekarang yang terjadi adalah sejauhmana produk tersebut memberikan benefit lebih kepada konsumen, "Disitu ada istilah value for money" ungkap pakar marketing terkemuka ini.
Yuswo menilai pergeseran persepsi konsumen tersebut tidak lepas juga dari seleksi alam, siapa yang memiliki kualitas bagus dan memberikan harga yang rasional, maka produknya akan eksis di pasar. "Beberapa brand lokal sudah memiliki komitmen kearah itu, seperti Cross Mobile," ungkapnya.
Lebih jauh Yuswo menilai keberhasilan Cross tidak terlepas dari strategi marketing yang kuat dan berani. "Mereka berani mensponsori ajang spektakuler, seperti Indonesian idol. Ini menaikan citra dan positioning brand itu sendiri" ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment