Showing posts with label Palindo. Show all posts
Showing posts with label Palindo. Show all posts
0

Kontrak Kapal Perang dengan Palindo Berlanjut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3YEAiQaYK1KruDCh6JHcloYtfsVlnqV3TvwBRN-6DzLlGNwmhycPqaFruPmVX2SFIbB-u-xLgz9-HQu19R1lETgcp8D9Y9vELgSEYiAyqZpIVGWi7_Mzt5ksH-z4No-lRkfVG1vD0dfXE/s1600/25012013_Kota_KRI_Beladau_643_Argi_01.jpg
KRI Beladau 643 (Foto Tribunnews Batam/Argyanto)
Jakarta | Kementerian Pertahanan berencana untuk menyerahkan sisa kontrak kebutuhan kapal cepat rudal 40 kepada PT. Palindo Marine, Batam. Sebelumnya perusahaan ini sukses memproduksi KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.

Palindo masih punya 'hutang' satu unit KCR 40 lainnya yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika selesai, TNI AL akan memiliki empat unit kapal dari 16 unit KCR 40 yang ditargetkan hingga tahun 2019 mendatang.

"Dari kajian TNI AL, kami cenderung untuk menyerahkan kontrak produksi KCR 40 kepada Palindo," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2013 usai menerima protocol of delivery KRI Beladau 643 dari Palindo.

Palindo Marine sendiri baru menandatangani kontrak untuk produksi empat unit kapal cepat rudal dari 16 kapal yang ditargetkan dalam target minimum pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Pertimbangan untuk meneruskan kontrak dengan Palindo antara lain masalah perawatan kapal," ujar dia.

Direktur Utama Palindo Marine Harmanto mengaku siap untuk meneruskan kontrak produksi KCR 40. "Kami tidak masalah jika target pengadaan kapal dipercepat," kata Harmanto.

Pembuatan KCR 40, ujar dia, membutuhkan waktu 12 bulan untuk setiap unit. "Tapi tidak masalah karena kami bisa kerjakan secara paralel." Ahak--panggilan akrab Harmanto, mengaku mampu membangun lima kapal cepat rudal sekaligus.

Namun Kementerian Pertahanan mengakui masalah pendanaan masih menghambat percepatan produksi KCR 40. Tiga unit kapal yang sudah diproduksi, seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri. Bank Mandiri selaku bank milik pemerintah ikut membiayai pembuatan kapal senilai Rp 75 miliar per unit.

Kapal cepat rudal sepanjang 44 meter ini terbuat dari high tensile steel pada bagian lambung dan aluminium alloy di bagian atas. KCR 40 dapat melaju hingga 30 knot, atau kurang lebih 60 kilometer per jam.
0

Wamenhan Meninjau Kesiapan KCR Ke-3

Jakarta | Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan sejumlah pejabat Kemhan serta TNI lainnya, Kamis (17/1), melakukan kunjungan kerja ke Batam, dalam rangka meninjau kesiapan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 ketiga, yang akan diserahkan pada akhir bulan ini.

Kapal yang diberi nama KRI Beladau-643 tersebut, memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun serta mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

KCR - 40 terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini merupakan produk dalam negeri dari PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar. Kapal yang sepenuhnya di buat di PT. Palindo Marine Shipyard itu, juga dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan China

Selain melihat secara langsung KRI Beladau-643, Wamenhan beserta rombongan juga berkesempatan meninjau Combat Boat hasil produksi PT Palindo Marine Shipyard bekerjasama dengan Balitbang Kemhan RI, yang pengerjaannya sudah memasuki tahap penyelesaian.


DMC
0

★ Wakasal Luncurkan Kapal Pintar di Kepri dan Kalbar

wakasal-subJakarta – Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., bersama Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman meluncurkan Kapal Pintar di Galangan Palindo Marine, Batam pada Senin (22/10).

Kapal Pintar tersebut dilengkapi buku-buku pengetahuan, alat peraga, perangkat IT dan terkoneksitas dengan jaringan internet guna memberikan akses pada sarana pendidikan yang merata bagi anak-anak usia sekolah di pulau-pulau terpencil, terutama di Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Pembangunan Kapal Pintar merupakan realisasi dari penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama antara TNI AL dengan Bank Mandiri yang disaksikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno serta Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Zulkifli Zaini, dimana Perjanjian Kerjasama tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi selaku pihak kesatu dan Direktur PT Bank Mandiri Persero Tbk Abdul Rachman selaku pihak kedua pada 26 Januari 2012 yang lalu.

Perjanjian Kerjasama tersebut merupakan momentum penting dalam upaya mendukung program pembangunan nasional, melalui pemberdayaan sumber daya manusia yang diimplementasikan dalam bentuk pengadaan Kapal Pintar di wilayah Lantamal IV sebagai pengembangan sumber daya perpustakaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta pemanfaatan prasarana milik negara.

Dalam kesempatan tersebut Wakasal Laksdya TNI Marsetio, M.M., berharap dengan adanya Kapal Pintar, para pelajar akan menjadi lebih bergairah dan gemar membaca, selain menjadi kapal pintar nantinya juga akan difungsikan sebagai kapal patroli terbatas yang pengoperasiannya dilakukan oleh Lanal atau Lantamal. Selain itu, kapal ini juga akan difungsikan sebagai alat transportasi oleh dokter/bidan untuk menyinggahi pasien di daerah-daerah terpencil. “Bisa dikatakan kapal ini sebagai kapal multifungsi” tegas Wakasal.

Kapal pintar yang berukuran panjang 22 meter ini, dilengkapi buku-buku pengetahuan, alat peraga, dan perangkat IT yang terkoneksi dengan jaringan internet bagi anak-anak usia dini hingga sekolah menengah atas di wilayah yang selama ini belum terjangkau secara maksimal, dan dapat digunakan secara gratis. Pembangunan Kapal Pintar sendiri menghabiskan dana senilai Rp 1,5 miliar yang di bangun oleh Galangan Palindo Marine, Batam.

Kapal pintar tersebut nantinya akan menyinggahi pulau-pulau terpencil di Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat secara reguler dan terjadwal, dengan tujuan anak-anak setempat memiliki kesempatan untuk secara berkesinambungan mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengakses informasi yang dibutuhkan.

Menurut data Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV, sebagian besar Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat merupakan wilayah perairan yang memiliki sekitar 2.750 pulau dan kawasan pesisir. Sementara data BPS wilayah menyebutkan bahwa pada 2010 jumlah penduduk berusia 0-19 tahun di Kepulauan Riau sebanyak 427.133 jiwa dan di pesisir Kalimantan Barat sekitar 730.000 jiwa.

(dispenal/sir)

Teks Gbr- Wakasal Laksdya TNI Marsetio,M.M.,  saat berinteraksi dengan murid Sekolah Dasar di atas “Kapal Pintar”, seusai acara peluncuruan Kapal Pintar, Senin (22/10) di Galangan Kapal Palindo Marine, Batam. (dispenal)

0

★ PC-43 Kapal Patroli Pesanan TNI AL Dari Palindo Marine Shipyard


Tanpa banyak gembar-gembor serta publikasi, PT. Palindo Marine Shipyard ternyata tengah membangun berbagai jenis kapal pesanan Pemerintah serta TNI-AL. Mereka kini sedang mengejar target menyelesaikan 2 buah kapal patroli milik TNI AL dari jenis PC-43, kapal patroli 48 meter pesanan Bakorkamla serta Catamaran pesanan BASARNAS.

Kapal patroli cepat jenis PC-43 seolah luput dari perhatian dan tenggelam oleh kemunculan Kapal Cepat Rudal 40 meter. Padahal, secara fisik pembangunan 2 kapal patroli ini telah mencapai lebih dari 50 persen. Jika tidak ada aral melintang, 2 buah kapal sekaligus akan diserahterimakan pada maret atau april 2013 mendatang.

PC-43

Namun demikian, PT. Palindo tampaknya masih enggan membeberkan secara terbuka desain dan spesifikasi PC-43. Namun, menurut Managing Director PT. Palindo marine shipyard, Hermanto, secara fisik dan desain, PC-43 mirip dengan KCR-40. Keduanya pun menggunakan bahan campuran yaitu baja serta alumunium alloy.  Bisa diduga, PC-43 juga memiliki kecepatan yang sama dengan KCR-40M, yaitu berkisar antara 28-30 knot.

 
Bakorkamla 48m

Yang membedakan antara PC-43 dan KCR-40 tentunya adalah kapabilitas menggotong senjata. Sebagai Kapal Patroli murni, PC-43 tidak dirancang membawa peluru kendali. Masih menurut Hermanto, PC-43 nantinya hanya akan membawa Kanon kaliber 30 mm sebagai senjata utama di haluan. Persenjataan lainnya kemungkinan dari jenis Senapan Mesin Berat kaliber 12,7mm bisa ditempatkan pada buritan kapal. Persenjataan ini dinilai sudah cukup untuk menghadapi maling ikan atau perompak. Namun demikian, PC-43 selayaknya juga diberikan perangkat navigasi serta radar yang mumpuni, sehingga keberadaan kapal-kapal nelayan asing bisa terdeteksi dengan mudah.

Basarnas Catamaran

Spesies lainnya yang kini dalam proses pengerjaan adalah kapal patroli Bakorkamla ukuran 48 meter, serta Catamaran pesanan Basarnas.

© ARC
0

★ KCR Jadi Andalan Pertahanan Laut RI

Ilustrasi KCR 60m PAL (incoherent)
Kapal cepat rudal (KCR) yang dipesan pemerintah dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, segera diserahterimakan. Keberadaan kapal jenis tersebut penting untuk pengamanan wilayah laut.

Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secara besar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.

Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,” sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap, kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).

”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,” ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat. ”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapa-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,” terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia, Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.

PC-48 m Palindo
”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. ”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,” sebut dia.

Kapal ini, kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton, dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.

KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.

Hingga 2024, TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini. Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara. Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp 75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.

 Kemandirian Alutsista

Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67, 5 Oktober lalu, itu mengatur sinergi antar industri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.

Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,” beber dia.

0

Kemhan Lakukan Press Tour Kunjungi PT. Palindo Batam

Batam - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kapuskom Publik) Mayjen TNI Hartind Asrin, Selasa (9/10) memimpin rombongan Press Tour Kemhan RI mengunjungi PT. Palindo Marine, perusahaan galangan kapal swasta nasional di Batam yang memproduksi Kapal Cepat Rudal (KCR) pesanan TNI Angkatan Laut. Dalam kunjungan ini, Kapuskom Publik Kemhan beserta rombongan diterima secara langsung oleh  oleh Direktur Utama PT. Palindo Marine Shipyard Harmanto dengan didampingi beberapa stafnya.

Kapuskom Publik Kemhan dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa kegiatan Press Tour Kemhan ke PT. Palindo Marine Shipyard ini dilaksanakan dalam rangka mengenalkan industri pertahanan dalam negeri kepada wartawan. Lebih lanjut dikatakannya, dengan lahirnya Undang-undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya akan mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden bertepatan dengan HUT TNI ke-67 pada 5 Oktober lalu, itu akan mengatur sinergi antar industri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi  Alustsista.

“UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun  pemerintah yang selama ini  dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user”, tambah Kapuskom Publik Kemhan.

Sementara itu Dirut PT. Palindo Marine Shipyard menuturkan, bahwa PT. Palindo Marine Shipyard secara total menerima pesanan pembuatan empat KCR pesanan TNI AL, dua diantaranya telah diserahterimakan yakni KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642.  Sedangkan untuk KCR ketiga dalam waktu dekat siap untuk diserahterimakan.

Kapal ketiga ini sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. Setelah penyempurnaan, selanjutnya akan dilakukan pengujian di laut. “KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing yang minggu lalu sudah dilaunching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan”, jelasnya.

Dirut PT. Palindo Marine Shipyard menambahkan, dengan berjalannya penyelesaian kapal ketiga, PT. Palindo Marine Shipyard juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. 

Saat ini selain membuat KCR dan PC, PT. Palindo Marine Shipyard juga merampungkan kapal dua lambung (katamaran) pesanan Malaysia dan pesanan Basarnas. Untuk mesin kapal, biasanya PT. Palindo Marine Shipyard membeli dari Jerman.

Kunjungi Lanal Batam

press-tour-3Kegiatan Press Tour Kemhan yang mengikutsertakan sejumlah wartawan dari media massa cetak dan elektronik ini, berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2012. Selain melihat secara langsung pembuatan KCR di  PT. Palindo Marine Shipyard, pada kesempatan hari pertama, rombongan Press Tour Kemhan juga berkunjung ke Markas Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Batam.

Di Lanal Batam, Kapuskom Publik dan rombongan diterima oleh Komandan Lanal Batam, Kolonel Laut (P) Nur Hidayat yang memberikan penjelasan terkait dengan tugas pokok Lanal Batam serta penjelasan tentang potensi ancaman dan kerawanan yang dihadapi oleh Lanal Batam.

Dalam kunjungan ini, Kapuskom Publik Kemhan dan rombongan di pandu Danlanal Batam juga diberikan kesempatan melihat secara langsung alat pemantau dan sejumlah radar yang berfungsi untuk memantau lalu lintas kapal di Selat Singapura.

© DMC
0

★ Prototype Intercept Combat Boat Palindo Batam


Batam - Selain sibuk mengerjakan Kapal Cepat Rudal, PT. Palindo Marine Shipyard juga mempunyai segudang proyek lainnya. Diantaranya, mengerjakan prototipe Combat Boat ukuran 16 meter. Saat ARC berkungjung ke galangan PT. Palindo Marine Shipyard, tampak Combat Boat itu sudah mulai berwujud. Karena belum memiliki nama resmi, untuk sementara kami menyebutnya Combat Boat 16M.


Layaknya Combat Boat, Kapal ini mengutamakan kecepatan untuk misi patroli wilayah dangkal dan penyusupan pasukan khusus. Karenanya untuk menekan bobot, Combat Boat 16M dibuat dari bahan alumunium. PT. Palindo sendiri berpengalaman banyak membuat Kapal berbahan alumunium. Beberapa kapal patroli ukuran 40 meter yang dioperasikan TNI AL merupakan kapal berbahan alumunium buatan PT. Palindo, seperti KRI Krait dan Kapal patroli 36 meter sekelas KRI Tedung Naga.


Dengan bobot yang ringan, kapal ini diharapkan mampu melaju hingga kecepatan maksimum 50 knot. Untuk menghela combat boat 16m, terpasang 2 mesin berkekuatan 900 HP. sementara untuk kapasitas angkut, Combat Boat diawaki 8 ABK dan mampu menampung 16 personel pasukan. Meski kecil, Combat Boat 16M mampu menjelajah hingga 1000 km.


Untuk persenjataan, Combat Boat dirancang membawa Senapan mesin berat atau Kanon pada haluan. Namun pengoperasiannya tidak lagi manual, melainkan bisa dari dalam kapal dengan alat semacam Remote Weapon System. Jika anda penasaran dengan wujud asli Combat Boat 16M, datang saja pada ajang Indodefence 2012. PT. Palindo Marine akan memboyong kapal ini ke pameran tersebut.

© ARC
0

★ Bakorkamla Utamakan Kapal Buatan Dalam Negeri

KCR 40 produksi Palindo Maritim Batam
Batam, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Madya Didik Heru Purnomo menyatakan pengadaan kapal patroli kini diutamakan buatan dalam negeri karena kualitasnya sepadan dengan produk luar negeri yang harganya lebih mahal.

"Kualitas kapal patroli buatan lokal sudah memadai. Sederhana dan mampu melaksanakan tugas pengamanan di laut," kata dia di Batam, Selasa. Ia mengatakan, saat ini Bakorkamla juga tengah memesan kapal di PT Palindo Marine Batam dengan ukuran 48 meter yang bisa digunakan untuk berlayar hingga 200 mil laut.

"Kapal-kapal jenis seperti itu yang kita butuhkan. Harganya murah dan kualitasnya sudah mumpuni untuk melakukan pengamanan seluruh perairan. Termasuk saat cuaca ekstrem sekalipun," kata dia.Didik berharap, dengan penambahan kapal-kapal tersebut akan memperkuat pengamanan perairan seluruh Indonesia dari berbagai kejahatan dan gangguan keamanan lain.

"Kami terus melakukan koordinasi. Selain itu kami juga menambah kapal-kapal untuk patroli. Termasuk penambahan kapal berukuran 48 meter yang tengah dibuat di Batam. Satuan pengaman laut lain juga terus melakukan penambahan kapal," kata dia.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Batam pada pertengahan Februari 2012 mengatakan, Kementerian Pertahanan menargetkan pembangunan 14 kapal cepat rudal (KCR) untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia selesai pada 2014.

Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 44 KCR hingga 2024 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan-gangguan.

"Setidaknya dibutuhkan 44 kapal hingga tahun 2024 untuk keperluan penegakan hukum di laut, termasuk pengamanan terhadap pencurian terhadap kekayaan alam Indonesia, dan mencegah penyelundupan," kata dia. (KR-LNO/A013)(Antara)
0

Bakorkamla Luncurkan Kapal Patroli Senilai Rp 60 Miliar

16 April 2012, Batam: Jika tidak ada aral melintang, Rabu (25/4/2012) mendatang, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Republik Indonesia akan meresmikan pengoperasian sebuah kapal patroli pertama yang berukuran 48 meter.

Kabag Persidangan, Humas dan Protokol (PHP) Bakorkamla Kolonel (KH) Edi Fernandi mengatakan bahwa pengoperasian kapal yang ditujukan untuk mendukung pengamanan di perairan Indonesia tersebut akan diresmikan langsung Ketua Bakorkamla RI, Menko Polhukam Djoko Suyanto, di galangan kapal PT Palindo Marine Batam.

Peluncuran kapal itu juga akan dihadiri pejabat 12 stakeholder Bakorkamla dan pemerinatah daerah setempat.

Sebelumnya Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, pada melihat dari dekat proses pengerjaan kapal tersebut. Kapal senilai Rp 60 miliar yang mulai dikerjakan sejak November 2011 menggunakan mesin berkecepatan 22 knot per jam dan mampu mengantisipasi cuaca yang terbilang ekstrim di laut.

"Dengan kecepatan tersebut, kapal ini mampu bergerak hingga batas 200 mil laut (sekitar 370 kilometer) dari lepas pantai sehingga efektif untuk pengamanan laut di perairan Indonesia," terang Didik.

”Kalau ukuran 48 meter jauh lebih berani dan aman menghadapi cuaca,” pungkasnya. Kapal ini bermesin penggerak 3 buah masing-masing bertenaga 1400 HP, berbadan bawah kapal baja dan berbadan atas kapal aluminium dan direncanakan diawaki 35 anak buah kapal (ABK).

 
- sumber Tribun News -