Showing posts with label PAL. Show all posts
Showing posts with label PAL. Show all posts
0

PT PAL Akan Buat Kapal Perang di Tanggamus

Lampung | PT PAL Persero berencana membuat kapal perang di Tanggamus melalui industri maritim.

Hal itu diungkapkan Firmansyah, Direktur Utama PT PAL yang meninjau demaga Kota Agung serta lokasi kawasan industri maritim. Dan selama ini BUMN tersebut cenderung memproduksi kapal untuk kepentingan militer.

"Bisa nanti di sini kami buat kapal perang karena PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kapal," kata Firmansyah, Kamis (28/2/2013).

Ia mengaku jika PT PAL memang memperluas tempat produksi dan Tanggamus jadi lokasi utama pengembangan perusahaan. (Tri Yulianto)

  ● Tribunnews  
0

PAL INDONESIA: Patok Pendapatan 2013 Rp 1,5 Triliun

http://www.bisnis-jatim.com/wp-content/uploads/2012/12/pal.jpgSurabaya | PT PAL Indonesia pada 2013 memproyeksikan pendapatan menjadi Rp 1,5 triliun dengan menggenjot jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal, atau naik 250% dibandingkan pendapatan tahun ini hanya senilai Rp 600 miliar.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut tahun depan berpotensi mendongkrak pendapatan, menyusul besarnya peluang di bidang pemeliharaan dan perbaikan (harkan) maupun pembuatan kapal baru.

Menurutnya, sepanjang tahun ini divisi harkan kapal mengontribusikan 45% terhadap total pendapatan PAL yang mencapai Rp 600 miliar.

“Tahun depan kami memproyeksikan kenaikan revenue menjadi Rp 1,5 triliun. Divisi harkan masih akan menjadi tulang punggung, selain pembuatan kapal niaga, kapal perang dan rekayasa umum (komponen industri minyak dan gas bumi),” ujarnya saat ditemui Bisnis di kantornya, kemarin (29/12).

Firmansyah optimistis pada 2013 mampu mencapai kinerja sesuai yang direncanakan, mengingat kini mendapat sejumlah proyek yang akan dirampungkan tahun depan. Diantaranya dua unit tanker pesanan Pertamina masing-masing berbobot 17.500 dead weight ton (DWT) dengan harga US$ 25 juta dan US$ 24,8 juta.

Divisi rekayasa umum (general engineering/GE) juga tengah merampungkan pengerjaan platform untuk pemboran minyak lepas pantai pesanan Petronas senilai US$46 juta. Perusahaan migas asal China CNOOC juga memesan komponen yang sama untuk pemboran minyak di Madura seharga US$42 juta.

“Platform pesanan CNOOC kami kerjakan bersama perusahaan asal China, maka nilai kontraknya dibagi dua masing-masing memperoleh US$ 21 juta,” tutur Firmansyah.

Dia menambahkan peluang lain masih terbuka lebar berupa pembuatan dan harkan kapal dari dalam maupun mancanegara. Untuk itu, bagian pemasaran PAL tahun depan disebutkan akan lebih proaktif mencari order.

Upaya tersebut akan dibarengi dengan pembenahan manajemen, agar PAL dapat bangkit kembali sesudah tahun lalu mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah.

“Kami optimistis pada 2013 sudah mampu menangguh untung, tahun ini pun [dengan pendapatan Rp 600 miliar] kami sudah bisa membukukan laba usaha kendati masih sangat kecil,” paparnya. (sms)


0

★ Menanti Kapal Selam Indonesia

Tak lama lagi, kejayaan Hiu Kencana akan kembali. Cakra dan Nanggala tak lama lagi akan mendapat teman, seiring dengan makin nyatanya rencana kerjasama PT PAL dengan galangan DSME Korea Selatan berdasar skema JOA (Joint Operations Agreement).

Projek kapal selam Indonesia

Berdasarkan kunjungan Wamenhan ke PT PAL pada 28 Desember 2012 lalu, sudah mulai ada sedikit sinar terang mengenai perkembangan proyek kapal selam Type-209 DWT 1.400 ton untuk TNI-AL. Dari kontrak awal sebanyak 3 kapal selam, dirinci bahwa kapal selam I dan II akan dibangun di galangan DSME, sementara untuk kapal selam ketiga modulnya akan dibangun oleh DSME, sementara final joint (penyambungan antar modul / segmen) akan diselesaikan oleh PT PAL.

Menanti Kejayaan Kembali Armada Hiu Kencana RI

Mengingat krusialnya proses tersebut, maka proses ToT (Transfer of Technology) menjadi sangat penting. Apalagi PT PAL belum pernah melakukan rekayasa rancang bangun kapal selam sebelumnya. ARC sebelumnya memberitakan bahwa PT PAL telah menyiapkan sejumlah tenaga kerja yang akan melakukan OJT (On Job Training) ke DSME. Tak tanggung-tanggung, 416 orang teknisi PT PAL akan dikirim untuk melakukan observasi dan belajar pada saat kapal selam I dan II dibangun di DSME, lebih banyak dari jumlah 186 yang diberitakan sebelumnya.

Menanti Kejayaan Kembali Armada Hiu Kencana RI

Bagi yang sedang mencari lowongan pekerjaan dan memiliki kualifikasi teknik khususnya desain dan produksi, ada kabar gembira. PT PAL masih membutuhkan 254 orang tenaga kerja baru untuk engineering, technician / foreman, dan worker.

Untuk menyiapkan sejumlah orang dan fasilitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi kapal ketiga ini dibutuhkan anggaran sebesar US$ 215,2 Juta, yang terbagi USD 29,8 juta untuk manpower, USD 149,9 juta untuk fasilitas dan perlengkapan produksi yang meliputi 11 workshop, 8 instalasi, perlengkapan produksi dan ujicoba.

Menanti Kejayaan Kembali Armada Hiu Kencana RI

Lebih jauh lagi, PT. PAL juga sudah menyiapkan lokasi tempat pembangunan  kapal selam III. Lokasi yang disiapkan itu berada di Sektor B Galangan PT. PAL.

Apabila semua pihak berkomitmen untuk mendukung proses ini, PT PAL sejak jauh hari sudah menyatakan sanggup untuk menyiapkan segala aspek teknis dalam rangka pembangunan kapal selam ketiga. Komitmen tersebut dibutuhkan untuk menjaga agar kapal selam U-209 DWT 1.400 ton ini dikerjakan sesuai dengan jadwal, yaitu kapal I selesai pada 2016, kapal II pada pertengahan 2017, dan kapal III pada pertengahan 2018. Mari sama-sama kita doakan bersama agar kejayaan Hiu Kencana bisa kembali.


 ARC
0

★ 2013, PT.PAL Serahkan KCR dan 2 Buah Tug Boat Pesanan TNI-AL

Surabaya Di penghujung tahun 2012, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi galangan kapal nasional PT. PAL di Surabaya Jawa timur. Wamenhan rupanya ingin mengetahui progress pembuatan kapal perang pesanan TNI-AL. Seperti diketahui, sepanjang 2012, Kementrian Pertahanan telah memesan sejumlah kapal kepada PT. PAL. Diantaranya KCR-60, Kapal Tunda, Perusak Kawal Rudal serta kerja sama pembuatan Kapal Selam dengan Korea Selatan.

Untuk KCR-60M, progresnya boleh dibilang masih pada jalurnya. Namun, melihat presentasi yang diberikan oleh PT. PAL, progresnya justru lebih cepat dari yang direncanakan. Hingga bulan November 2012, kemajuan produksi telah mencapai 43 % lebih dari semula yang direncanakan 34,7%. Jika tidak ada aral melintang, pada Desember 2013, KCR-60M sudah melaut.


Namun demikian ditemukan juga sejumlah kendala dalam pembangunan KCR-60M. Yaitu, General Arrangement yang menjadi lampiran kontrak ternyata belum memenuhi opsreq TNI AL dan baru dapat disepakati pada bulan September 2012. Lalu pada Maret s/d Mei 2012, baru diproses persetujuan BKI (biro klasfifkasi Indonesia) untuk gambar konstruksi kapal. Dan juga adanya permasalahan daftar kebutuhan pembelian steel plate & profil yang baru dapat dikonfirmasi oleh vendor (PT.KS dan vendor LN), dengan jadwal kedatangan di PT. PAL INDONESIA bulan November dan Desember 2012. Selain itu disarankan juga pengadaan combat system dapat diputuskan anggarannya, sehingga proses desain platform dan combat system dilakukan bersamaan.


Sementara untuk kapal tunda, justru PT. PAL akan mengalami kemunduran jadwal serah terima. Awalnya, serah terima kapal pertama akan dilakukan pada bulan April 2013, dan terpaksa mundur hingga 15 Juli 2013. Permasalahannya adalah Steel Plate yang rencana awal menggunakan material stock, ternyata pada saat Blasting painting terdapat beberapa cacat/ pitting. Sehingga harus diganti dengan pembelian steel plate baru. Plate pengganti mulai datang pada awal Desember 2012 secara bertahap. Selain itu, terdapat pula kesulitan untuk mendapatkan tenaga Sub kontraktor.



Namun demikian, pada proyek Tug Boat ini sudah terlihat bentuk kapalnya. Bagian haluan dan dek kapal sebagian sudah selesai dibuat.




ARC
0

Lika Liku Proyek PKR 10514

Maket PKR 10514 PT PAL 2012 (Foto Berita HanKam)
Jakarta - Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak pembelian 1 unit Kapal Perusak Kawal (PKR) 10514 senilai total USD 220 juta atau sekitar Rp 2,06 Triliun dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda.

Kontrak ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek wakil DSNS di Kantor Kemhan pada 5 Juni 2012.

Hadir dalam acara ini Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir Muhamad Firmansyah Arifin.

Pemerintah Indonesia sedikitnya harus membelanjakan 75 juta euro atau sekitar Rp 750 miliar untuk mempersenjatai PKR. Satu unit PKR lengkap dengan persenjataan sekitar Rp 2,810 triliun.

Model PKR 10514 PAL di IndoDefence 2010 (Foto Berita HanKam)

Proyek Kapal PKR 10154 didaulat sebagai Joint Production (Kerjasama Produksi) antara DSNS dan PT. PAL. PKR akan dibangun di tiga tempat, Vlissingen dan Galatz, Belanda dan terakhir di rakit di PT PAL. Kapal direncanakan diterima pada awal tahun 2017. DSNS akan melakukan alih teknologi dalam kontruksi desain dan pembangunan kapal PKR 10514 kepada PT PAL. PT. PAL hanya mendapatkan 3 persen dari nilai kontrak US$ 220 juta atau sekitar US$ 6,6juta.

Sumber di PT PAL dihubungi Berita HanKam menyatakan Joint Production ini, tidak lebih menjadikan PT PAL sebagai tukang rakit atau tukang lem kapal. Tidak memberikan manfaat besar bagi PT PAL dibandingkan pembelian kapal Landing Platform Dock (LPD) dari Korea Selatan.


Ditambahkannya, lebih menguntungkan bagi PT PAL bila Kemhan memilih Orizzonte Sistemi Navali dari Italia. Kapal akan dirancang bersama oleh kedua perusahaan dan dibangun sepenuhnya di PT PAL. Pihak TNI AL sebagai pengguna lebih memilih kapal rancangan Orizzonte Sistemi Navali serta kapal sudah dalam kondisi dipersenjatai. DSNS telah memamerkan dua kali maket model PKR 10514 pada Indo Defense 2010 dan 2012. Pada bagian haluan dan buritan kapal persenjataan yang dipasang mengalami perubahaan.


PKR yang diidamkan TNI AL dan memberikan manfaat besar dalam hal alih teknologi untuk PT PAL. (Foto Berita HanKam)

Rudal permukaan-ke-udara MICA dengan sistem penembakan masih memakai sistem VLS. Bofors ASW Rocket launcher SR375A dihilangkan digantikan dengan CIWS Oerlikon Millennium 35 mm Naval Revolver Gun System. Sistem CIWS Phalanx dipasang di bagian buritan dihilangkan. Sistem peperangan anti-kapal selam mengandalkan torpedo dan helikopter anti-kapal selam.


Model PKR rancangan PAL pada IndoDefene 2008 (Foto Berita HanKam)

Pemerintah Indonesia telah memesan 4 korvet SIGMA dari DSNS sesuai Renstra TNI AL 2003-2013. Korvet Sigma I dan Sigma II dibeli saat kunjungan Menhan Juwono Sudarsono dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Slamet Soebijanto ke DSNS pada 14-18 September 2006. Korvet Sigma III dan IV direncanakan dibangun bekerjasama dengan PT PAL dalam rangka alih teknologi. DSNS membatalkan kerjasama ini dengan alasan PT PAL belum siap dan membangun sepenuhnya di Belanda. Keempat korvet telah dioperasikan oleh TNI AL Surabaya.


Berbagai Sumber



0

★ PAL INDONESIA Produksi Kapal Perusak Januari 2013

Gambar PKR 105 PAL
PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.


Maket PKR PAL pada IndoDefence 2012 (Foto Defense Studies)
“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.


Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Gambar KCR 60 M PAL
Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.
0

BJ Habibie Nostalgia ke PT PAL Indonesia

Putarkan Video Ainun-Habibie, Karyawan Nangis

Mantan Presiden RI BJ Habibie, Sabtu siang (10/11) kemarin bernostalgia ke PT PAL Indonesia. Di sana, kakek enam cucu itu, sempat memutar video yang berjudul Ainun dan Habibie. Cuplikan film yang akan diputar pada 20 Desember 2012 nanti, sempat meneteskan air mata karyawan PA PAL.

M NASARUDDIN ISMAIL, Surabaya

PT PAL Indonesia, tak lepas dari nama besar BJ Habibie, mantan presiden RI ke-3 itu. Sabtu siang kemarin, mantan Mensistek yang dulu membawahi industri strategis seperti PT PAL ini, bernostalgia di sana. Kakek enam cucu itu, diterima oleh Dirut PT PAL Firmansyah, beserta seluruh direksi lainnya.

Sisa-sisa masa kejayaan BJ Habibie juga masih terlihat di sana. Diantaranya gedung berlantai tiga yang nilainya ratusan miliar rupiah, masih nampak mangkrak. Gara-gara krisis moneter, gedung yang semula untuk ruang kerja karyawan PAL tersebut, hingga sekarang belum bisa diteruskan pembangunannya.

Tapi bukan itu yang menarik dalam kunjungannya kali ini. Sambil menunggu waktu penerbangan pulang ke Jakarta, dia memutarkan sebuah cuplikan video yang berjudul Ainun dan Habibie. Cuplikan film yang akan diputarkan di layar lebar pada 20 Desember 2012 nanti itu, diperankan oleh Bunga Citra Lestari yang memerankan almarhumah Ainun, isteri BJ Habibie dan Reza Herlambang yang memerankan BJ Habibie.

Cuplikan film tersebut, disimpan Habibe di dalam laptopnya. Di dalam tas jinjingnya yang dibawa kemana-mana ini, terdapat dua buah laptop. Satu yang berisi rekaman video dan satu lagi diantaranya berisi lagu kenangannya dengan Ainun. Cuplikan film itu sempat membuat beberapa direksi dan pejabat di PT PAL ikut mencucurkan air mata. Bahkan Habibie sendiri, mengusap matanya dengan selembar tisu. “Waduh sedih juga kalau menonton film Pak Habibie," tutur salah seorang karyawati PT PAL sembari mengusap wajahnya.

Cerita Habibie, film yang merupakan cuplikan dari bukunya itu, dishoting di Jakarta dan Jerman. Di antaranya terlihat hasil karya BJ Habibie, berupa pesawat di PT Dirganatara. Ada juga adegan yang menggambarkan betapa sayang Habibie terhadap isterinya yang tercinta.

Kadang-kadang dia kecup keingnya, dan ada juga adegan yang mengelus-elus rambut isterinya. Dari adegan tersebut, terlihat kalau ayah dua anak yang sudah dikaruniai enam cucu ini, sangat sayang kepada almarhum isterinya. Tapi gara-gara film tersebut, Habibie mengaku banyak dikritik teman-temannya termasuk almarhum adiknya sendiri. Bukan karena adegan porno, tapi isteri-isteri mereka iri dengan keseharian BJ Habibie.

Sebab, di dalam film tersebut menggambarkan betapa cinta sejatinya Habie terhadap Ainun, isterinya. Begitu juga sebaliknya. "Saya dikritik teman-teman, termasuk adik saya sendiri. Saya katakan, kalau ingin seperti kami, jadikan isterimu itu seperti ainun, baru anda sebagai Habibie," ceritanya, sembari tertawa lebar.

Sebelum memutarkan cuplikan filmnya yang berjudul Ainun dan Habibie tersebut, dia memutarkan lagu yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari. Syairnya ditulis oleh Meli Guslao. Dia mengutip dari bukunya.

Lagu yang berjudul Cinta Sejati tersebut, di antara syairnya berbunyi :

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara semalam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi disisimu
Kutunggu kau dikeabadian

Aku tak pernah pergi selalu ada dihatimu
Aku tak pernah jauh selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak menegaskan kucinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi disisimu
Kutunggu kau dieabadian.

Reff
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun inssan Tuhan pasti tau
Cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesucian cinta

Lagunya ini, dinyanyikan sendiri oleh Habibie di depan para direksi PT PAL, dan Rektor ITS Prof Dr Triyogi Yuwono. Agar bisa didengar oleh karyawan lain yang berada di ruang depan, lalu suara Habibie dipasang pengeras suara.

Berkat lagunya ini pula, diakui BJ Habibie bukunya laku keras. Yang membeli kalangan anak-anak muda. Tapi hasil penjualan bukunya tersebut, bukanlah masuk ke kantongnya. Tapi digunakan untuk bea siswa anak-anak yang kurang mampu.

Ketika ditanya cita-citanya ingin membesarkan PT PAL saat itu, BJ Habie yang lazim disapa Eang Rudy ini mengatakan karena rasa sakit hati terhadap Belanda. Sebab, Belanda menjelek-jelekan bangsa Indonesia yang tidak bisa membuat apa-apa. "Saya ingin tunjukkan, bahwa orang Indonesia itu bisa. Buktinya bisa membangun kapal dan pesawat," cerita Habibie.

Sebab itu, dia ikut merasa prihatin melihat perkembangan dua perusahaan dibawah naungan BUMN tersebut. "Sekarang perlu kerja keras lagi, agar kejayaan masa lalu bisa diperoleh kembali," tuturnya.(*)


© JPNN
0

★ KCR 60 Produk Terbaru PAL

http://www.itoday.co.id/plugins/system/contentoptimizer/74db507fb6b0f464d4f49e708dfb3c6eb51c5517_400x300_Q50.jpegJakarta - PT. PAL kembali mengeluarkan kapal perang baru, kali ini Fast Attack Craft Missile-Kapal Cepat Rudal (KCR-60), sebuah kapal perang yang mampu membawa rudal.

Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.

"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.

PT PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.

PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karena BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.

Prototipe KCR 60M PAL (Foto ARC)
Tidak hanya itu, PAL mengkalim konsumsi bahan bakar KCR-60 lebih irit dari pada kapal sekelasnya, dengan kecepatan maksimal 28 knot.

"Kapal ini mampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.

Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.

Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS).


© Itoday
0

PT. PAL Cari Ahli Kapal Selam

Changbogo Submarine
(Foto DSME)
Surabaya - PT. PAL Indonesia bekerjasama dengan DSME Daewoo sedang menseleksi 206 orang insinyur untuk dijadikan sebagai ahli pembuat kapal selam dan bagian produksi kapal.

Manajer Humas PT PAL Indonesia, Bayu Wicaksono, mengatakan bahwa dari 206 orang tersebut akan dipilih 120 sebagai perancang kapal selam dan 186 lainnya di bagian produksi. Sebanyak 20 orang di antara mereka akan memiliki kwalifikasi sebagai desainer.

Menurut Bayu, mereka yang lolos selesksi akan dilibatkan langsung dalam pembuatan kapal selam di Korea Selatan. "Istilahnya learning by doing. Belajar sambil bekerja," katanya Selasa sore, 6 Nopember 2012.

Selama tiga hingga empat tahun mendatang mereka akan terlibat dalam pembuatan tiga kapal selam. Dua kapal selam dibuat di Korea. Pembuatan kapal selam ini dilakukan secara transfer teknologi. "Jika mereka sudah ahli maka satu kapal selam kemudian dibuat di PT PAL," ujar Bayu.

Bayu mengatakan bahwa proses seleksi saat ini masih terus berlangsung. "Orang Korea sudah ada di sini sejak bebeapa waktu lalu," ucapnya. Sebanyak 120 orang yang dipilih sebagai perancang kapal selam akan dikirim ke Korea secara bertahap karena proses pembuatan kapal selam juga dilakukan secara bertahap.

Tahap pertama dimulai dengan membuat desain. Kemudian diikuti tahap enjinering, serta tahap berikutnya pemasangan persenjataan. Bayu menjelaskan bahwa yang melakukan memorandum of understanding (MoU) dalam kerjasama tersebut adalah pemerintah Indonesia, yakni Kementerian Pertahanan dengan pemerintah Korea yang diwakili DSME Daewoo.

Sebelum kerjasama tersebut, kata Bayu, PT, PAL telah berpengalaman membuat landing platform dock (LPD) sepanjang 125 meter. Dua LPD dibuat di Korea dan dua lainnya di PT. PAL.

LPD yang dibuat di PT PAL bahkan sudah dimodifikasi. Desain pertama yang dibuat di Korea hanya bisa menampung tiga helikopter, tapi setelah dimodifikasi di Indonesia bisa memuat lima helikopter.

Pada saat poyek LPD, kata Bayu, PT. PAL mengirim para pekerjanya ke Korea untuk melakukan transfer teknologi. Setelah paham dan mengusai ilmunya pembuatan LPD dilakukan di PT. PAL.

PT PAL memperoleh dana penyertaan modal negara senilai Rp 1,2 triliun. Sebanyak Rp 648 miliar di antaranya telah dikucurkan pada 2011 dan sisanya Rp 600 miliar masih belum dikucurkan. Tiga kapal selam ini diperkirakan selesai sekitar tahun 2016.


© Tempo
0

Bikin Kapal Selam, PT PAL Berguru ke Korea Selatan

PT PAL sudah mempersiapkan karyawan untuk dikirim ke Korea Selatan. 

KSRI (Foto Formil Kaskus)
PT PAL Indonesia menggandeng Korea Selatan untuk melakukan transfer pengetahuan mengenai perkapalan. Selain itu, Korsel juga digandeng terkait akan dilakukannya pembangunan tiga unit kapal selam untuk TNI AL.

"Dalam waktu dekat, kami mengirim karyawan untuk bekerja sama dengan Korea membangun kapal selam melalui sistem learning by doing," kata Dirut PT PAL, Firmansyah Arifin.

Disebutkan, ada sejumlah karyawan akan dikirim ke Korea Selatan dalam rangka kerjasama memproduksi alutsista. Itu, lanjutnya, melibatkan Kementerian Pertahanan kedua bangsa. Kemenhan, selanjutnya memberi kesempatan kepada PT PAL untuk melaksanakan tugas tersebut.

Sedangkan Humas PT PAL, Bayu Wicaksono, mengungkapkan pengiriman karyawan diawali dengan proses penjaringan. PT PAL sudah memilih karyawan yang layak untuk disertakan dalam transfer pengetahuan di Korea.

"Saat ini DSME Daewoo perusahaan yang ditunjuk pemerintah Korea masih menyeleksi penerimaan. Pengumumannya kami belum tahu, tetapi kuota yang ditetapkan sebanyak 120 pegawai," ungkapnya.

Jumlah itu akan dikirim dalam beberapa gelombang. Selama di Korea karyawan PT PAL mendapat tugas melakukan alih teknologi untuk membangun kapal selam untuk kebutuhan TNI-AL.

PT PAL menyebut, informasi dari Kemenhan RI, sebanyak tiga kapal selam akan dimiliki TNI-AL. Dua kapal selam dengan type DSME 209 dibangun di Korea, sedangkan satu kapal selam lainnya dibangun di Surabaya.

"Ini adalah pengalaman pertama kami membangun kapal selam, setelah sebelumnya kami berpengalaman meng-overhaul (merakit) dua kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala,” jelasnya.

Kapal selam yang akan dibangun PT PAL dilakukan setelah dua kapal selam selesai dibangun di Korea. Karena seluruh komponen dan teknologi yang dijalankan di Korea akan diwujudkan di Indonesia.

"Karyawan kami tidak membangun on table, tetapi langsung praktek merakit kapal selam. Dari hasil praktek itu akan diimplementasikan saat membangun di Surabaya," jelasnya.



© Viva.Co
0

★ KCR Jadi Andalan Pertahanan Laut RI

Ilustrasi KCR 60m PAL (incoherent)
Kapal cepat rudal (KCR) yang dipesan pemerintah dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, segera diserahterimakan. Keberadaan kapal jenis tersebut penting untuk pengamanan wilayah laut.

Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secara besar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.

Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,” sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap, kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).

”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,” ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat. ”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapa-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,” terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia, Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.

PC-48 m Palindo
”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. ”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,” sebut dia.

Kapal ini, kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton, dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.

KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.

Hingga 2024, TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini. Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara. Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp 75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.

 Kemandirian Alutsista

Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67, 5 Oktober lalu, itu mengatur sinergi antar industri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.

Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,” beber dia.

0

Irak Akan Borong Senjata dari Indonesia

 Irak Akan Borong Senjata Pindad, PAL dan PT DI

Industri pertahanan Irak-RI mulai dibahas insentif pada 2008.

Senjata produksi Indonesia sesungguhnya sudah diakui dunia. Banyak negara yang membeli termasuk Irak, negeri 1001 malam yang masih bergolak sepeninggal Sadam Hussein. Proses penjajakan jual beli senjata dengan negeri itu sudah dimulai semenjak masa pendudukan Amerika berakhir pada 2003 lalu.  Sesudah melewati proses yang panjang,  Irak akhirnya memutuskan siap memborong senjata produksi Indonesia.

Kisah penjajakan jual beli senjata dengan Irak itu dituturkan Direktur Utama PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews.com. Komunikasi dengan pemerintah Irak, katanya, sudah berlangsung lama. "Komunikasi saat itu baru sebatas penjajakan tentang kerjasama berbagai hal," katanya. Adik menjadi Ketua Tim Koordinator Kerjasama Industri Pertahanan ini dengan Irak.

Puncak dari negosiasi itu adalah ketika Perdana Menteri Irak berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dia datang untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Sesudah itu negosiasi kemudian dilakukan di level teknis.

Adik dan timnya baru pulang dari Irak empat hari sebelum Lebaran kemarin.

"Alhamdulilah Irak serius dan tidak hanya dengan Pindad, melainkan dengan seluruh industri militer di Indonesia," kata Adik.

Irak memang berencana membeli alutsista dalam jumlah besar dari sejumlah industri strategis di Indonesia. Tidak hanya Pindad, tapi  PT PAL Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia, serta beberapa sentra industri kemiliteran lain.

Berapa jumlah senjata yang akan diborong? Adik  belum bisa mempublikasikannya. Tapi jenis senjata yang akan dibeli sudah ada dalam daftar. Adik sendiri yakin Irak akan berpaling ke Indonesia dalam hal kerjasama industri militer.(umi)

 Alasan Irak Taksir Senjata Buatan Indonesia

Produk-produk Pindad secara khusus dilirik oleh Irak dan Iran.

Industri pertahanan Indonesia mulai menggeliat dan menjadi perhatian sejumlah negara di dunia. Tak hanya negara di Asia Tenggara, kini senjata serta beberapa produk dari PT Pindad mulai masuk ke sejumlah negara di Afrika Asia Timur.

Hal itu diungkapkan secara khusus oleh Direktur Utama PT Pindad Adik Afianto dalam perbincangan dengan VIVAnews pekan lalu. Adik mengatakan, saat ini PT Pindad gencar melakukan program promosi ke sejumlah negara di benua Afrika.

Program promosi ini dilakukan sejalan dengan kegiatan pemerintah Indonesia yang mempromosikan produk dalam negerinya ke negara-negara itu.

"Kegiatan promosi kami lakukan dengan pemerintah. Karena pemerintah juga sekalian melakukan promosi ke beberapa negara terkait industri pertahanan yang ada di Indonesia," kata Adik.

Adik menyatakan, produk-produk Pindad secara khusus dilirik oleh Irak dan Iran. Apa alasannya, itu dikarenakan produk PT Pindad sangat sederhana serta berbobot lebih ringan dibanding produk lain sejenis.

"Dibandingkan dengan produk-produk Eropa, karakteristiknya berat di badan dan tidak ringan. Irak melihatnya bahwa senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," ungkap Adik. Penjajakan dengan negara Irak sebenarnya sudah dilakukan sejak pendudukan Amerika berakhir tahun 2003 lalu.

Tapi rupanya, tidak hanya Irak dan Iran yang sudah menaksir produksi buatan Indonesia. Uganda dan Timor Leste bahkan sudah masuk tahap penjajakan intensif.

"Kalau untuk Iran sejauh ini belum ada deal apapun, baru sebatas proses. Sedangkan yang sudah penjajakan intensif serta uji coba alat yakni Uganda dan Timor Leste. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan deal," kata Adik. (eh)

© VIVA.co.id
0

Special : Interview Bersama PT.PAL dengan tema KCR-60

Berita Armabar

Berikut Interviewnya :

KCR 60 M PT PAL

1. Apa kelebihan KCR-60 dibanding FPB-57 Nav V yang sebelumnya diproduksi PT.PAL? Dan apa pula kelebihan KCR-60 dibanding kapal sejenis dari luar negeri?

Kelebihan KCR-60 dibanding FPB 57, adalah sbb:

  • KCR-60 M dirancang dan dibangun secara mandiri oleh insan PT PAL berdasarkan dari pengalaman dalam membangun 12 unit kapal FPB 57 yang dirancang oleh Lurssen Jerman yang masih mengikat melalui design royalti, untuk itu PT PAL berusaha mengembangkan desain FPB 57 menjadi 60 m dengan tujuan kemandirian dibidang desain dan produksi tanpa royalti, pada tahun 2002 PT PAL juga pernah mengajukan proposal teknis Kapal Patroli Cepat Nasional 60 m (KPCN 60) ke TNI-AL. 
  • KCR 60 M mempunyai dimensi ukuran kapal lebih panjang dan lebih lebar, dengan displasemen yang lebih besar sehingga payload kapal lebih besar, mempunyai sarat kapal lebih rendah sehingga badan kapal yang tercelup air lebih sedikit dapat mengurangi tahanan kapal. 
  • KCR 60 M mempunyai daya mesin utama yang terpasang lebih kecil 27 %, sehingga akan mengurangi berat kapal dan mengurangi biaya operasional karena konsumsi bahan bakar lebih sedikit. 
  • KCR 60 M mempunyai bentuk superstructure yang lebih ergonomis yang mengacu ke desain Stealth.

Kelebihan 

KCR-60 dibanding kapal sejenis dari luar negeri, sbb:

Untuk perancangan kapal baru sekelas KCR 60 M masing-masing galangan diluar negeri mempunyai keunggulan dan karakteristik perancangan sendiri berdasarkan pengalaman dan kebutuhan dari user dalam operasional. Karena KCR 60 M adalah jenis kapal perang yang harus dijaga kerahasiaannya sehingga sangat wajar bila dirancang dan dibangun oleh Industri Pertahanan Nasional, disamping itu kebutuhan dan kehidupan dilaut dari crew kapal akan lebih dipahami oleh desainer nasional dalam menterjemahkan tata letak dari perancangan umum desain kapal tersebut, dengan pertimbangan tersebut sehingga dalam mendukung pengadaan Alutsista diperlukan kemandirian nasional.

2. Berapa lama proses perancangan dari KCR-60 ini? Dan apa keunggulan dari rancangan tersebut?

Bentuk KCR 60 dirancang dan didisain oleh tim desain PT PAL dimana beberapa diantaranya adalah desainer-desainer muda yang mempunyai ide kreatif yang masih segar. Melalui software untuk desain kapal yang diakui di dunia perkapalan, stabilitas KCR 60 diperhitungkan dari segala kondisi muatan sesuai dengan kriteria stabilitas yang dikeluarkan oleh IMO.

Kajian seakeeping
KCR 60 juga diperhitungkan secara detail terutama dari segi kenyamanan personil sampai dengan kemampuan beroperasi peralatan system persenjataan yang nantinya terpasang di dalam kapal pada saat kondis kapal operasi patrol.

Proses perancangan KCR 60 M yaitu perancangan : pada tahap Basic Design termasuk proses pengujian di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia – BPPT (LHI – BPPT) di Surabaya, tahap Key Plan termasuk approval gambar ke Biro klasifikasi, tahap Yard Plan, kemudian tahap Production Drawing, sehingga total ± 10 bulan. Melalui diskusi yang terus menerus antara desainer PAL dengan LHI BPPT dan pabrikan mesin dan propeller, maka keunggulan dari rancangan KCR 60 m yang dirasakan adalah telah didapat dari perhitungan di software dan pengujian model di laboratorium hidrodinamika kapal tersebut dapat mampu mencapai kecepatan yang diinginkan sesuai dengan power mesin yang terpasang dan kapal mempunyai performance baik dapat bertahan sampai tinggi gelombang signifikan 2 m (termasuk di dalam kriteria sea state 4).

3. Boleh minta dijelaskan spesifikasi umum dari KCR-60?

Ukuran utama KCR 60, sebagai berikut:
Panjang keseluruhan : ± 59.80 m,
Lebar : ± 8.10 m,
Tinggi pada tengah kapal : ± 4.85 m,
Sarat muatan penuh : ± 2.60 m
Kecepatan maksimum : ± 28 knot.
Ketahanan dilaut : ± 9 hari
Daya jelajah : ± 2400 Nm
Crew : 43 orang

4. Seperti pernah bapak jelaskan untuk KCR-60 ini, PT. PAL membuat platform saja dulu. untuk systemnya nanti akan ditentukan kemudian. nah, menurut bapak sendiri, kira2 system dan persenjataan sebaiknya dari mana? Apakah kembali menggunakan Thales?

Ilustrasi KR 60 M PAL (gambar incoherrent)

Kapal KCR 60 ini didesain sudah mempertimbangkan peralatan system persenjataannya / combat system (payload) yang akan dipasang, yaitu pertimbangan berat, ruangan/space, power supply, dll. Untuk pemilihan maker/type peralatan system persenjataannya akan bergantung pada user karena peralatan system persenjataannya tersebut merupakan peralatan strategis TNI-AL.
Sumber dipostkan oleh Audrey