0

Indonesia-Malaysia Terhubung Kabel Bawah Laut

Terdiri dari dua pasang serat yang dirancang menyediakan setidaknya 1,28 Tbps.

Jaringan kabel bawah laut (fujitsu.com)

VIVAnews - Pembangunan konstruksi jaringan kabel bawah laut sepanjang 400 kilometer mulai dari Batam-Dumai-Melaka (BDM) yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia secara langsung, telah selesai.

Sistem kabel BDM terdiri dari dua pasang serat yang dirancang untuk menyediakan setidaknya 1,28 Tbps, dengan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing, (DWDM) dan memiliki kemudahan untuk dapat dilakukan upgrade.

BDM menghubungkan kedua negara dengan dua rute, yaitu Melaka-Batam dan Dumai-Melaka. Untuk Landing station di Malaysia disediakan oleh Telekom Malaysia, dan dua lainnya yang berada di di Indonesia oleh operator XL.

Sistem kabel BDM akan melengkapi sistem jaringan dengan kapasitas bandwidth besar yang tersedia di kawasan Asia Tenggara ini. Dengan kapasitas bandwidth yang besar dan teknologi transmisi berkualitas tinggi, sistem jaringan ini diharapkan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap percepatan pembangunan ekonomi, industri, dan budaya di kedua negara.

"Saat ini, permintaan layanan data terutama untuk mobile internet berkembang dengan cepat. Pelanggan menuntut akses internet yang lebih baik, lebih cepat, dan bisa diandalkan. Kerjasama dalam membangun Batam- Dumai-Melaka Cable System akan mendukung tujuan kami untuk memberikan layanan data yang lebih baik kepada pelanggan kami," papar Senior VP Business Strategy & Partnership XL, Johnson Chan, dalam siaran persnya, Jumat, 30 Desember 2011.

Sistem ini merupakan kerjasama PT XL Axiata Tbk bersama dengan Telekom Malaysia Berhad serta PT Mora Telematika Indonesia. Mereka sepakat untuk membangun sistem BDM yang akan menyediakan interkoneksi dengan sistem jaringan utama yang menghubungkan Eropa, Amerika, Afrika, dan bagian lain di Asia melalui Malaysia.



VIVAnews
0

IPB canangkan lima riset unggulan pada 2012

Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto (Foto ANTARA)

Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menyambut 2012 dengan pencanangan lima riset unggulan, yang diharapkan dapat mewujudkan motto "Mencari dan Memberi yang Terbaik", serta memperkuat peran dalam pembangunan bangsa.

"Pada 2012, kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas riset sebagai komitmen partisipasi IPB dalam pembangunan bangsa," ujar Prof Herry Suhardiyanto MSc pada Diskusi Akhir Tahun IPB di IICC Kota Bogor, Jumat.

Diskusi refleksi akhir tahun tersebut dihadiri seluruh pucuk pimpinan IPB. Selain dihadiri Rektor Prof Herry Suhardiyanto, hadir pula empat wakil rektor, Ketua Majelis Wali Amanat Prof Dr Didik J. Rachbini, Ketua Dewan Guru Besar Prof Dr Endang Suhendang, Sekretaris Senat Akademik Prof Dr Suryo Adiwibowo, serta para dekan.

Diskusi ini mengangkat tema "Aktualisasi Peran IPB dalam Implementasi Paradigma Baru Pembangunan yang Berkedaulatan, Berkeadilan, dan Berkelanjutan".

Menurut Prof Herry Suhardiyanto, pihaknya telah menetapkan lima isu sebagai prioritas bagi dosen dan mahasiswa IPB dalam melakukan riset ke depan.

Kelima isu tersebut, lanjut Prof Herry Suhardiyanto, yaitu pangan, energi, ekologi dan lingkungan, pengentasan kemiskinan, dan biomedis.

Prof Herry mengutarakan, penguatan lima isu dalam penelitian IPB ke depan diharapkan dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa, baik pada bidang pertanian maupun bidang-bidang lainnya.

"Sangat penting bagi Indonesia untuk melakukan reorientasi paradigma dan strategi pembangunan yang dapat mendukung penguatan sektor pertanian, yang masih menjadi tumpuan hidup sebagian masyarakat," tegasnya.

Merujuk pada catatan IPB, hingga 2011, dari total angkatan kerja sebanyak 109 juta jiwa, 39,33 juta diantaranta masih bergantung pada sektor pertanian alias sekitar 37 persen.

Sementara itu sektor yang memiliki pertumbuhan lebih tinggi dari sektor pertanian dan berkontribusi besar terhadap PDB (sektor industri dengan share terhadap PDB hampir 30 persen) ternyata hanya mampu menyerap 12,5 persen angkatan kerja yang ada.

"Tahun-tahun mendatang merupakan momentum yang sangat penting dalam menentukan perjalanan bangsa. Strategi pembangunan yang berbasis pada sumberdaya alam terbarukan, dimana pertanian menjadi pilar pokoknya masih sangat diharapkan peran signifikannya," demikian Prof Herry menjelaskan.(ANT-053/M027)



Antaranews
0

Anies: Gunakan Internet untuk Merajut Masa Depan

DHONI SETIAWAN/KOMPAS IMAGES - Penggagas "Indonesia Mengajar" yang juga Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.

JAKARTA, KOMPAS.com — Rektor Universitas Paramadina Dr Anies Baswedan mengatakan, para pemuda seharusnya menggunakan media sosial di internet untuk merajut masa depan, bukan sekadar menjalin relasi masa lalu.

"Bagi anak muda, internet tak boleh sebatas merawat relasi masa lalu, internet harus jadi alat untuk merajut masa depan," kata Anies yang juga Pendiri Gerakan Indonesia Mengajar melalui akun Twitter-nya di Jakarta, Kamis (29/12/2011).

Menurut dia, merugilah anak muda yang menggunakan internet sekadar untuk melanggengkan pertemanan di bangku SD, SMP, SMA, dan kuliah seperti banyak dilakukan anak muda yang sangat gandrung pada Facebook, Friendster, atau media sosial internet lainnya, termasuk messenger, hingga milis (mailing list-red).

Anak muda seharusnya rajin membangun jaringan masa depan, termasuk dengan memanfaatkan internet dan membuat jejaring dengan para pemuka di berbagai bidang di belahan bumi mana pun.

"Sudahkah bangun networking dengan para ahli terkemuka di bidang Anda? Ikutkah Anda di milis-milis dunia atau ’virtual exchanges’ di bidang Anda?" katanya.

Gunakan internet untuk mendekatkan diri dengan pusat-pusat kemajuan, ujarnya, bukan sebaliknya malah mengisolasi diri dalam lingkar pergaulan masa lalu.

Sebelumnya pada Pembukaan Pesta Blogger 2011, Anies juga pernah menyatakan harapannya kepada komunitas online agar dapat membangun optimisme bangsa melalui tulisan-tulisan di blog berhubung media "mainstream" Indonesia akhir-akhir ini dilanda pandangan bernada pesimis.

Menurut dia, pesimisme itu dapat dilawan oleh komunitas online di Tanah Air, khususnya melihat potensi pertumbuhan era digital yang kian tinggi di Tanah Air dan membuka kesempatan besar bagi generasi internet di Indonesia untuk membangun sisi optimisme bangsa.

"Dengan mengisi blog ataupun media sosial dengan pesan-pesan positif, kita memenuhi persyaratan untuk optimis. Cara pandang optimis selalu melihat kesempatan dalam kesulitan, berbeda dengan cara pandang pesimis yang selalu melihat kesulitan dalam kesempatan," ujar Anies.


KOMPAS

0

Outlook Teknologi Informasi Indonesia 2012 (Bagian I)

Jakub Krechowicz/sxc.hu - ilustrasi

Oleh: Dr. Dimitri Mahayana

Sekalipun fisikawan Denmark ternama, Niels Bohr (1885-1962), pernah berucap bahwa “prediction is very difficult, especially about the future”, namun atensi akan apa yang terjadi di esok hari takkan pernah surut.

Setidak-tidaknya, pertanyaan tentang apa yang akan terjadi dalam sektor teknologi informasi Indonesia pada 2012, kerap menghampiri penulis. Dari yang bersifat konseptual hingga sisi pragmatis bisnis-nya.

Ini menjadi kian menarik dibahas, manakala jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah tembus 50 juta, telah banyak mengubah tatanan. Bahwa teknologi informasi hari ini adalah keseharian yang masuk ranah consumer.

Teknologi informasi bukan lagi perangkat monopoli korporasi, atau sebagian golongan dengan akses kapital besar. Karena itu, mengabaikan consumer dalam semua kebijakan bisa menciptakan sebuah kesalahan besar.

E-Channel Revolution


Secara garis besar, ada empat poin utama --saling berkaitan-- yang akan terjadi tahun depan. Pertama, pergerakan mendatang akan terangkum dalam sebuah konsep bernama e-channel revolution atau revolusi berbasis layanan dunia maya.

Frase ini merujuk pada situasi mulai meluasnya dan mengakarnya aplikasi internet dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia. Dari mulai e-commerce, e-lifestyle, e-social, e-payment, e-banking, dan sejenisnya.

Ambil contoh Forum Jual Beli/FJB Kaskus.us atau tokobagus.com yang nilai transaksi bulanannya sudah demikian besar. Kita tak pernah mengira bahwa orang Indonesia akan jual-beli produk di internet secepat dan sedahsyat ini.

Bahkan, saya amati, generasi muda saat ini lebih mencari dan membeli produk berbasis rekomendasi koleganya di internet --sekalipun di lingkungan sekitarnya sudah ada toko konvensional yang menjual produk serupa.

Transaksi Elektronik


Demikian pula dengan sistem pembayaran elektronik. Kini lazim ditemukan, sekalipun di level pedagang ritel di Glodok, yang seluruh transaksinya dibayar oleh sebuah perangkat keypad (misalnya milik BCA) untuk mentransfer seketika.

Dua contoh ini menunjukkan bahwa pembayaran dan transaksi telah mengalami revolusi amat signifikan. Kepraktisan, kemudahan, kekuatan jejaring, keamanan, dan kecepatan, telah mengubah preferensi prilaku masyarakat Indonesia.

Revolusi ini tentu akan membahayakan mereka yang masih bergerak pada paradigma bisnis lama. Kita cukup terhenyak dengan kenyataan bahwa Aquarius Dago, toko kaset iconic Bandung sekian puluh tahun lamanya, juga harus ditutup!

Ini pertanda bahwa cara orang mengakses lagu dan film sudah berubah luar biasa. Mereka tetap mau mengeluarkan uang untuk menikmati tembang favoritnya, namun dengan cara digital dan sophiscticated seperti RBT/ring back tone.

Apakah kita kini mencari dan mereservasi hotel masih dengan mendatangi tempatnya? Banyak fakta di tahun ini menegaskan bahwa pencarian dan reservasi hotel semacam agoda.com justru lebih diminati, terutama oleh masyarakat urban.

Yang Kolot, Tergerus


E-channel revolution juga telah menggerus banyak perusahaan kolot, bahkan salah satu toko buku terbesar di Amerika pun, harus menerima kenyataan bahwa Amazon.com menyalipnya dan kini kokoh jadi toko buku terbesar di dunia.

Seluruh perubahan berbasis layanan digital ini akan kian menguat tahun depan di Indonesia. ‘Taring’-nya bahkan bakal makin tajam karena segala bentuk dan variasi layanannya makin banyak dan mungkin di luar imajinasi kita.

Kekuatan layanan penunjang hidup digital ini bisa juga makin mengakar karena perangkat pendukung semacam smartphone-pun makin terjangkau. Belum dengan fenomena komputer tablet yang mudah ditemukan di lingkungan kita.

Generasi GIMI


Prediksi penulis tentang generasi GIM (gadget internet mobile) di awal 2011 lalu, yang dinamis namun tetap terkoneksi, bukan hanya terbukti di lapangan, namun juga terjadi melampaui prediksi dengan fenomena iPad.

GIMI atau gadget internet mobile iPad and iPad like be adalah istilah yang lebih tepat ketika kita melihat bahwa masyarakat Indonesia semakin mudah dan nyaman saat mengakses internet kapan dan dimanapun.

So, tahun 2012 akan menunjukkan kian maraknya fenomena GIMI di Indonesia, sehingga menciptakan mata rantai yang kuat dalam mewujudkan e-channel revolution. Mereka yang masih konservatif, berhati-hatilah!

... Prediksi kedua: kejadian sedot pulsa tahun ini, akan berulang tahun depan, sekalipun dalam bentuk yang berbeda. Seperti apa? Nantikan dalam Outlook Teknologi Informasi Indonesia 2012 Bagian Dua ...

* Penulis adalah Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision.


KOMPAS

0

Telkomsel raih penghargaan dari Yahoo

Makassar (ANTARA News) - PT Telkomsel kembali meraih penghargaan Yahoo "Big Idea Chair Awards 2011" untuk kategori terbaik ROI Combine of Display and Search di tingkat Asia Pasifik untuk kampanye Telkomsel Siaga.

Dalam siaran pers di Makasssar, Kamis, Manager Marketing Area Pamasuka Jowvy Kumala mengatakan, kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dimenangkan, dengan diikuti puluhan partisipan untuk memperebutkan sembilan kategori sebagai yang terbaik.

Anugerah ini, kata dia, merupakan penghargaan atas ide kreatif dan pekerjaan luar biasa dalam komunitas kreatif online.

Telkomsel Siaga tampil terbaik berdasarkan kreativitas, eksekusi, dan hasil kampanye, dengan mengalahkan para kandidat lainnya yang berasal dari Hongkong, Taiwan, Korea, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Telkomsel Siaga lanjutnya adalah program berkesinambungan diselenggarakan setiap tahun dalam menjawab kebutuhan pelanggan seperti beribadah di bulan Ramadhan hingga Lebaran.

"Telkomsel Siaga menghadirkan beragam layanan, seperti konten Islami serta informasi mudik melalui layanan Peta Siaga," katanya.

Penyerahan penghargaan ini telah diberikan 8 Desember 2011 lalu di Epicentrum Taman Rasuna Jakarta.

Sebelumnya, Telkomsel telah memberangkatkan mudik gratis sekitar 5.000 orang melalui beragam moda transportasi seperti kapal laut 2.000 orang, kereta api 1.300 orang, bus 1.000 orang, pesawat terbang 600 orang, dan mobil pribadi 100 orang.(ANT-282/F003)


Antaranews
0

Mahasiswa UMY kembangkan alat deteksi curah hujan

Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Andi Kurniawan mengembangkan alat pendeteksi curah hujan tepat guna dengan biaya produksi yang terjangkau masyarakat.

"Alat itu menggunakan komponen-komponen sederhana dalam produksi, yaitu corong, penjungkit, mikrontroler, alat transmisi `wireless`, dan alat penampil data seperti komputer. Biaya produksi alat pendeteksi itu dapat diminimalisasi hingga sekitar Rp400 ribu," kata Andi di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, corong digunakan sebagai penampung pertama air hujan. Air hujan kemudian dialirkan ke penjungkit sehingga terjadi jungkitan saat volume air hujan yang tertampung di penjungkit telah mencapai jumlah yang ditetapkan. Jumlah jungkitan yang terjadi pada penjungkit tersebut kemudian dihitung oleh "Optocoupler" sebagai sensor.

Data berupa jumlah jungkitan yang dihitung "Optocoupler" itu akan diolah oleh mikrokontroler sebagai pengolah dan akan dikirimkan ke komputer secara "wireless". Data itu akan tersimpan secara otomatis di komputer sebagai data curah hujan.

"Pada alat tersebut saya menggunakan alat transmisi `wireless` jenis TRW 2.4G. Data curah hujan yang akan muncul juga diatur dengan satuan milimeter per jam yang bisa juga diubah sesuai dengan kebutuhan dan biaya," katanya.

Ia mengatakan alat itu diharapkan dapat dimanfaatkan secara luas oleh para petani dan masyarakat umum sehingga mempermudah pengukuran curah hujan.

Para petani dapat memanfaatkan alat tersebut untuk memperkirakan waktu tanam dan panen padi atau tanaman lain. Selama ini para petani cenderung menentukannya dengan tradisi yang telah ada secara turun temurun dengan melihat siklus curah hujan yang teratur.

"Namun, curah hujan saat ini mengalami siklus tidak menentu. Hal itu membuat petani kesulitan untuk memproduksi dengan kualitas terbaik karena tidak bisa lagi tergantung pada tradisi tersebut," katanya.

Ia mengatakan alat pendeteksi curah hujan tepat guna itu dapat membantu petani mengetahui data curah hujan untuk kepentingan pertanian. Selain biaya terjangkau, pengunaan alat pendeteksi curah hujan tepat guna itu juga cukup mudah serta tidak memakan waktu dan biaya tambahan.

"Dengan alat itu kita cukup melihat hasil pengukuran curah hujan di komputer tanpa melakukan proses apa pun, karena selama alat bekerja, data langsung secara otomatis tersimpan," katanya.(U.B015/M008)


Antaranews
0

Mengkudu Kurangi Kanibalisme Lele

BOGOR--MICOM: Tim mahasiswa Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian mengenai buah mengkudu yang mampu mengurangi sifat kanibalisme ikan lele.

Rilis Humas IPB di Bogor, Rabu (28/12) menyebutkan penelitian itu dilakukan oleh Ikbal Hadi sebagai ketua, dengan anggota Asep El Qusairi, Ruly Ratannanda, M Hasyim Al Abror, dan Rezi Hidayat.

Penelitian bertema "Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu Morinda Cirtifolia L Melalui Pakan Alami Terhadap Sifat Kanibalisme Benih Ikan Lele Clarias sp Pada Sistem Budidaya Intensif" itu dilakukan di bawah bimbingan dosen pendamping Ir Harton Arfah MSi.

Ikbal Hadi menjelaskan, ikan lele adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang masih menjadi primadona di Indonesia. Budi daya yang diperlukan dalam memenuhi tingginya tingkat kebutuhan ikan lele ialah usaha budi daya yang dilakukan secara intensif.

Namun, kata dia, masalah yang sering muncul pada usaha budidaya secara intensif ikan lele ialah tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele akibat sifat kanibalisme dalam kegiatan pembenihan. "Riset yang dilakukan oleh Hseu JR, pada juvenil ikan kerapu membuktikan bahwa kanibalisme dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi hormon serotonin pada otak," katanya.

Ikbal Hadi menjelaskan, peningkatan hormon serotonin ini juga diduga mampu mengurangi kecenderungan sifat agresif benih ikan lele untuk kanibal. Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium, mengkudu menunjukkan keunggulan luar biasa.

Mengkudu mengandung zat scopoletin yang berguna dalam peningkatan kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana serotonin diproduksi dan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon melatonin. (Ant/OL-04)


MediaIndonesia
0

Tim Pembuat Kapal Selam Indonesia Berangkat Januari

Changbogo kapal selam kelas U-209 milik AL Korea Selatan. (Foto: ROKN)

Jurnas.com
|
TIM Indonesia yang akan mengikuti proses pembangunan kapal selam di Korea Selatan akan berangkat Januaru mendatang. Tim yang berjumlah 50 orang itu akan mempelajari pembangunan kapal selam agar bisa mengaplikasikannya di Indonesia.

“Diperkirakan tim yang terdiri dari 50 orang itu akan berangkat Januari,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomblik) Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (23/12).

Dia menuturkan, pemberangkatan tim tersebut dalam rangka mengikuti proses alih teknologi sesuai kesepakatan dalam kontrak pengadaan kapal selam yang telah ditandatangani antara Kemhan dan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Tim tersebut akan mengikuti keseluruhan proses pembangunan hingga selesai dan kapal selam siap dikirim ke Indonesia.

“Sekitar 56 bulan, hingga kapal selam selesai,”katanya.

Sebelumnya, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan pada tahap pengadaan kapal selam yang pertama, SDM Indonesia melalui PT PAL akan dikirimkan ke Korea untuk melihat langsung pembuatan kapal selam tersebut. Sebanyak 50 orang teknisi dengan masa kerja yang masih panjang akan mengikuti proses ini.

Pada pengadaan yang kedua, para teknisi ini direncanakan mulai terlibat dalam pembuatan kapal selam. Sehingga pada tahap ketiga para teknisi Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri kapal selam.

Menurut Sjafrie, kebijakan dasar pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) harus memberi keuntungan dalam meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional salahsatunya dengan cara alih teknologi. Hartind menambahkan, pembelian kapal selam tersebut sudah sesuai dengan rencana strategis (renstra) dan blue print pertahanan untuk meningkatkan minimal essential forces.


Jurnas.com