0

Indra Sosrodjojo, Sesepuh Bisnis Software Indonesia

Indra Sosrodjojo (foto: dok. okezone)

JAKARTA - Banyak orang awam mengira bahwa bisnis software di Indonesia masih berusia muda, faktanya sektor bisnis ini di Indonesia sudah berlangsung hampir tiga dekade, dengan Indra Sosrodjojo sebagai salah satu tokoh dalam bisnis software di negeri ini.

Andal Software, adalah sebuah perusahaan lokal layanan software untuk enterprise. Awalnya bernama PT Grahacendekia Inforindo dan didirikan pada tahun 1988 oleh Indra Sosrodjojo yang kini menjabat sebagai Direktur Utama Andal Software.

Awalnya PT Grahacendekia Inforindo memberikan jasa perancangan sistem, konsultasi manajemen dan software house. Sejalan dengan perkembangan usaha softwarehousenya, maka pada tahun 1992 divisi software memperkenalkan nama dagang “Andal Software”. Sejak tahun 1992 Andal Software memusatkan bisnisnya pada pembuatan software paket untuk masal.

"Kami sudah menjalankan bisnis ini hampir lebih dari 20 tahun, dan Andal Software akan terus berjalan ke depan," ujar Indra Sosrodjojo kepada okezone.

Pria alumni Universitas Trisakti ini juga yakin, meski kondisi pasar saat ini masih didominasi oleh perusahaan software asing, namun potensi pasar perusahaan lokal masih cukup besar.

"Kalau kita melihat jumlah perusahaan software lokal yang saat ini berjumlah sekira 200 ribu, maka optimisme itu bukanlah sesuatu yang muluk," ungkap pria berzodiak Virgo ini.

Mantan pengajar di Binus University menjelaskan bahwa sebenarnya pasar software Indonesia peluangnya cukup besar, sayang banyak yang belum berani resikonya, yang juga besar. "Mereka biasanya baru mengalami kerugian sedikit saja, sudah keburu takut," tandasnya.

Dikatakan pula bahwa Andal Software saat ini memiliki 100 klien yang berasal dari bidang pertambangan, perbankan, garmen, hotel, manufakturing dan lain-lain. "Produk-produk Andal Software digunakan oleh banyak perusahaan di kota-kota besar, dan Jakarta masih merupakan pusat perusahaan pengguna terbanyak," ungkap ayah dari dua anak ini.

Meski sudah meraup banyak kesuksesan, bukan berarti Andal Software tidak memilki masa-masa sulit. "Pada tahun 2002 bisnis kami sempat terpuruk, karena saat itu kami menerapkan model bisnis 'Mass Market --> Enterprise', namun setelah itu kami berhasil bangkit meski membutuhkan waktu tiga tahun," kata pria yang juga hobi menulis blog ini.

Selain itu, Indra juga menegaskan bahwa bisnis enterpreuner dan pedagang (jualan) itu berbeda. "Kalau pedagang itu pasti langsung memikirkan keuntungan jangka pendeknya, sementara enterpreuneur itu lebih bersifat jangka panjang, dan lebih bersifat membangun brand yang berjangka panjang," paparnya.

Dipaparkan pula oleh Indra bahwa pencapaian Andal Software tahun 2011 di pasar software lokal naik dua kali lipat dari 2010. "Untuk tahun 2010 pun penjualan kami juga meningkat 70 persen. Hal ini didukung oleh produk-produk kami yang cukup diterima dengan baik oleh para enterprise klien kami," kata Indra.

Untuk tahun 2012 nanti, Andal Software berencana untuk terus bereskpansi, dengan menargetkan perusahaan-perusahaan di bidang industry manufacturing. "Target kami ke depannya adalah memiliki 500 klien, itu akan kami kejar 2-3 tahun ke depan," pungkas alumni University of Bridgeport, Amerika Serikat (AS) tersebut.

Melihat Indra Sosrodjojo yang sukses menggeluti bisnis software selama lebih dari 20 tahun, tentunya harus dijadikan pemicu semangat kaum muda, untuk mengikuti jejaknya terjun ke dalam dunia bisnis software.(ATA)


Okezone
0

Indonesia Termasuk Paling Awal

Colin Png, Vice President, Enterprise Marketing Hewlett Packard (HP) Asia Pacific and Japan

KOMPAS.com - Kejahatan di dunia maya kian hari kian menanjak baik kuantitas maupun kualitasnya. Lantaran itulah, kerugian dunia bahkan mencapai 5,9 juta dollar AS tiap tahunnya. Berangkat dari kekhawatiran itulah, pelaku usaha yang bergerak di bidang sistem pengamanan di dunia maya menawarkan program-program paling baru menjawab kebutuhan tersebut. Terlebih, untuk konsumen perusahaan.

Hal sama menjadi perhatian Hewlett Packard (HP) sebagaimana disampaikan oleh Colin Png, Vice President, Enterprise Marketing Hewlett Packard (HP) Asia Pacific and Japan di Singapura pada Rabu (21/9/2011). "Seluruh rangkaian yang kami perkenalkan bernama Enterprise Security Solutions (ESS)," katanya.

Ia juga menambahkan, di dalam ESS, pihaknya menyertakan kemampuan terbaru bagi perusahaan untuk menilai, mengubah, mengoptimalkan investasi keamanan. Beberapa program dimaksud antara lain HP ArcSight Express 3.0, HP TippingPoint Web Application Digital Vaccine (WebAppDV) 2.0, HP Information Security Management (ISM), HP Enterprise Clud Service (ECS), dan HP Secure Boardroom.

Sementara itu, terkait Indonesia, Colin Png mengatakan Indonesia termasuk paling awal yang menyadari pentingnya sistem pengamanan data. "Bisa dikatakan, di kawasan Asia Pasifik dan Jepang, Indonesia termasuk yang mengalami 'leap frog'," katanya.

Meski tak menyebutkan institusi perusahaan, Colin Png mencatat tiga sektor di Nusantara yang termasuk memiliki pemahaman kuat mengenai sistem di atas. "Perbankan, pemerintah, dan militer," katanya menegaskan.

Pada bagian lain, Colin Png mengatakan dirinya optimistis akan besarnya potensi pasar di Indonesia. Maka dari itulah, HP, menurutnya, tetap akan memberikan fokus perhatian istimewa bagi potensi tersebut.

Dalam kesempatan pengenalan itu, selain Colin Png, hadir pula Wong Loke Yeow, Regional Marketing Director HP Enterprise Security HP Asia Pacific and Japan; Chris Whitney, Director HP Labs Singapore; Aloysius Cheang, Regional Director Asia Cloud Security Alliance; Keith Long, General Manager Enterprise Services HP Singapore, dan Daniel Lee, Regional Sales Director HP TippingPoint, HP Enterprise Security.


KOMPAS
0

Mahasiswi Unsoed jadi korban pembajakan akun "facebook"

Jejaring sosial populer (ANTARA News/Lukisatrio)

Purwokerto (ANTARA News) - Seorang mahasiswi semester VII Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ika Mayestika (22), menjadi korban pembajakan akun jejaring sosial "Facebook".

"Kejadian tersebut saya ketahui 21 September silam. Akun `Facebook` saya telah dibajak orang dengan memasang foto-foto bugil dan menuliskan berbagai status vulgar," kata Ika Mayestika di Purwokerto, Minggu.

Selain itu, kata dia, pembajak akun jejaring sosial ini mengajak "chatting" (mengobrol, red.) dengan beberapa temannya.

Bahkan dalam "chatting", lanjutnya, si pembajak akun ini mengajak kencan dengan imbalan uang dengan jumlah tertentu.

"Kehormatan saya telah direndahkan. Dia (pembajak, red.) menulis status yang seolah-olah saya perempuan murahan," katanya.

Oleh karena itu, dia telah melaporkan kasus pembajakan akun "Facebook" ini kepada Kepolisian Resor Banyumas pada hari Sabtu (24/9).

Menurut dia, pembajak atau "hacker" akun jejaring sosial tersebut diduga merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Purwokerto.

"`Hacker` yang membajak akun jejaring sosial di Purwokerto sudah banyak. Saya berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus ini agar tidak terulang di masa datang. Kejadian ini sudah sangat meresahkan," katanya.

Dosen Fakultas Hukum Unsoed Purwokerto, Manunggal Kusuma Wardaya mengatakan, pihaknya telah banyak mendapat pengaduan dari mahasiswa terkait pembajakan akun jejaring sosial.

"Saya sarankan mereka untuk melapor ke polisi, karena pelaku bisa dijerat dengan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, red.)," katanya.

Menurut dia, perbuatan pembajak akun jejaring sosial telah masuk ke dalam ranah hukum pidana sehingga harus diusut tuntas agar ada efek jera.

"Apalagi saat ini jejaring sosial sudah digunakan orang untuk melakukan berbagai kegiatan sosial dan ekonomi," katanya. (U.KR-SMT/Z002)



ANTARAnews
0

Media Sosial untuk Bantu Sesama

IST-Festival Media Sosial

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak cara membantu sesama, salah satunya dengan mengembangkan media sosial. Valencia Mieke Ramda merintis bantuan kemanusiaan dengan mengembangkan komunitas Blood for Life Indonesia , yang berhasil menggerakkan orang mendonorkan darah.

Komunitas itu tumbuh atas kesamaan hasrat untuk membantu sesama, demikian ungkap Mieke, khususnya yang dalam kondisi kritis dan membutuhkan darah. Mieke membangun situs www.blood4lifeID.org para tahun 2009, dan berhasil menarik begitu banyak orang berhasil menyalurkan darah.

"Ribuan tabung darah sudah disumbangkan bagi penderita yang kekurangan darah. Kami hanya membantu jadi perantara bagi pendonor dan orang yang butuh darah," ujarnya, di sela Festival Media Sosial di Plaza FX Jalan Sudirman, Jumat (23/9/2011).

Dalam acara ini, komunitas Blood for Life membuka kesempatan bagi pengunjung untuk mendonorkan darah, dan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia. Hingga sore, ada 60 orang yang menyumbangkan darahnya. Peminat cukup banyak, tambahnya lagi.

Menurut Mieke, ada banyak orang ingin m endonorkan darah, namun tidak memiliki informasi untuk menyalurkannnya. Di sisi lain, ada banyak orang membutuhkan darah, namun tidak mengetahui akses untuk mendapatkannya.

"Di sinilah kami hadir menjadi perantara bagi pendonor dan penderita. Semua relawan bekerja tanpa dibayar. Ini kerja kemanusiaan sepenuhnya," ujar Mieke.


KOMPAS
0

Pengembangan INDOMI dengan Radar Terbesar


SHUTTERSTOCK
-Ilustrasi.

KOMPAS.com - LAPAN saat ini tengah menggiatkan pengembangan INDOMI (Indonesia Monsoon Index). Pengembangan dilakukan dengan Radar Atmosfer Khatulistiwa (RAK), radar terbesar dan terlengkap di khatulistiwa setelah MST (Mesosphere Stratosphere Thermospeher) Radar yang ada di India dan Peru.

Dr Eddy Hermawan, peneliti radar dari LAPAN mengatakan, bahwa INDOMI sudah dikembangkan sejak 2 tahun lalu dan masih berlangsung sampai sekarang. Tujuan pengembangan ini adalah melengkapi pemahaman tentang Monsoon yang berdampak pada iklim Indonesia dan global.

"Selama ini orang memahami Monsoon itu curah hujan, padahal sebenarnya berkaitan dengan angin. Lalu juga selama Monsoon itu dipahami di lapisan bawah atmosfer, padahal di lapisan atas," kata Eddy saat ditemui di gedung BPPT Jakarta, kemarin (22/9/20111).

Menurut Eddy, pemahaman mendasar tentang Monsoon tersebut harus diketahui masyarakat. Dengan demikian, RAK tidak hanya menghasilkan penemuan yang langsung bisa diaplikasikan tetapi lebih pada penguatan kapasitas.

Meski demikian, dengan pengembangan INDOMI, beberapa aplikasi praktis sudah terbayangkan. Misalnya memahami fenomena musim basah panjang dan kemarau panjang yang dalam konteks Indonesia berkaitan erat dengan angin barat dan angin timur.

"RAK bisa melihat pola angin secara 3D. Jadi, pergerakan angin bisa diketahui, lokasinya dimana dan waktunya kapan. Dengan adanya indeks Monsoon ini nanti kita bisa mengetahui kapan terjadinya musim basah panjang dan kemarau panjang," jelas Eddy.

10 Tahun Beroperasi RAK adalah radar terbesar di Indonesia yang ditempatkan di Kotatabang. Radar ini punya kelebihan sebab memiliki antena putar, didesain untuk mencitrakan secara 3D dan bisa memetakan fenomena elektromagnetik pada jarak hingga 100 km.

Radar ini adalah hasil kerjasma LAPAN dengan Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) di Universitas Kyoto, Jepang. Hingga saat ini, RAK telah beroperasi selama 10 tahun.

Peringatan 10 tahun beroperasinya radar ini digelar kemarin di gedung BPPT Jakarta. Setelah 10 tahun beroperasi, beberapa hasil telah didapatkan.

"Dinamika atmosfer di ekuator dan prosesnya semakin banyak yang terkuak. Misalnya tentang plasma bubble, bagaimana naik ke atas," kata Mamoru Yamamoto, professor dari RISH.

Yamamoto menambahkan bahwa beberapa fenomena berhasil ditangkap RAK. "Contohnya, sebelum tsunami Aceh pada 26 Desember 2006, RAK menangkap dinamika atmosfer yang berbeda, meski masih perlu diteliti apakah hal tersebut betul-betul berkaitan dengan tsunami," tambah Yamamoto.

Saat ini, tengah ada proposal kerjasama RISH dan LAPAN lagi untuk menambah radar guna memahami lebih lanjut dinamika atmosfer. Radar tambahan itu 10x lebih sensitif dari RAK. Perwujudan proposal ini akan membantu memperluas pemahaman tentang dinamika atmosfer khatulistiwa.


KOMPAS
0

Pedemu Negeri, Pede Berkarya untuk Negeri

KOMPAS.COM.RODERICK ADRIAN MOZES

KOMPAS.com - Menumbuhkan semangat cinta Tanah Air tidak harus dengan cara mengikuti upacara bendera semata. Saat ini sudah banyak komunitas-komunitas dunia maya yang berhasil menumbuhkan cinta Tanah Air dengan cara mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Dengan kebanggaan sebagai anak Bangsa Indonesia, maka anggota komunitas akan percaya diri untuk berkarya dan memberikan sesuatu bagi perkembangan bangsa ini.

Salah satu komunitas yang berhasil melakukan itu adalah komunitas Pedemu Negeri. Website komunitas ini dibuat dengan dasar social network seperti Facebook. Semua anggota web bisa berbagi file berupa foto, musik, puisi, bahkan film pendek. Uniknya, file yang dipublikasikan harus merupakan karya sendiri.

"Web kami memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anggota untuk memamerkan karyanya. Nanti setiap karya yang dipublikasikan di web akan dikomentari oleh anggota yang lain sehingga apresiasinya interaktif. Kami juga menampilkan karya mereka di Fan Page kami di Facebook, juga linknya kami bagi lewat Twitter, agar yang tidak sempat mengakses web bisa tahu perkembangan karya teman-temannya setiap hari," ujar Shinta Dwi Destarina, koordinator Social Media untuk Pedemu Negeri saat ditemui Kompas.com di Social Media Festival 2011, fX Plaza, Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Untuk membuat suasana berkarya dan berbagi karya ini menjadi lebih menantang, pengelola Pedemu Negeri pernah mengadakan lomba menyanyikan Jingle Pedemu Negeri, Surat Cinta Indonesia, dan kompetisi video dengan tema Pede 17-an. Berbagai hadiah menarik dan kesempatan untuk diekspose media merupakan daya tarik bagi para peserta mengikuti lomba-lomba ini.

Komunitas ini pernah mengadakan gathering Kopdar Jakarta pada Juli 2011 di Kafe 247 Panglima Polim. Suasana Gathering diisi oleh penampilan dari para anggota komunitas ini seperti baca puisi, menyanyi, hingga menampilkan film pendek. Saat itu komunitas ini telah memiliki jingle yang diciptakan oleh para pendirinya yang kemudian dinyanyikan oleh Anda Bunga pada saat gathering.

Pedemu Negeri berdiri pada November 2010, didirikan oleh tiga orang yakni Widy Prasetya, Windy Andina, dan Dion Albert. Komunitas ini berdiri di Jakarta, namun setelah disurvei, anggota komunitas ternyata mayoritas berada di Yogyakarta dan sisanya di luar pulau Jawa. "Usia mereka antara 17 hingga 24 tahun," ungkap Shinta.

Hingga kini anggota resmi web Pedemu Negeri sudah berjumlah 4.100 dengan like di Fan Page Facebook sebanyak 2.579. Meski follower-nya masih sekitar 977 di Twitter, komunitas ini telah mendapat tawaran untuk menyelipkan logo mereka di pesawat Lion Air. JIka ada yang menyadari, pada kursi penumpang Lion Air di bagian kepala, kini sudah ada logo Pedemu Negeri. "Kami didukung penuh oleh Kementerian Perdagangan, sehingga logo kami bisa masuk pesawat untuk kampanye cinta Tanah Air," jelas Shinta.

Komunitas ini didukung oleh Kementerian Perdagangan bersama dengan komunitas-komunitas lain yang mengusung semangat cinta Tanah Air dalam program Halo ACI (Halo Aku Cinta Indonesia). Pada 25 November mendatang komunitas Pedemu Negeri bersama komunitas lainnya akan mengadakan roadshow di Jabodetabek.

Bagi yang penasaran dengan komunitas ini dan ingin bertanya lebih jauh, bisa mengunjungi stand mereka di Social Media Festival di F6 FX Plaza, Jakarta sejak 22 hingga 24 September 2011. Adakomputer yang disiapkan akan membantu memberikan visualisasi bagaimana cara bergabung dan berbagi karya di website Pedemu Negeri. Ada pula televisi dan DVD player untuk menunjukkan jingle Pedemu Negeri yang dinyanyikan Anda Bunga.


KOMPAS
0

Mudah bagi Indonesia beri insentif RIM

Saham Research In Motion (RIM) terperosok tajam pertengahan pekan lalu setelah penjualan BlackBerry dan tablet PlayBook tidak sesuai perkiraan dalam kuartal ini (Foto ANTARA/Lukisatrio)

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa bagi Indonesia sangatlah mudah untuk memberikan insentif kepada Research in Motion, bila produsen BlackBerry itu memang menanamkan modalnya di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto terkait rencana RIM mendirikan pabrik di Penang, Malaysia. Malaysia dikabarkan memberikan insentif khusus kepada RIM bila bersedia membangun pabrik di Negeri Jiran.

"Sebenarnya sangat mudah bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan insentif bagi RIM," kata Gatot di Jakarta, Jumat.

Menurut Gatot Dewa Broto, dalam pemberian insentif persoalannya hanya terletak pada koordinasi antarinstansi terkait, meliputi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kemkominfo.

"Persoalannya hanya pada masalah koordinasi, kami siap seandainya ada instansi yang bersedia untuk me-lead atau berinisiatif untuk ke arah itu," katanya.

Gatot berpendapat, pada dasarnya Indonesia sangat terbuka terhadap para investor yang ingin menanamkan modalnya di Tanah Air.

Dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara, maka Indonesia termasuk negara yang paling akomodatif terhadap investor.

Apalagi, bagi RIM, kata Gatot, akan sangat menguntungkan untuk mendirikan pabriknya di Indonesia sebab Indonesia merupakan basis pasar yang sangat gemuk bahkan paling besar di kawasan Asia Pasifik.

"Indonesia pasarnya gemuk, dari sisi distribusi akan sangat menguntungkan bagi RIM karena akan memotong rantai distribusi jadi langsung ke konsumen dan mempermudah delivery logistik," katanya.

Sayangnya, Gatot menambahkan, pihaknya tidak memiliki kewenangan khusus untuk memberikan insentif ataupun sanksi sehingga hanya dapat memberikan imbauan agar RIM menanamkan modalnya lebih banyak termasuk mendirikan pabrik atau pusat distribusinya di Indonesia.

"Ada instansi lain yang berhak dan berwenang untuk memberikan itu," katanya.

Kemkominfo hanya memiliki kewenangan terkait komitmen RIM untuk menyaring konten pornografi, mendirikan pusat purna-jual, serta membangun network aggregator dan jaringan. (H016/A011)



ANTARAnews
0

ITS-DSME Korea lakukan riset "floating-LNG"

Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan "Daewoo Shipyard and Marine Engineering" (DSME) Korea melakukan riset bersama tentang "Floating-LNG" (FLNG).

Hasil riset bersama itu dikaji dalam workshop ke-5 di kampus setempat, Kamis (22/9). Workshop itu menyampaikan kajian-kajian terkini dalam pengembangan teknologi FLNG.

"Workshop kali ini merupakan waktu yang tepat untuk menyampaikan hasil yang telah dicapai pada join riset tahap pertama pada tahun lalu," kata Rektor ITS Prof Dr Ir Trioyogi Yuwono DEA.

Oleh karena itu, workshop F-LNG itu menjadi sangat penting, karena kelangkaan energi sudah menjadi isu internasional yang dibarengi dengan adanya isu penggunaan energi bersih untuk kemaslahatan manusia.

"ITS sebagai salah satu universitas teknik terbesar di Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk menjawab masalah kelangkaan energi yang dihadapi masyarakat," katanya.

Senada dengan itu, "Vice President of DSME" Dr Jung Han Lee mengatakan, kerja sama riset ini menjadi sangat strategis, mengingat banyaknya cadangan gas alam Indonesia.

Hal itu melihat kondisi beberapa daerah di Indonesia yang tidak memungkinkan untuk menggunakan "fixed structure", karena itu pemanfaatan teknologi FLNG akan menjadi sangat penting untuk mengeksploitasi gas, memproduksi LNG dan mentransfer LNG.

"ITS menjadi bagian dalam pengembangan teknologi tersebut dankerja sama riset itu akan menjadi masukan yang sangat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dalam menentukan kebijakan pengelolaan gas alam di masa yang akan datang," katanya.

Dalam kesempatan itu, juga dilangsungkan penandatanganan perjanjian "join riset" tahap II antara ITS dan DSME.

"Join riset" tahap I berakhir pada akhir 2010. Pada Tahap I, "conceptual design" dari FLNG berdasarkan komposisi gas beberapa ladang gas alam di Indonesia.

Sementara tahap II akan diarahkan untuk melanjutkan desain konseptual yang diperoleh di tahap I menjadi desain yang lebih detail, termasuk memasukkan beberapa aspek lingkungan dan keselamatan secara lebih mendalam.

Sebelumnya (21/9), sebanyak 150 peneliti MIPA dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya-Indonesia dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) bertemu dalam "International Conference and Workshop on Basic Sains" (ICoWoBaS) di Surabaya pada 21-23 September.

"Itu pertemuan peneliti MIPA Unair dan UTM yang ketiga kalinya, karena kami sudah pernah mengadakan pertemuan pertama di Surabaya pada tahun 2007 dan pertemuan kedua di Johor pada tahun 2009," kata Wakil Ketua ICoWoBaS III, Dr Nanik Siti Aminah.

Ketika ditemui ANTARA di sela-sela konferensi internasional Unair-UTM itu, ia menjelaskan ICoWoBaS merupakan pertemuan yang membahas hasil riset bersama yang dilakukan peneliti Unair-UTM di bidang ilmu dasar yakni Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika. (E011/M026)



ANTARAnews