Manager Brand Activation Department PT AHM, Judhy Goutama (kiri), memberangkatkan dua kendaraan super hemar energi (Sapu Angin-2 dan Sapu Angin-3) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (30/3). Tim ITS Mesin dengan kendaraan super hemat energinya, akan mengikuti kompetisi kendaraan hemat Energi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2011 yang diikuti 14 negara di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur Malaysia pada Juli 2011. (ANTARA/Eric Ireng)
Surabaya (ANTARA News) - Tim "Sapu Angin" dari Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya yakni Sapu Angin 1, 2, dan 3 menargetkan juara dalam lomba kendaraan hemat energi bertajuk "Shell Eco-Marathon" (SEM) Asia 2011 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 6-9 Juli.
"Sapu Angin 1 itu dibikin dengan mesin generasi baru yakni Paijo-2 untuk 'balas dendam', karena Sapu Angin 1 yang lama dengan mesin Paijo-1 itu kalah dalam lomba tahun lalu," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin FTI ITS Surabaya Prof Dr.Ing Herman Sasongko di kampus setempat, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu dalam peluncuran Sapu Angin 1, 2, dan 3 yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan didampingi Pembantu Rektor III ITS Prof Dr Suasmoro, lalu dilanjutkan dengan test drive di halaman Gedung Robotika di kompleks kampus ITS Surabaya.
Menurut Prof Herman Sasongko, tim ITS dengan tiga mobil Sapu Angin itu optimistis dalam SEM 2011 karena tim sudah belajar dari pengalaman SEM 2010 yang hanya menyabet dua penghargaan bergengsi lewat Sapu Angin 2.
"Sapu Angin 1 memang kalah dan hanya berada di peringkat delapan untuk kelas prototipe berbahan bakar bensin, tapi Sapu Angin 2 meraih dua gelar yakni juara pertama untuk kelas urban dan juara umum (grand prize) untuk kategori kendaraan berbahan bakar bensin (Gasoline Fuel Award)," katanya.
Tahun lalu, Sapu Angin 2 mampu menempuh jarak 238 kilometer dengan satu liter bensin, sehingga mengalahkan rekor SEM Amerika di kategori yang sama oleh tim Mater Dei, Canada, dengan perolehan 184 km untuk satu liter bensin.
"Tahun ini, Sapu Angin 2 yang merupakan mobil baru untuk SEM 2011 itu diperkirakan mampu menempuh jarak 250 kilometer per liter atau sama dengan Sapu Angin 3 yang bertanding dalam kelas urban untuk kategori mesin diesel (250 kilometer per liter)," katanya.
Hal itu berbeda dengan Sapu Angin 1 yang merupakan mobil kelas prototipe dengan bahan bakar bensin itu diprediksi mampu menempuh jarak 1.000 kilometer per liter.
Secara terpisah, dosen pembimbing Sapu Angin 1, Dr Sutikno, mengaku saingan berat ITS dalam SEM 2011 bukan tim dari perguruan tinggi lainnya asal Indonesia, melainkan tim dari Thailand dan Jepang.
"Bila tahun lalu, SEM Asia diikuti 81 tim dari 10 negara, maka SEM tahun ini diikuti 121 tim dari 14 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Hongkong, Vietnam, Taiwan, Iran, Pakistan, Jepang, China, dan India," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku bangga dengan tim Mesin ITS, karena ia mengharapkan tim ITS bisa menyabet juara seperti tahun sebelumnya.
"Teknologi Sapu Angin bisa diterapkan pada transportasi massal di Surabaya. Teknologinya bisa dicontoh dan diaplikasikan pada angkutan massal nantinya," katanya.(E011/I007)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment