Hutan di Berau, Kaltim. TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO Interaktif, Jakarta - Korea Internaitonal Cooperation Agency (KOICA) memberi dana US$ 5 juta untuk menanam pohon lokal durian, manggis, alpukat pada lahan seluas 5.000 hektar di Hutan Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah dan hutan Sekaroh di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Kehutanan Nusa Tenggara Barat Hartina menjelaskan bantuan KOICA untuk kepentingan penurunan emisi dari penggundulan dan perusakan hutan. Program penurunan ini dikenal sebagai REDD atau Reducing Emissions from Deforestation and Degradation. "Jangan ada lagi degradasi dan deforestasi, sekarang menunggu izin pengelolaan lahan," kata Hartina, Jum’at ini.
REDD merupakan skema mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara pemilik hutan. Negara pengemisi memberi dana agar pemerintah dan masyarakat sekitar menjaga hutan untuk tidak ditebang. Selain Korea, sejumlah negara dan lembaga non-pemerintah bermitra dengan pemerintah daerah.
Australia Kalimantan Forest Climate Programme (KFCP) misalnya, melakukan uji coba REDD di lahan seluas 120.000 hektar di eks Proyek Lahan Gambut.
Dari 1,8 juta hektar lahan pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mengalami penurunan fungsi mencapai 64 ribu hektar terutama di Pulau Sumbawa.
Lahan tersebut merupakan bagian dari 527.800 hektar lahan kritis, di antaranya 159 ribu hektar hutan dan 368.800 hektar lahan non hutan di kawasan hutan bagian selatan Lombok Tengah dan sebagian besar Sumbawa. Adanya kerusakan kawasan juga terjadi di dalam hutan lindung yang luasnya 480 ribu hektar diantaranya 419 ribu hutan produksi dan 70 ribu hektar non produksi.[SUPRIYANTHO KHAFID]
• TEMPOInteraktif
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment