Berawal negara kreditur, kini RI menjadi penyumbang IMF.
VIVAnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah Indonesia hanya menganggarkan dana maksimal sebesar US$1 miliar (Rp9,4 triliun) guna menyehatkan likuidasi modal Dana Moneter Internasional (IMF).
Komitmin tersebut menurut Agus dilakukan sebagai bentuk kepedulian Indonesia akan pemulihan krisis global khususnya yang terjadi di kawasan Eropa saat ini.
"Proses pinjaman internasional ke IMF, bertujuan sebagai kekuatan ekonomi dunia, supaya jangan memburuk dan malah membahayakan semua," ujar Agus di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 28 Juni 2012.
Seperti diketahui, IMF membutuhkan suntikan dana sebesar US$430 miliar guna memperkuat permodalannya. Karenan itu Agus berharap, selain fokus pada pemulihan krisis, IMF juga dapat memerhatikan negara-negara berkembang lainnya yang masih memiliki kesulitan finansial.
Kemudian, dengan suntikan dana ini, posisi Indonesia dalam IMF akan lebih kuat. Dari awalnya sebagai negara kreditur, menjadi negara yang berpartisipasi dalam menyehatkan lembaga keuangan internasional tersebut.
"Karena Indonesia juga pernah pinjam IMF di 2006 kita sudah kembalikan. Dan kalau sekarang kita bisa berikan pinjaman ke IMF, kita sedang ada di posisi yang lebih baik," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan negara G-20 yang dilakukan pekan lalu, telah menyepakati untuk menyelesaikan seluruh komitmen suntikan dana ke-14 tersebut paling lambat saat pelaksanaan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia 2012 pada oktober mendatang di Tokyo, Jepang. (sj)
Komitmin tersebut menurut Agus dilakukan sebagai bentuk kepedulian Indonesia akan pemulihan krisis global khususnya yang terjadi di kawasan Eropa saat ini.
"Proses pinjaman internasional ke IMF, bertujuan sebagai kekuatan ekonomi dunia, supaya jangan memburuk dan malah membahayakan semua," ujar Agus di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 28 Juni 2012.
Seperti diketahui, IMF membutuhkan suntikan dana sebesar US$430 miliar guna memperkuat permodalannya. Karenan itu Agus berharap, selain fokus pada pemulihan krisis, IMF juga dapat memerhatikan negara-negara berkembang lainnya yang masih memiliki kesulitan finansial.
Kemudian, dengan suntikan dana ini, posisi Indonesia dalam IMF akan lebih kuat. Dari awalnya sebagai negara kreditur, menjadi negara yang berpartisipasi dalam menyehatkan lembaga keuangan internasional tersebut.
"Karena Indonesia juga pernah pinjam IMF di 2006 kita sudah kembalikan. Dan kalau sekarang kita bisa berikan pinjaman ke IMF, kita sedang ada di posisi yang lebih baik," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan negara G-20 yang dilakukan pekan lalu, telah menyepakati untuk menyelesaikan seluruh komitmen suntikan dana ke-14 tersebut paling lambat saat pelaksanaan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia 2012 pada oktober mendatang di Tokyo, Jepang. (sj)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment