Sekolah penerbangan nasional belum dapat memenuhi kebutuhan akan pilot
(VIVAnews/Tri Saputro) |
VIVAnews - Pesatnya industri penerbangan di Indonesia dan pemberlakuan kebijakan ASEAN Open Sky pada 2015 mendatang hingga kebijakan pasar penerbangan tunggal di ASEAN pada 2020 membuat Indonesia membutuhkan 4.000 pilot, 7.500 teknisi dan 1.000 pengontrol lalu lintas udara.
Presiden Asosiasi Pengatur Udara Nasional di Indonesia (INACA) Emirsyah Satar menjelaskan, sektor penerbangan nasional tumbuh sangat pesat, dengan perkembangan pesawat baru sekitar delapan persen per tahun.
Namun, menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk itu, sekolah penerbangan di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan akan pilot, teknisi, dan petugas pengontrol lalu lintas udara.
"Dengan populasi mencapai 240 juta orang, Indonesia hanya mempunyai 13 sekolah penerbangan. Dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat yang mempunyai 1.076 sekolah dan Uni Eropa yang mempunyai 369 sekolah," kata Emirsyah.
Untuk itu, Emirsyah menuturkan, INACA bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan membuat konferensi internasional yang fokus pada pelatihan penerbangan untuk kebutuhan Indonesia bertajuk Indonesia Aviation Training & Education Conference (IATEC).
Menurutnya, IATEC akan menjadi sarana ideal menyelenggarakan pelatihan oleh ahli penerbangan ternama di dunia seperti Vice President Commercial Flight Services Boeing, Sherry Carbary dan Presiden Association of Flight Training Professional (IAFTP), Robert Barnes. (asp)
Presiden Asosiasi Pengatur Udara Nasional di Indonesia (INACA) Emirsyah Satar menjelaskan, sektor penerbangan nasional tumbuh sangat pesat, dengan perkembangan pesawat baru sekitar delapan persen per tahun.
Namun, menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk itu, sekolah penerbangan di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan akan pilot, teknisi, dan petugas pengontrol lalu lintas udara.
"Dengan populasi mencapai 240 juta orang, Indonesia hanya mempunyai 13 sekolah penerbangan. Dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat yang mempunyai 1.076 sekolah dan Uni Eropa yang mempunyai 369 sekolah," kata Emirsyah.
Untuk itu, Emirsyah menuturkan, INACA bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan membuat konferensi internasional yang fokus pada pelatihan penerbangan untuk kebutuhan Indonesia bertajuk Indonesia Aviation Training & Education Conference (IATEC).
Menurutnya, IATEC akan menjadi sarana ideal menyelenggarakan pelatihan oleh ahli penerbangan ternama di dunia seperti Vice President Commercial Flight Services Boeing, Sherry Carbary dan Presiden Association of Flight Training Professional (IAFTP), Robert Barnes. (asp)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment