Ilustrasi Pelajar Australia |
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR, Boki Ratu Nita Budhi Susanti mengatakan banyak pelajar Australia yang ingin belajar Bahasa Indonesia justru pergi ke Malaysia.
"Sangat ironis bahwa mereka ingin belajar Bahasa Indonesia di Malaysia karena menganggap bahasa kita adalah bagian dari Bahasa Melayu dan Bahasa Melayu berpusat di negeri jiran tersebut," kata Susanti yang juga Wakil Ketua Fraksi Demokrat MPR di Jakarta, Senin (2/7).
Dia menjelaskan, hal itu diketahui dari hasil kunjungannya sebagai Ketua Hubungan Parlemen Indonesia-Australia ke Negeri Kangguru tersebut.
"Saat saya berkunjung ke Australia dan bertemu dengan beberapa perwakilan dari kalangan akademisi mereka memberikan informasi tersebut," kata Boki Ratu Nita.
Bahkan, warga Australia yang ingin belajar atau bekerja di Indonesia tidak lagi belajar bahasa di pusat bahasa di Yogjakarta atau Jakarta melainkan ke Malaysia.
Untuk itu, dirinya mengadakan pertemuan antara pihak Deakin University dari Australia dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate serta Kesultanan Ternate untuk mengadakan sejumlah penelitian.
"Kesultanan Ternate punya peran khusus mengenai manuskrip kuno tentang penggunaan Bahasa Melayu pada akhir abad XIV oleh Sultan Ternate dan dalam penyebaran Bahasa Melayu di wilayah Timur Indonesia dan hal tersebut menarik untuk dijadikan bahan kajian mengenai asal muasal bahasa," katanya.
"Sangat ironis bahwa mereka ingin belajar Bahasa Indonesia di Malaysia karena menganggap bahasa kita adalah bagian dari Bahasa Melayu dan Bahasa Melayu berpusat di negeri jiran tersebut," kata Susanti yang juga Wakil Ketua Fraksi Demokrat MPR di Jakarta, Senin (2/7).
Dia menjelaskan, hal itu diketahui dari hasil kunjungannya sebagai Ketua Hubungan Parlemen Indonesia-Australia ke Negeri Kangguru tersebut.
"Saat saya berkunjung ke Australia dan bertemu dengan beberapa perwakilan dari kalangan akademisi mereka memberikan informasi tersebut," kata Boki Ratu Nita.
Bahkan, warga Australia yang ingin belajar atau bekerja di Indonesia tidak lagi belajar bahasa di pusat bahasa di Yogjakarta atau Jakarta melainkan ke Malaysia.
Untuk itu, dirinya mengadakan pertemuan antara pihak Deakin University dari Australia dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate serta Kesultanan Ternate untuk mengadakan sejumlah penelitian.
"Kesultanan Ternate punya peran khusus mengenai manuskrip kuno tentang penggunaan Bahasa Melayu pada akhir abad XIV oleh Sultan Ternate dan dalam penyebaran Bahasa Melayu di wilayah Timur Indonesia dan hal tersebut menarik untuk dijadikan bahan kajian mengenai asal muasal bahasa," katanya.
0 comments:
Post a Comment