Ilustrasi UAV |
Subang: Aplikasi pesawat terbang Nir Awak Pustekbang semakin hari semakin bervariasi, pada tanggal 29-30 Juni 2012 lalu, sekelompok peneliti dari Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) – LAPAN, BPPT, Jaxa-Jepang, Restec-Jepang, dan Balai Besar Sumber daya lahan pertaian Kementan, telah melakukan survey awal untuk melakukan monitoring secara pararel pada object pertanian Padi didaerah Subang – Indramayu.
Kegiatan ini merupakan kerjasama penelitian lintas instansi, yang terdiri dari BBSDLP Kementrian Pertanian, IPB, BPPT, Biro Pusat Statistik dan Tentunya Pusat Teknologi Penerbangan ( Pustekbang ) dalam rangka melakukan estimasi produksi padi dengan menggunakan berbagai metode dan sudut pandang.
IPB menggunakan data Radarsat untuk melakukan estimasi produksi padi, sedangkan BPPT menggunakan analisis Hyperspektral, sementara BBSDLP Kementan menggunakan Pi SAR L2 Airborne yang merupakan kerjasama penelitian anatara peneliti BBSDLP dengan Jaxa dan Restec yang didukung oleh AIT ( Asian Institute Teknologi ) yang berpusat di Thailand, sementara itu Pustekbang dengan pesawat UAV nya dipercaya untuk mensuport kegiatan tersebut dengan tugas melakukan validasi atas obyek obyek yang dimonitoring oleh berbagai metode tersebut.
Kegiatan ini merupakan catatan tersendiri bagi Pustekbang, dan khususnya Tim Aplikasi UAV Bidang Avionik, yang untuk pertama kali terlibat dalam kegiatan yang lazim disebut sebagai MRV (monitoring, reporting dan validation).
Kegiatan tersebut juga merupakan pertama kali bagi pustekbang, dalam kegiatan yang bersifat lintas institusi yang berupa aktifitas pemantauan yang biasanya hanya melibatkan komunitas remote sesning. Bagi Pustekbang hal ini merupakan pengembangan lanjut dari sub program optimalisasi dan aplikasi UAV untuk kepentingan riel. Program UAV sendiri utamanya adalah pengembangan Airborne UAV dengan kapasitas payload hingga 25 kg untuk memuat payload CP SAR yang merupakan payload dari Chiba University.
Tujuan dari kegiatan penelitian kali ini secara spesifik adalah melakukan validasi atas titik obyek dari pemantauan yang dilakukan oleh BPPT, IPB dan BBSDLP. Area yang akan menjadi obyek pemantauan adalah daerah pertanian yang merupakan binaan dari Balai Benih Padi di Subang.
Daerah tersebut berupa lahan pertanian yang membentang dari Subang hingga Indramayu, dengan bentangan lebar sejauh 20 km ke arah utara selatan, dengan total luas sekitar 300 ha – 500 ha, pokok-pokok obyek yang divalidasi dan dimonitoring secara bersama tersebut adalah daerah pertanian dengan phase tanaman padi saat tumbuh.
Metode yang akan dilakukan nanti adalah : secara pararel pada saat yang sama dengan phase tumbuh padi yang sama dan pada titik koordinat yang sama, UAV Pustekbang, akan memotret titik titik tersebut, yang kemudian akan menjadi alat validasi bagi data Radarsat yang di teliti oleh Bpk Raymodya dari IPB, data Hyperspektral dari BPPT, serta data PiSAR L2 yang akan diteliti Tim Gabungan dari BBSDLP-JAXA-Restec dari Jepang.
Dengan luasnya lahan serta titik koordinat yang berpencar sepanjang Subang dan indramayau seluas kurang lebih 300 ha-500 ha. Kegiatan ini merupakan tantangn tersendiri bagi Pustekbang untuk menunjukkan bahwa pesawat nir awak (UAV) cukup dapat memberi kontribusi signifikan dalam kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan program ketahanan pangan yang sangat strategis.
Dengan pengalaman yang telah dipunyai saat memantau Merapi, maka pesawat terbang nir awak yang akan digunakan adalah pesawat terbang nir awak dengan bahan stereoform dengan pajang sayap 1,6 meter dengan pajang badan sekitar 1.2 meter, pesawat ini dilengkapi dengan system terbang otomatis ( autonomous flying system ) sehingga dapat terbang secara indpenden dan otomatis dengan program sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan ( way point navigation system ).
Selain itu kemungkinan akan dicoba juga dengan menggunakan pesawat Zen-LAPAN01 yang mempunyai jangkauan dalam lama terbang yang cukup lama, mengingat luas lahan yang harus divalidasi oleh Tim LAPAN. Pesawat ini telah berhasil diproduksi sendiri oleh Pustekbang setahun yang lalu, dengan kemampuan kecepatan jelajah sekitar 90 km/jam dan lama terbang optimal hingga 2 Jam, maka diharapkan selain pesawat Skywalker, maka Zen-LAPAN01 ini mampu memotret dengan luasan yang lebih baik.
Dengan kegiatan ini, maka akan menambah lagi potensi penggunaan UAV untuk kepentingan yang riel, sekaligus mengoptimasi secara tepat teknologi UAV untuk kegunaan yang lebih luas dan bervariasi, setelah keberhasilan penggunaan UAV untuk pemantauan Merapi beberapa bulan yang lalu, yang juga dilakukan oleh Tim Aplikasi UAV, dari Bidang Avionik, Pustekbang.
Sumber: Pustekbang
0 comments:
Post a Comment