Monday, 12 November 2012

RI Mesti Perkuat Ekonomi Domestik

Tebing Fiskal

http://koran-jakarta.com/images/berita/105490.jpgJakarta - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan stagnan apabila pemerintahan Barack Obama gagal mengatasi dampak fiscal cliff (tebing fiskal). Selain itu, kondisi genting di awal tahun 2013 itu juga tidak memberikan dampak positif dalam jangka pendek sehingga dipastikan bakal terjadi reaksi spontan dari berbagai kalangan, termasuk Indonesia.

Untuk itu, pemerintah harus mengantisipasi dampak tebing fiskal AS itu terutama dengan memperkuat ekonomi dalam negeri. "Fiscal cliff dalam satu atau dua tahun pertama akan menyebabkan perekonomian AS stagnan. AS juga akan mengetatkan pengeluaran anggaran sehingga kebijakan perdagangannya akan lebih restriktif. Kondisi ini pasti akan memengaruhi ekspor Indonesia karena AS mengurangi permintaan," kata pengamat ekonomi EC-Think Indonesia, Telisa Aulia Falianty, di Jakarta, Senin (12/11).

Kendati demikian, dia menilai fiscal cliff positif dalam jangka panjang karena akan menyehatkan ekonomi AS. "Jika AS pulih dalam jangka menengah atau panjang, itu bagus untuk ekonomi dunia," ujar dia.

Dia menambahkan, dalam kondisi seperti sekarang ini, tidak banyak pilihan untuk menyelamatkan ekonomi AS. "Menurut saya, meskipun parlemen ingin menolak, namun tidak banyak pilihan, kalau AS mau menyelamatkan ekonominya. Mereka mengalami masalah fiskal yang berat. Jadi, apa pun kebijakan yang disetujui parlemen, kecenderungannya pada pengetatan fiskal," jelas Telisa.

Lebih lanjut, dia mengatakan secara eksternal fiscal cliff memberi tekanan terhadap perekonomian Indonesia. Namun, jika internal Indonesia kuat, harusnya tekanan ini hanya akan berdampak di dalam jangka pendek. "Ada dampak langsung dari fiscal cliff, tetapi ada juga dampak tidak langsung, yakni melalui China. Masalahnya, tekanan internal kita juga kuat, seperti masalah buruh, kenaikan tarif dasar listrik, dan korupsi," tutup Telisa.

Penguatan ekonomi domestik antara lain bisa dilakukan lewat pengembangan usaha kecil menengah (UKM) yang terbukti lebih tahan terhadap krisis. Di tengah tren pelambatan ekonomi global, UKM harus diarahkan untuk menghasilkan produk yang berorientasi pasar lokal. Hal itu selain bisa menggerakkan ekonomi lokal, juga sebagai antisipasi membanjirnya produk impor, hasil limpahan dari surplus negara eksportir.

Sebelumnya, pengamat ekonomi dari Universitas Paramadina, Wijayanto, menyatakan Indonesia mesti mengantisipasi dampak penerapan kebijakan fiscal cliff AS awal 2013, terutama pada kemungkinan penurunan impor AS dan pelemahan ekonomi global. Apabila pemerintahan Barack Obama gagal mengatasi isu fiscal cliff , diperkirakan perekonomian AS akan terkontraksi sekitar 1 triliun dollar AS sehingga langsung memicu resesi ekonomi dunia karena otomatis mengurangi impor AS dari seluruh dunia. Selama ini, AS merupakan lokomotif utama ekonomi dunia dan menjadi pasar terbesar ketiga ekspor Indonesia setelah China dan Jepang.

Defisit Besar
Sementara itu, Direktur Perhimpunan Prakarsa Jakarta, Setyo Budiantoro, menambahkan, defisit anggaran AS sudah terlalu besar dan membahayakan ekonomi, karena itu tebing fiskal mesti ditambal dengan pendapatan pajak, tapi meminimalisir demand yang kempes.

"Orang kaya kan tidak membelanjakan semua uangnya, inilah yang dipajaki sehingga tidak menganggu demand. Selain itu, untuk belanja sosial, seperti Obamacare, diusahakan tidak dipotong. Inilah pertarungan antara Demokrat dan Republik," kata dia. (Rtr/lex/gus/AR-2 )


© Koran Jakarta

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...