0

Satelit untuk Amankan Laut

Foto satelit dari Google

PANGKAL PINANG - Badan Koordinasi Keamanan Laut bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam pemanfaatan teknologi pengindraan jarak jauh. Teknologi itu diharapkan meningkatkan efektivitas pengawasan, pengamanan, dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia.

Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo dan Deputi Pengindraan Jarak Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Nur Hidayat, Rabu (6/10) di Pangkal Pinang, Bangka Belitung (Babel). Acara itu disaksikan Gubernur Babel Eko Maulana Ali.

Hasil pengindraan jarak jauh menggunakan citra satelit diterima dua stasiun bumi milik Bakorkamla di Pulau Bangka dan Bitung. Dari pengindraan itu bisa diketahui wilayah yang memiliki potensi perikanan dan perlu mendapat pengawasan ketat. Teknologi itu juga memungkinkan melacak kapal, mengidentifikasi kapal, serta memindai tumpahan minyak dan pencemaran dari limbah kapal.

Kerja sama Bakorkamla dan Lapan berlangsung untuk lima tahun ke depan. Pemanfaatan sistem pengindraan jarak jauh itu akan diperluas di sejumlah wilayah perairan Indonesia.

”Kerja sama ini diharapkan bisa membantu penegakan hukum di laut, khususnya di sekitar Selat Bangka dan Laut Natuna, terkait pencurian ikan,” kata Didik.

Eko Maulana berharap gangguan kapal ikan asing di perairan Babel ke depan tiada lagi.


KOMPAS
0

Revisi UU ITE harus Disosialisasikan

YOGYAKARTA--MI: Hasil revisi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik harus disosialisasikan secara optimal.

"Setiap pengguna informasi elektronik berhak mengetaui isi Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)," kata Rektor Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Zulkifli Halim di sela dialog tentang Revisi UU tersebut di Yogyakarta, Rabu (6/10).

Ia mengatakan setiap pengguna informasi elektronik berharap UU tersebut dapat menimbulkan rasa aman dalam beraktivitas yang bersinggungan dengan dunia maya.

"Upaya sosialisasi tersebut selain dilakukan oleh sejumlah kementerian terkait, pemerintah daerah, dan badan usaha, juga dapat melibatkan perguruan tinggi," katanya.

Hal tersebut menurut dia dalam rangka meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan dunia usaha. "Selain itu, penggunaan informasi elektronik harus dipastikan menjaga penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial masyarakat
Indonesia," katanya.

Menurut dia penggunaan informasi elektronik merupakan aktualiasasi potensi yang dimiliki oleh setiap subjek hukum dalam memenuhi hajat hidupnya agar dapat menjadi lebih mudah, praktis, dan menyenangkan.

"Di era globalisasi, adopsi teknologi informasi elektronik merupakan suatu keniscayaan, terlebih lagi dalam dunia bisnis," katanya.

Ia mengatakan UU ITE pada dasarnya berupaya mendorong Warga Negara Indonesia agar semakin cerdas berproses sebagai warga dunia.

Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia serta Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menargetkan revisi UU ITE dapat disahkan oleh DPR sebelum Desember 2010. (Ant/OL-9)


mediaindonesia
0

Membuat Kapal Selam

Masih dalam suasana peringatan hari jadi ke-65 TNI, maka satu tema yang masih terus bergema adalah pengembangan kemampuan industri pertahanan nasional. Bukan saja sekarang sudah ada Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), melainkan juga karena sekarang penguatan industri pertahanan dalam negeri telah diangkat sebagai wacana pendamping penguatan postur angkatan bersenjata RI.

Dua hal setidaknya bisa menjelaskan hal di atas. Pertama, ketika menjalani uji kelayakan dan kepatutan untuk menjadi Panglima TNI di DPR, Laksamana Agus Suhartono mendapat pesan bahwa terkait dengan pembangunan postur TNI, hal itu dilaksanakan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh pelibatan industri pertahanan dalam negeri. Berikutnya, sehari menjelang HUT ke-65 TNI, Presiden ketika memimpin sidang kabinet yang khusus membahas alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI menegaskan bahwa upaya modernisasi alutsista disertai komitmen mengutamakan produk industri strategis dalam negeri, kecuali yang belum bisa kita buat, seperti pesawat tempur, kapal perang, atau kendaraan tempur canggih (Kompas, 5/10).

Belum lama ini terbetik kabar bahwa bersama Korea Selatan, RI akan mengembangkan pesawat tempur KFX yang disebut lebih canggih dibandingkan F-16, tetapi masih di bawah kemampuan F-35 JSF Lightning II. Namun, seiring dengan itu, terbetik pula kabar bahwa Indonesia akan merancang kapal selam. Tidak kurang Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sendiri yang mengemukakan hal ini di sela-sela seminar di LIPI yang dikutip di awal kolom ini.

Merentang rancang bangun

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang mengunjungi PT DI, PT Pindad, dan PT PAL tentu diyakinkan bahwa dari segi kemampuan, tak ada yang diragukan dari putra-putra bangsa Indonesia untuk menguasai rancang bangun alutsista. Di matra udara, setelah membuktikan diri bisa membuat pesawat secanggih N-250 pada pertengahan dekade silam, masuk akal kalau program seperti KFX bisa merentang kemampuan lebih lanjut. Hal sama bisa dikatakan untuk PT Pindad, yang setelah menguasai rancang bangun kendaraan tempur dan membedah tank ringan Scorpion, lalu dalam posisi untuk merancang bangun pembuatan tank sekelas AMX.

Untuk matra laut, wacana bisa direntang lebih luas. Membaca buku Kapal Selam Indonesia (karya Indroyono Soesilo dan Budiman, 2008), pembaca tidak saja disuguhi sejarah kapal selam dan pengoperasiannya di Indonesia, lengkap dengan komandan dan awak yang pernah bertugas di kapal-kapal selam tersebut, tetapi juga segi lain yang berlingkup masa depan.

Di masa ketika isu perbatasan, khususnya perbatasan di laut, semakin sering mewarnai hubungan Indonesia dan negara tetangga, khususnya Malaysia, salah satu alutsista yang lalu sering dirasakan urgensinya adalah kapal selam. Bila kapal permukaan seperti korvet atau fregat melambangkan kehadiran, tetapi mudah disimpulkan kekuatannya, kapal selam lebih bermakna strategis karena memiliki daya penggentaran yang besar. Eksistensi yang nyata, tapi relatif sulit dilacak, membuatnya semakin dihargai oleh banyak negara. Setelah Singapura (4 Challenger dan 2 Archer yang merupakan kelas Vastergotland, Swedia), Malaysia pun kini sudah membeli dua kapal dari kelas Scorpene (buatan Perancis) (lihat The Military Balance 2010, IISS, 2010).

Kini Indonesia hanya mengoperasikan dua kapal selam–Cakra dan Nanggala–yang usianya hampir 30 tahun. Kapal selam tipe 209 buatan HDW Jerman ini sejak beberapa tahun terakhir disebut-sebut akan dicarikan penggantinya.

Ada wacana untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai dengan kapal selam tipe 209, yang artinya tetap menggunakan buatan Jerman. Lalu yang terakhir muncul tawaran dari Pemerintah Korea, yang juga telah menguasai teknologi tipe 209 (dengan nama Changbogo).

Membuat kapal selam

Pembuatan kapal selam menjadi satu dari dua bahasan yang muncul ketika Sekretaris KKIP Sjafrie Sjamsoeddin berkunjung ke PT PAL. Selain kapal selam, topik lain adalah pembuatan kapal perusak kawal rudal.

Tentu dibutuhkan nasionalisme dan rasa percaya diri untuk bisa membuat kapal selam. Selama ini di PT PAL telah dibuat kapal berbagai jenis dan berbagai ukuran, dan membuat kapal selam dipastikan akan menuntut dimilikinya keterampilan teknis dan pemahaman akan rekayasa yang canggih.

Keinginan menguasai teknologi pembuatan kapal selam juga dibaca oleh pembuat kapal selam asing yang ingin menawarkan produknya ke Indonesia. Thyssen yang kini sudah menjadi perusahaan induk HDW pun dalam menawarkan tipe 209/1400 ini juga menawarkan alih teknologi kepada Indonesia, dalam hal ini PT PAL.

Sebagaimana juga ada di PT DI untuk pesawat terbang, di PT PAL pun kelak akan ada fasilitas pembuatan badan serta instalasi berbagai sistem yang ada pada kapal selam, seperti propulsi dan sebagainya. Keterampilan tersebut bisa diperoleh secara bertahap. Itu sebabnya, pada kapal selam pertama, sebagian besar pekerjaan (perakitan badan tekan dan instalasi outfitting tingkat tinggi) akan tetap dilakukan oleh mitra pembuat, dan PT PAL hanya akan mengerjakan integrasi dan penyelesaian keseluruhan kapal. Namun, untuk kapal kedua dan ketiga, bagian yang akan dikerjakan oleh teknisi Indonesia akan lebih banyak.

Diharapkan dengan proses alih teknologi yang konsisten, yang mengucur dari adanya program yang terjadwal rapi, pengerjaan dua kapal selam dengan alih teknologi bisa dikerjakan dalam tempo enam tahun.

Melalui program seperti itu, RI tidak saja akan menguasai pembuatan kapal selam, tetapi juga alutsista lain yang semakin kompleks.

Bila komitmen mendukung pengembangan kemampuan dalam negeri ingin diwujudkan, kapal selam jelas akan menjadi proyek lompatan kuantum yang besar artinya.(NINOK LEKSONO)



KOMPAS
0

Bantu Pengusaha "Go Internasional", Plasa.com Gandeng eBay

JAKARTA, KOMPAS.com — Situs e-commerce Plasa.com, yang baru saja dikembangkan Telkom, melakukan kolaborasi dengan penyedia jasa layanan jual beli online internasional, eBay, untuk mempermudah produsen Indonesia menjual komoditasnya ke luar negeri. Kerja sama tersebut dilakukan di Jakarta, Kamis (7/10/2010).

"Kami harap dengan kerja sama ini, produk Indonesia bisa lebih banyak dijual di luar negeri," ujar Shinta Dhanuwardoyo, CEO Plasa.com, di sela-sela acara penandatanganan MOU Plasa.com dan eBay.

Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan produk-produk Indonesia. Menurut Shinta, selama ini seller lokal Indonesia kurang memiliki sarana untuk menjual produknya lebih luas lagi. "Barang-barang Indonesia itu unik, namun mereka belum punya kesempatan. Untuk itulah kami buka kesempatan bagi mereka untuk go international," ungkapnya.

Plasa.com akan menyalurkan para pedagang online Indonesia lewat eBay untuk memperdagangkan produknya. "Kalau Anda punya produk unik, tinggal klik www.plasa.com/ebay. Nanti daftar di situ sebagai user. Dari sini kita bisa menjual produk lewat eBay untuk pasar internasional. Ini kita namakan kolaborasi cross border trading," jelas Andi S Boediman, Chief Innovation Officer Plasa.com.

Dalam kerja sama ini, melalui Plasa.com, eBay juga akan menyediakan jasa konsultasi dan bimbingan kepada para pengusaha Indonesia. "Kita akan berikan konsultasi kepada para seller bagaimana mereka menentukan target market, bagaimana menjual barang lebih luas lagi," jelas Andi.

Andi berharap agar dengan kerja sama ini bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk berdagang lebih luas lagi. "Jangan takut untuk berjualan online. Saya harap para seller Indonesia bisa go international semua," harapnya.


KOMPAS
0

Kereta Api Lebih Aman Pakai Sistem GPS

Kecelakaan kereta api dapat terjadi, antara lain, karena amblesnya rel, rusaknya sistem persinyalan, dan kelalaian petugas, baik masinis maupun penjaga perlintasan. Masalah tersebut dapat diatasi di antaranya dengan menerapkan global positioning system.

Sebagai salah satu sistem satelit navigasi yang banyak digunakan di dunia, global positioning system (GPS) selama ini biasa digunakan untuk mendukung lalu lintas di jalan raya, laut, dan udara. Belakangan, sarana tersebut diuji coba tim peneliti Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung untuk mendeteksi pergerakan kereta api (KA).

Sistem ini dimanfaatkan untuk memantau posisi dan kecepatan KA secara kontinu dengan selang waktu yang diinginkan. Ada beberapa bentuk arsitektur sistem yang dapat diimplementasikan untuk memantau pergerakannya, ungkap Hasanuddin Z Abidin, Ketua Kelompok Keilmuan Geodesi ITB.

Untuk itu, kereta yang akan dipantau harus dilengkapi dengan alat penerima (receiver) sinyal GPS. Posisi dan kecepatan KA dikirim oleh satelit GPS secara periodik dan otomatis dalam hitungan detik atau lebih, sesuai kebutuhan, ke pusat pengontrol untuk kemudian ditampilkan pada peta elektronik atau digital di layar monitor.

Dengan mengamati pergerakan semua KA pada sistem peta elektronik secara kontinu dari waktu ke waktu, petugas di pusat pengontrol mudah mengelola secara terpadu pergerakan kereta api. ”Untuk lebih meningkatkan sistem pengamanan pergerakan kereta, sistem visualisasi ini sebaiknya ditempatkan di ruang masinis dan di stasiun tertentu yang akan dilalui kereta tersebut,” kata Hasanuddin, Guru Besar Geodesi ITB.

Apabila pergerakan ditampilkan langsung di peta digital yang ditempatkan di ruang masinis (setiap lokomotif), di stasiun, dan kantor pusat PT KA, semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui pergerakan KA dari waktu ke waktu.

Menurut Hasanuddin, akan lebih baik jika sistem pelacakan ini langsung terkait dengan sistem pengereman otomatis KA. ”Kalau dua kereta berada dalam satu jalur dan akan terjadi tabrakan, sistem tracking secara otomatis menjalankan sistem rem kereta api meski masinis sedang tidak di ruang masinis,” kata Hasanuddin.

Uji coba lapangan

Pengkajian kinerja sistem yang menentukan posisi KA secara kinematik dilaksanakan beberapa tahun lalu pada jalur Bandung-Jakarta pergi pulang (pp). Survei sesi pertama dilakukan pada siang hari dengan menggunakan KA penumpang Parahyangan jurusan Bandung-Gambir pp dan survei sesi kedua dilakukan pada malam hari dengan menggunakan kereta api barang jurusan Gedebage-Tanjung Priok pp.

Dalam penelitian ini, untuk mengecek ketelitian posisi diferensial digunakan tiga stasiun referensi yang ditempatkan di Kampus ITB, Bandung; Jatiluhur, Purwakarta; dan Kwitang, Jakarta. Ketiga stasiun ini telah diketahui koordinatnya.

Pengamatan satelit GPS di ketiga stasiun referensi dan KA menggunakan sistem penerima GPS tipe geodetik dua frekuensi. Antena GPS dipasang di bagian depan atas lokomotif. Koordinat relatif KA terhadap stasiun referensi dari waktu ke waktu diketahui dengan mengolah data GPS. Dalam penelitian ini perlu ditetapkan konfigurasi satelit yang sesuai sepanjang jalur KA Bandung-Jakarta.

”Posisi absolut kereta dalam tampilan tiga dimensi minimal memerlukan empat satelit dan untuk dua dimensi horizontal minimal perlu tiga satelit,” ujar Hasanuddin yang melakukan uji coba pemantauan itu bersama Najib Faizal dari Kelompok Keilmuan Geodesi ITB.

Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah satelit dipengaruhi oleh perubahan konstelasi satelit GPS dengan waktu. Hal ini juga disebabkan oleh kondisi topografi, pepohonan, serta bangunan di sepanjang rute perjalanan KA.

Secara umum, keberadaan satelit GPS pada rute KA Jakarta-Bandung dapat dikatakan baik karena setidaknya 90 persen waktu pengamatan dapat diamati secara kinematik oleh empat atau lebih satelit.

Teknik kinematik yang dikembangkan Hasanuddin yang meraih doktor dari Universitas New Brunswick, Kanada, itu lebih baik dibandingkan dengan sistem lama atau statik. Kelebihannya adalah pada kecepatan penentuan posisi meski pesawat penerimanya bergerak.

Uji coba di laboratorium menunjukkan, kecepatan penentuan posisi berada pada orde detik, yaitu sekitar dua hingga tiga detik. ”Dalam kondisi diam saja receiver dengan metode lama memerlukan waktu setengah hingga satu jam,” ungkapnya.

Dari hasil studi awal ini disimpulkan, sistem pemantauan pergerakan KA dengan GPS berprospek baik untuk diterapkan pada jalur KA Bandung-Jakarta.

Riset unggulan

Aplikasi GPS telah dimulai di Indonesia melalui program Riset Unggulan Terpadu. Program ini dilaksanakan oleh Jurusan Geodesi ITB bekerja sama dengan Pusat Ilmu Komputer ITB untuk menerapkan GPS pada sistem pengelolaan transportasi.

Uji coba dilakukan pada armada taksi di Jakarta. Dengan sistem ini, gerakan seluruh armada taksi dapat terpantau dari pusat pengendali. Dengan mengoperasikan sistem satelit navigasi, pemantauan posisi dan pergerakan suatu obyek di permukaan bumi dan di atmosfer memang dapat dilakukan.

Sistem satelit navigasi yang paling banyak digunakan adalah Navstar-GPS (navigation satellite timing and ranging-global positioning system), yang biasa disebut GPS saja.

Satelit GPS milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat pertama kali diluncurkan pada 1978. Sistem ini terdiri dari konfigurasi 24 satelit yang melayang pada ketinggian 20.000 km. Di dalamnya termuat radio navigasi dan fasilitas penerima sinyal untuk menentukan posisi obyek. Penggunaan satelit GPS untuk tujuan sipil dimulai pada 1982.

Di Indonesia, aplikasinya, antara lain, untuk bidang geologi: deformasi gunung api, penurunan tanah, pergerakan tanah lereng, serta aktivitas tektonik di sejumlah lokasi di Indonesia. Alat GPS juga dimanfaatkan Badan Pertanahan Nasional untuk menetapkan titik persil.

Sebagai sistem satelit navigasi global, GPS bukan satu-satunya sistem di ruang angkasa. Ada Glonass milik Rusia yang memiliki 19 satelit, tetapi bentuknya konservatif.(Yuni Ikawati)


KOMPAS
0

Database Oto Multiartha, Oto Finance Digabung

Kebutuhan untuk konsolidasi data center menjadi sebuah sistem tunggal tidak terelakkan.

VIVAnews - Untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan operasional bisnis yang makin pesat dan mengantisipasi pertumbuhan data yang signifikan, Summit Auto Group mengumumkan bahwa mereka kini memanfaatkan solusi milik NetApp.

Dengan meningkatnya kapasitas data dari 15 terabyte hingga 40 terabyte dalam satu tahun, kebutuhan untuk mengkonsolidasi data center yang terpisah menjadi sebuah sistem tunggal menjadi tidak terelakkan.

Selain mengkonsolidasi data center PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance yang terpisah menjadi sebuah sistem data center tunggal, NetApp juga menambahkan solusi storage baru yang dapat menjalankan virtualisasi storage.

“Kemampuan untuk melakukan virtualisasi storage merupakan hal yang sangat penting bagi Summit Auto Group untuk memperluas bisnis,” kata Krisna Suswandi, Chief Information Officer Summit Auto Group, pada keterangannya, 7 Oktober 2010.

Pengelolaan storage yang canggih dengan fitur data backup yang tersedia pada sistem NetApp, kata Krisna, menawarkan solusi yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan virtualisasi bagi perusahaan.

Summit Auto Group menggunakan Storage System V3160 milik NetApp, dengan peranti lunak terintegrasi yang mencakup teknolgi FlexClone dari NetApp. Solusi ini memungkinkan perusahaan mereplikasi volume data dan set data secara cepat sebagai salinan virtual.

“Untuk memenuhi kebutuhan Summit Auto Group, storage yang digunakan harus memenuhi kebutuhan 4.000 pengguna di lebih dari 190 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Steven Law, Country Manager NetApp Indonesia, Vietnam, dan Filipina, pada kesempatan yang sama.

Dengan menggunakan solusi Virtualisasi NetApp, Law mengklaim, Summit Auto Group dapat meningkatkan efisiensi operasional TI mereka dengan menghemat waktu untuk konsolidasi data dari satu hari menjadi hanya kurang dari satu jam. “Dengan demikian, perusahaan dapat mempersingkat waktu untuk memenuhi kebutuhan pasar, mengurangi biaya operasional dan memberikan layanan dukungan teknis yang lebih baik,” ucapnya.

“Dengan menggunakan teknologi storage terbaru lengkap dengan fitur untuk duplikasi data yang tersedia pada sistem storage NetApp, Summit Auto Group dapat mengurangi kompleksitas operasional pada infrastruktur storage,” ucap Law.


VIVAnews
0

2030,Indonesia Jadi Negara Maju

BOGOR (SINDO) – Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memaparkan, Indonesia akan menjadi negara maju pada 2030. Untuk mencapai pertumbuhan dan transformasi menuju negara maju, Indonesia mulai saat ini hingga 2015 harus berbenah agar pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5–7% per tahun.

Lalu pada 2015–2025 Indonesia perlu melakukan akselerasi. “Dalam tahap akselerasi, perekonomian makin membaik dengan dorongan industrialisasi dan implementasi teknologi yang memadai dengan pertumbuhan ekonomi ratarata 9–11% per tahun,”ujarnya dalam orasi ilmiah Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-47 di Auditorium Rektorat,Gedung Andi Hakim Nasution, IPB, Bogor, Jawa Barat,kemarin.

Di hadapan ratusan mahasiswa dan pejabat IPB serta undangan, bos Para Group itu mengatakan, untuk mencapai angka-angka tersebut, pertumbuhan sektor industri harus mendorong kinerja sektor lain, terutama jasa. Setelah melewati tahap akselerasi, Indonesia masuk ke tahap berkelanjutan yaitu pada 2025–2030.“Di tahap ini Indonesia mulai masuk sebagai salah satu negara maju,”tuturnya.

Saat itu pertumbuhan dan kontribusi sektor jasa yang tinggi dan melebihi sektor industri.“Pertumbuhan ekonomi rata-rata berkisar antara 7–9% per tahun pada tahap ini dan dapat dinikmati bersama oleh segenap lapisan masyarakat,” ujarnya. Untuk menuju Indonesia maju,dia mengatakan,diperlukan kebersamaan semua lapisan masyarakat dan komponen bangsa. Selain perlunya kerja sama semua komponen bangsa, terwujudnya Indonesia maju 2030 juga tidak lepas dari upaya maksimal dalam memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki.

Mulai dari sumber daya manusia (SDM),sumber daya alam (SDA), dan posisi geografis Indonesia yang strategis.“Bayangkan tambang emas dan tembaga Freeport di Papua adalah yang terbesar di dunia. Artinya, dari segi kekayaan alam, Indonesia mampu menjadi negara maju,” ujarnya. Dia memprediksi, dalam periode 2006–2030,rata-rata pertumbuhan riil adalah 8,5% per tahun,dengan ekspektasi inflasi rata-rata 3%.

Rektor IPB Herry Suhardiyanto menyambut baik gagasan KEN untuk mencapai Indonesia Maju 2030. Salah satu bentuk dukungan IPB terhadap Visi Indonesia Maju 2030 adalah menyiapkan lulusanlulusan terbaiknya guna menunjang program tersebut. Menurut dia, hal itu dibuktikan dengan banyaknya dosen IPB yang menghasilkan karya inovatif Indonesia paling prospektif sepanjang 2010.

Hasil seleksi Business Innovation Center (BIC) dan Kementerian Riset dan Teknologi, dari 102 karya inovatif,sebanyak 49 inovasi atau hampir 50% adalah karya dosen IPB.“Penghargaan ini merupakan wujud dan komitmen IPB untuk menghadirkan karya-karya inovatif terbaik dari hasil-hasil riset dan pengembangan teknologi bagi bangsa Indonesia,”katanya. (haryudi)


SINDO
0

Telkom Ingin Tercepat dalam Pelayanan Internet

JIMBARAN, SELASA - Pasar telekomunikasi makin menjanjikan meski mahal. Indonesia sendiri masih didominasi dengan saluran telepon atau pasar percakapan sekitar 70 persen dibandingkan layanan untuk data dan internet.

Karenanya PT Telekomunikasi Indonesia memperlebar akses dan jaringan operator dengan sembilan perusahaan operator internasional. Dengan kerja sama bilateral ini diperkirakan akan mendatangkan pendapatan sekitar 6,8 juta dollar AS atau setara Rp 6,4 miliar.

Target Telkom mencapai layanan data dan internet menjadi 40 Gbps per bulan pada tahun 2010 dari yang tersedia 8,2 Gbps per bulan pada tahun ini. "Kami ingin tercepat dalam pelayanan jasa di bidang internet. Kami berharap kerja sama bilateral ini menjadi investasi," kata Head of Infratel Division Telkom, Sarwoto, di sela-sela acara Telkom Global Partnership Forum 2008, di Bali Intercontinental Hotel, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali., Selasa (1/7).

Sembilan operator itu antara lain Asiakomnet (Singapura), Inacces (Singapura), Korea Telecom (Korea Selatan), itu dilakukan pada Telkom Global Partnership Forum 2008, kemarin. Forum tersebut dihadiri 21 patner operator yang berbasis luar negeri dari 35 patner operator dengan Telkom.


KOMPAS