0

5 Sebutan untuk Jokowi dari media asing

Jakarta Bukan kali ini saja Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan dunia. Saat menjadi wali kota Solo, nama Jokowi sudah berkibar. Buktinya, ia terpilih menjadi salah satu kepala daerah terbaik dunia.

Setelah menjadi gubernur DKI Jakarta, namanya terus bersinar. Banyak media asing terus menyorotnya.

Mulai dari gaya hingga gebrakannya memimpin Ibu Kota. Bahkan Jokowi mendapat julukan tersendiri di mata media asing. Apa saja?(mdk/has)

1. Obama dari Jakarta

Kantor Berita Inggris BBC menyebut Jokowi sebagai Obama dari Jakarta. Artikel itu dimuat dalam BBC Asia, Rabu (23/1). Judulnya Flooding tests 'Jakarta's Obama'. Ada foto Jokowi mengenakan baju Betawi lengkap dengan peci berwarna hitam sebagai ilustrasi.

BBC menyoroti banjir di Jakarta dan kebijakan Jokowi menyelesaikan permasalahan itu. Artikel tersebut ditulis oleh wartawan BBC Karishma Vaswani.

"Jelang 100 hari kepemimpinannya, Jokowi menghadapi tes pertama. Air berwarna kecoklatan merendam Jakarta tanggal 17 Januari kemarin. Penyebabnya curah hujan tinggi yang menyebabkan tanggul jebol dan sungai meluap."

BBC banyak memuji Jokowi dalam artikel itu. Mereka menyebut Jokowi sebagai tokoh populer dan mendapat dukungan dari kalangan bawah maupun kalangan menengah Jakarta. Warga Jakarta optimistis Jokowi bisa menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Jokowi juga dikenal sebagai politikus yang bersih dan pekerja keras.

"Mr Widodo adalah politikus yang bersih. Seorang pemimpin yang mendengarkan keluhan masyarakat. Dia kerap disamakan dengan Presiden AS Barack Obama, bukan karena perawakannya yang sama-sama tinggi dan langsing. tetapi karena empatinya pada masyarakat."

"Saya bukan Obama. Saya cuma orang yang sederhana," kata Jokowi sambil tertawa.(mdk/has)

2. Mr Fix

Kali ini mendapat perhatian dari majalah The Economist edisi Asia. Majalah tersebut menyebut Jokowi sebagai Mr Fix. Arti Mr Fix sangat luas, bisa memperbaiki atau merapikan.

Majalah ini mengulas sepak terjang Jokowi yang rela turun ke kampung-kampung kumuh untuk menata Jakarta. Istilah yang sering dipakai Jokowi adalah blusukan.

100 hari masa kerjanya, Jokowi langsung memperbaiki sistem pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan dengan meluncurkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) serta Kartu Jakarta Sehat (KJS). Majalah ini juga menulis soal rencana-rencana Jokowi untuk menata PKL, banjir, dan mengatasi kemacetan.(mdk/has)

3. The man in the Madras Shirt

Sukses Jokowi menggunakan baju kotak-kotak saat kampanye dalam Pilgub Jakarta pertengahan tahun lalu mendapat sorotan dari majalah terkemuka, TIME. Majalah ini secara khusus menyorot baju ala Jokowi bermotif merah-biru tersebut.

Majalah ini menulis dengan judul The Man in the Madras Shirt. Apa jawaban Jokowi?

"Saya memilih kemeja berwarna-warni ini hanya ingin berbeda dengan para pejabat lain yang selalu dipakainya. Orang-orang bosan dengan hal yang sama," kata Jokowi kepada TIME.(mdk/has)

4. Calon pendamping Prabowo

Tidak hanya dari sisi gaya kepemimpinannya, Jokowi juga mulai disorot soal langkah politiknya dalam Pilpres 2014. Menurut majalah bergengsi asal Inggris, The Economist, setelah sukses menjadi gubernur Jakarta, Jokowi bisa menjadi pemimpin di tingkat nasional.

"Jika Widodo (Jokowi) bisa membereskan Jakarta seperti dia lakukan di Solo, dia bisa menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo (Subianto)," tulis majalah itu. Menurut hasil pelbagai survei, pensiunan jenderal berbintang tiga ini menduduki posisi puncak sebagai calon presiden paling pantas buat Indonesia pada pemilihan dua tahun mendatang.(mdk/has)

5. Calon presiden

Media besar asal Amerika Serikat, Foxnews pernah menulis panjang lebar soal Jokowi. Media itu menulis sepak terjang Jokowi dalam menangani banjir di Jakarta pekan lalu.

Selama beberapa hari ini, Jokowi sibuk turun ke lapangan. Mengunjungi korban banjir dan mengecek lokasi-lokasi banjir. Paragraf pertama di Foxnews menulis Jokowi saat naik gerobak sampah mengunjungi korban banjir.

Kedatangan Jokowi langsung mendapat sambutan hangat. Banyak anak-anak yang mengerubungi mantan wali kota Solo tersebut karena hanya ingin sekedar salaman. "Pada musim kemarau nanti, kita akan melakukan sesuatu yang konkret untuk mengatasi banjir," kata Jokowi.

Selain soal banjir, Foxnews juga menulis soal langkah Jokowi menaikkan upah buruh dan masalah kesehatan dan pendidikan. Program kilat Jokowi ini diperkirakan akan terus mendapat dukungan warga Jakarta.

Di akhir tulisan, Foxnews mengutip pernyataan dari Prasetyo Edi Marsudi, Wakil Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta. Langkah konkret yang dilakukan Jokowi, akan berdampak politik ke depan.

"Anda lihat pria di sana. Dia melayani rakyat. Pada 2019, ia akan menjadi presiden," kata Presetyo.(mdk/has)


Merdeka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Berapa biaya memindahkan Ibu Kota?

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/01/17/1348365-banjir-di-bundaran-hotel-indonesia-620X310.jpgJakarta Setiap kali Jakarta terkena bencana terutama banjir, wacana pemindahan Ibu Kota menjadi topik bahasan utama pemerintah. Padahal, memindahkan Ibu Kota bukannya memindahkan administrasi negara tetapi manusia yang jumlahnya ribuan serta infrastruktur pendukung.

Pemindahan Ibu Kota tidak bisa serta merta pindah dalam satu dua tahun. Paling tidak sebelum pembangunan infrastruktur, dibutuhkan kajian yang mendalam mulai aspek sosial, tata kelola sampai biaya yang harus dikeluarkan oleh negara.

Selain itu, pemindahan Ibu Kota, jangan hanya sekedar memindahkan elite politik atau birokrasi semata yang hanya akan menikmati kepindahan tersebut. "Jangan pemindahan Ibu Kota dilandasi oleh masalah Jakarta yang sudah banyak, seperti banjir dan macet," ujar Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna pada merdeka.com, Jumat (25/4).

Yayat memprediksi kepindahan Ibu Kota membutuhkan biaya yang super besar. Jika dibandingkan pembenahan Jakarta. Contohnya, untuk satu program penanggulangan banjir Jakarta butuh Rp 60 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan pemindahan Ibu Kota. "Ingat pindah Ibu Kota butuh dana besar. Saat ini ada 35 kementerian, artinya harus membangun 35 gedung kementerian, akses jalan, dan infrastruktur lainnya," katanya.

Dilihat dari satu program saja, pemindahan Ibu Kota akan memakan dana yang sangat besar. Padahal, perpindahan Ibu Kota bukan sekedar memindahkan perkantoran milik pemerintah pusat.

Selain itu, idealnya pemindahan Ibu Kota, bukan karena adanya masalah di Ibu Kota saat ini seperti banjir dan kemacetan. Tanpa adanya penataan yang baik dan terencana bisa terjadi kesalahan yang sama seperti di Jakarta. "Pemindahan harus disesuaikan dengan visi Indonesia ke depan," katanya.

Kesuksesan pemindahan Ibu Kota tergantung pula kesejahteraan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang sudah mapan. Hanya beberapa negara yang sukses memindahkan Ibu Kotanya seperti Israel dan Kazakstan yang didukung kesejahteraan masyarakat dan disiplin masyarakat yang kuat.

Di Malaysia, kata Yayat, 50 persen pegawai negeri pulang-pergi ke Kuala Lumpur karena jarak dan transportasi yang memadai. Hanya pegawai rendahan yang bertahan di Putra Jaya. "Ini dipengaruhi oleh fasilitas kota anyar yang mereka dapatkan," ujarnya.

Dia menegaskan aspek sosial masyarakat perlu diperhitungkan. Aspek ini akan memakan biaya tinggi, buka hanya infrastruktur. "Membangun kota mandiri yang dikelola swasta saja butuh 25 tahun, apalagi Ibu Kota?" katanya.

Yayat mengatakan, yang bisa dilakukan Jakarta saat ini adalah berbagai pertumbuhan ekonomi dengan daerah lain di sekitar Jakarta. Misalnya paling ekstrem Jakarta menolak mengizinkan adanya industri padat karya dan menolak pembangunan pusat bisnis anyar. "Paling ekstrem adalah relokasi pabrik, pelabuhan dan industri ke daerah lainnya, ini bisa mengurangi dan lambat-laun masyarakat akan berpindah," katanya.

Agar pengusaha tidak berbondong-bondong bangun pabrik di Jakarta, yang bisa dilakukan Jokowi adalah menaikkan upah minimum setinggi mungkin. "Ini bisa mendorong pengusaha mencari tempat di luar Jakarta, sehingga beban Jakarta berkurang.".

Dia menilai besarnya biaya pemindahan Ibu Kota akan membuat masyarakat protes dibandingkan penataan kawasan Jakarta. Sebab Indonesia itu bukan hanya Jakarta.

"Lebih baik digunakan untuk pembangunan perumahan masyarakat. Toh, pindah Ibu Kota tanpa ada manajemen yang jelas masalah yang sama akan muncul. Pindah Ibu Kota harus sesuai visi dan misi Indonesia ke depan, bukan karena masalah saat ini," katanya.(mdk/has)


 Merdeka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Menkeu Minta Pembangunan Proyek Trans Sumatera Dipercepat

 "Kalau didukung feasibility studies yang baik, kami akan dukung."   

Jakarta Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, meminta PT Hutama Karya untuk mempercepat realisasi proyek Trans Sumatera. Infrastruktur jalan dirasakan sudah menjadi kebutuhan utama guna menunjang perekonomian yang meningkat di daerah itu.

Agus menegaskan, pemerintah pusat akan mendukung dan memandu Hutama Karya dalam memperoleh pembiayaan proyek tersebut. Dia berharap realisasinya tidak seperti proyek Trans Jawa yang hingga saat ini belum selesai.

"Saya berikan guidance, kelayakan usaha disusun, koordinasi penugasan akan dibangun, tapi perlu kejelasan dari BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol). Setelah itu kita bangun penuh," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Jumat 25 Januari 2013.

Agus mengimbau agar Hutama Karya menyiapkan studi kelayakan bisnis yang baik sebelum memulai proyek pembangunan tol itu. Karena, studi itu yang akan menjadi penilaian pemerintah untuk mendukung proyek tersebut atau sebaliknya.

"Jadi, kami akan lihat, kalau bisa didukung feasibility studies yang baik oleh Hutama Karya, pemerintah akan dukung," tegasnya.

Terkait dengan pembiayaan, Agus menjelaskan, ada beberapa skema yang bisa diperoleh Hutama Karya untuk merealisasikan jalan tol yang rencananya membentang dari Aceh hingga Lampung itu.

Menurut Agus, pembiayaan bisa diperoleh dari penyertaan modal negara (PMN), dari swasta, maupun dengan penerbitan obligasi oleh pemerintah. "Kami tidak perlu khawatir peran swasta berapa dan pemerintah berapa. Kita bangun dulu dengan sumber pendanaan yang ada," katanya. (art)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

50 Persen Waduk di Jakarta Beralih Fungsi

Sekitar 50 persen waduk dan situ yang ada di Jakarta kini telah beralih fungsi. Hal itu membuat situ dan waduk tak mampu menampung air sebagaimana dalam perencanaan awal.

Pemukiman Ilegal di Pluit
Jakarta Tidak adanya penegakan hukum yang jelas membuat lahan waduk dan situ diokupasi menjadi pemukiman ilegal. Tidak hanya itu, situ dan waduk bahkan telah menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar.

Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menyebutkan, saat ini Jakarta memiliki 15 situ dan 20 waduk. Menurut Nirwono, penyebab situ dan waduk itu tidak berfungsi disebabkan empat faktor. Pertama, karena penuh dengan sampah. Kedua, dijadikan pembuangan limbah rumah tangga.

“Selanjutnya adalah minimnya pemeliharaan yang memicu pertumbuhan gulma seperti enceng gondok. Dan terakhir adalah karena minimnya pengawasan yang membuat pemukiman liar tumbuh subur di bantaran waduk dan situ,” kata Nirwono Joga kepada Beritasatu.com di Jakarta, Sabtu (26/1).

Nirwono mengungkapkan, tidak ada artinya mengeruk situ dan waduk kalau bantarannya masih dipenuhi hunian liar. Saat ini puluhan ribu hunian liar berada di kawasan bantaran.

“Warga harus direlokasi secara komprehensif. Kalau mau memutus rantai banjir harus menjadikan situ dan waduk berfungsi optimal,” katanya.

Pemerintah harus mengeruk kedalaman situ dan waduk ke kondisi ideal. Bantaran situ dan waduk harus dijadikan kawasan hijau. Sebab, menurut UU No 26/2007 Tentang Penataan Ruang secara tegas disebutkan lebar jalur hijau di pinggir situ atau waduk 50-100 meter untuk pengaman.

Saat ini total situ dan waduk yang ada di Jabodetabek mencapai 200 lokasi. Situ bahkan ada yang hilang karena tidak dipelihara. Sebagai contoh kecil, 25 persen dari total 80 hektar lahan di sekitar Waduk Pluit kini telah beralih fungsi menjadi pemukiman liar. Lebih parah lagi waduk Rio-Rio yang awalnya 40 hektar kini tinggal 20 hektar. Tak mengherankan saat hujan dan banjir kiriman serta air laut pasang datang, waduk tidak mampu menampung air dengan jumlah besar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri
Ilustrasi
Yogyakarta Fakultas Teknik UGM mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus. Hal itu untuk mengurangi buruknya kualitas lingkungan akibat sampah yang tidak tertangani dengan baik.

"Sampah menimbulkan persoalan lingkungan yang serius di berbagai kota di Indonesia. Fakultas Teknik UGM melalui waste refinery center bekerjasama dengan University of Boras, Swedia sedang melakukan penelitian dan pengelolaan sampah yang mengadopsi sistem yang dilakukan di salah satu pusat pengelolaan limbah di Sobacken, Swedia," papar Dekan FT UGM, Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng, Jumat (25/1/2013) di kampus setempat.

Panut menyebutkan, model pengelolaan sampah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan sistem lain yang sudah banyak dijalankan, yaitu dengan memilah sampah menurut jenisnya dan membuangnya di depo sampah.

"Sistemnya sederhana dan tidak berbeda dengan sistem yang sudah banyak berjalan. Hanya saja, pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran aktif seluruh stakeholder," ujarnya.

Disampaikan Panut, kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah dengan memilah sampah menjadi empat macam, yakni sampah organik, plastik, kaca, dan logam, sampah kertas, serta sampah lain-lain. Sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan di semua titik tempat sampah jurusan dalam keadaan terpilah. Selanjutnya sampah yang sudah terkumpul diangkut menuju tempat sampah besar di setiap jurusan yang kemudian akan dibawa ke depo atau mini sobaken area.

"Sampah organik kami buat kompos, sedangkan sampah plastik, gelas, logam, dan kertas kita bekerjasama dengan pemulung untuk dibawa ke tempat daur ulang. Sementara sampah lainnya diserahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA)," papar Panut.

Dalam pengelolaan sampah, Panut melihat sebagian masyarakat telah menunjukkan kesadaran untuk memilah sampa sesuai jenisnya. Hanya saja, yang menjadi persoalan ketika sampah diangkut menuju TPA menjadi tercampur kembali satu sama lain.

"Perlu dipikirkan agar sampah tidak kembali tercampur saat diangkut ke TPA. Di Jepang terdapat jadwal pasti dalam pengambilan sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Misal sampah organik akan diambil hari Senin, sampah kertas hari Selasa. Sementara sampah lainnya baru akan diambil di hari berikutnya," tuturnya.

Sementara Dr. Kamra Rousta, peneliti University of Boras, Swedia menyampaikan pengalaman masyarakat Swedia dalam pengelolaan sampah. Untuk menghindari tercampurnya kembali sampah organik dengan non-organik, masyarakat di sana melakukannya dengan cara yang cukup sederhana.

"Kami pakai dua kantong plastik untuk menampung sampah rumah tangga. Warna hitam untuk sampah organik dan putih untuk jenis sampah lainnya, sehingga saat ditampung di tempat pembuangan akhir, memudahkan untuk menyatukan masing-masing jenis sampah," urainya. Panut berharap pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus nantinya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah bagi masyarakat.


Kompas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Bedah Saraf di Indonesia Maju Pesat

detail berita
Ilustrasi
Jakarta PERKEMBANGAN bedah saraf di Indonesia saat ini makin menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan dipercayanya Indonesia sebagai penyelenggara workshop bedah saraf bagi para dokter seluruh dunia.

Para dokter di Indonesia memang tidak pernah berhenti untuk memajukan dunia kesehatan. Salah satunya dari bidang bedah saraf. Kali ini, para dokter muda dari seluruh dunia berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk bersama-sama belajar mengenai bedah saraf.

"Kami ingin berbagi dengan para dokter, khususnya untuk para dokter muda bedah saraf dari berbagai negara di dunia. Kami mengadakan workshop dan menjadi educational center atas kepercayaan dari World Federation of Neurosurgical Society," kata Prof. Eka J. Wahjoepramono, MD, PhD, salah seorang ahli bedah saraf Indonesia, saat ditemui Okezone dalam acara WFNS and Educational Course di RS. Siloam Lippo Village, Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (25/1/2013).

Diharapkan dengan adanya workshop ini, para dokter muda bisa belajar dari para ahli dan bisa menerapkannya di negara masing-masing. Workshop ini juga menjadi pembuka jalan bagi para dokter muda di dunia yang ingin belajar mengenai bedah saraf di Indonesia.

"Workshop ini tidak akan berhenti sampai di sini. Kami bahkan sudah menerima dokter muda asal China yang akan belajar mengenai bedah saraf di Indonesia," tambah Prof. Eka.(tty)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

BMKG: Awas, JABODETABEK Bakal Hujan Lebat Hari Ini

Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan turun hujan lebat hingga ringan, pada hari ini, Jumat (25/1/2013).

Berdasarkan data pada laman BMKG memprakirakan, hujan lebat akan turun di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta, Selatan, Jakarta Timur, dan Tangerang, pada Jumat pagi hingga siang.

Wilayah lainnya, yakni Jakarta Jakarta Barat, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Bogor, Depok, dan Bekasi, diprakirakan turun hujan sedang pada pagi hingga siang ini.

Pada sore hingga malam hari di seluruh wilayah Jabodetabek diprakirakan akan turun hujan ringan.

Adapun, warga yang masih mengungsi akibat banjir antara lain terdapat di RW 10 dan RW 03 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Lurah Rawajati, Sanwani megatakan jumlah pengungsi sudah menurun jauh tinggal 110 jiwa dari semula yang 2.440 jiwa. (Antara/spr)


Bisnis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Konglomerat Nasional Bangun 8 Rumah Sakit Super Mewah

Pembangunan sebuah rumah sakit butuh anggaran hingga Rp 800 miliar

Jakarta Salah satu konglomerat nasional berencana membangun delapan rumah sakit super mewah sepanjang tahun ini. Rumah sakit berkelas internasional itu akan dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu di Indonesia bagian timur.

“Kami ingin turut membangun perkembangan infrastruktur wilayah Indonesia bagian timur,” kata Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga, setelah melepaskan bantuan korban banjir di Jakarta pada Jumat 25 Januari 2013.

Pembangunan rumah sakit oleh Lippo Group melalui anak usahanya, PT Lippo Karawaci Tbk, diperkirakan membutuhkan investasi triliunan rupiah. Sebab, setiap membangun satu rumah sakit membutuhkan Rp 500 miliar. "Bahkan di daerah timur bisa Rp 800 miliar," kata Theo.

Mengenai pembiayaan, perseroan mengambil sebagian dari ekuitas perusahaan sedangkan sisanya akan menggunakan dana pinjaman dari bank. “Mungkin komposisinya sekitar 50-50 antara modal dan pinjaman,” katanya.

Theo menargetkan kedelapan rumah sakit ini selesai konstruksi dan akan beroperasi pada tahun ini.

Meski mewah, rumah sakit ini tetap menyediakan kamar kelas tiga sebanyak 30 persen dari ruangan yang ada. "Di sini tidak adak perbedaan peralatan, alat-alat, dan kualitas dokter. Semua sama," katanya.

Hingga saat ini perseroan telah mempunyai 10 rumah sakit dengan nama Siloam. Sembilan rumah sakit sudah lama beroperasi dan satu rumah sakit baru diresmikan di Balikpapan, 15 Januari 2013.(ren)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg