0

Kopaja Pun Dilengkapi dengan WiFi Gratis

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/27/1428042p.png
Photo: Kompas TV
KOMPAS.com — Kamis (26/7/2012) kemarin di Ragunan, Koperasi Angkutan Jakarta atau Kopaja meluncurkan armada bus baru yang dilengkapi dengan fasilitas sambungan jaringan nirkabel (WiFi) gratis. Alhasil, penumpangnya bisa mengusir bosan ketika macet dengan memanfaatkan koneksi internet.

Berbeda dengan bus umum lainnya, armada bus modern dari Kopaja tersebut menggunakan sistem pembayaran berbasis smartcard yang bisa diisi ulang.

Jurusan bus WiFi yang disediakan Kopaja meliputi P-19 dan P-20. P-19 melayani rute Ampera-Arteri-Cideng, sedangkan P-20 melayani rute Bungur-Gunung Sahari-Rasuna Said.

Dishub DKI Jakarta mengutamakan kenyamanan penumpang dalam bus baru dari Kopaja ini. Di dalamnya ada sistem pengaman yang mencegah orang yang tak memiliki smartcard naik ke dalam bus. Jumlah penumpang juga dibatasi.

Sumber : Kompas
0

DPR Minta Bantuan Kapal Perang Untuk Selamatkan Paus

Komisi IV DPR yang membidangi pertanian, perikanan, kelautan, dan lingkungan hidup meminta kapal batubara dan kapal perang dikerahkan untuk menarik Paus ke samudera.

"Saya juga memantau. Memang posisinya agak sulit karena berada dalam kedalaman yang tidak memungkinkan kapal besar bisa digunakan. Seperti halnya yang sering terjadi terdamparnya ikan paus, sebaiknya arah kepalanya diarahkan ke laut dan menunggu pasang di tarik ke laut. Saya menyarankan agar kapal perang kita dapat menariknya, tentu dengan tali yang agak panjang karena kapal tersebut tidak bisa merapat lebih dekat,"kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (27/7).

Saran Herman tersebut didasari alasan karena biasanya kapal besar memiliki tenaga kuat. Apalagi di sekitar Karawang banyak kapal pensuplai batu bara ke PLTU Indramayu dan Cirebon. Dengan adanya kapal-kapa tersebut mungkin bisa membantu untuk menariknya.

Selain itu, politisi Partai Demokrat ini melihat, pernggunaan kapal batu bara dan kapal perang bisa untuk kepentingan lingkungan, dan untuk itu dirinya akan mengontak KKP untuk menyelamatkan paus tersebut, apalagi KKP juga ada kapal yang cukup kuat untuk menarik paus.

Diberitakan sebelumnya, seekor paus berbobot dua ton terdampar di perairan dangkal di Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Paus ini terdampar di perairan ini sejak Rabu (25/7) kemarin.

Enam kapal telah dikerahkan untuk menarik paus tersebut agar bisa kembali ke laut lepas. Namun percobaan evakuasi paus ini menemukan kegagalan.

Kementerian Perhubungan melalui Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut turut membantu evakuasi paus tersebut. Demikian juga Pelindo.

Pertamina pun tak tinggal diam, perusahaan minyak negara ini juga telah mengirimkan kapal-kapal security untuk evakuasi paus. Namun kapal ini kesulitan menarik paus itu. Rencananya Pertamina akan mengirimkan kapal yang lebih besar untuk membantu evakuasi.*

Sumber : itoday
0

Apa Kabar Industri Pesawat Terbang Indonesia?

Dalam kesempatan kunjungan resmi ke Korea Selatan sebagai kepala staf Angkatan Udara Republik Indonesia,salah satu acara formal adalah mengunjungi lokasi strategis Angkatan Udara Korea di luar Kota Seoul.

Perjalanan ke tempat tersebut dilakukan menggunakan pesawat helikopter yang berpangkalan di salah satu pangkalan udara yang berdampingan dengan Air Force Base, unit dari Angkatan Udara Amerika Serikat. Selesai acara resmi, rombongan kami saat itu tertunda lebih kurang satu jam dalam jadwal perjalanan kembali ke Seoul karena cuaca yang berubah buruk. Seorang kolonel menghadap saya menjelaskan bahwa perjalanan kembali ke Seoul tidak dapat dilaksanakan menggunakan helikopter atau pesawat rotary wing yang tadi.

Disebutkan alasannya adalah pesawat tersebut tidak bisa terbang tinggi berhubung dengan perkembangan keadaan cuaca yang memburuk. Markas Besar di Seoul memerintahkan untuk mengirim sebuah pesawat fixed wing VIP menjemput saya dan rombongan. Setelah pesawat siap, kami pun segera bergegas menuju tempat parkir pesawat. Agak sedikit kaget karena ternyata pesawat fixed wing VIP yang disiapkan tersebut ternyata dari jenis CN-235.

Selesai melaksanakan penghormatan berjajar sesuai dengan prosedur pemberangkatan VIP,sang Captain Pilot dengan tersenyum lebar mendekat ke saya dengan mengatakan penuh bangga bahwa saya akan diantar kembali ke Seoul dengan pesawat fixed wing terbaik yang tersedia di Korea Selatan dan itu adalah pesawat terbang “asli” buatan negara anda! Terharu dalam hati, saya tersenyum sejenak dan mulai meneliti interior CN-235 yang sama sekali belum pernah saya saksikan sebelumnya.

Tidak bisa saya sembunyikan kekaguman terhadap desain interior CN-235 VIP Angkatan Udara Korea Selatan ini.Konon,belakangan setelah itu, saya memperoleh informasi bahwa desain dan perlengkapan VIP interior CN-235 tersebut adalah produk dari pesanan khusus Pemerintah Korea Selatan kepada pihak PTDI.

Terus terang, sangat mewah untuk ukuran Indonesia dan yang istimewa adalah sangat bersih,termasuk lantainya. Yang sangat mengharukan saya adalah melihat bagaimana para awak pesawat bertugas di pesawat itu dengan penuh kebanggaan. Bertugas menerbangkan VIP dengan pesawat khusus buatan Bandung!

Di pertengahan masa jabatan saya lainnya, Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) berkunjung tidak resmi ke Surabaya dengan transit semalam di Jakarta. Saya datang menemuinya di salah satu hotel di Jakarta Pusat.Ada rasa ingin tahu,apa gerangan yang menjadi acara penting Panglima ke Surabaya. Ternyata,Panglima TUDM beserta satu set kru lainnya hendak berlatih simulator CN-235 di Surabaya.

Saya bertanya kepada Panglima, Jenderal Dato’ Suleiman, jam berapa tiba dan menggunakan apa? Surprise sekali saya memperoleh jawaban ternyata Panglima mengemudikan sendiri pesawat CN-235 TUDM VIP dengan menyertakan dua co-pilot yang akan berlatih simulator di Surabaya. Jenderal Dato’ Suleiman menceritakan kepada saya betapa dia sangat menikmati terbang dengan CN-235. Saya tidak punya rating/ kemampuan menerbangkan CN-235 karena sebagian besar perjalanan terbang saya adalah menerbangkan C-130 Hercules.

Secara kebetulan, Jenderal Dato’ Suleiman juga mempunyai rating pesawat Hercules. Dengan demikian saya dapat mendiskusikannya agak lebih teknis apa yang dimaksudkannya “nikmat” menerbangkan CN-235 dengan membandingkannya dengan Hercules. Diskusi berakhir dengan pernyataan Panglima TUDM yang sangat saya percaya jauh dari basa-basi bahwa secara teknis, menerbangkan CN-235 tidaklah kalah menyenangkan dari menerbangkan Hercules.

Dia menutup dengan hal yang sangat mengharukan hati saya bahwa seluruh warga TUDM sangat berbangga hati memiliki dan mengoperasikan pesawat CN-235 produksi dari bangsa serumpun! Dari dua uraian ilustrasi tadi, kiranya telah lebih dari cukup untuk mewakili refleksi dari beberapa negara lainnya di kawasan Asia Pasifik yang juga menggunakan pesawat buatan anak bangsa CN-235.

Pesawat tersebut telah membuktikan dirinya, betapa kelas dari hasil jerih payah putra sang Ibu Pertiwi sudah memperoleh pengakuan de facto di panggung global. Sangat disayangkan, kini justru di negeri sendiri kita mulai sulit untuk dapat menyaksikan CN-235 membelah angkasa Nusantara, menjaga persada. Sangat berbeda kehadiran CN- 235 bila dibandingkan dengan pesawat Casa-212 yang juga keluar dari kandungan PTDI.

CN-235 dari sejak awal memang telah lahir dari kerja keras dan olah pikir anak-anak kebanggaan kita.Lahir dari pemikiran orisinal sejak desain dasar pesawatnya, bukan sekadar kerja yang mencampur “asem dengan beling” alias assembling alias “jahit obras” belaka. Tidak berlebihan kiranya bila banyak pihak yang masih saja menginginkan produk kebanggaan seperti ini dapat diteruskan.

Diteruskan yang memang pasti membutuhkan tekad kuat yang harus dilandasi dengan rasa bangga atas karya sendiri. Yang memang diperlukan adalah spirit dan daya juang untuk bertempur dalam kancah persaingan internasional dibandingkan dengan hanya mencari kemudahan melalui kerja ringan memoles saja karya negara lain untuk diluncurkan melalui jalur assembly-line aircraft manufacturer yang bernama PTDI.

Mudah-mudahan kita ini semua tidak mudah untuk selalu tergoda dengan “jalan pintas” yang selalu saja merangsang alias “menggiurkan” itu. Marilah kita semua mempertebal iman di dalam bulan Ramadan yang suci ini. Selamat menjalankan ibadah puasa!
CHAPPY HAKIM

Sumber : SINDO
0

Batam dilanda suhu panas akibat badai Vicenta

http://img.antaranews.com/new/2011/10/thumb/20111004068.jpgBatam (ANTARA News) - Batam dan kabupaten atau kota lainnya di Provinsi Kepulauan Riau dilanda panas dengan suhu hingga 34 derajat celcius, akibat badai Vicenta yang terjadi di Vietnam.

"Panas ini disebabkan Badai Vicenta yang terjadi di Vietnam," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim, Batam, Tri Agus, Jumat.

Ia menjelaskan, badai Vicenta menyedot angin yang ada di sekitar Kepulauan Riau, sehingga kelembaban udara rendah dan menyebabkan cuaca panas yang menyengat.  "Angin tersedot semua ke sana," kata Tri.

Sementara itu, tim perkiraan cuaca BMKG Hang Nadim, Sri Pratiwi mengatakan, kondisi udara yang labil mendukung proses pertumbuhan awan di Kepri.

Namun, kelembaban udara yang relatif rendah mengakibatkan awan yang terbentuk menjadi lebih sedikit. "Sehingga cuaca dierkirakan cerah berawan hingga berawan," kata Sri.

Menurut dia, kondisi cuaca ini masih kondusif untuk aktivitas transportasi darat dan udara.

"Sedangkan untuk aktivitas kelautan diimbau hati-hati terhadap arus laut yang kuat terutama di wilayah perairan Bintan dan Natuna," ujarnya.

Ia memperkiraan, cuaca Kota Batam pada Jumat pagi berawan, cerah berawan pada siang hari, dan pada malam kembali berawan disertai hujan ringan. Kecepatan angin diperkirakan antara 5 sampai 30 kilometer per jam arah selatan.

Sementara suhu udara di Batam diperkirakan antara 24 sampai 32 derajat celcius dengan kelembapan 59 sampai 69 persen. Suhu udara Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan antara 24 sampai 32 derajat celcius dengan kelembapan 59 sampai 94 persen.

Suhu udara di Karimun antara 25 sampai 33 derajat celcius dengan kelembapan 60 sampai 94 persen. Sedangkan suhu udara di Lingga antara 24 sampai 31 derajat celcius dengan kelembapan 69 sampai 91 persen.

Kemudian, suhu udara di Natuna antara 25 sampai 32 derajat celcius dengan kelembapan 60 sampai 88 persen. Suhu udara di Anambas antara 26 sampai 34 derajat celcius dengan kelembapan 55 sampai 77 persen.(Y011)

Sumber : Antara
0

Ternyata, Kedelai Lokal Batan Lebih Enak Ketimbang Impor

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/petani_panen_100407155936.jpgREPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti Indonesia sudah banyak menghasilkan varietas kedelai unggul untuk mendukung pencapaian target swasembada kedelai nasional.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) misalnya, sudah menghasilkan sejumlah varietas kedelai unggul seperti Mitani, Rajabasa dan Mutiara I, kata pemulia kedelai dari Batan, Harry Is Mulyani, di Jakarta, Kamis.

"Secara teknologi kita mampu membuat kedelai unggul," katanya. Ia menjelaskan, varietas kedelai lokal yang dihasilkan para peneliti Batan dengan teknik iradiasi lebih unggul dari kedelai impor dalam hal rasa dan rendemen.

Menurut dia, rasa kedelai lokal Batan lebih enak daripada kedelai impor karena memiliki kadar lemak dan protein lebih tinggi. "Sedangkan dari rendemen, jika satu kilogram kedelai kita bisa menjadi tahu empat kilogram, satu kilogram kedelai impor hanya bisa jadi tahu tiga kilogram," katanya.

Ia juga membantah anggapan bahwa biji kedelai lokal lebih kecil dibanding kedelai impor sehingga tidak bagus untuk produksi tempe.

Menurut dia, biji kedelai varietas Mutiara I berukuran 23 gram per 100 butir, tak kalah dengan yang impor.

Produktivitas tanaman kedelai varietas itu juga tinggi yakni rata-rata 2,3 ton per hektare dan bisa sampai empat ton per hektare. Mutiara I yang berumur genjah (umur dari tanam sampai panen) 82 hari itu juga tahan penyakit penggerek pucuk dan karat daun.

Batan baru memperkenalkan Mutiara I pada 2012 dengan menyebarkan 500 kilogram benih ke berbagai daerah seperti Jember, Blitar hingga Tabanan.

"Jadi Mutiara I baru ditanam di luas lahan ratusan ha saja, itupun kebanyakan baru ditanam sebagai benih, ujarnya.

Menurut Harry, masalah pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri lebih terjadi karena pemerintah tidak memberikan perlindungan atau insentif kepada petani kedelai, membuat mereka tidak bisa mendapat keuntungan layak dari menanam kedelai. 

"Mengapa tak bisa memenuhi kebutuhan nasional, karena petani kedelai tak dilindungi pemerintah misalnya dengan menetapkan Harga Patokan Pemerintah atau HPP," kata dia.

Tanpa HPP, kata dia, petani yang sudah berjuang menghasilkan kedelai hanya bisa pasrah menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang dipermainkan tengkulak.

Dia mencontohkan, petani kedelai hanya bisa menjual kedelai seharga Rp4.000 per kilogram sementara tengkulak bisa menjual ke pasar dengan harga Rp6.500 per kilogram. "Ini membuat petani makin tak berminat menanam kedelai," katanya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2011 produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total kebutuhan sehingga Indonesia harus mengimpor 2.087.986 ton kedelai untuk memenuhi 71 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.

Tahun 2012, total kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton dan 83,7 persen diantaranya untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk untuk pengrajin tahu-tempe. Kebutuhan industri Kecap, Tauco, dan lainnya hanya 14,7 persen dan benih 1,2 persen.

Sumber : Republika
0

Kemenperin Kawal Perpajakan Mobil Listrik

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/05/29/1518402p.jpgMenteri Perindustrian MS Hidayat (Foto: KOMPAS.IMAGES/RODERICK A MOZES)

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Kementerian Perindustrian mendapat tugas untuk mengawal hal perpajakan mobil listrik. "Kami disini ditugasin ngawal tax fiscal-nya," sebut Hidayat, di sela-sela Sidang Kabinet Terbatas, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Dia mengatakan, mobil listrik sekarang ini masih berada dalam tahap awal.  Kementerian Perindustrian, kata dia, juga akan mengawal pembuatan mobil ini bila sudah masuk dalam skala industri. "Jadi masih diproses awal. Itu masih mengalami beberapa proses lagi," sambung Hidayat.

"Tahun 2014 menurut saya kalau mau di -ass product-nya," tandasnya.

Pemerintah akan mengembangkan mobil listrik menjadi mobil nasional. Tahun 2014 direncanakan sebanyak 10.000 unit akan diproduksi. "Kita akan jadikan mobil nasional. Kalau kita bicara mobil nasional ya diproduksi nasional, otaknya nasional, ototnya nasional," sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, di Jakarta, Senin (23/7/2012).

Hatta pun sudah mendapatkan laporan bahwa riset sejumlah universitas telah melakukan perkembangan yang berarti terkait dengan mobil listrik. Ia pun menyebutkan, mobil listrik yang dibuat oleh alumnus ITB Dasep Ahmadi sudah masuk ke level 7 dalam technology readyness level. Mobil tersebut pun siap masuk ke level 9.

"LIPI sudah produksi kendaraan listrik bus juga berbagai macam kendaraan-kendaraan city car model-modelnya yang sudah masuk kategori kalau dalam istilah Menristek itu skala 9, sempurna itu 9, kita berada di skala 7 sekarang untuk city car," papar Hatta.

Karena keyakinan itu maka Pemerintah pun memutuskan untuk segera membentuk Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif. Pusat ini akan melibatkan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan BUMN. Lalu, Pemerintah akan menyelesaikan semua Peraturan Pemerintah yang terkait dengan insentif dan disinsentif.

Tahun 2014, ia pun optimistis mobil listrik akan diproduksi sebanyak 10.000 unit. Ia yakin akan ada investor dan BUMN yang akan memberikan dukungan dalam memproduksi mobil ini secara massal. "Kalau itu (swasta) sih banyak begitu kita kasih kemudahan dan insentif," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, insentif kepada mobil listrik adalah bebas bea masuk dan PPn BM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) untuk, diantaranya mesin dan batere. "Pokoknya komponen utama maupun komponen penunjangnya," sebut Bambang.

Sumber : Kompas
0

PT. DI Jual 7 Pesawat Usang

BANDUNG, TRIBUN - Di lingkungan PT Dirgantara Indonesia (DI) sejauh ini terdapat sejumlah pesawat usang yang tidak lagi terpakai. Di lingkungan lembaga BUMN yang dahulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) itu ada beragam jenis pesawat.

"Ada beberapa pesawat usang, antara lain jenisnya DAS 10 yang merupakan produksi 1986," kata Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, Selasa (24/7).

Sonny menuturkan, tujuh unit pesawat usang itu antara lain empat unit DAS 10 dan sisanya, Boeing 737. Ketujuh pesawat itu tidak lagi terpakai karena maskapai penerbangannya mengganti DAS 10 dengan jenis Boeing 737. "Jadi, kami berencana menjual ke-4 pesawat usang yang tidak terpakai itu secara kiloan," ungkap Sonny.

Sedangkan rencana penjualan 3 unit pesawat bermesin jet, Boeing 737 karena ketiga pesawat itu milik dua maskapai yang tidak lagi beroperasi, yaitu Adam Air dan Bouraq. Dijelaskan, awal keberadaan ke-3 Boeing 737 itu di PT DI yaitu untuk menjalani perawatan rutin.

Akan tetapi, pada kenyataannya, Adam Air dan Bouraq tidak lagi beroperasi. Akibatnya, terjadi penunggakan karena biaya perawatan meninggi. "Nilainya sekitar 50-100 ribu dolar AS," kata Sonny.

Meski penjualannya secara kiloan, Sonny menyatakan, pelaksanaannya melalui mekanisme dan prosedur yang berlaku. Artinya penjualan itu melalui proses tender. (*)

Sumber : jabar.tribunnews
0

Panser Produksi Indonesia Perkuat Pasukan UNIFIL


http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2044407620X310.JPGLEBANON, Kompas.com - Suatu kehormatan bagi Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL untuk menggunakan kendaraan tempur (ranpur) Anoa yang merupakan sebuah kendaraan tempur militer lapis baja, dan merupakan salah satu hasil karya terbaik anak bangsa yang diproduksi secara langsung oleh PT Pindad-Indonesia.

Salah satu kelebihan yang ada pada Anoa adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka, yaitu memiliki tingkat STANAG 3 level 3. Ini berarti, ranpur tersebut bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s, serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 Kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi terbaru dan alat komunikasi anti jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi, mulai dari sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan, di medan tempur.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2045154620X310.JPGPersenjataan yang terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Untuk pertahanan diri, Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm.

Saat melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, ranpur ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 sih dijamin tidak bakal tembus.

Pengiriman 7 unit Ranpur Anoa ke Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL ini merupakan program pemerintah Indonesia, dalam hal ini Mabes TNI, dalam rangka menggantikan APC VAB - NG buatan Perancis yang sudah sejak 2006 telah menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan misi PBB di UNIFIL.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2046099620X310.JPG
Kedatangan 7 unit Anoa pada Sabtu (21/7/2012) di Markas UNIFIL-Naqoura, yang juga merupakan tempat Satgas Indo FPC berada, disambut langsung oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL Mayor Inf Wimoko dan didampingi oleh Kapten Kav I Nyoman Artawan selaku Perwira Kavaleri merangkap Pasilog Satgas.

Penggunaan Ranpur Anoa oleh Satgas Indo FPC adalah untuk menunjang tugas pokok Satgas, antara lain dalam pelaksanaan patroli keamanan wilayah Markas UNIFIL (Green Hill) dan sekitarnya, pengawalan UNIFIL HoM dan Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting antara LAF (Lebanes Armed Force), IDF (Israel Defence Force) dan UNIFIL, serta latihan – latihan gabungan dengan Pasukan dari Negara Asing yang tergabung dalam UNIFIL. (*)

Sumber : Kompas