Sektor ini lebih cepat pulih ketimbang lainnya yang membutuhkan waktu kembali normal.
Ilustrasi BTS
VIVAnews - Kendati ekonomi negara adikuasa Amerika Serikat goyah, industri telekomunikasi di seluruh dunia diperkirakan terus tumbuh hingga lima tahun ke depan. Kondisi itu seiring tingginya pengeluaran konsumen dan bisnis untuk layanan nirkabel.
Nantinya, belanja konsumen dan bisnis terbesar diprediksi datang dari sejumlah pasar berkembang yang akan memegang kemudi pendapatan industri. Demikian laporan terbaru lembaga analis pasar Insight Research.
Dalam laporan bertajuk "The 2011 Telecommunication Industry Review: An Anthology of Market Facts and Forecasts" itu disebutkan juga bahwa pendapatan layanan telekomunikasi secara global akan meningkat stabil sembilan persen dari tahun ke tahun sehingga menembus angka US$25,6 triliun atau setara Rp228,5 ribu triliun pada 2016.
Selain itu, laporan tersebut menunjukkan bahwa layanan nirkabel akan mencatat pertumbuhan yang kuat. Layanan broadband nirkabel akan tumbuh hingga lebih dari 45 persen dalam kurun lima tahun ke depan. Sementara itu, layanan broadband kabel tetap tumbuh meski hanya 14 persen.
"Ada indikasi bahwa kondisi terburuk dari krisis ekonomi global telah berlalu. Namun, penciptaan lapangan kerja di AS masih sulit dipahami dan diprediksi. Pemulihan ekonomi domestik masih berlangsung sampai saat ini. Di tengah ketidakpastian itu, kami melihat industri telekomunikasi tetap tumbuh," kata Robert Rosenberg, presiden Insight, yang dikutip VIVAnews dari Cellular News, Selasa 8 Februari 2011.
"Ke depan, sektor telekomunikasi akan menjadi sektor inti yang sangat penting dan harus dibangun, seperti halnya jalan raya dan jembatan. Sebab itu, kami memperkirakan sektor ini lebih cepat pulih ketimbang sektor-sektor lain yang membutuhkan waktu untuk kembali normal," tuturnya. (art)
• VIVAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment