JAKARTA--MICOM: Dari keseluruhan budget iklan yang dikucurkan di Indonesia, hanya 10 persennya yang dialokasikan pada media online atau masih jauh dari yang diharapkan.
Menurut data yang diungkapkan oleh Staf Ahli bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika Henry Subiakto, total belanja iklan di Indonesia pada 2009 mencapai US$4,9 miliar atau setara Rp43,39 triliun (kurs Rp8.855).
Menurut Nukman Luthfie, Online Strategist dari Virtual Consulting, sampai sekarang belum ada survei yang meneliti iklan online dan data mengenai belanja iklan online itu biasanya diambil dari pemilik portal.
"Budget iklan terbesar tetap di televisi karena paling luas jangkauannya," kata Nukman di sela seminar bertajuk Perkembangan dan Pemanfaatan Media Online dan Mobile Untuk Peningkatan Kinerja Perusahaan di Auditorium Adhiyana Wisma Antara di Jakarta, Selasa (22/2).
Minimnya budget itu karena seluruh industri yang terkait periklanan belum mengenal media online dengan baik.
"Khusus untuk 'target audience' pengguna Internet, strategi iklannya harus benar," kata Nukman.
Perusahaan harus memahami perilaku dari pasar yang menjadi target.
Menurut Nukman jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter sesuai bagi periklanan UKM (Usaha Kecil Menengah) karena CEO mereka turun langsung dalam pemasaran, berbeda dengan perusahaan besar dimana pemimpin menyerahkan pemasaran kepada anak buahnya.
Nukman mengatakan terjadi pergeseran komunikasi pada masyarakat, mereka tidak lagi mendengarkan iklan tetapi mendengarkan orang lain. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia sebanyak 35 juta. Sedangkan 80% ponsel di Indonesia mampu mengakses website dan wap. Sebanyak 46% pengguna aktif Twitter mengakses melalui perangkat mobile.
Konsumen cenderung membutuhkan waktu lama sebelum memutuskan untuk membeli suatu barang. Mereka akan melakukan pencarian mengenai barang itu di Internet mengenai bagus tidaknya sebelum memutuskan untuk membeli. (Ant/OL-9)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment