Saturday, 26 March 2011

Bantuan Telepon dan Internet Tidak Berfungsi

ilustrasi siswa berinternet

NAMROLE, KOMPAS.com
- Sejumlah bantuan fasilitas telepon umum dan internet dari Pemerintah Pusat di sejumlah desa di Pulau Buru, Maluku, yang baru diberikan akhir tahun lalu, tidak berfungsi. Padahal fasilitas itu dibutuhkan warga guna mengatasi sulitnya berkomunikasi ataupun mengakses informasi.

Pantauan Kompas, Kamis (24/3/2011), bantuan fasilitas telepon yang tidak berfungsi itu diantaranya berada di Desa Modanmohai, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru. Kemudian di Desa Lektama dan Fatmite di Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Sementara fa silitas internet yang tidak berfungsi berada di Desa Lektama.

Arsyad Waliulu (35), salah satu warga Lektama, mengatakan bantuan fasilitas telepon dan internet beserta lima unit komputer diberikan Desember 2010. Pada bulan itu juga, sejumlah teknisi memasang dan mencoba fasilitas tersebut.

"Saat dicoba oleh teknisi, keduanya memang bisa digunakan. Namun kemudian saat teknisi sudah pulang dan warga mencoba menggunakan telepon, tidak bisa digunakan. Sementara internet hanya bisa berjalan sekitar dua bulan, setelah itu warga tidak bisa menggunakannya lagi," jelasnya.

Kepala Desa Lektama Ibrahim Sulisa mengatakan banyak warga yang berharap dengan fasilitas telepon itu karena telepon genggam belum bisa digunakan di desanya. Hal senada diungkapkan Kepala Desa Modanmohai Haris Latubual.

"Begitu pula dengan internet. Saat masih beroperasi, banyak warga menggunakannya untuk mengetahui berita terbaru, mencari informasi pekerjaan atau hanya untuk belajar. Warga sampai antre untuk menggunakannya," ujar Ibrahim .

Berbeda dengan di Lektama, bantuan fasilitas internet beserta lima unit komputer di SMKN Namrole masih bisa digunakan. Hanya pengoperasiannya terkendala oleh listrik. Sementara genset yang juga diberikan sebagai bagian dari paket bantuan, pengoperasiannya terkendala biaya untuk membeli bahan bakar.

Wakil Kepala Sekolah SMKN Namrole William Lesnussa mengatakan seringkali listrik hanya menyala malam hari , bahkan bisa sampai lebih dari satu bulan tidak menyala . Karena itu, pihaknya seringkali menggunakan genset.

Namun itu pun tidak bisa setiap hari karena mereka seringkali kesulitan biaya untuk membeli bahan bakar. Untuk mengoperasikan genset selama sekitar empat jam dibutuhkan biaya antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000 mengingat harga bensin di Buru Selatan berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per liter.

"Padahal fasilitas internet ini dibutuhkan oleh 196 murid SMKN Namrole untuk memperluas pengetahuan mereka, terutama 42 murid yang mengambil jurusan informatika," kata William.

Hingga saat ini, belum ada satupun fasilitas warung internet (warnet) di Kabupaten Buru Selatan. Kabupaten yang berada di sebelah selatan Pulau Buru itu, baru tiga tahun lalu dimekarkan dari Kabupaten Buru.


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...