Satelit ini dihadirkan untuk menyiasati daerah-daerah yang sulit dijangkau serat optik.
Ilustrasi: Peta Satelit Jepang
VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan segera meluncurkan Satelit Telkom 3. Satelit ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan layanan data di daerah teresterial yang sulit dijangkau.
"Satelit Telkom-3 akan memperkuat jaringan dengan mengatasi kebutuhan saluran yang belum terjangkau jaringan teresterial serat optik," ujar Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication Telkom dalam keterangannya yang dikutip di acara sharing session Satelit Telkom 3 dengan para pengguna layanan Satelit Telkom di Jakarta, Kamis 24 Maret 2011.
Eddy menjelaskan, proyek Satelit Telkom-3 yang bernilai total sekitar US$200 juta atau setara Rp1,7 triliun itu saat ini tengah dibuat di pabrik satelit ISS-Reshetnev Rusia dengan sub sistem komunikasi yang dibuat oleh Thales Aleniaspace Prancis.
"Satelit Telkom-3 akan diluncurkan dengan peluncur Proton M-breeze pada akhir tahun ini," tutur Eddy. "Selain untuk keperluan komersial, Satelit ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur ICT serta memenuhi keperluan pemerintah dalam kaitan pertahanan dan keamanan (militer), maupun mendukung operasional perusahaan-perusahaan milik pemerintah," tuturnya.
Di Indonesia, saat ini lebih dari 160 transponder dimanfaatkan untuk GSM backhaul, jaringan data, dan penyiaran. Sementara itu, pasokan domestik yang dilakukan oleh Telkom kurang lebih 101 transponder.
Saat ini, keperluan penyiaran (broadcast), 3G, Internet, Triple Play dan Quardraple meningkat secara signifikan.
Sementara itu, Satelit Telkom-3 berkapasitas setara dengan 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri atas 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band dan 4 transponder @36 MHz + 6 transponder @54 MHz Ku-Band. Cakupan geografis Satelit Telkom 3 mencakup: Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext. C-band (Indonesia dan Malaysia) serta Ku-Band (Indonesia).
Eddy menambahkan, dari 42 transponder Satelit Telkom-3 sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group.
Meskipun Satelit Telkom-3 merupakan satelit pertama Indonesia yang dibeli dari Rusia, tetapi Eddy Kurnia yakin ISS akan mampu menyelesaikan pengadaan Satelit Telkom 3 sesuai jadwal.
Sebelumnya, Telkom telah mengoperasikan Satelit Telkom-2 pada 12 November 2005, yang diluncurkan oleh roket Ariane-5 milik perusahaan ArianeSpace di Kouroue, Guyana, Prancis. (art)
• VIVAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment