“Sekarang sudah banyak riset-riset itu. Riset teknologi radar yang kuat akan menghasilkan inovasi radar yang bagus, dan pada 2014 harus sudah ada prototipe terbaiknya,” kata Menristek Suharna Surapranata di sela Seminar Radar Nasional (SRN) V 2011 yang bertemakan “Sinergi Kemampuan Bangsa untuk Kemandirian” di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono industri pertahanan nasional harus direvitalisasi, dengan demikian perlu disinergikan dengan riset-riset di dalam negeri sehingga di masa depan Indonesia akan lebih mandiri.
Anggaran Kementerian Ristek, diakuinya sangat kecil, tahun ini anggaran ristek untuk riset pertahanan hanya Rp15-20 miliar, karena itu diperlukan kerja sama dengan lembaga lainnya, seperti dari swasta dan universitas.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi Hari Purwanto di tempat sama mengatakan, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki pesisir yang sangat panjang membutuhkan minimal 800 radar pantai.
Kebutuhan sebanyak itu, lanjut dia, harus dipenuhi oleh hasil-hasil riset dari dalam negeri dan diproduksi sendiri oleh industri yang ada di tanah air seperti PT Inti, PT LEN, PT Pindad dan lain-lain.
“Karena itu, prototipe yang dihasilkan oleh para ilmuwan di bidang radar harus bisa dimanfaatkan oleh sektor pertahanan maupun transportasi dan berorientasi pada industri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Lukman Hakim mengatakan, melihat kebutuhan akan radar yang sangat besar, Indonesia jangan hanya menjadi pasar bagi produk-produk dari luar negeri.
“Kita harus berperan di negeri sendiri dengan meningkatkan kemandirian dalam pembuatan produk-produk yang mempunyai nilai tambah besar seperti radar,” katanya.
LIPI, urainya, sudah berinisiatif meneliti soal radar ini sejak 1988 dan telah menghasilkan prototipe radar ISRA (Indonesian Surveillance Radar) yang telah dikomersialisasikan melalui kerja sama dengan PT Inti dan dimanfaatkan di Selat Sunda.
Sedangkan Staf Ahli Menhan bidang Teknologi dan Industri Dr Timbul Siahaan mengatakan, Kementerian Pertahanan harus mulai memanfaatkan kapasitas industri yang ada di dalam negeri untuk memenuhi segala kebutuhan di bidang pertahanan nasional.
Sampai dengan 2025, ujar dia, diharapkan 32 radar di seluruh Indonesia bisa dipenuhi dengan penambahan 15 satuan radar baru.
Dalam SRN V ini dipresentasikan 43 makalah oleh para peneliti di bidang radar.(hh)
0 comments:
Post a Comment