KOMPAS.com — Populasi flora dan fauna endemis Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus terancam. Penyebabnya, kerusakan hutan akibat pembalakan dan perambahan liar di pulau seluas 12.202 hektar itu selama 15 tahun terakhir.
Kepala Kantor Wilayah Jateng Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemhuk dan HAM) Chairuddin Idrus mengungkapkan hal itu di sela-sela apel siaga bersama gabungan Wana Nusa untuk konservasi Pulau Nusakambangan di Dermaga Sodong.
"Setidaknya 4.000 hektar hutan di Nusakambangan rusak parah dan gundul," kata dia, Selasa (19/4/2011).
Berdasarkan temuan Flora Fauna Internasional, sejumlah flora dan fauna langka di Nusakambangan itu di antaranya macan tutul (Panthera pardus), pohon plalar (Hydraokarous fitoralis), dan bunga wijayakusuma (Epiphyllum anguliger).
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemhuk dan HAM Untung Sugiyono mengakui, keterlibatan para pemangku kebijakan dimungkinkan dalam pembalakan hutan. "Tak hanya petugas kami (Kemhuk dan HAM), semua yang punya wewenang di pulau ini tak tertutup kemungkinan terlibat," ujarnya. (GRE)
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment