Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kini Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) tidak lagi datang untuk menawarkan pinjaman namun untuk berkonsultasi kepada Indonesia tentang bagaimana mengatasi krisis global.
"Kini, di saat ekonomi negeri kita terus tumbuh, IMF datang bukan untuk menawarkan pinjaman, tetapi untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Indonesia dalam mengatasi krisis global yang terjadi saat ini," kata Presiden saat membacakan Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan, saat Indonesia dihantam krisis moneter 14 tahun lalu IMF datang memberikan pinjaman. "IMF datang memberikan pinjaman dengan persyaratan yang justru menambah sulit keadaan perekonomian kita," katanya.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan, sekarang keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat sudah makin diakui di kancah internasional.
"Atas berbagai permasalahan dunia, semakin sering kita dimintai pendapat; What does Indonesia think? (Apa yang dipikirkan Indonesia?)," katanya.
Indonesia, lanjut dia, tidak diam dalam menyikapi berbagai tantangan global dan regional dewasa ini namun memberikan sumbangan nyata melalui kiprahnya.
"Kita terus berkiprah dalam berbagai organisasi internasional dan menjadi bagian dari solusi---part of the solution," katanya.
Indonesia antara lain menunjukkan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di forum G-20, mendorong terciptanya keamanan pangan dan energi, pembangunan infrastruktur, proteksi sosial, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja.
(H016)
(Antara)
SBY Bantah IMF Datang untuk Tawarkan Utang
International Monetery Fund (IMF) beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya tersebut, IMF juga dikatakan menawarkan obligasi kepada Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun mengatakan kedatangan IMF bukan untuk menawarkan pinjaman.
"Tetapi untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Indonesia dalam mengatasi krisis global yang terjadi saat ini," kata dia dalam pidato kenegaraannya, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Dia mengatakan, 14 tahun yang lalu di tengah badai krisis yang amat berat, IMF memang datang memberikan pinjaman. "Dengan persyaratan yang justru menambah sulit keadaan perekonomian kita," tambahnya.
Namun, sekarang sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar, dan anggota di G-20, Indonesia senantiasa memberi dukungan pada upaya bersama untuk mencapai pertumbuhan global yang makin kuat, berimbang, inklusif, dan berkelanjutan.
"Kita juga terus menunjukkan komitmen untuk memajukan kepentingan negara-negara berkembang di forum G-20. Kita terus mendorong koordinasi G-20 bagi terciptanya keamanan pangan dan energi, pembangunan infrastruktur, proteksi sosial, financial inclusion, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja," jelas dia.
Menurutnya, semua itu ditempuh tidak hanya untuk menguatkan kepentingan nasional di forum-forum internasional, tetapi juga demi keseimbangan kepentingan bersama antarbangsa di dunia. Selain itu, dalam menyikapi krisis ekonomi global dalam kerangka G-20, Indonesia mendorong adanya keterkaitan di tiga arena di lingkup nasional, kawasan, dan global.
Dia menambahkan, dalam lingkup nasional, masing-masing negara harus berupaya menyehatkan perekonomiannya. "Di kawasan Zona Eropa, kita berharap segera terdapat solusi atas krisis ekonomi," imbuhnya.
Sementara itu, kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur diharapkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam lingkup global, tentu diperlukan kerjasama kolektif, kebijakan yang tepat, didorong oleh perdagangan dan investasi, serta penguatan sektor keuangan secara seksama. (mrt)
(Okezone)
0 comments:
Post a Comment