Wednesday, 12 December 2012

Film Dokumenter Indonesia Raih Penghargaan

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/12/1805328-chopshots-p.jpgJakarta Film dokumenter Indonesia mampu bersaing dengan film dokumenter dari negara Asia lainnya dalam meraih penghargaan dalam edisi perdana ChopShots Documentary Film Festival Southeast Asia yang diselenggarakan di Jakarta bulan ini. Film dokumneter berjudul Denok dan Gareng karya sutradara Dwi Sujanti Nugraheni meraih juara kedua Best International Documentary.

Pemenang pertama untuk Best International Documentary jatuh pada film dokumenter berjudul CHAR... the No-Man's Island karya sutradara Sourav Sarangi dari India.

Tim juri internasional menilai film dokumenter ini berhasil dalam menggambarkan permasalahan kemanusiaan dalam skala yang begitu epik (baik masalah sosial, budaya, ekonomi, dan politik) dan menghubungkannya dengan kehidupan pribadi para karakternya.

Lewat kumpulan berbagai scene yang kuat dan gambar-gambar yang berkesan, film ini menyelami keintiman universal di antara keluarga dan anggota komunitas, sekaligus di saat yang bersamaan mengungkap bangunan budaya dan politik yang rumit di perbatasan India dan Bangladesh. Ini adalah kisah tentang cinta, tanggung jawab, keputusasaan, dan harapan yang berjejalin diantara detail-detail sinematografi yang menakjubkan.

Adapun pilihan pada film dokumenter Denok dan Gareng karya sutradara Dwi Sujanti Nugraheni sebagai juara terbaik kedua, karena film ini mampu membawa penonton pada sebuah perjalanan emosional yang menjanjikan ke dalam dunia para protagonisnya lewat penggunaan alat dan bangunan penceritaan yang cerdas. Dalam film dokumenter ini, penonton dapat menyaksikan tantangan kesehariaan Denok dan Gareng yang membuat kita berpikir mengenai berbagai isu, seperti ikatan kekeluargaan, pendidikan, dan juga tanggung jawab akan masa depan bagi generasi berikutnya.

Penghargaan lainnya, yakni Jury Special Mention Prize untuk film dokumenter berjudul Tondo, Beloved: To What Are The Poor Born? karya sutradara Jewel Maranan dari Filipina. Selain itu, penghargaan ini diberikan paa film Blush of Fruit, karya sutradara Jakeb Anhvu dari Australia/Vietnam.

Sementara itu, para juri film pendek memberi perghargaan kategori Best SEA Short Documentary pada film berjudul The Hills Are Alive, karya sutradara Steve Pillar, dari Indonesia.T empat kedua diraih sutradara Seng Mai dari Myanmar lewat karyanya The Social Game.

Penghargaan lainnya yakni Audience Award untuk film The Cheer Ambassadors, karya sutradara Luke Cassady-Dorion dari Thailand, dan Travel Grant for the Best DocNet Campus Project diraih Ditsi Carolino/ Filipina untuk The Land to Till.

Lulu Ratna dari Goethe-Institut di Jakarta, mengemukakan bahwa ChopShots Documentary Film Festival Southeast Asia telah menyelesaikan lima hari yang menakjubkan bersama film-film dari seluruh penjuru dunia dengan perhatian khusus kepada Asia Tenggara, berbagai panel diskusi, fringe events, satu minggu masterclass yang penuh dengan perdebatan tentang pembuatan film, dunia media, dan forum pitching khusus bagi para pelajar dengan proyek-proyek baru yang sedang mereka kembangkan.

Malam penghargaan pada 9 Desember diawali dengan pertunjukan khusus pembuat film Khavn de la Cruz ditemani para musisi yang tergabung dalam The Cambodian Space Project dalam menampilkan soundtrack yang mengiringi pemutaran kompilasi film pendek karyanya. Atmosfir yang menyenangkan dan santai dari pesta penutupan berpuncak pada kerumunan tamu yang bergoyang bersama The Cambodian Space Project.

"Film-film pemenang yang telah dipilih bersama beberapa film-film ChopShots berharga lainnya akan segera berada dalam perjalanan bersama ChopShots Travel Fest ke berbagai negara tetangga dan rekan DocNet Asia Tenggara, yakni Kamboja, Filipina, Myanmar, Thailand, dan Vietnam," jelas Lulu, Rabu (12/12/2012) di Jakarta.


Kompas

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...