Kawah Takubanparahu sebagai sumber energi |
Bandung � PT Indonesia Power menyiapkan sejumlah rencana untuk mendukung ketersediaan dan pasokan energi listrik di Jabar. "Ada dua rencana proyek pembangkit listrik yang sedang kami bangun. Yaitu, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Rajamandala dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tangkubanparahu," kata Corporate Secretary PT Indonesia Power, Eri Prabowo, saat dihubungi Tribun, Senin (24/12/2012).
Eri mengemukakan, kedua proyek pembangkit di Kabupaten Bandung Barat itu dapat menopang kebutuhan energi listrik di Jabar, karena total kapasitas produksi keduamya mencapai 97 megawatt (mw). Masing-masing pembangkit terdiri atas 47 MW PLTA Rajamandala dan 50 MW PLTU Tangkubanparahu. PT Indonesia Power menargetkan pengoperasian PLTA Rajamandala pada 2017 dan PLTU Tangkubanparahu pada 2015.
Selain kedua pembangkit itu, kata Eri, pihaknya pun menjalankan proyek CNG gas di Tambak Lorok, Semarang (Jateng), dan Grati Pasuruan (Jatim). Hal tersebut berkaitan dengan rencana konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi gas bagi seluruh pembangkit listrik.
Mengenai rencana Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana PT Indonesia Power, Eri mengakui pihaknya sangat siap seandainya harus melepas atau menjual saham pada bursa. Akan tetapi, pihaknya belum dapat menentukan waktu pelaksanaanya karena menunggu putusan PT PLN, sebagai induk perusahaan PT Indonesia Power.
Hal lain yang masih menghambat IPO, adanya sengketa lahan antara PT Indonesia Power dan sebuah pengembang di sekitar PLTA Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Luas lahan sengketa itu sekitar 8-10 hektare.(Tribun Jabar/Erwin)
● Tribunnews
Eri mengemukakan, kedua proyek pembangkit di Kabupaten Bandung Barat itu dapat menopang kebutuhan energi listrik di Jabar, karena total kapasitas produksi keduamya mencapai 97 megawatt (mw). Masing-masing pembangkit terdiri atas 47 MW PLTA Rajamandala dan 50 MW PLTU Tangkubanparahu. PT Indonesia Power menargetkan pengoperasian PLTA Rajamandala pada 2017 dan PLTU Tangkubanparahu pada 2015.
Selain kedua pembangkit itu, kata Eri, pihaknya pun menjalankan proyek CNG gas di Tambak Lorok, Semarang (Jateng), dan Grati Pasuruan (Jatim). Hal tersebut berkaitan dengan rencana konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi gas bagi seluruh pembangkit listrik.
Mengenai rencana Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana PT Indonesia Power, Eri mengakui pihaknya sangat siap seandainya harus melepas atau menjual saham pada bursa. Akan tetapi, pihaknya belum dapat menentukan waktu pelaksanaanya karena menunggu putusan PT PLN, sebagai induk perusahaan PT Indonesia Power.
Hal lain yang masih menghambat IPO, adanya sengketa lahan antara PT Indonesia Power dan sebuah pengembang di sekitar PLTA Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Luas lahan sengketa itu sekitar 8-10 hektare.(Tribun Jabar/Erwin)
● Tribunnews
Selamat Hari Natal 2012
0 comments:
Post a Comment