0

Bang Kumis Siap Danai Riset Mini Truk SMKN 4 Jakarta

JAKARTA (Pos Kota) – Tidak lolosnya uji emisi, mobil Esemka karya siswa SMK Surakarta menjadi pelajaran Pemprov DKI Jakarta untuk tidak terburu-buru mempromosikan karya yang sama oleh para siswa. Kendati demikian Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengaku siap mendanai riset untuk mengkaji pemberian nama yang laik terhadap kendaraan tersebut sebelum dipasarkan.

“Saya akan mendukung pendanaan riset untuk pemberian nama mini truck SMKN 4 untuk kelak menjadi nama yang layak untuk dipasarkan.Sekali lagi,orang Jakarta tidak ingin terburu-buru,tetapi bekerja dengan sistematis,” kata Fauzi Bowo, Minggu (29/4/2012).

Menurut orang nomor satu di ibukota ini, mini truck buatan siswa SMKN 4 Jakarta merupakan ikon dari hasil kerja keras para siswa dan tenaga pengajar dalam dunia pendidikan.

Seperti diketahui siswa SMKN 4 Jakarta sukses merakit mesin mobil yang didatangkan secara terurari (completely knoked down) dari China. Kapasitas produksi mini truck sebanyal lima unit per minggu. Meski pengerjaannya dilakukan oleh pelajar, perakitan mini truck ini mengacu pada standar baku perakitan mobil dengan pengawasan kualitas yang ketat sehingga bisa meminimalisir cacat produksi.

Tak heran, mini truck tersebut lolos uji emisi di Laboratorium Balai Termodinamika, Motor, dan Propulsi (BTMP), Serpong, Jawa Barat yang diselenggarakan pada 27 April 2012. Dalam ujicoba tersebut, mini truck dipasang mesin bertsandar euro 2. Mini truck atau truk mini ini berhasil melewati tiga aspek pengujian emisi gas buang. Pertama, uji kadar karbon monoksida (CO) minitruck yang berhasil mencapai 1,14 gram per kilometer atau lebih rendah dari standar yang ditetapkan sebesar 1,25 gram per kilometer.

Sebelumnya dalam Gebyar Hari Pendidikan Nasional di Monas, Jakarta, Sabtu (28/4/2012), Gubernur DKI, Fauzi Bowo, sempat mengendarai truck yang memiliki dua varian tersebut. Yakni berbahan bakar standar dan varian kedua adalah berbahan bakar hibrida.

“Mobil buatan siswa SMK 4 merupakan sebagian kecil karya nyata dalam dunia pendidikan di Jakarta,” ucap pejabat yang akrab disapa Bang Kumis ini.

Untuk harganya, mini truck berbahan bakar standar dibanderol Rp 125 juta rupiah (on the road). Sedangkan, mini truck hibrida seharga Rp 132 juta rupiah (on the road). Untuk kapasitas, mini truck di kedua varian tersebut seberat 2,5 ton. Panjangnya 2,8 meter, lebar 1,6 meter dan tinggi 40 centimeter. Hingga siang ini, mini truck hibrida sudah terjual 2 unit. (guruh/sir)


Poskota
0

Wilujeng Surfing 2012 Rampung Digelar Politeknik Telkom

BANDUNG, KOMPAS - Politeknik Telkom akhirnya merampungkan rangkaian kegiatan dalam rangka festival teknologi informasi dan komunikasi yang digelar dari Sabtu (28/4) dan berakhir pada Minggu (29/4).

Selain memberikan pemahaman mengenai TIK kepada masyarakat, acara bertajuk Wilujeng Surfing 2012 itu diharapkan menjadi wadah interaksi antara perguruan tinggi, pemerintah, bersama masyarakat.

Hal tersebut diutarakan Humas Politeknik Telkom, Nina Kurnia Hikmawati, Minggu. Selama dua hari digelar setidaknya 21 seminar mengenai berbagai topik terkait TIK.

"Kami mengharapkan masyarakat kian tersadarkan dan aktif terlibat sebagai relawan TIK," ujar Nina.

Beberapa tema seminar yang digelar dalam acara tersebut seperti cara video blogging, membuat radio online, hingga diskusi terkait media sosial dan pengaruhnya terhadap Indonesia. Beberapa tema menarik lainnya seperti mengunduh musik ilegal di internet serta TIK dan peranannya dalam pemberantasan korupsi. (eld)


KOMPAS.com
0

Telkom Akan Tinggalkan Kabel Tembaga demi Internet Kencang

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan meninggalkan jaringan telepon kabel tembaga secara bertahap mulai hari ini (30/4/2012).

Selanjutnya, operator milik pemerintah ini akan mengganti kabel di setiap tower dengan kabel fiber optic.

Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah menjelaskan jaringan telepon kabel fiber optic akan membantu jaringan komunikasi lebih optimal. Selain itu akan mempercepat koneksi internet.

"Penggantian jaringan telepon kabel itu akan dilakukan siang ini. Kami akan mengganti jaringan telepon kabel tembaga dengan fiber optic," kata Rinaldi di Jakarta, Senin (30/4/2012).

Langkah tersebut merupakan strategi radikal yang dibuat oleh Telkom untuk merevitalisasi jaringan kabel miliknya. Selama ini, jaringan kabel tembaga hanya bagus untuk komunikasi suara. Sementara untuk internet, kecepatannya belum maksimal.

Rinaldi mengakui jumlah pelanggan layanan telepon tetap kabel (fixed wireline) semakin menurun yang saat ini mencapai sekitar 8,5 juta satuan sambungan telepon (SST). Di sisi lain, terjadi peningkatan pelanggan data internet Speedy yang saat ini telah mencapai 2 juta nomor.

"Saat terjadi penurunan layanan voice, Telkom harus terus mencari terobosan untuk meningkatkan layanan data," ujarnya.

Untuk menyelesaikan penggantian jaringan kabel tembaga tersebut, Telkom menggandeng PT Inti (Persero).

Rencana penggantian kabel tembaga menjadi kabel fiber optik memakan waktu tiga tahun hingga selesai. Targetnya dalam tahun ini, akan ada 1 juta kabel fiber optik yang akan terpasang.

"Keseluruhan selesainya 2015. Sebelumnya ada tahap-tahapnya, sekitar 1 juta sambungan tahun ini," tambah Rinaldi.

Sekadar catatan, hari ini pukul 13.30 WIB akan dilakukan peresmian penggantian jaringan telepon kabel tembaga menjadi kabel fiber optik di Sentral Telepon Otomatis milik Telkom di jalan Gatot Subroto Jakarta. Untuk peresmian acara tersebut, akan hadir Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dan mantan Dirut Telkom sebelumnya.


KOMPAS.com
0

Mahasiswa Unsrat Manado Temukan Obat Antikanker

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kanker merupakan penyakit mematikan. Para peneliti terus mengembangkan penemuan obat kanker, dan mahasiswa Universitas Sam Ratulangi(UNSRAT) Manado berhasil menemukan obat antikanker.

Adalah mahasiswa Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sam Ratulangi Manado yang berhasil menemukan obat antikanker dalam lomba debat formulasi bahan alam pada acara Pharmaccutical EaXPO 2012.

Falles The, peserta debat dari Farmasi FMIPA Unsrat mengatakan, temuannya itu berupa kapsul antikanker dari sediaan daun tapak dara putih pencegah kanker.

"Kami menemukan obat antikanker dengan formulasinya dari daun tanaman tapak dara putih, kemudian dijadikan kapsul yang dapat langsung diminum melalui beberapa tahapan, " ujar Falles kepada Tribun Manado, Senin (23/4/2012) malam.

Falles mengatakan, hasil temuan kapsul antikanker ini merupakan ide bersama dari beberapa mahasiswa Farmasi FMIPA Unsrat.

"Penemuan ini berawal dari hasil penelitian seorang dosen biologi yaitu Dinse Pandiangan. Saat itu penelitiannya baru sebatas penemuan zat aktif antikanker yang ada di tanaman tapak dara putih. Dan kami sebagai mahasiswa Farmasi Unsrat memiliki ide agar bisa dijadikan sebagai obat yang dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat, " ujarnya.

Ayu Malinde, peserta debat dari Farmasi FMIPA Unsrat menambahkan,  penemuan produk ini memiliki mekanisme secara ilmiah.

"Dengan mekanisme antimitosis yaitu mencegah pembelahan sel-sel ganas pencetus kanker, sehingga melalui zat-zat aktif seperti vinblastein, vikristin, dan alkaloid dari daun tanaman tapak darah ini, dapat mematikan pembelahan sel kanker melalui apoktosis atau kematian sel secara terprogram, " jelasnya.

Menurut Ayu, penemuan ini memiliki proses mulai dari bahan baku daun tapak dara sampai menjadi suatu kapsul.

"Prosesnya yaitu daun tapak dara yang sudah dicuci bersih, dikeringkan atau diangin-anginkan, kemudian dipilih daun yang bersih dan tidak cacat, daun tersebut kemudian dihaluskan sampai dalam bentuk serbuk, setelah itu dimasukkan ke dalam kapsul, " ujarnya.

Mahasiswa lain, Gabriela Ranti menambahkan, penemuan obat ini memiliki beberapa kelebihan. "Keunggulan dari produk kapsul ini sangat aman dikonsumsi, orang sehat juga bisa minum kapsul ini, karena fungsinya untuk mencegah kanker. Selain itu obat ini tidak memiliki efek samping, karena terbuat dari bahan-bahan alami, dan sangat ekonomis artinya sangat praktis karena bisa langsung diminum, " ujarnya.

Menurutnya, melaui produk obat antikanker yang ditemukan, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan.

"Sebagai pencetus ide ini, kami siap mengikuti beberapa tahap dan peraturan berdasarkan Undang Undang Kesehatan dengan terus mengembangkan penelitian ini, agar produk ini bisa dipasarkan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, " ujarnya.

Hosea Jaya Edy, koordinator Debat Formulasi Bahan Alam, mengatakan, selain mahasiswa Unsrat, ada juga mahasiswa dari beberapa universitas wilayah Indonesia Timur yang menemukan formulasi bahan alam dalam debat tersebut.

"Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin Makassar menemukan pemanfaatan kulit jeruk nipis dalam formulasi sediaan lilin aromaterapi yang bisa menenangkan pikiran dan menghilangkan stress dengan kandungan minyak atsiri di dalamnya. Mereka juga menemukan formulasi tablet kunyah dari tanaman rosella yang berfungsi sebagai antioksidan," jelasnya memberi contoh.


Tribunnews
0

PLN Kembangkan Pembangkit Tenaga Angin

JAKARTA (Pos Kota) – Setelah mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit minihidro di beberapa wilayah di Indonesia Timur, PLN sedang mengkaji mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB).

“Lokasi yang paling memungkinan bagi pengembangan proyek percontohan PLTB ini di wilayah NTT,” kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto, Jumat (27/4).

Diakuinya, survey lapangan sudah dilakukan bersama tim ahli PLTB dari negeri China di 3 lokasi di NTT yang diperkirakan layak untuk dijadikan PLTB yang langsung dipimpim Direktur Operasi PLN wilayah Indonesia Timur Vicker Sinaga akhir April lalu.

Ia berharap upaya PLN untuk mengembangkan PLTB ini bisa secepatnya dilaksanakan meski dalam skala yang kecil lebih dulu.

Dari hasil pengukuran tim pakar PLTB dari China, untuk daerah Timor Tengah Selatan dan Utara diperoleh kecepatan angin diatas 5 meter per detik. “Dari simulasi yang sudah dibuat dengan teknologi terbaru. Kecepatan angin 4,5 meter/detik saja diperkirakan sudah bisa untuk dikembangkan PLTB,” jelas Bambang. (setiawan)


Poskota
0

Purbalingga, Sentra Industri Purba

REPUBLIKA.CO.ID, Purbalingga, Jawa Tengah ternyata memiliki peninggalan budaya yang beragam. Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Prof Dr Hary Truman Simanjuntak, memastikan bahwa sekitar 3500 tahun yang lalu atau pada abad 1490 SM, Purbalingga sudah menjadi sentra industri zaman purba.

Hal ini dikuatkan dengan banyaknya penemuan gelang, beliung, dan tembikar yang terbuat dari batu. "Purbalingga terutama di daerah Limbasari, Tipar Ponjen, dan Onje, diperkirakan pernah menjadi sentra industri purba yang cukup maju. Saya yakin masih banyak sekali yang tersembunyi di Purbalingga," katanya, kemarin.

Namun demikian dia mengakui, sejauh ini belum ditemukan adanya fosil manusia purba di Purbalingga. Kesimpulan sementara yang dianut para peneliti, lapisan sedimen tanah di Purbalingga terlalu asam, sehingga menghancurkan segala fosil organik, baik itu manusia maupun hewan.

Menurut Truman, Purbalingga sebenarnya telah menjadi pusat penelitian para arkeolog dunia sejak tahun 1110 Masehi. Pada masa sekarang, temuan-temuan  benda prasejarah dan sejarah di Purbalingga terkendala minimnya tenaga arkeolog.


REPUBLIKA.CO.ID
0

Pengembangkan Energi Terbarukan Terabaikan

Wakil Sekjen METI, Yani Witjaksono -- MI/Panca Syurkani/bo
JAKARTA--MICOM: Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyebutkan pengembangan energi baru dan terbarukan memerlukan kebijakan yang diatur dalam undang-undang.

Wakil Sekjen METI Yani Witjaksono, di Jakarta, Sabtu (28/4) mengatakan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) mencakup banyak instansi terkait.

"Selain Kementerian ESDM, juga Kementerian Keuangan, Bappenas, PLN, hingga DPR, sehingga perlu dibuat UU-nya," katanya.

Menurut dia, selama ini pengembangan EBT tidak berjalan maksimal karena masing-masing instansi bergerak sendiri-sendiri dan cenderung ego sektoral.

Akibatnya, meski Indonesia mempunyai potensi sumber yang melimpah, namun EBT belum berkembang dengan optimal dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

"India, China, Brasil, dan Malaysia bisa. Kenapa kita yang punya semua jenis EBT, tidak," katanya.

Yani mengatakan energi akan terus diperlukan untuk mendukung pertumbuhan.

Selama ini, menurut dia, kebijakan energi pemerintah hanya terkonsentrasi pada energi fosil, sehingga mengabaikan EBT.

Padahal, energi fosil tentunya akan semakin terbatas dan habis. Di sisi lain, EBT tidak akan habis.

Energi fosil, lanjutnya, juga makin berkembang dan sulit digantikan karena memperoleh subsidi, sehingga harganya murah. "Kita perlu energi pengganti yakni EBT yang melimpah," ujarnya.

Ia juga mengatakan, EBT merupakan energi ramah lingkungan, sehingga akan mengurangi emisi yang sejalan dengan program pemerintah.

Selain itu, tambah Yani, EBT memanfaatkan energi setempat, sehingga tidak membutuhkan transportasi dan infrastruktur pengangkutan. "EBT juga ada di seluruh Indonesia dan bersifat berkelanjutan," ujarnya. (Ant/OL-9)


MediaIndonesia
0

SMK Jakarta Terbangkan Pesawat Jabiru PK-SMT

SMKN 29 Jakarta ternyata mampu membuat rakitan mereka terbang bebas di angkasa Tangerang.

Salah satu model pesawat Jabiru (Muhamad Solihin)
VIVAnews - Polesan tangan-tangan terampil remaja belasan tahun dari SMK Negeri 29 Jakarta ternyata mampu membuat rakitan mereka terbang bebas di Pondok Cabe, Tangerang, hari ini. Walau sebagian besar komponennya masih buatan asing, mereka tetap bangga bisa merakit sendiri pesawat terbang itu.

Seakan tak kenal lelah, para siswa SMK tersebut bergantian dari siang sampai petang mengupayakan pesawat dapat terbang secara sempurna. Pesawat  eksperimental itu adalah Jabiru PK-SMT.

Ahmad Budiman, Kepala Program Keahlian Airframe Powerplant SMK 29 Jakarta mengungkapkan, ide awal pembuatan pesawat ini yakni bermula dari praktek merawat pesawat yang tidak terbang. Itu, merupakan hal wajar mengingat lulusan SMK nantinya akan bekerja di perusahaan penerbangan.

Kemudian, dia melanjutkan, saat mengikuti Lomba Keterampilan Siswa (LKS) 2008 di Kemendiknas, para siswa mengirimkan karya pesawat. Saat pameran, Menteri Pendidikan, Bambang Sudibyo diprovokasi oleh pihak SMK, bahwa SMK sebaiknya didukung untuk membuat karya, bukan merawat pesawat orang lain.

Gayung pun bersambut. Bambang pun meminta SMK untuk membuat dua pesawat sejenis. Akhirnya, kementerian menggelontorkan dana Rp1 miliar untuk membuat pesawat. Seminggu setelah pameran itu, pihak SMK diminta menghadap ke Kemendiknas untuk mengambil dana tersebut.

"Biasanya memang siswa di sini bongkar dan rakit pesawat orang lain. Itu kan biar feeling mereka kena saat nanti kerja di penerbangan," ujar Ahmad Budiman di sela-sela stan SMK 29, Monas, Jakarta, Sabtu 28 April 2012.

Kemudian, dia melanjutkan, dana tersebut digunakan untuk membeli komponen pesawat, yang 85 persen dipasok dari luar negeri, seperti China dan Australia, sedangkan komponen dalam negeri baru 15 persen. Komponen yang didatangkan dari China adalah panel, sedangkan bahan dari Australia adalah fiber. "Untuk komponen lokal yakni beberapa bagian di panel, teris backleading," tambahnya.

"Biaya untuk buat ini seluruhnya Rp1,5 miliiar. Itu sudah termasuk asuransi pilot, asuransi pesawat, lisensi pesawat. Kami menanggung Rp300 juta," kata Ahmad.

Akhirnya setelah empat tahun, pesawat buatan tangan siswa belasan tahun tersebut dapat terbang untuk pertama kalinya di Bandara Pondok Cabe, Tangerang. "Saat test flight, mampu terbang empat ribu kaki selama 20 menit," kata Ahmad.
Pesawat Lain
Pesawat dengan panjang 6,7 meter dan lebar 9,86 meter serta tinggi 2,4 meter tersebut mampu terbang dengan ketinggian 14 ribu kaki. "Pesawat ini berkapasitas empat penumpang dengan baling-baling di depan serta tiga roda di bawahnya. Pesawat yang berkapasitas 140 liter Pertamax ini sudah menikmati penerbangan pertama kalinya," ujarnya.
Dengan kemampuannya saat ini, menurutnya, pesawat itu mampu terbang dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Sayangnya, lisensi untuk pesawat tidak memungkinkan karena pesawat jenis ini hanyalah pesawat eksperimental.

Saat ini, Ahmad menjelaskan bahwa SMK 29 masih mempunyai sembilan pesawat sejenis yang masih dikerjakan. "Satu sudah 100 persen jadi, yakni yang ini, yang lainnya masih dikerjakan," katanya.

Ia menambahkan bahwa yang dilakukan oleh siswanya lebih dari sebuah perakitan, karena siswa SMK 29 juga membuat beberapa komponen pesawat. "Jadi, tidak hanya pasang-pasang saja," tuturnya. (ren)


VIVAnews