Jakarta - Indonesia masih dinilai jadi pasar yang seksi untuk industri seluler. Meskipun saat ini sudah ada delapan operator yang bertarung memperebutkan pasar 230 juta penduduk, masih ada saja yang coba mengajukan lisensi seluler baru.
Menurut Syukri Batubara, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, jumlah operator seluler Indonesia saat ini sudah kelewat banyak.
"Di Malaysia cuma empat, Jepang empat, bahkan China yang penduduknya 1,5 miliar saja cuma tiga operator. Sementara kita yang 230 juta jiwa penduduknya ada delapan," paparnya saat disambangi detikINET di kantor Kementerian Kominfo, Selasa (1/3/2011).
Delapan operator seluler tersebut adalah Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Hutchison CP Telecom, Natrindo Telepon Seluler, Mobile-8 Telecom, Smart Telecom, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.
"Kita delapan saja sudah kebanyakan, eh masih ada lagi yang masih mau ajukan permintaan untuk diberi lisensi seluler. Yang mengajukan sih perusahaan lokal, tapi entah apa ada pemodal asing di belakangnya. Yang pasti perusahaan besar," Syukri bercerita.
Menurut dia, dalam Peraturan Menkominfo (Permen) No.1/2010, sejatinya jumlah pemain seluler harus dibatasi. Namun Sukri menyayangkan, di aturan itu tidak ada angka pasti berapa jumlah yang menjadi batas atas.
"Jumlah operator kita kurang ideal. Permen membatasi, tapi jumlah pastinya tidak ada. Seharusnya tujuan kita, bagaimana agar industri terlindung dan jangan saling mematikan. Bagaiman membuat yang kecil jadi besar, dan yang besar jadi semakin kuat," tandas Syukri.( rou / ash )
• detikInet
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment