Jakarta (ANTARA News) - Peran teknologi informasi dan komunikasi (ICT) merupakan faktor penting dalam mendorong daya saing dan produktivitas Indonesia yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi dalam mencapai visi Indonesia 2025.
"Pemerintah Indonesia harus menempatkan ICT sebagai penggerak ekonomi dan pilar pembangunan untuk daya saing nasional," kata Chairman of Emerging Market Microsoft Corporation Orlando Ayala disela acara Modernisator Speaker Forum "Daya Saing Nasional Menuju Indonesia 2025" terkait dengan World Economic Forum di Jakarta, Senin.
Menurut Ayala, untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas, Indonesia harus memiliki fokus mendasar dalam hal pendidikan dan kapasitas untuk inovasi.
Sebagai salah satu pasar berkembang di Asia Paisifik, Indonesia berada di posisi yang tepat dalam meningkatkan daya saing nasional dengan mengubah cara bersaing dalam skala global.
Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-44 dari 139 negara berdasarkan World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report 2010-2011.
Ia menuturkan, terjadi peningkatan peringkat yang didorong oleh lingkungan ekonomi makro yang sehat dan peningkatan indikator pendidikan.
Namun menurut Ayala, masih ada ruang untuk perbaikan di beberapa area, khususnya di bidang infrastruktur, situasi kesehatan, dan kesiapan teknologi.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk memiliki agenda nasional yang jelas untuk pembangunan ekonomi yang menggarisbawahi pentingnya pemerintah menempatkan ICT sebagai penggerak ekonomi dan pilar pembangunan untuk daya saing nasional," tegas Ayala.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, daya saing Indonesia di WEF akan meningkat tahun ini.
Menurutnya, pemerintah saat ini mengambil keuntungan dari perkembangan teknologi untuk memberikan layanan serta informasi dengan lebih efisien, transparan dan kolaboratif, mulai dari internet dan perangkat mobile yang inovatif hingga jejaring sosial dan "cloud computing".
"Evolusi teknologi ini didorong keinginan kuat dalam hal keterbukaan yang datang berdasarkan fakta bahwa dunia bisnis dan pemerintah kini memiliki kebutuhan yang beragam dan kompleks, di mana tidak ada satu pun perusahaan TI yang dapat mengatasinya sendiri," ujar Gita.
"Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berkomitmen menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi investor dalam dan luar negeri," katanya.(R017/S026)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment