JAKARTA, KOMPAS.com - Anggun Triyani dan Rina Supriyatin dari SMK Boedi Oetomo 2 Gandrungmangu Jawa Tengah punya inovasi unik. Sadar akan akibat yang mungkin muncul dari tinta kimia, mereka menciptakan tinta herbal dari beragam bahan, salah satunya daun jati.
"Tinta biasa itu kan tidak bagus buat lingkungan. Lalu juga berdasarkan literatur yang saya baca, tinta bisa menyebabkan alergi sampai kanker," ungkap Anggun menjelaskan latar belakang pembuatan tinta ini.
Anggun menuturkan, daun jati bisa diubah menjadi zat warna merah. Daun jati tersebut diambil sarinya, kemudian dicampur dengan gliserin dari lemak hewan, madu serta pati singkong sehingga menjadi lebih kental.
"Perbandingannya 10 sendok sari daun jati, 3 sendok gliserin, 0,5 sendok madu dan 3/4 sendok pati singkong," ungkap Anggun ketika ditemui di pameran hasil karya finalis LKIR dan NYIA di LIPI Senin (3/10/12011).
Selain menciptakan warna coklat, Anggun dan Rina juga menciptakan warna dari bahan herbal lain, yakni kuning dari kunyit, hitam dari urang aring, hijau dari daun pepaya, putih dari singkong dan orange dari wortel.
Karya Anggun dan Rina yang bertema "Tinta Herbal" menjadi salah satu finalis LKIR ke 43 yang diadakan LIPI tahun ini. Hari ini, karya keduanya masih bisa dilihat di gedung LIPI Gatot Subroto, Jakarta.
Seberapa efektif tinta ini untuk mewarnai? Anggun mengatakan, tinta bisa menjadi pengganti cat air yang baik. Hasilnya bisa dilihat pada gambar yang ditunjukkan di atas.
Ke depan, beberapa pengembangan akan dilakukan. "Kami ingin membuat warnanya lebih kuat dan lebih kental," kata Anggun. Ia berharap, suatu saat tinta ini bisa dijual sebagai tinta ramah lingkungan.
0 comments:
Post a Comment