REMBANG--MICOM: Kapal kuno di situs Desa Punjulharjo, Kecamatan Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, akan segera direndam dengan cairan kimia jenis polietilen glikol (PEG). Hal itu dilakukan untuk mengawetkan situs produk abad ke-7 Masehi tersebut.
"Perendaman kapal kuno dengan cairan kimia jenis PEG 40 tersebut akan dilakukan selama satu hingga dua tahun," kata Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang Edi Winarno di Rembang, Sabtu (8/10).
"Kapal kuno tersebut akan ditempatkan dalam cangkang (sejenis bejana besar) dan direndam dalam 72.000 liter cairan PEG 40. Perendaman ini untuk mengeluarkan kadar air dari dalam kayu kapal," kata dia.
Ia menyebutkan cairan PEG 40 sebanyak 72.000 liter tersebut senilai Rp2,3 miliar.
Setelah perendaman pertama selesai dilakukan, kapal akan diangkat dan direndam kembali dalam cairan kimia jenis polietilen glikol (PEG) 4000.
Kali ini, perendaman dimaksudkan untuk mengisi pori-pori dalam kayu kapal kuno tersebut. Waktu perendaman sama, yakni antara satu hingga dua tahun.
Perendaman kapal kuno dengan cairan kimia, kata Edi, merupakan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Benda Cagar Budaya Bawah Air dan Peninggalan Kolonial Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Konservasi Borobudur Magelang, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, dan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk mengawetkan situs kapal kuno tersebut.
"Baik pada perendaman pertama dan kedua, cairan PEG yang diperlukan masing-masing sebanyak 72.000 liter atau senilai dua kali Rp2,3 miliar," kata dia.
Menurut Edi, berdasarkan kajian Direktorat Jenderal Benda Cagar Budaya Bawah Air dan Peninggalan Kolonial Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, pengawetan kapal kuno menggunakan cairan kimia jenis PEG lebih efektif dibandingkan menggunakan cara lain.
"Pengawetan dengan cairan kimia jenis PEG cukup dengan dua kali perendaman itu. Sementara, pengawetan dengan penyemprotan alkohol atau perlakuan temperatur dinilai terlalu mahal. Penyemprotan dengan alkohol misalnya, harus dilakukan secara terus menerus atau secara reguler sepanjang masa," kata dia.
Ia mengatakan, karena pengawetan kapal kuno memerlukan waktu hingga empat tahun, pembangunan museum bahari terpadu di kawasan situs kapal kuno Punjulharjo baru akan bisa diselesaikan paling cepat 2017.
Pengawetan (perendaman kapal kuno dengan cairan kimia jenis PEG) akan dilakukan pada awal 2012. "Karena itu, saat ini, kami masih fokus menjaga kelembaban situs kapal kuno dengan merendamnya dalam air dan menutupnya dengan kain. Ini untuk melindungi sementara situs dari kerusakan. Sebab, jika kering, situs kapal akan mudah rusak," kata dia. (Ant/OL-9)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment