Meski begitu pihak Bandara sudah mengantisipasi segala kemungkinan. Termasuk rencana pengamanan jika terjadi gangguan pada sinyal satelit dan radar. Terutama mengantisipasi terjadinya gangguan terhadap pemanduan pelayanan lalu lintas penerbangan yang dilakukan Air Traffic Service (ATS).
Seperti diberitakan sebelumnya badai matahari yang menyentuh Bumi pada Selasa, 23 Januari 2012, telah memaksa sejumlah maskapai Amerika mengubah rute penerbangan mereka yang menuju atau dari arah Kutub Utara. Misalnya Air Canada dan Qantas Airways Ltd yang memilih terbang lebih jauh ke arah selatan daripada rute biasanya.
Menurut informasi yang diterima Salahudin, badai matahari hanya akan mempengaruhi negara-negara di bagian barat. “Mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia,” katanya.
Sebelumnya dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dhani Herdiwijaya mengatakan dampak badai tak terasa di Indonesia. Soalnya, selain tidak terlewati jalur ledakan, satelit komunikasi selama ini juga tidak terganggu,” katanya.
Badai matahari adalah siklus rutin dari pusat tata surya galaksi Bimasakti. Fenomena alam ini terjadi ketika matahari mengeluarkan gelombang elektromagnetiknya ke luar orbit, yang ditandai dengan aktivitas ledakan-ledakan yang berakibat menembus pelindung Bumi, yakni atmosfer dan magnetosfer.
Nah, kalau hantaman ini mengenai satelit dan jaringan telekomunikasi, bisa menimbulkan kerusakan. Alat komunikasi dan elektronik di Bumi, seperti telepon seluler, anjungan tunai mandiri alias ATM, radio, dan televisi bakalan tidak berfungsi. Tak cuma itu, hantaman ini juga bisa mengganggu aktivitas penerbangan.(ANANDA PUTRI)
• TEMPO.CO
0 comments:
Post a Comment